ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT.SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR Irah Kristina Sunatra Jalan Serigala 1 no. 4 Makassar, No Telpon 087876800093, irah_kristina@yahoo.com Dosen Pembimbing : Gen Norman T, S.E., Ak., M.M ABSTRAK Break Even Point atau titik pulang pokok adalah suatu analisis yang dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya penjualan yang akan di lakukan agar perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Tujuan dari penelitian ini adalah menyajikan suatu perencanaan laba yang optimal dengan menerapkan Analisis Brek Even Point.Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan obyek penelitian adalah PT. Sinar Bintang Selatan di Makassar. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasi ( pengamatan ), interview ( wawancara ),dan dokumentasi.sedangkan metode analisis yang di gunakan adalah analisis titik impas,analisis pemisahan biaya semi variabel,analisis multiproduk, analisis margin of safety, dan analisis contribution margin. Berdasarkan hasil analisis mengenai BEP dalam penjualan biskuit khususnya untuk tahun 2011,2012,dan tahun 2013 yang menunjukkan bahwa besarnya BEP untuk tahun 2011 sebesar 110.142 bungkus atau sebesar Rp.1.183.838.554, Untuk tahun 2012 sebesar 116.967 bungkus atau sebesar Rp.1.225.388.806,- Untuk Tahun 2013 sebesar 121.253 bungkus atau sebesar Rp.1.399.965.455,- Berdasarkan hasil analisis mengenai perencanaan laba dalam penjualan biskuit khususnya untuk tahun 2014 maka jumlah penjualan biskuit yang harus dijual adalah sebesar 270.822 bungkus atau sebesar,- dan analisis BEP untuk tahun 2014 volume penjualan sebanyak 122.928 bungkus produk atar sebesar Rp. 1.582.836.225,- Kata Kunci Cost Volume Profit dan Perencanaan Laba ABSTRACT Break Even Point or point is a staple in analysis intended to be able to determine the amount of sales that will be do to the company does not earn a profit and does not suffer a loss. The purpose of this study is to present a optimal profit planning by applying Event Analysis Brek Point. this research use research methods and research object are PT. Sinar Bintang Selatan in Makassar. Research methods in use, namely the observation methods (observation), interview (interview), and documentation.whereas the analysis methods in use is the breakeven analysis, analysis of cost segregation analysis of variables, spring multiproduk, margin of safety analysis, and analysis of contribution margin.based on the results of the analysis of the BEP in sales especially for biscuits, 2011,2012 and 2013 which suggests that the magnitude of the BEP for the year 2011 of 110.142 wrap
or amounting to Rp. 1.183.838.554, For the year 2012 of 116.967 wrap or amounting to Rp. 1.225.388.806,-For 2013 of 121.253 wrap or amounting to Rp. 1.399.965.455,-based on the results of the analysis on the planning of profit in the sale of biscuits especially for 2014 the number of sales of biscuits to be sold was Rp. 270.822 or Rp. packs,-and an analysis of BEP for 2014 sales volume by as much as 122.928 wrap product atar Rp. 1.582.836.225,- Key words Cost-Volume-Profit and Profit Planning PENDAHULUAN Analisis titik impas (Break Even Point) adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba. Dengan kata lain titik impas menunjukkan bahwa perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba. Jadi titik impas adalah suatu keadaan di mana pendapatan perusahaan sama dengan total biaya perusahaan tersebut, atau besarnya kontribusi marjin sama dengan total biaya tetap. Dengan kata lain perusahaan tersebut tidak untung dan tidak rugi. Analisis titik impas merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut biaya-biaya yang dikeluarkan, volume produksi yang dihasilkan dan laba atau keuntungan yang dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk merencanakan