BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berbagai kebutuhan mereka, salah satu industri yang berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui .

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

Transkripsi:

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang mengatakan bahwa perilaku adalah fungsi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteritisk individu meliputi berbagai variabel seperti motivasi, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain. Penelitian kali ini ingin melihat hubungan motivasi dengan perilaku menonton televisi publik. Motivasi yang dilihat pada penelitian kali ini adalah motivasi mendapatkan informasi, motivasi mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi akan identitas kolektif. Perilaku yang dilihat pada penelitian kali ini adalah durasi menonton, frekuensi menonton, dan pilihan program. Masing-masing motivasi dipengaruhi oleh berbagai macam media tidak hanya televisi saja, melainkan internet, koran, radio, dan majalah. Responden dapat dengan bebas memilih media yang dapat memenuhi dari setiap motivasi. 5.1 Hubungan Motivasi dengan Durasi Menonton Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu

70 lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program. Durasi menonton adalah lamanya waktu yang dihabiskan penonton untuk menonton televisi. Durasi menonton responden dibagi menjadi dua yaitu untuk responden penonton TVRI dan responden penonton televisi swasta. Hasil persentase responden berdasarkan durasi menonton dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa durasi menonton penonton TVRI lebih besar dibandingkan penonton televisi swasta yaitu 60 % untuk penonton TVRI dengan durasi menonton tinggi dan 40 % untuk responden penonton televisi swasta yang memiliki durasi menonton yang tinggi. Kategori durasi menonton tinggi adalah responden dengan lama menonton 14, 5 jam sampai 41, 5 jam dalam seminggu, sedangkan untuk kategori rendah adalah responden dengan lama menonton kurang dari 14 jam dalam seminggu. Sebagian besar dari responden penonton TVRI adalah karyawan yang memiliki jam kerja sampai sore hari sehingga dapat menyaksikan TVRI Jawa Barat dan Banten yang mulai tayang pada pukul 15.00, sedangkan untuk penonton televisi swasta sebagian besar responden adalah mahasiswa yang sibuk dengan tugas dan kegiatan kampus sehingga waktu menonton mereka rendah. Tabel 3. Persentase Penonton Berdasarkan Durasi Menonton Televisi Durasi Menonton Penonton TVRI Swasta Tinggi 60 40 Rendah 40 60 100 (25 orang) 100 (25 orang)

71 Uji hubungan antara motivasi menonton dengan durasi menonton dilakukan dengan tabulasi silang dan crosstabs-chi Square. Hasil pengolahan data berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, dan jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak. 5.1.1 Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Durasi Menonton Motivasi mendapatkan informasi pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan alasan penonton untuk menonton televisi adalah ingin memperoleh informasi terbaru, ingin mencari tahu mengenai peristiwa nasional dan internasional, dan ingin memenuhi rasa ingin tahu. Motivasi mendapatkan informasi dapat mempengaruhi lamanya penonton dalam menonton televisi, untuk melihat hubungannya maka dilakukan uji hubungan dengan menggunakan tabulasi silang dan analisis Crosstabs Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Sebelum melihat hubungan motivasi dengan durasi menonton, pada Tabel 4 disajikan persentase motivasi mendapatkan informasi menonton. Tabel 4 menggambarkan persentase motivasi mendapatkan informasi dalam menggunakan televisi baik untuk penonton TVRI maupun televisi swasta. Motivasi informasi timbul karena keinginan penonton untuk mengetahui mengenai berita terbaru baik nasional maupun internasional dan untuk memenuhi rasa ingin tahu responden mengenai berbagai hal.

72 Tabel 4. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Mendapatkan Informasi pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Informasi Penonton TVRI Swasta Tinggi 96 64 Rendah 4 36 100 (25 orang) 100 (25 orang) Pada Tabel 4 terlihat perbedaan mencolok penonton TVRI dengan televisi swasta dalam memenuhi kebutuhan akan informasi melalui menonton televisi. Hampir semua penonton TVRI menunjukkan bahwa motivasi untuk mendapatkan informasi mereka tinggi, hanya 4% yang menyatakan bahwa motivasi mendapatkan informasi mereka rendah. Sebaliknya, pada penonton televisi swasta memang motivasi mendapatkan informasinya termasuk tinggi, akan tetapi proporsinya tidak setinggi pada penonton TVRI. Motivasi mendapatkan informasi pada penonton televisi swasta bukan merupakan alasan utama mereka untuk menonton televisi, karena itu juga proporsi tinggi dan rendahnya motivasi tidak signifikan seperti pada penonton TVRI. Tabel 5. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Informasi Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 62,50 37,50 100 (24 orang) Tinggi Swasta Rendah 37,50 62,50 100 (16 orang) Rendah 0 100 100 (1 orang) 44,40 55,50 100 (9 orang)

