STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

BAB II LANDASAN TEORI

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi

Audit 2 - Sururi Halaman 1

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

PELAKSANAAN PENUGASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

STANDAR PERIKATAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

PROSEDUR ANALITIK. SA Seksi 329. Sumber: PSA No. 22 PENDAHULUAN

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

REPRESENTASI MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

FANY OCTAFIA OFFERING L

TINJAUAN PROSES AUDIT

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN. dan standar pengendalian mutu.

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

REPRESENTASI MANAJEMEN

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

Kerangka untuk Perikatan Asurans

BAB II LANDASAN TEORI

Ch.7 Materialitas & Risiko Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

SAMPLING AUDIT. SA Seksi 350. Sumber: PSA No. 26

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Modul ke: AUDIT II PENYELESAIAN AUDIT. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit )

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

Prinsip-prinsip Laporan Hasil Audit Pengkomunikasian Laporan Hasil Audit Tindak Lanjut Audit. tedi last 11/16

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

SAMPLING AUDIT. Sumber: PSA No. 26 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN

Bukti Audit yang Cukup dan Tepat Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuatntitas bukti audit yang dibutuhkan diengaruhi oleh penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian yang material (makin tinggi risiko maka makin banyak bukti audit yang dibutuhkan, begitu juga sebaliknya). Ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti audit yang mencakup relevansi dan keandalan bukti audit yang mendukung auditor untuk merumuskan opininya. Keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta bergantung pada masing-masing kondisi bukti audit yang diperoleh. Sumber bukti audit: 1. Internal perusahaan (catatan akuntansi, notulen rapat, representasi manajemen) 2. Eksternal/sumber independen dari entitas (konfirmasi pihak ketiga, laporan analis, dan data pembanding)

Bukti Audit yang Cukup dan Tepat Bukti audit untuk menarik kesimpulan memadai sebagai basis opini auditor dapat diperoleh dengan melaksanakan: a) Prosedur Penilaian risiko b) Prosedur audit lanjutan (Pengujian pengendalian dan Prosedur substantif). )Prosedur audit berdasarkan SA 500 yang dapat digunakan sebagai pelaksanaan prosedur diatas natara lain: Inspeksi Observasi Konfirmasi Eksternal Penghitungan Ulang Pelaksanaan Kembali Prosedur Analitis Permintaan Keterangan

Informasi yang Digunakan Sebagai Bukti Audit Kualitas semua bukti audit dipengaruhi oleh relevansi dan keandalan basis informasi yang digunakan. Relevansi berkaitan dengan hubungan logis dengan tujuan prosedur audit dan jika relevan, dengan asersi yang dipertimbangkan. Relevansi informasi yang digunakan sebagai bukti audit mungkin dipengaruhi oleh arah pengujian. Keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti audit dipengaruhi oleh sumber bukti tersebut, dan sifatnya serta kondisi saat bukti tersebut diperoleh, termasuk pengendalian dalam penyusunan dan pemeliharaanya, jika relevan. Oleh karena itu, generalisasi mengenai keandalan berbagai macam bukti audit masih tergantung pada pengecualian penting. 1. Keandalan bukti audit meningkat ketika bukti audit diperoleh dari sumber independen dari luar entitas. 2. Bukti audit yang diperoleh secara lsngung oleh auditor lebih dapat diandalakn dari pada yang tidak lansgung. 3. Bukti audit dalam bentuk dokumen, kertas, data eletronik, atau media lainnya, lebih dapat diandalkan daripada diperoleh secara lisan. 4. Bukti audit yang diperoleh dari dokumen asli lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti audit yang diperoleh dari fotokopi atau faksimili, atau dokumen yang telah difilmkan, diubah dalam bentuk digital, atau diubah dalam bentuk elektronik, yang keandalannya dapat bergantung pada pengendalian atas penyusunan dan pemeliharaannya.