komposisi tingkat biaya, volume dan laba yang menguntungkan. Hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang seluruhnya atau sebahagian diluar kendali manajemen. Sebagai contoh, harga jual sebuah produk dipengaruhi tidak hanya oleh biaya produksi saja, yang biasanya berada di bawah kendali manajemen, tetapi juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan trend perilaku konsumen dan tindakan-tindakan pesaing, yang umumnya di luar wilayah kendali manajemen. Berkaitan dengan pentingnya penerapan titik impas, maka untuk mencapai laba yang diharapkan sesuai yang direncanakan oleh perusahaan maka didasarkan pada berbagai aktivitas perusahaan secara efektif dan efisien, karena melalui kegiatan yang tepat sasaran akan memberikan hasil berupa laba yang optimal dengan biaya tertentu atau laba tertentu dengan biaya minimal. Oleh karena itu perusahaan perlu memperhatikan beberapa biaya yang dikeluarkan dimana dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap dan biaya variabel, dimana biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan aktiva tetap, gaji karyawan tetap, biaya listrik dan telepon, biaya promosi serta biaya kesejahteraan karyawan, sedangkan biaya variabel terdiri dari : biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya upah tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, serta volume produksi biskuit dan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga dengan adanya penganalisaan biaya tetap dan biaya variabel, maka manajemen dapat menentukan volume penjualan yang dapat memberikan laba sesuai yang diharapkan. Disinilah pentingnya penerapan analisis titik impas atau break even point, sebagaimana yang diterapkan pada perusahaan PT. Sinar Bintang Selatan merupakan objek penelitian dalam penulisan skripsi ini. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi biskuit, maka manajemen tidak hanya menghadapi masalah mencari komposisi produk yang dijual yang menghasilkan laba maksimum, namun juga memerlukan informasi kontribusi produk tersebut dalam menghasilkan laba perusahaan secara keseluruhan, agar tingkat penjualan yang harus dicapai tidak mengalami kerugian. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan bahwa perusahaan sudah menerapkan cost volume profit tetapi hasil yang diinginkan belum sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan,sedangkan persentase peningkatan laba yang di inginkan oleh perusahaan yaitu meningkat 10 % per tahunnya, tetapi kenyataannya laba usaha yang dicapai oleh perusahaan mengalami penurunan, terjadinya penurunan laba karena adanya penurunan pendapatan usaha sehingga mempengaruhi turunnya laba operasional. Berkaitan dengan adanya penurunan laba, maka perlu dilakukan analisis perencanaan laba yakni dengan menggunakan alat bantu analisis biaya volume dan laba, dimana analisis biaya volume dan laba atau costs volume dan profit dapat dilakukan dengan melakukan pemisahan biaya tetap, biaya variabel. Dimana biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan aktiva tetap, gaji karyawan tetap, biaya listrik dan telepon, biaya promosi serta biaya kesejahteraan karyawan, sedangkan biaya variabel terdiri dari : biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya upah tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, serta volume produksi biskuit dan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga dengan adanya penganalisaan biaya tetap dan biaya variabel, maka manajemen dapat menentukan volume penjualan yang dapat memberikan laba sesuai yang diharapkan.