73 Tabel 5 memperlihatkan hubungan motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton, dalam tabel tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu penonton TVRI dan penonton televisi swasta. Hubungan antara motivasi dengan durasi menonton antara penonton TVRI dengan televisi swasta memiliki perbedaan yang dapat dilihat melalui persentase pada Tabel 5. Penonton TVRI yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi ternyata juga memiliki durasi menonton yang tinggi. Sedangkan penonton televisi swasta yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi ternyata memiliki durasi menonton yang rendah. Perbedaan yang terlihat dapat dikarenakan, memang penonton TVRI yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi juga menggunakan waktu menonton dalam seminggu yang tinggi juga untuk menonton tayangan yang dapat memenuhi motivasi mendapatkan informasi, misalnya tayangan berita. Sedangkan penonton televisi swasta yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi bisa saja menggunakan waktu menontonnya dalam seminggu tidak hanya untuk menonton program yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi. Hal ini bisa dikarenakan karena memang penonton TVRI lebih memilih untuk menonton TVRI karena tayangannya yang banyak berisi tayangan informatif dan edukatif yang dibutuhkan oleh penonton dan sulit didapat dari televisi swasta. Sehingga mereka menggunakan waktu menonton mereka untuk menonton tayangan yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi. Sedangkan pada televisi swasta, mereka cenderung memilih tayangan yang sedang marak disiarkan yang minim akan pesan informatif dan edukasi. Hal tersebut juga didukung oleh televisi swasta yang terus menyajikan tayangan yang diinginkan penonton, sehingga dapat

74 meraup keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh penonton. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx. Sig untuk hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton untuk responden TVRI adalah 0,211. Approx. Sig lebih besar dari α (0.05) maka Ho diterima dan berarti bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton pada responden TVRI. Jika dilihat dari hasil uji Crosstabs-Chi Square memang terlihat tidak ada hubungan, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Durasi menonton merupakan lama waktu yang digunakan untuk menonton televisi dalam satu minggu, oleh karena itu, responden yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi belum tentu mencurahkan sebagian besar waktunya untuk menonton televisi dalam satu minggu. Faktor yang mempengaruhinya antara lain responden yang bekerja, hampir setengah hari digunakan untuk bekerja sehingga menonton televisi dilakukan pada waktu sebelum kerja atau sesudah kerja. Faktor lain yang mempengaruhi adalah bisa saja durasi waktu yang digunakan untuk menonton untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Selain itu, televisi bukanlah satu-satunya media yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan informasi. Tabel 6 memperlihatkan berbagai jenis media yang digunakan untuk memenuhi motivasi mendapatkan informasi.

75 Tabel 6. Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi Mendapatkan Informasi Penonton TVRI Pilihan Media Jumlah Penonton Persentase Audio visual 7 28.0 Audio visual, audio, cetak 1 4.0 Audio visual, cetak, internet 1 4.0 Audio visual, internet 3 12.0 Cetak, audio visual 13 52.0 25 100.0 Tabel 6 memperlihatkan bahwa tidak hanya media audio visual, yaitu televisi yang menjadi satu-satunya alternatif responden mendapatkan informasi. Internet dan media cetak (koran dan majalah) menjadi alternatif lain dalam memenuhi motivasi mendapatkan informasi. Hal ini tentunya mempengaruhi durasi menonton responden, karena waktu luang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi melalui televisi juga terbagi untuk mendapatkan informasi melalui media lain yaitu internet dan koran. Hasil uji Crosstabs-Chi Square pada responden televisi swasta menunjukkan nilai Approx. Sig adalah 0, 734 dan berarti Ho diterima. Sama halnya dengan responden TVRI pada responden televisi swasta motivasi mendapatkan informasi tidak memiliki hubungan yang nyata dengan durasi menonton. Kedua hasil uji statistik menunjukkan hasil yang sama, bahwa tidak ada hubungan nyata antara motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton televisi.

