ANIS SILVIA

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd.

MAKALA LINGUISTIK UMUM FONOLOGI

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy

Fonologi ialah bidang yang mengkaji bunyi-bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia. Bunyi-bunyi itu pula ialah bunyi-bunyi yang bermakna.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA MEDAN 2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

FONETIK DAN FONOLOGI. Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun

FONOLOGI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,

KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA

IDENTITAS MATA KULIAH 16/03/2008 HERMAN 1

BAB I Pendahuluan. a. Latar Belakang

Hakikat Fonologi. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

FONOLOGI BUNYI KONSONAN (Soalan Sebenar STPM: )

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN

BAB 2. LINGUISTIK SEBAGAI ILMU

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / TAHUN 2012 HBML1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

Dr. Jauharoti Alfin, M. Si Zudan Rosyidi, MA

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203

SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gejala kelainan..., Dian Novrina, FIB UI, 2009

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal- hal lain (Alwi,

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI HBML 1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

Bab 2. Landasan Teori. terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1), dalam

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. mengandung arti kata bunyi, yaitu : lafz, jahr dan saut sepadan dengan noise

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA

LAPORAN RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH FONOLOGI BAHASA ARAB

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan

SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK

BAB V PENUTUP. Penelitian yang dilakukan dengan membanding-bandingkan unsur. segmental BDN dan BI, serta BBK dan BInd sebagai bahasa pendukung, telah

Unit ini memberi tumpuan kepada definisi pengantar fonetik dan fonologi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Indonesia. Please purchase 'e-pdf Converter and Creator' on to remove this message.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Fonologi DR 411. Dr. Yayat Sudaryat, M.Hum. Hernawan, S.Pd., M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir

ANALISIS FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KANAGARIAN SILONGO KABUPATEN SIJUNJUNG. Jimy Zulfihendri

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588 ), konsep adalah gambaran mental dari

Unit 3 FONOLOGI BAHASA INDONESIA. Munirah. Pendahuluan

Unit 4 STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA. Muh. Faisal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada lima tesis yang digunakan untuk mendukung topik

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna,

TOTOBUANG Volume 4 Nomor 1, Juni 2016 Halaman 27 39

Pendahuluan. 4-Nov-16 Adi Yasran, UPM

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. menganalisis bunyi bahasa secara umum. Fonologi mempunyai dua

SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002. Ardhana Reswari, MA.

PENYISIPAN [ə] OLEH ANAK USIA 5 S.D. 6 TAHUN DALAM PENGUCAPAN KONSONAN RANGKAP PADA AWAL KATA (KAJIAN ANALISIS FONETIS)

REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti

TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI)

Nama Mata Kuliah : Fonologi Nomor Kode : IN 102 Jumlah SKS : 3 sks Pertemuan ke : 1 Pokok Bahasan : Konsep Dasar Fonologi

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

HAVE YOU CHECKED YOUR PRONUNCIATION? Oleh : Hj. Sri Mudjiwarti, Dra., M.Si

Bahasa Indonesia (Pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia

BAB I I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemelajar bahasa Inggris yang berlatar belakang bahasa Jawa (Javanese

fonem, kata dan rangkaian kata, misalnya bunyi [0 dilafalkan [0], bunyi [oe]

BBM 1: OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH Alamat: Karangmalang, Yogyakarta (0274) , Fax. (0274) http: //

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun

BBM 2: CARA MEMBENTUK FONEM BAHASA INDONESIA

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Konsep Dasar Artikulasi

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehingga akan menentukan eksistensi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008)

Fonologi Dan Morfologi

KLASIFIKASI BUNYI BAHASA. oleh Setyawan Pujiono

PRESENTASI LINGUISTIK UMUM SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia

POLA-POLA PERUBAHAN FONEM VOKAL DAN KONSONAN DALAM PENYERAPAN KATA-KATA BAHASA ASING KE DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN FONOLOGI

K A N D A I. FONOLOGI BAHASA BIYEKWOK (The Phonology of Language)

Transkripsi:

ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang terdengar suara yang menarik dan menurun, kadang-kadang terdengar hentian sejenak atau agak lama, kadang-kadang terdengar tekanan keras atau lembut, dan kadang-kadang terdengar pula suara pemanjangan dan suara biasa. Silabel merupakan satuan runtutan bunyi yang ditandai dengan satu satuan bunyi yang paling nyaring, yang dapat disertai atau tidak oleh sebuah bunyi lain didepannya, dibelakangnya, atau sekaligus di depan dan dibelakangnya. Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membiasakan runtunan bunyibunyi bahasa ini disebut fonologi, yang secara etimologi terbentuk dari kata dan yaitu bunyi dan lagi yaitu ilmu. Bidang fonologi dibagi menjadi dua yaitu fonetik dan fonologi atau fonemik. 4.1 FONETIK Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Fonetik dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Fonetik artikulatoris, disebut juga fonetik atau fonetik fisiolagis. Mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. 2. Fonetik akustik, mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomina alam. 3. Fonetik auditoris, mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita. 4.1.1 Alat Ucap

Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang harus dibicarakan adalah alat ucap manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bunyi-bunyi yang terjadi pada alatalat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat ucap itu. 4.1.2 Proses Fonasi Terjadi bunyi bahasa pada umumnya dimulai dengan proses penampaan udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok ke pangkal tenggorok yang di dalamnya terdapat pita suara. 4.1.3 Tulisan Fonetik Dalam studi linguistik di kenal adanya beberapa macam sistem tulisan dan ejaan, diantarnya tulisan fonetik untuk ejaan fonetik tulisan foremis untuk ejaan fonemis, dan sistem aksara tertentu (seperti aksara latin dan sebagainya) untuk ejaan ortografis. 4.1.4 Klasifikasi Bunyi Pada umumnya bunyi bahasa pertama-tama dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Bunyi konsonan terjadi, setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sedikit atau agak lebar, diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung dengan mendapat hambatan di tempat-tempat artikulasi tertentu. 4.1.4.1 Klarifikasi Vokal Secara vertikal dibedakan adanya vokal tinggi dan vokal rendah. Secara horizontal dibedakan adanya vokal depan, vokal pusat, dan vokal belakang. 4.1.4.2 Diftong atau Vokal Rangkap Disebut diftong atau vokal rangkap karena posisi lidah ketika memproduksi bunyi ini pada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama. 4.1.4.3 Klasifikasi Konsonan Berdasarkan tempat artikulasinya:

1. Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas. 2. Labiodental, yaitu konsonan yanh terjadi pada gigi bawah dan bibir atas: gigi bawah merapat pada bibir atas. 3. Laminoalveolar, yaitu konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi: dalam hal ini, daun lidah tidak menempel pada gusi. 4. Dorsovelar, yakni konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum atau langit-langit lunak. Berdasarkan cara artikulasinya: 1. Hambat (letupan, plosit, stop) 2. Geseran atau frikatif 3. Paduan atau frikatif 4. Sengauan atau nasal 5. Getaran atau trill 6. Sampingan atau lateral 7. Hampiran atau aproksiman Unsur Suprasegmental Dalam arus ujaran itu ada bunyi yang dapat disegmentasikan, sehingga disebut bunyi segmental. Tekanan atau Stres Tekanan menyangkut masalah keras lunaknya bunyi. Nada atau pitch Nada berkenaan dengan tingi rendahnya suatu bunyi. Jeda atau Persendian Jeda atau persendian berkenaan dengan hentian bunyi arus ujar. Silabel Silabel atau suku kata itu adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtunan bunyi ujaran. 4.2 FONEMIK

Sudah disebutkan dimuka bahwa objek penelitian fonetik adalah fon, yaitu bunyi bahasa pada umumnya tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna kata atau tidak. Sebaliknya objek penelitian fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. 4.2.1 Identifikasi Fonem Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita mencari sebuah satuan bahasa. 4.2.2 Alofon Bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari sebuah fonem disebut alofon. 4.2.3 Klasifikasi Fonem Fonem-fonem yang berupa bunyi, yang didapat sebagai hasil segmentasi terhadap arus ujaran disebut fonem segmental, sebaliknya fonem yang berupa unsur suprasegmental disebut fonem suprasegmental atau fonem nossegmental. 4.2.4 Khasanah Fonem Khasanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam satu bahasa. 4.2.5 Perubahan Fonem Dalam beberapa kasus lain, dalam bahasa-bahasa tertentu ada dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu menjadi fonem yang lain. 4.2.5.1 Asimilasi dan Disimilasi Asimilasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada dilingkunganya, sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya. 4.2.5.2 Netralisasi dan Arkifonem Adanya bunyi ( t ) pada posisi akhir kata dieja hard itu adalah hasil netralisasi. Fonem / d / pada kata hard yang bisa berwujut / t / atau / d / dalam peristilahan linguistik adalah arkifonem. 4.2.5.3 Umlaut, Ablaut dan Harmoni Vokal

Umlaut berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai pengertian, perubahan vokal sedemikian rupa sehingga vokal itu diubah menjadi vokal yang lebih tinggi sebagai akibat dari vokal yang berikutnya yang tinggi. Ablaut adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa Indo Jerman untuk menandai pelbagai fungsi gramatikal. Dalam bahasa Turki harmoni vokal itu berlangsung dari kiri ke kanan atau dari silabel yang mendahului ke arah silabel yang menyusul. 4.2.5.4 Kontraksi Kontraksi adalah penutur menyingkat atau memperpendek ujarannya. 4.2.5.5 Metatesis dan Epentesis Proses metatesis adalah mengubah urutan fonem yang terdapat dalam suatu kata. 4.2.6 Fonem dan Grafem Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang fungsional atau dapat membedakan makna kata.