PT.Sinar Bintang Selatan memiliki 10 variant biskuit diantaranya Biskuit Coklat,Peanut Cream,Coffee Cream,Durian Cream,Arange Cream,Pineaple Cream,Cokelat Cream,Lemon Cream, Marie,Durian,Kelapa. Karena adanya keterbatasan yang di miliki oleh perusahaan yaitu Perusahaan tidak memiliki Multiproduk,maka pembahasan berfokus pada Multivariant produk yaitu 3 produk yang memiliki penjualan paling laku yaitu variant Coklat, Lemon dan Marie Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, untuk melakukan analisis cost volume profit sebagai alat perencanaan laba pada PT.Sinar Bintang Selatan yang bergerak di bidang industri makanan dengan memilih judul : Analisis Cost Volume Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT. Sinar Bintang Selatan di Makassar. METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menganalisis analisis biaya volume laba pada PT. Sinar Bintang Selatan di Makassar dengan periode pengamatan tahun 2011 s/d tahun 2013. Karakteristik penelitian ini adalah Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.unit analisisnya adalah biaya, pendapatan dan laba.lingkungan penelitian yaitu lingkungan riil.jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. HASIL DAN BAHASAN Peranan perencanaan dalam suatu perusahaan adalah merupakan faktor yang berperan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dikatakan berperan penting dalam suatu perusahaan karena perencanaan merupakan proses dasar bagi perusahaan untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya.oleh karena itu perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses perencanaan. Salah satu titik pokok dalam penelitian adalah perencanaan laba yakni merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang.salah satu tujuan dengan adanya pendekatan laba adalah untuk menentukan rencana laba dalam penjualan. PT. Sinar Bintang Selatan adalah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi biskuit. Sehingga dalam melakukan penjualan biskuit maka perusahaan untuk setiap tahunnya mengalami peningkatan penjualan. Sehingga dengan adanya peningkatan penjualan maka perusahaan akan melakukan perencanaan laba. Dimana dalam penelitian ini akan dilakukan analisis perencanaan laba untuk periode pengamatan tahun 2014. Kemudian dalam membuat perencanaan laba maka terlebih dahulu akan dilakukan analisis estimasi penjualan biskuit untuk tahun 2014. Menurut data perusahaan maka kebijakan penjualan biskuit di tahun 2014 dapat diestimasi yaitu sebagai berikut : a. Jumlah penjualan biskuit coklat diproyeksikan naik 13,02% dari harga jual per bungkus di tahun 2014 diproyeksikan naik sebesar 9,78%. b. Jumlah penjualan biskuit lemon perbungkus diproyeksikan naik 15,28% dan harga jual per bungkus diproyeksikan naik sebesar 2,65%. c. Jumlah penjualan biskuit marie diproyeksikan naik sebesar 8,64% dan harga jual biskuit marie diproyeksikan naik sebesar 2,79% di tahun 2014. Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas maka akan disajikan hasil proyeksi penjualan biskuit di tahun 2014 yang dapat disajikan melalui tabel berikut ini :
PT. SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR HASIL PROYEKSI PENJUALAN BISKUIT TAHUN 2014 No. Jenis Biskuit Volume Penjualan (Bungkus) Harga Jual (Rp) Nilai Penjualan (Rp) 1. Coklat 104.173 12.680 1.320.868.322 2. Lemon 65.915 13.088 862.684.642 3. Marie 100.734 10.587 1.066.510.959 270.822 Sumber : Hasil olahan data Berdasarkan hasil proyeksi penjualan, maka dapat diketahui bahwa besarnya proyeksi penjualan biskuit di tahun 2014 yaitu sebesar 270.822 bungkus atau sebesar Rp.,- Kemudian diperoleh data dari perusahaan mengenai kenaikan biaya yaitu : a. Biaya variabel diproyeksikan naik sebesar 23,84%, sehingga besarnya biaya variabel diproyeksi naik sebesar Rp.1.667.227.698,- b. Biaya tetap menurut data perusahaan diproyeksikan naik sebesar 2,46%,sehingga biaya tetap diproyeksikan sebesar Rp.,- Berdasarkan uraian tersebut di atas akan dilakukan hasil estimasi biaya variabel dari setiap jenis biskuit untuk tahun 2014 yang dapat disajikan melalui perhitungan berikut ini : 1) Biskuit coklat Besarnya biskuit variabel untuk jenis biskuit coklat untuk tahun 2014 dapat