76 5.1.2 Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Durasi Menonton Motivasi mendapatkan hiburan seringkali menjadi alasan utama seseorang menonton televisi baik televisi swasta maupun televisi publik. Motivasi mendapatkan hiburan pada penelitian kali ini diidentifikasi beradasarkan keinginan seseorang untuk mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, bersantai, dan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari. Hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton dapat dilihat pada Tabel 8. Sebelum itu, pada Tabel 7 akan digambarkan persentase motivasi mendapatkan hiburan pada penonton TVRI dan televisi swasta. Motivasi untuk mendapatkan hiburan dengan menonton televisi timbul karena responden ingin menghabiskan waktu luang, bersantai, dan melepas lelah dari rutinitas sehari-hari. Motif untuk mendapatkan hiburan menurut Mc Quail (1987) adalah : a) Melepaskan diri atau terpisah dari masalah b) Bersantai c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d) Mengisi waktu e) Penyaluran emosi Tabel 7. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Mendapatkan Hiburan pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Hiburan Penonton TVRI Swasta Tinggi 96 76 Rendah 4 24 100 (25 orang) 100 (25 orang)

77 Motivasi mendapatkan hiburan baik pada penonton televisi swasta maupun TVRI sama-sama tinggi. Perbedaannya adalah pada program hiburan yang ditonton oleh penonton masing-masing kategori televisi. Penonton TVRI cenderung melihat program hiburan yang ditayangkan oelh TVRI khususnya TVRI Jawa Barat dan Banten adalah program hiburan kesenian yang masih kental akan seni budaya, seperti drama wayang-wayang Sunda, lagu-lagu Sunda, dan berkaitan dengan seni budaya Sunda. Tayangan hiburan lain seperti drama dan musik memang ada, akan tetapi porsinya lebih sedikit dan kurang diminati. Sedangkan tayangan hiburan yang ditonton oleh penonton televisi swasta adalah tayangan yang sifatnya menghibur tanpa ada pesan informatif. Kebanyakan tayangan yang disiarkan oleh televisi swasta adalah acara musik, sinetron, dan infotainment gossip. Tabel 8. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Hiburan Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 62,50 37,50 100 (24 orang) Tinggi Swasta Rendah 36,80 63,20 100 (19 orang) Rendah 0 100 100 (1 orang) 50 50 100 (6 orang) Dilihat dari Tabel 8 menunjukkan bahwa baik responden TVRI maupun responden televisi swasta menyatakan bahwa motivasi mendapatkan hiburan mereka adalah tinggi. Jika dilihat hubungannya dengan durasi menonton terdapat perbedaan antara penonton TVRI dan penonton televisi swasta. Penonton TVRI memiliki motivasi mendapatakan hiburan yang tinggi dengan durasi menonton

78 yang tinggi. Berbeda dengan penonton televisi swasta, mereka memang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi akan tetapi dengan durasi menonton yang rendah. Hal ini dapat disebabkan karena penonton televisi swasta yang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi tidak menghabiskan waktunya untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan hiburan dengan hanya menonton televisi. Seiring berkembangnya zaman, banyak media yang lebih praktis yang dapat digunakan untuk mengisi waktu luang seperti internet. Berbeda dengan penonton TVRI yang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi tetap memiliki waktu untuk menonton program yang dapat memenuhi kebutuhan mendapatkan hiburan. Tayangan hiburan yang ditayangkan oleh TVRI yang masih kental dengan seni budaya sulit didapatkan dari media lain, sehingga penonton menggunakan waktunya untuk menonton televisi. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji Crosstabs- Chi Square menunjukkan bahwa untuk penonton TVRI nilai Approx. Sig. adalah 0,211. Hal ini berarti bahwa Approx. Sig lebih besar dari α maka Ho diterima. Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara variabel motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton. Begitu juga hasil uji Crosstabs- Chi Square pada responden televisi swasta, nilai Approx. Sig adalah 0,556 yang berarti Ho diterima. Jadi, tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton televisi pada responden televisi swasta. Tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti responden yang masih berstatus mahasiswa sebagian besar dari mereka meluangkan waktunya untuk kegiatan kampus dan mengerjakan tugas. Selain itu, ada beberapa dari responden mahasiswa berasal dari luar daerah

79 dan di tempat kostan mereka tidak ada televisi sehingga waktu untuk menonton terbatas. Faktor lain yang mempengaruhi kecilnya hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton adalah karena berkembangnya teknologi media, responden lebih memilih menggunakan internet untuk mendapatkan hiburan dengan membuka situs pertemanan, atau bermain game online. Tabel 9 akan memperlihatkan pemilihan media untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan. Tabel 9. Persentase Piilihan Media dalam Memenuhi Motivasi Mendapatkan Hiburan Penonton TVRI Pilihan Media Jumlah Penonton Persentase Audio visual 19 76.0 Audio visual,audio 3 12.0 Audio visual,audio,cetak 2 8.0 Audio visual,internet 1 4.0 25 100.0 Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa media audio visual, yaitu televisi sebagai media utama dan terbanyak dipilih oleh responden untuk mendapatkan hiburan. Media audio visual akan tetapi bukan satu-satunya media yang digunakan untuk memenuhi motivasi mendapatkan hiburan. Media lain seperti audio (radio), cetak (koran dan majalah), serta internet juga dapat digunakan sebagai alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan. Sehingga durasi menonton untuk memenuhi motivasi mendapatkan hiburan waktunya terbagi dengan penggunaan media lain untuk memenuhi motivasi tersebut. Jadi semakin tinggi motivasi