Pemilihan Unsur untuk Pengujian dalam Memperoleh Bukti Audit Memilih Semua Unsur Auditor dapat memutuskan bahwa memeriksa seluruh populasi unsur yang membentuk suatu golongan transaksi atau saldo akun (atau suatu strata dalam populasi tersebut) merupakan metode yang paling cocok. Memilih Unsur-Unsur Spesifik Unsur spesifik pilihan dapat meliputi: 1. Unsur-unsur kunci yang bernilai tinggi (memiliki nilai tinggi, mencurigakan, tidak biasa, rawan risiko, atau memiliki jejak-rekam kesalahan). 2. Semua unsur yang memiliki nilai diatas jumlah tertentu. 3. Unsur-unsur untuk memperoleh informasi.. Sampling Audit. Sampling audit dirancang agar auditor mampu untuk menarik kesimpulan tentang suatu keseluruhan populasi berdasarkan atas pengujian suatu sampel.

Inkonsistensi atau Keraguan atas Ketidakandalan Bukti Audit Jika: a) Bukti audit yang diperoleh dari suatu sumber bertentangan dengan bukti audit yang diperoleh dari sumber lain; atau b) Auditr memiliki keraguan atas keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti audit, Maka auditor harus menentukan modifikasi atau tambahan prosedur audit yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan memeprtimbangkan dampakya, jika ada, terhadap aspek lain audit.

Persediaan Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentng eksistensi dan kondisi persediaan dengan: a. Menghadiri penghitungan fisik persediaan, keuali jika tidak praktis, untuk: I. Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik; II. Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan; III. Menginspeksi persediaan; IV. Menguji penghitungan fisik (test count). b. Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan apakah catatan tersebut menceerminkan hasil penghitungan fisik actual.

Persediaan Jika penghitungan fisik persediaan dilaksanakan berbeda dengan tanggal laporan keuangan auditor harus melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang apakah perubahan perubahan persediaan diantara 2 tanggal tersebut dicata dengan semestinya. Jika kehadiran auditor pada penghitungan fisik tidak praktis, auditor harus melaksanakan prosedur audit alternatif untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi persediaan. Jika persediaan disimpan dan dikendalikan oleh pihak ketiga bernilai material dalam laporan keuangan, maka untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat makan dapat dilakukan prosedur berikut: a. Meminta konfirmasi dari pihak ketiga tentang kuantitas dan kondisi persediaan yang disimpan atas nama entitas. b. Melaksanakan inspeksi atau prosedur audit lainnya yang tepat sesuai degan kondisi.

Ligitasi dan Klaim Auditr harus merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk megnidentifikasi ligitasi dan klaim yang melibatkan entitas yang dapat menimbulkan suatu risiko kesalahan penyajian material, termasuk: a) Meminta keterangn dari manajemen dan, jika relevan, pihak lain dalam entitas termasuk penasihat hukum internal. b) Menelaah risalah rapat pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan korespondensi antara entitas dengan penasihat hukum eksternal. c) Menelaah akun biaya hukum Jika auditor menilai bahwa suatu risiko kesalahan penyajian tentang ligitasi dan klaim yang telah diidentifikasi, atau jika prosedur udit yang dilaksanakan menunjukkan bahwa ligitasi dan klaim mungkin ada, maka auditor harus melakukan komunikasi langsung dengan penasihat hukum eksternal entitas.

Ligitasi dan Klaim Jika a) Manajemen menolak untuk memberikan izin kepada auditor untuk berkomunikasi atau bertemu dengan penasihat hukum eksternal entitas, atau penasihat hukum eksternal entitas menolak untuk merespons surat permintaan keterangan dengan semestinya, dan b) Auditr tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat melalui prosedur audit alternatif, Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor berdasarkan SA 705.

Informasi Segmen Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang penyajian dan pengungkapan informasi segmen sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dengan: a) Memperoleh suatu pemahaman tentang meted yang digunakan oleh manajemen dalam menentukan informasi segmen, dan: i. Mengevaluasi apakah metode tersebut akan menghasilkan pengungkapan yang sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; ii. Jika dianggap tepat, menguji penerapan metode tersebut; b) Melaksanakan prosedur analitis atau prosedur audit lainnya yang sesuai edngan kondisi.