dihitung sebagai berikut : 1.320.868.322 Biaya variabel (Rp) = --------------------- x Rp. 1.667.227.698= Rp. 855.259.547,- Dengan demikian maka besarnya biaya variabel yang diproyeksikan untuk tahun 2014 sebesar Rp. 855.259.547,- per bungkus sebesar Rp.8.209,- 2) Biskuit lemon Besarnya biskuit variabel untuk jenis biskuit lemon untuk tahun 2014 dapat dihitung sebagai berikut : 862.684.642 Biaya variabel (Rp) = --------------------- x Rp. 1.667.227.698= Rp. 442.542.594,- Dengan demikian maka besarnya biaya variabel yang diproyeksikan untuk tahun 2014 sebesar Rp. 442.542.594 atau per bungkus sebesar Rp.6.713,- 3) Biskuit marie Besarnya biskuit variabel untuk jenis biskuit marie untuk tahun 2014 dapat dihitung sebagai berikut :
1.066.510.959 Biaya variabel (Rp) = --------------------- x Rp. 1.667.227.698 = Rp. 547.102.043,- Dengan demikian maka besarnya biaya variabel yang diproyeksikan untuk tahun 2014 sebesar Rp. 547.102.043 atau per bungkus sebesar Rp.5.431,- Berdasarkan uraian tersebut di ats akan disajikan hasil estimasi biaya variabel per jenis biskuit yang dapat disajikan melalui tabel berikut ini : HASIL PROYEKSI BIAYA VARIABEL PER JENIS BISKUIT TAHUN 2014 No Jenis Biskuit Total (Rp) Biaya Variabel Perbungkus 1 Coklat 855.259.547 8.209 2 Lemon 442.542.594 6.713 3 Marie 547.102.043 5.431 Jumlah 1.844.904.184 6812 Sumber : Hasil olahan data Kemudian akan disajikan proyeksi laba rugi biskuit pada PT. Sinar Bintang Selatan di Makassar yaitu sebagai berikut : HASIL PROYEKSI LABA RUGI PADA PT. SINAR BINTANG SELATAN TAHUN 2014 Jenis Biskuit Total Margin Uraian Coklat Lemon Marie (Rp) Contribution 104.173 65.915 100.734 270.822 (%) Hasil Penjualan 1.320.868.322 862.684.642 1.066.510.959 100% Biaya variabel 855.259.547 442.542.594 442.542.594 1.667.227.698 51,30% Laba kontribusi 465.608.775 420.142.048 623.968.365 1.582.836.225 48,70% Biaya tetap Laba bersih 864.371.691 Sumber : Hasil olahan data Berdasarkan data tersebut di atas maka dalam proyeksi laba rugi diketahui bahwa laba yang diproyeksikan sebesar Rp. 864.371.691,- atau sebesar 26,84% dari penjualan, sehingga besarnya target penjualan dengan metode BEP dapat dihitung sebagai berikut :
Tahun 2014 Besarnya titik impas dalam penjualan biskuit dapat dihitung sebagai berikut : a) Dalam bungkus Besarnya titik impas dalam bungkus untuk penjualan biskuit dapat dihitung sebagai berikut : Biaya tetap BEP (Bungkus) = --------------------------------------- Margin kontribusi per bungkus BEP (Bungkus) = --------------------------------- 1.582.836.225: 270.822 BEP (Bungkus) = ---------------------- 5845 BEP (Bungkus) = 122.928 bungkus Sehingga perhitungan BEP untuk setiap jenis biskuit dapat dihitung sebagai berikut : BEP biskuit coklat (bungkus) = ----------------------------- = 47.285 bungkus 1.582.836.225: 104.173 BEP biskuit lemon (bungkus) = ----------------------------- = 29.919 bungkus 1.582.836.225: 65.915 BEP biskuit marie (bungkus) = ----------------------------- = 45.724 bungkus 1.582.836.225: 100.734 Total penjualan = 122.928 bungkus b) Dalam rupiah Besarnya titik impas dalam rupiah untuk penjualan biskuit dapat dihitung sebagai berikut : Biaya tetap BEP (Rp.) = ------------------------------ Margin Kontribusi Dengan demikian maka besarnya BEP dalam rupiah dapat dihitung sebagai berikut: BEP (Rp.) = ---------------------