80 mendapatkan hiburan belum tentu durasi menontonnya tinggi, karena ada penggunaan durasi (waktu) untuk menggunakan media lainnya. 5.1.3 Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Durasi Menonton Motivasi akan identitas pribadi diidentifikasi berdasarkan keinginan responden untuk membandingkan perilakunya dengan perilaku tokoh panutan, dapat mengenal diri sendiri melalui media massa, ingin mengetahui tren gaya hidup dan mengetahui perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 11 memperlihatkan hubungan motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton. Motif identitas pribadi menjadi salah satu motivasi dalam penggunaan media massa. Mc Quail (1987) menjabarkan bahwa motif yang termasuk dalam motivasi identitas pribadi adalah menentukan penunjang nilai-nilai pribadi, menentukan model perilaku, mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media), dan meningkatkan sebuah pemahaman tentang diri sendiri. Tabel 10 menjabarkan jumlah penonton menurut motivasi identitas pribadi pada penonton TVRI dan penonton televisi swasta. Tabel 10. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Identitas Pribadi pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Pribadi Penonton TVRI Swasta Tinggi 68 44 Rendah 32 56 100 (25 orang) 100 (25 orang)

81 Perbedaan motivasi akan identitas pribadi pada penonton TVRI dan televisi swasta terlihat jelas dari persentase yang menunjukkan bahwa motivasi akan identitas pribadi penonton TVRI tinggi sedangkan penonton televisi swasta rendah. Rendahnya motivasi akan identitas pribadi pada penonton televisi swasta bisa jadi disebabkan oleh mereka tidak merasa bahwa motivasi akan identitas diri ini penting dan dapat dipenuhi melalui televisi. Identitas diri yang biasanya mereka cari dari media seperti gaya hidup, tren fashion lebih dapat mereka dapatkan melalui media yang lain seperti majalah. Sedangkan penonton TVRI merasa bahwa televisi masih dapat memenuhi kebutuhan akan identitas pribadi seperti menayangkan tokoh-tokoh daerah yang dapat menjadi panutan dan dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 11. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Pribadi Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 52,90 47,10 100 (17 orang) Tinggi Swasta Rendah 36,40 63,60 100 (11 orang) Rendah 75 25 100 (8 orang) 42,90 57,10 100 ( 14 orang) Tabel 11 menyajikan hubungan motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada penonton TVRI dan televisi swasta. Perbedaan jelas terlihat, karena motivasi akan identitas pribadi penonton TVRI tinggi sedangkan pada penonton televisi swasta adalah rendah. hal itu pula terjadi pada durasi menonton, pada penonton TVRI didominasi oleh motivasi akan identitas pribadi tinggi dengan durasi menonton tinggi. Sedangkan pada penonton televisi swasta

82 motivasi akan identitas pribadi rendah dengan durasi menonton rendah yang lebih dominan. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh program tayangan televisi swasta yang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan identitas pribadi, seperti tokoh panutan yang dapat dicontoh oleh penonton, nilai-nilai kepribadian yang baik seperti apa, sehingga penonton merasa menonton televisi tidak dapat memenuhi akan kebutuhan tersebut. Durasi menonton penonton televisi swasta juga rendah seiring dengan motivasi akan identitas pribadi yang rendah. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan model uji Crosstabs-Chi Square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada responden TVRI. Pernyataan tersebut didasarkan hasil nilai Approx. Sig. lebih dari α yaitu 0,294. Hasil Approx sig. yang lebih dari α menunjukkan bahwa Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada responden TVRI. Hasil yang menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton dapat disebabkan oleh pilihan media yang digunakan. Beberapa responden lebih memilih menggunakan majalah atau internet untuk mengetahui tren terbaru baik untuk fashion, dekorasi, dan lainlain. Dapat juga disebabkan waktu responden untuk menonton televisi terbatas karena separuh waktu mereka digunakan untuk bekerja ataupun untuk kuliah. Hasil uji Crosstabs- Chi Square untuk responden televisi swasta juga menunjukkan hal yang sama, nilai Approx. Sig adalah 0,742 yang berarti bahwa Ho diterima. Jadi, tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada responden televisi swasta karena nilai Approx. Sig lebih dari α (0,05). Tabel 12 memperlihatkan pemilihan media untuk memenuhi

