BAB 5. ASPEK DAMPAK DAN RESIKO Pada aspek dampak resiko yang paling penting dalam penanganan dampak dan resiko adalah pengambilan keputusan. Menganalisa dampak dan resiko yang ditimbulkan dari usaha yang dilakukan perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : Langkah-langkah dalam Model Optimasi 1. Pastikan Kebutuhan Akan Suatu Keputusan Umumnya keputusan diambil sebagai tindak lanjut akan adanya suatu masalah. Langkah pertama sebagai tindakan pemecahan masalah tersebut adalah bahwa suatu keputusan perlu diambil. Eksistensi suatu masalah adalah suatu disparitas (perbedaan) antara suatu keadaan yang diinginkan dengan kondisi yang sebenarnya. 2.Indentifikasi Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Setelah seorang wirausahawan merasakan Pengambilan Keputusan sebagai suatu kebutuhan mendesak dalam upaya memecahkan masalah, maka wirausahawan tersebut harus mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas keputusan yang akan diambilnya. 3. Buat Alternatif Solusi Langkah ketiga menuntut semua pengambil keputusan untuk mendaftar semua alternatif solusi. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, buatlah alternatif solusi yang dapat mengarahkan wirausahawan untuk sampai pada satu keputusan yang terbaik. 4. Pilih Alternatif Terbaik Langkah terakhir dalam model keputusan optimasi adalah pemilihan alternatif terbaik diantara alternatif yang ada yang sudah dievaluasi. Pilihlah alternatif yang paling rendah resikonya, karena itu lakukan evaluasi dengan memperhitungkan cost dan benevit (keuntungan dan kerugian) pada setiap alternatif dengan cermat.
Model Model Pembuatan Keputusan Cukup memuaskan Hakikat dari model cukup memuaskan (satisficing) adalah bahwa bila menghadapi masalah-masalah yang rumit, pengambil keputusan menanggapi dengan mengurangi atau mengecilkan masalah-masalah itu ke suatu tingkat yang dapat dengan mudah dipahami. Ini karena kemampuan pemrosesan informasi wirausahawan sebagai manusia tidak memungkinkan untuk mengasimilasi dan memahami semua informasi yang diperlukan untuk mengoptimasi. Model Favorit Implisit Suatu model yang dirancang untuk menangani keputusan rumit dan tak rutin adalah model favorit implisit. Seperti model cukup memuaskan, model ini berargumen bahwa individu-individu memecahkan problem yang kompleks dengan menyederhanakan proses tersebut. Akan tetapi penyederhanaan dalam model favorit implisit berarti tidak memasuki kedalam tahap evaluasi alternatif yang sulit dari pengambil keputusan sebelum salah satu alternatif dapat dikenali sebagai suatu favorit yang implisit (tersirat). Model Intuitif Pengambilan keputusan intuitif adalah pengambilan keputusan yang didasarkan atas perasaan (feeling). Saat ini para ahli berpendapat bahwa penggunaan intuisiuntuk mengambil keputusan tidak selamanya rasional atau tidak efektif.
BAB 6. ASPEK KEUANGAN A. DEFINISI Keberhasilan perusahaan lazimnya dilihat sampai sejauh mana usaha tersebut memberikan keuntungan bagi wirausahawan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh bisa jadi merupakan indikator keberhasilan kinerja keuangan perusahaan dan tentunya sebgai pertanda keberhasilan perusahaan dalam mencapai sukses. Namun perlu diingat bahwa keuntungan yang diperoleh sebagai kinerja hasil keuangan merupakan dampak dari kinerja proses dan kinerja hasil aspek-aspek lain yang meliputi aspek pemasaran, produksi, pengendalian dampak lingkungan, serta organisasi dan manajemen. Untuk mengetahui apakah perusahaan yang dirancang akan memberikan keuntungan, maka aspek keuangan perlu pula dirancang. Disamping itu, rancangan aspek keuangan akan menggambarkan prospek usaha yang rancang, terutama dari sisi kemampuan perusahaan dalam mengembalikan investasi yang ditanamkan oleh wirausahawan. A. KEBUTUHAN MODAL USAHA Memulai sebuah bisnis tentunya dibutuhkan modal berupa uang tunai (kas) yang nantinya akan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan di masa pra-operasi dan masa komersial sebagaimana yang telah dirancang pada pembelajaran-pembelajaran sebelumnya. Persoalan yang sering dihadapi oleh calon wirausahawan adalah kesulitan dalam memperoleh modal awal yang akan diinvestasikan untuk mewujudkan perusahaan yang dirancangnya. Modal yang digunakan dalam menjalankan perusahaan terdiri dari modal investasi dan modal kerja: 1. Modal Investasi Modal investasi adalah modal yang digunakan untuk pengadaan dan perbaikan sumberdaya yang meliputi harta tetap perusahaan, seperti pembelian lahan dan bangunan, peralatan dan mesin produksi, alat transportasi, perekrutan dan seleksi tenaga kerja, dan sebagainya. Pada dasarnya, semua biaya yang dikeluarkan
selama perusahaan belum beroperasi dapat digolongkan ke dalam modal investasi, sepanjang biaya tersebut terikat dalam harta tetap perusahaan untuk jangka waktu yang lama (>1 tahun). Selama masa terikatnya modal pada harta tetap perusahaan, modal tersebut tidak dapat dicairkan kembali tanpa mengganggu jalannya operasional perusahaan. 2. Modal Kerja Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, seperti biaya untuk pembelian bahan, pembayaran upah/gaji tenaga kerja, biaya sewa, biaya pemasaran, dan sebagainya. Modal kerja yang dialokasikan untuk membiayai operasional perusahaan tersebut diharapkan akan kembali menjadi kas (uang tunai) dalam waktu yang singkat melalui proses penjualan produk. Dan uang tunai yang telah masuk ke perusahaan, selanjutnya dimanfaatkan lagi untuk membiayai operasional perusahaan selanjutnya. Dengan demikian, modal tersebut akan terus berputar setiap periode selama perusahaan berjalan. C. PENERAPAN AKUNTASI Peranan akuntansi saat ini semakin disadari oleh para wirausahawan sebagai alat bantu terutama dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan dalam perusahaannya serta melancarkan tugas-tugas manajemen khususnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan (planning) dan pengawasan (controlling). Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis, atau mungkin akan lebih tepat jika disebut bahasa pengambilan keputusan. Semakin dikuasai bahasa ini, semakin baik pula penanganan berbagai aspek keuangan dalam perusahaan. Defenisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu defenisi dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya. Bagi wirausahawan, untuk mengendalikan kinerja keuangan perusahaan, biasanya terdapat 2 (dua) informasi penting yang dibutuhkan dalam setiap saat/periode, yaitu besarnya harta perusahaan dan besarnya rugi atau laba yang diperoleh. Informasi ini sangat penting untuk: 1. Mengetahui berapa jumlah modal yang telah diinvestasikan dalam perusahaan
2. Mengetahui perkembangan (maju mundurnya) perusahaan 3. Sebagai dasar untuk perhitungan pajak 4. Bahan untuk mengajukan permohonan kredit kepada perbankan atau pihak lain 5. Dasar untuk menentukan kebijakan yang akan ditempuh dalam perusahaan 6. Menarik para peminat saham, jika perusahaan berbentuk perseroan terbatas.