0,4870 = Rp.1.475.286.517,- Sehingga BEP untuk setiap jenis biskuit dapat dihitung sebagai berikut : Biskuit 1.320.868.322 coklat (Rp.) = --------------------- x Rp. 1.582.836.225= Rp. 643.285.264,- Biskuit 862.684.642 lemon (Rp.) = --------------------- x Rp. 1.582.836.225= Rp. 420.142.045,- Biskuit 1.066.510.959 marie (Rp.) = --------------------- x Rp. 1.582.836.225= Rp. 519.408.916,- Total BEP Rp. 1.582.836.225,- Margin of Safety : Total Penjualan Break Even Point - 1.582.836.225 = 1.667.227.698 Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil perhitungan target penjualan dari setiap jenis biskuit yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : HASIL PERHITUNGAN PERENCANAAN LABA DENGAN METODE BEP TAHUN 2014 No. Jenis Biskuit Target Penjualan Bungkus Rp. 1. Coklat 47.285 643.285.264 2. Lemon 29.919 420.142.045 3. Marie 45.724 519.408.916 122.928 1.582.836.225 Sumber : Hasil olahan data Berdasarkan tabel XVI yakni hasil perhitungan target penjualan maka dapatlah disimpulkan bahwa untuk biskuit coklat harus dijual guna meningkatkan laba sebesar 26,84% dari penjualan, untuk biskuit coklat sebesar 47.285bungkus atau sebesar Rp. 643.285.264,- sedangkan untuk biskuit
lemon sebesar 29.919 bungkus atau sebesar Rp. 420.142.045,- dan untuk biskuit marie sebesar 45.724 bungkus atau sebesar Rp. 519.408.916,- Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan tersebut di atas maka akan disajikan Gambar Grafik perhitungan Break even Point untuk tahun 2014 : Penjualan Rp. Total penjualan Rp.2.385.692.232 Laba Maksimum 2014 Total Biaya Daerah Laba Rp. 1.582.836.225 BEP Daerah rugi Rp. Biaya tetap 0 Volume penjualan Gambar 4.3. 122.928 270.822 Grafik Perencanaan Laba PT. Sinar Bintang Selatan Tahun 2014 Dari grafik di atas, dapat dilihat pada volume penjualan sebanyak 122.928 bungkus produk yang terdiri dari 47.285 bungkus untuk biskuit coklat, 29.919 bungkus untuk biskuit lemon dan 45.724 untuk biskuit maries maka terjadi breakeven point artinya total pendapatan penjualan sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Pada volume penjualan sebanyak 270.822 bungkus yang terdiri dari 104.173 bungkus untuk biskuit coklat, 65.915 untuk biskuit lemon, dan 100.734 untuk biskuit marie maka terjadi laba yang dapat diterima oleh perusahaan. PT. Sinar Bintang Selatan memperoleh laba sebesar Rp 864.371.691. Jadi, dapat disimpulkan jika perusahaan menjual produk di bawah 270.822 bungkus produk maka perusahaan akan mengalami kerugian, sebaliknya jika perusahaan menjualan produk di atas 270.822 bungkus produk maka perusahaan akan mengalami keuntungan (laba).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai penerapan BEP pada PT. Sinar Bintang Selatan di Makassar dari tahun 2011 s/d tahun 2013, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1) Dari Informasi yang di dapatkan penulis di ketahui bahwa PT.Sinar Bintang Selatan belum membuat perencanaan laba untuk target minimum dan maksimum atas unit penjualan yang harus dijual. 2) Hasil analisis mengenai BEP dalam penjualan biskuit khususnya untuk tahun 2011,2012,dan tahun 2013 yang menunjukkan bahwa besarnya BEP untuk tahun 2011 sebesar 110.142 bungkus atau sebesar Rp.1.183.838.554,- yang terdiri dari 40.724 bungkus atau sebesar Rp. 435.256.467,- untuk biskuit coklat, 24.932 bungkus untuk biskuit lemon atau sebesar Rp. 307.077.915 dan 44.486 untuk biskuit marie atau sebesar Rp.441.503.992,- Untuk tahun 2012 sebesar 116.967 bungkus atau sebesar Rp.1.225.388.806,- yang terdiri dari 45.135 bungkus atau sebesar Rp.478.316.078 untuk biskuit coklat, 26.337 bungkus untuk biskuit lemon atau sebesar Rp. 311.657.713,- dan 45.135 bungkus atau sebesar Rp. 435.415.015,-untuk biskuit marie Untuk Tahun 2013 sebesar 121.253 bungkus atau sebesar Rp.1.399.965.455,- yang terdiri dari 48.666 bungkus atau sebesar Rp. 542.206.149,- untuk biskuit coklat, 28.640 bungkus atau sebesar Rp.371.297.781,- untuk biskuit lemon dan 46.445 bungkus atau sebesar Rp.486.461.325 untuk biskuit marie. 3) Berdasarkan hasil analisis mengenai perencanaan laba dalam penjualan biskuit khususnya untuk tahun 2014 maka jumlah penjualan biskuit yang harus dijual adalah sebesar 270.822 bungkus atau sebesar,- dan analisis BEP untuk tahun 2014 volume penjualan sebanyak 122.928 bungkus produk atar sebesar Rp. 1.582.836.225,-yang terdiri dari 47.285 bungkus atau sebesar Rp.643.285.264,- untuk biskuit coklat, 29.919 bungkus atau sebesar Rp. 420.142.045 untuk biskuit lemon dan 45.724 atau sebesar Rp. 519.408.916,-untuk biskuit marie. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Perusahaan perlu meningkatkan volume penjualan, hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat meningkatkan pencapaian laba di masa yang akan datang. 2) Agar penjualan biskuit pada PT.Sinar Bintang Selatan terus meningkat setiap tahunnya,maka perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk yang di hasilkan, menambah varian produk yang di gemari masyarakat, mengadakan promosi dan juga melebarkan jangkauan wilayah penjualan produk biskuit. 3) Perlunya meningkatkan efisiensi dalam penggunaan biaya, agar dapat meningkatkan laba dalam penjualan biskuit. 4 ) PT.Sinar Bintang Selatan harus dapat menekan biaya produksi yang kurang efektif agar dapat menghindari pemborosan biaya,dengan demikian laba yang di peroleh oleh perusahaan akan lebih optimal. 5 ) Penulis menyarankan agar PT.Sinar Bintang Selatan sebaiknya membuat rekapan biaya perbulan agar pihak manejemen dapat menganalisis dengan tepat untuk pengambilan keputusan 6) PT Sinar Bintang Selatan sebaiknya menerapkan analisis biaya-volume-laba dengan perhitungan titik impas multiproduk untuk mengetahui volume penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan agar mencapai batas titik impas dan membuat perencanaan laba untuk memperoleh laba operasi maksimum yang diharapkan. REFERENSI Bustami Bastian, dan Nurlela, 2009, Akuntansi Biaya, Melalui Pendekatan Manajerial, edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta Handoko,H.2007, Manejemen,edisi kedua, cetakan keenam, Penerbit : BPFE, Yogyakarta
Krismiaji dan Y. Anny Aryani, 2011, Akuntansi Manajemen, edisi kedua, cetakan pertama, Penerbit : UPP STIM YKPN, Yogyakarta Kotler, P. & Keller, K.L. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua belas. cetakan kedua. Penerbit: PT Indeks,Jakarta. Mulyadi, 2012, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, cetakan Ketujuh, Aditya Media, Yogyakarta Mursyidi, 2008, Akuntansi Biaya, Conventional Costing, Just In Time, dan Activity Based Costing, Cetakan Pertama, Refika Aditama, Bandung. Munawir, S, 2007, Akuntansi Keuangan Dan Manajemen, edisi pertama, cetakan ketujuh, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Munawir, S, 2007, Akuntansi Keuangan Dan Manajemen, edisi pertama, cetakan ketujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta Nafarin, 2007, Penganggaran Perusahaan, edisi ketiga,salemba Empat,Jakarta Ony Widilestariningyas, dkk, 2012, Akuntansi Biaya, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Graha Ilmu, Jakarta Prawironegoro, Darsono, dan Ari Purwanti, 2009, Akuntansi Manajemen, edisi ketiga, Mitra Wacana Media, Jakarta Rahmawati, 2012, Akuntansi Biaya 1, DC, edisi pertama, Penerbit : Pustaka Refleksi, Makassar Rudianto, 2013, Akuntansi Manajemen, Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis, Penerbit : Erlangga, Jakarta Samryn L.N, 2012, Akuntansi Manajemen, edisi pertama, Penerbit : Kencana Pranada Media, Group, Jakarta Sutrisno, 2007, Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, edisi Pertama, cetakan ketiga, Penerbit : Ekonisia, Jakarta Sunarto, 2007, Akuntansi Biaya, edisi revisi, cetakan kedua, Penerbit : AMUS, Yogyakarta Salman Kautzar Riza, 2013, Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing, cetakan pertama, Penerbit : Kademia Pertama, Jakarta 65 Simamora, 2012, Akuntansai Manajemen, edisi ketiga, cetakan pertama, Penerbit : Star GatePublisher, Yogyakarta Witjaksono, Armanto, 2013, Akuntansi Biaya, Edisi revisi, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. RIWAYAT PENULIS Irah Kristina Sunatra lahir di kota Makassar pada tanggal 13 Juli 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi dan Ekonomi pada tahun 2014