83 motivasi akan identitas pribadi yang menjadi salah satu faktor yang memepengaruhi hasil uji statistik. Tabel 12. Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi akan Identitas Pribadi pada Penonton TVRI Pilihan Media Jumlah Penonton Persentase Audio visual 7 28.0 Audio visual,cetak 16 64.0 Audio visual,cetak,audio 2 8.0 25 100.0 Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa media audio visual dan cetak merupakan pilihan media terbanyak yang digunakan oleh responden untuk memenuhi motivasi akan identitas pribadi. Media audio visual yaitu televisi, dan cetak yang terdiri dari koran dan majalah dipilih responden untuk memenuhi motivasi akan identitas pribadi. Hasil uji statistik yang menunjukkan tidak ada hubungan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan media tersebut. Durasi menonton yang merupakan waktu yang digunakan untuk menonton televisi terbagi oleh penggunaan media lain seperti media cetak maupun audio (radio) sebagai alternatif lain selain televisi untuk memenuhi motivasi akan identitas pribadi. Oleh karena itu, hasil uji statistik yang menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi pada responden TVRI dengan durasi menonton bukan berarti benar-benar tidak ada hubungan, akan tetapi hubungan yang terjadi rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh responden TVRI yang menggunakan media cetak selain audio visual.

84 5.1.4 Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial dengan Durasi Menonton Salah satu motivasi dalam menggunakan media adalah motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Motivasi ini berhubungan dengan perilaku seseorang terhadap lingkungan sosialnya baik dengan manusia lain atau lingkungannya. Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden diidentifikasi berdasarkan pernyataan bahwa responden ingin mengetahui mengenai kehidupan orang lain di sekitar lingkungan, mengetahui topik yang sedang ramai menjadi pembicaraan teman-temannya, dan keinginan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sub bab ini akan membahas mengenai hubungan motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI dan responden televisi swasta. Tabel 14 menunjukkan hubungan motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton. Tabel 13 mendeskripsikan mengenai jumlah penonton menurut motivasi akan integrasi dan interaksi sosial pada responden penonton TVRI dan televisi swasta. Mc Quail (1987) memaparkan mengenai motivasi menggunakan media, salah satunya adalah motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial berhubungan dengan motif seseorang menggunakan media karena faktor lingkungan dan pergaulan. Menurut Mc Quail (1987) motif- motif akan integrasi dan interaksi sosial adalah: a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial b) Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki c) Menentukan bahan percakapan dan interaksi sosial

85 Tabel 13. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial Penonton TVRI Swasta Tinggi 88 64 Rendah 12 36 100 (25 orang) 100 (25 orang) Persentase motivasi akan integrasi dan interaksi sosial pada penonton TVRI dan televisi swasta menunjukkan bahwa motivasi mereka tinggi. Jika dilihat dari persentase, penonton TVRI memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan televisi swasta. Akan tetapi, pada motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tidak terlihat perbedaan yang mencolok antara penonton televisi swasta dan TVRI. Kebutuhan akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain dirasa penting bagi kedua kategori penonton sehingga memiliki motivasi yang tinggi. Masing-masing televisi,baik TVRI maupun televisi swasta dapat memenuhi kebutuhan penontonnya akan kehidupan sosial mereka melalui tayangan televisi baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun hiburan. Tabel 14. Persentase Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 63,60 36,40 100 (22 orang) Rendah 33,30 66,60 100 (3 orang) Tinggi Swasta Rendah 37,50 62,50 100 (16 orang) 44,40 55,50 100 (9 orang)