Konfirmasi Eksternal Prosedur Konfirmasi Eksternal Pengguna menggunakan prosedur konfirmasi eksternal, auditor harus tetap menjaga pengendalian atas permintaan konfirmasi eksternal, termasuk: a) Menentukan informasi yang dikonfirmasi atau yang diminta; b) Memilih pihak yang tepat untuk dikonfirmasi; c) Mendesain permintaan konfirmasi; d) Mengirimkan permintaan.

Konfirmasi Eksternal Penolakan Manajemen untuk Mengizinkan Auditor Mengirimkan Permintaan Konfirmasi Jika manajemen menolak untuk mengizinkan auditor mengirimkan permintaan konfirmasi, maka auditor harus melakukan ha berikut: a) Meminta keterangan tentang alasan manajemen untuk menolak, dan mencari bukti audit tentang validitas dan memadainya alasan tersebut; b) Mengevaluasi implikasi penolakan manajemen atas penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian material yang relevan; c) Melakukan prosedur audit alternatif yang didesain untuk memperoleh bukti audit yang relevan dan andal. )Jika auditor menyimpulkan bahwa penolakan manajemen untuk mengizinkan auditor mengirim permintaan konfirmasi adalah tidak masuk akal, atau auditor tidak dapat memperoleh bukti audit relevan dan andal dari prosedur audit alternatif, auditor harus mengomonuasikan hal tersebut kepada pihak yang bertangggung jawab & harus mempertimbangkan implikasi terhadap audit & opini auditor

Konfirmasi Eksternal Hasil Prosedur Konfirmasi Eksternal Jika manajemen menolak untuk mengizinkan auditor mengirimkan permintaan konfirmasi, maka auditor harus melakukan ha berikut: a) Meminta keterangan tentang alasan manajemen untuk menolak, dan mencari bukti audit tentang validitas dan memadainya alasan tersebut; b) Mengevaluasi implikasi penolakan manajemen atas penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian material yang relevan; c) Melakukan prosedur audit alternatif yang didesain untuk memperoleh bukti audit yang relevan dan andal.

Konfirmasi Negatif Merupakan bukti audit yang kurang meyakinkan dibandingkan konfirmasi positif. Oleh karena karena itu auditor tidak boleh menggunakan permintaan konfirmasi negative sebagai prosedur audit substantive tunggal untuk risko salah saji material pada tingkat asersi, kecuali jika terdapat hal sebagai berikut: a) Auditor telah menentukan risiko kesalahan penyajian material adalah rendah dan telah meperoleh bukti audit ang cukup & tepat tentang efektifitas operasi pengendalian yang relevan dengan asersi b) Populasi unsur-unsur konfirmasi negative terdiri dari sejumlah besar saldo akun, transaksi, atau kondisi yang kecil dan homogen c) Diharapkan suatu tingkat penyimpangan sangat rendah d) Auditor tidak menyadari keadaan atau kondisi yang akna menyebabkan penerima perintaan konfirmasi negative mengabaikan permintaan konfirmasi

Pengevaluasian Atas Bukti yang Diperoleh Pada waktu mengevaluasi hasil permintaan konfirmasi eksternal secara individual, auditor dapat menggolongkan hasil konfirmasi sebagai berikut: a) Suatu respons dari pihak tepat yang dikonfirmsi menunjukkan persetujuan dengan informasi yang disediakan dalam permintaan konfirmasi atau menunjukkan informasi yang diminta tanpa adanya penyimpangan b) Suatu respons yang dianggap tidak dapat diandalkan c) Suatu permintaan konfirmasi yan tidak direspons atau d) Suatu respons yang menunjukkan suatu penyimpangan Penyimpangan oleh auditor, ketika dengan memperhitungkan prosedur audit lain yang mungkin dilakukan oleh auditor dalam menyimpulkan apakah buktii audit yang cukup dan tepat tepat telah diperoleh atau apakah bukti audit diperlukan, seperti dituntut oleh SA 330