86 Sesuai dengan Tabel 14 dapat dilihat hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton televisi baik TVRI maupun televisi swasta. Pada responden TVRI motivasi akan integrasi dan interaksi sosial yang tinggi dengan durasi menonton yang tinggi lebih dominan,sedangkan pada responden televisi swasta yang lebih dominan adalah motivasi akan integrasi dan interaski sosial yang tinggi dengan durasi menonton yang rendah. Rendahnya durasi menonton pada penonton televisi swasta dapat disebabkan oleh waktu yang mereka gunakan untuk menonton televisi lebih sedikit dibandingkan penonton TVRI. Penonton televisi swasta tidak hanya menggunakan waktunya untuk menonton televisi dengan program yang dapat memenuhi kebutuhan akan integrasi dan interaksi sosial saja, masih banyak program lain yang dapat mereka tonton. Sebab lain juga bisa diakarenakan mereka menggunakan media lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hasil uji Crosstabs Chi Square untuk penonton TVRI menunjukkan bahwa nilai Approx sig adalah 0, 315. Nilai Approx sig yang lebih besar dari α (0,05) menyatakan bahwa Ho diterima, dan hal ini berarti tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI. Terdapat faktor yang mempengaruhi hasil uji Crosstabs Chi Square yang menyatakan tidak ada hubungan, salah satunya adalah motivasi akan itegrasi dan interaksi sosial tinggi belum tentu didukung oleh durasi menonton yang tinggi dan sebaliknya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh responden tidak memiliki waktu yang banyak untuk menonton televisi untuk memenuhi motivasi tersebut begitu pula responden yang meluangkan waktu untuk menonton televisi tidak hanya karena motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tapi bisa saja

87 dikarenakan alasan yang lain. Begitu juga pilihan media yang digunakan dapat mempengaruhi durasi menonton pada responden yang ditunjukkan pada Tabel 15. Tabel 15. Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial Penonton TVRI Pilihan Media Jumlah Penonton Persentase Audio visual 11 44.0 Audio visual,audio 2 8.0 Audio visual,cetak 10 40.0 Audio,cetak 1 4.0 Tidak menggunakan media 1 4.0 25 100.0 Tabel 15 memperlihatkan bahwa selain media audio visual atau televisi yang paling banyak digunakan oleh responden untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial yaitu sebesar 44 %, media audio visual dan media cetak menempati urutan kedua, yaitu sebesar 40 %. Hal ini berarti bahwa tidak hanya televisi yang digunakan untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden TVRI. Media cetak yang terdiri dari majalah dan koran juga banyak dipilih sebagai alternatif media lain yang digunakan untuk memenuhi motivasi tersebut. Alternatif media lain ini mempengaruhi hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton karena durasi (waktu) yang seharusnya digunakan untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial melalui televisi digunakan untuk menggunakan media lain seperti media cetak, yaitu koran dan majalah,audio yaitu radio, dan internet.

88 Berdasarkan hasil uji Crosstabs-Chi Square pada penonton televisi swasta menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton. Sesuai dengan nilai Approx sig yang lebih besar dari α (0,05) yaitu sebesar 0,734. Kedua responden baik TVRI maupun televisi swasta menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton. 5.1.5 Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Durasi Menonton Motivasi akan identitas kolektif sedikit berbeda dengan motivasi sebelumnya karena motivasi ini terlihat jelas pada penonton televisi publik dalam hal ini TVRI. Maka pada penelitian kali ini akan melihat hubungan motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton baik pada responden TVRI maupun televisi swasta. Identitas kolektif yang dimaksud identitas kolektif adalah pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama (Larana dkk, 1994). Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal. Motivasi akan identitas kolektif diidentifikasi berdasarkan keinginan responden mencari informasi mengenai Budaya Sunda, mengetahui mengenai tokoh masyarakat sekitar, menimbulkan rasa nasionalisme, dan mengetahui informasi mengenai kebijakan pemerintah daerah.

89 Motivasi identitas kolektif didasari akan pandangan Verta Taylor dan Nancy Whittier dalam Larana dkk (1994) bahwa identitas kolektif adalah pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama. Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal. Tabel 16. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi akan Identitas Kolektif pada Responden Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Kolektif Penonton TVRI Swasta Tinggi 100 44 Rendah 0 56 100 (25 orang) 100 (25 orang) Tabel 16 menggambarkan persentase motivasi akan identitas kolektif pada penonton televisi swasta dan TVRI. Penonton TVRI 100 % menyatakan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka tinggi. Sesuai dengan tujuan TVRI Jawa Barat dan Banten yang mengedepankan sisi informatif, edukasi, dan budaya khususnya budaya lokal. Dengan adanya TVRI, penonton dapat memenuhi kebutuhan akan identitas kolektif mereka yang tertarik dengan seni budaya lokal khususnya Sunda yang jarang diperlihatkan di stasiun televisi yang lain. Berbeda dengan penonton televisi swasta yang menunjukkan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka rendah. Penonton televisi swasta tidak terlalu peduli,

90 atau perhatian akan identitas kolektif mereka, ditambah televisi swasta merupakan televisi nasional yang tidak menonjolkan identitas kolektif mereka. Hampir semua tayangan antara satu stasiun televisi swasta satu dengan yang lain sama, meerka menayangkan program yang sedang diinginkan oleh masyarakat tidak peduli apa dampak dari tayangan tersebut yang penting mendatangkan banyak keuntungan. Tabel 17. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Kolektif Tinggi TVRI Rendah Durasi Menonton Tinggi 60 40 100 (25 orang) Tinggi Swasta Rendah 18,20 81,80 100 (11 orang) Rendah 0 0 100 (0 orang) 57,1 42,90 100 (14 orang) Tabel 17 memperlihatkan hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton, dapat dilihat jelas bahwa responden TVRI memiliki motivasi akan identitas kolektif yang tinggi. Sebesar 100 % penonton TVRI menyatakan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka tinggi baik dengan durasi menonton tinggi ataupun rendah. sebaliknya, penonton televisi swasta menunjukkan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka rendah dengan durasi menonton yang juga rendah. Durasi menonton memiliki hubungan dengan motivasi identitas kolektif, maka jika motivasi akan identitas kolektif penonton swasta rendah maka durasi menonton pun juga rendah. Hasil uji statistik Crosstabs Chi Square tidak dapat dilakukan untuk hubungan motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton penonton TVRI. Hal ini karena hasil tabulasi silang menunjukkan hasil yang konstan dan

91 hanya pada satu variabel sehingga tidak dapat dilakukan uji statistik. Sedangkan untuk hasil uji statistik responden televisi swasta, Approx sig menunjukkan angka 0,048 yang berarti Ho ditolak. Jadi ada hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton. Dapat dilihat pada tabael bahwa identitas kolektif pada responden televisi swasta adalah rendah dan responden lebih memilih menggunakan media massa lain. Dapat disimpulkan bahwa motivasi akan identitas kolektif penonton televisi swasta rendah dan durasi menontonnya pun juga rendah karena mereka tidak begitu peduli akan kebijakan daerah, maupun budaya khususnya budaya Sunda. Responden juga lebih memilih media lain jika ingin mengetahui mengenai budaya Sunda, itu pun bukan karena mereka loyal dengan budaya tapi karena alasan lain seperti tugas. 5.2 Hubungan Motivasi Menonton dengan Frekuensi Menonton Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program. Frekuensi menonton televisi adalah seberapa sering responden menonton televisi dalam seminggu. Dilihat pada Tabel 20, frekuensi menonton televisi baik responden penonton TVRI maupun responden penonton televisi swasta cukup rendah. Sebanyak 60 % dari masing-masing kategori responden menyatakan

92 bahwa frekuensi menonton mereka rendah, yaitu kurang dari 28 kali dalam seminggu. Perhitungan frekuensi berdasarkan pada setiap program tayangan dan berdurasi 30 menit. Jadi, kategori tinggi adalah mereka yang memiliki frekuensi menonton 28 sampai 83 kali dalam seminggu. Frekuensi menonton yang rendah dapat diakibatkan karena penonton tidak selalu memiliki jadwal menonton atau pola menonton yang sama. Umumnya, responden menonton televisi ketika memiliki waktu senggang dan ingin untuk menonton televisi. Tabel 18. Persentase Jumlah Penonton Berdasarkan Frekuensi Menonton Frekuensi Menonton Responden TVRI Swasta Tinggi 40 40 Rendah 60 60 100 (25 orang) 100 (25 orang) Uji hubungan antara motivasi menonton dengan frekuensi menonton dilakukan dengan crosstabs-chi Square. Hasil pengolahan data berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, dan jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak. 5.2.1 Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Frekuensi Menonton Motivasi mendapatkan informasi adalah alasan penonton menonton televisi atau menggunakan media lain adalah untuk mendapatkan informasi, pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan alasan responden untuk menonton televisi adalah responden ingin memperoleh informasi terbaru, ingin mencari tahu mengenai peristiwa nasional dan internasional, dan ingin memenuhi rasa ingin

93 tahu. Motivasi mendapatkan informasi dapat mempengaruhi seringnya responden dalam menonton televisi dalam seminggu, untuk melihat hubungannya maka dilakukan uji hubungan dengan menggunakan tabulasi silang dan analisis Crosstabs Chi Square. Tabel 19. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Informasi Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 43,70 56,30 100 (16 orang) Tinggi Swasta Rendah 37,50 62,50 100 (16 orang) Rendah 33,30 66,70 100 (9 orang) 44,40 55,60 100 (9 orang) Tabel 19 memperlihatkan persentase hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan frekuensi menonton. Penonton TVRI memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah lebih dominan, hal yang sama juga terjadi dengan penonton televisi swasta yang menunjukkan bahwa motivasi mendapatkan informasi tinggi dengan fekuensi menonton rendah yang lebih dominan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh penonton TVRI masih menunjukkan motivasi dan perilaku yang sejalan, sedangkan penonton televisi swasta memiliki motivasi mendapatkan informasi yang rendah dan sejalan dengan frekuensi menonton yang rendah pula.

94 Berdasarkan hasil uji statistik Crosstabs-Chi Square, hasil Approx sig. dari hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan frekuensi menonton televisi pada responden TVRI adalah 0,610. Nilai Approx Sig yang lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan frekuensi menonton penonton TVRI. Nilai Approx sig. untuk uji statistik untuk responden televisi swasta adala 0, 734 maka Ho diterima. Hasil uji statistik Crosstabs-Chi Square yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan frekuensi menonton dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Frekuensi menonton memiliki arti berapa kali responden menonton televisi dalam satu minggu, maka tidak ada hubungan dapat dikarenakan responden tidak begitu sering menonton dalam satu minggu. Penonton yang bekerja tentu waktunya tersita untuk bekerja sehingga frekuensi menonton rendah dan ketika mereka menonton bukan karena alasan mendapatkan informasi tapi karena alasan yang lain. Selain itu dapat dikarenakan pemilihan media yang digunakan selain televisi seperti Koran atau internet.. 5.2.2 Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Frekuensi Menonton Motivasi mendapatkan hiburan seringkali menjadi alasan utama seseorang menonton televisi baik televisi swasta maupun televisi publik. Motivasi mendapatkan hiburan pada penelitian kali ini diidentifikasi beradasarkan keinginan seseorang untuk mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, bersantai, dan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari. Hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan frekuensi menonton dapat dilihat pada Tabel 20

95 Tabel 20. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi Mendapatkan Hiburan Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 47,40 52,60 100 ( 19 orang) Tinggi Swasta Rendah 36,80 63,20 100 (19 orang) Rendah 16,70 83,30 100 (6 orang) 50 50 100 (6 orang) Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa penonton TVRI memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah. Penonton televisi swasta juga menunjukkan bahwa motivasi mendapatkan hiburan tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah. Penonton TVRI maupun penonton televisi swasta memang memiliki motivasi mendapatkan hiburan yang tinggi akan tetapi, mereka tidak menghabiskan waktu dalam seminggu untuk menonton televisi saja. Frekuensi menonton yang rendah dapat dikarenakan penonton televisi swasta lebih memilih untuk menggunakan media lain untuk memenuhi kebutuhannya seperti internet. Sedangkan penonton TVRI tetap setia menonton TVRI untuk mendapatkan hiburan yang juga kental dengan seni budaya khususnya budaya Sunda, oleh karena itu frekuensi menonton mereka pun juga tinggi. Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs-Chi Square memperlihatkan bahwa nilai Approx Sig adalah 0, 181 maka Ho diterima. Hasil uji statistik pada penonton televisi swasta dengan Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx sig. adalah 0, 556 dan berarti Ho diterima. Jika Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara variabel motivasi mendapatkan hiburan dengan frekuensi

96 menonton penonton TVRI maupuan penonton televisi swasta. Tidak ada hubungan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kendala waktu luang bagi responden yang bekerja maupun yang kuliah. Selain itu, responden yang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi belum tentu frekuensi menontonnya tinggi karena waktu luang yang ada bisa saja digunakan responden untuk menonton acara yang lain, dapat juga motivasi hiburan yang tinggi mendorong responden untuk menggunakan media lain seperti internet atau majalah. 5.2.3 Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Frekuensi Menonton Motivasi akan identitas pribadi pada penelitian kali ini dikategorikan menjadi dua yaitu mempengaruhi dan tidak mempengaruhi. Mempengaruhi berarti motivasi akan identitas pribadi mendorong responden untuk menonton televisi, sedangkan tidak mempengaruhi berarti motivasi akan identitas pribadi tidak mendorong responden untuk menonton televisi aka tetapi menggunakan media lainnya seperti radio, Koran, majalah, dan internet. Motivasi akan identitas pribadi diidentifikasi berdasarkan keinginan responden untuk membandingkan perilakunya dengan perilaku tokoh panutan, dapat mengenal diri sendiri melalui media massa, ingin mengetahui tren gaya hidup dan mengetahui perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 21 memperlihatkan hubungan motivasi akan identitas pribadi dengan frekuensi menonton.

97 Tabel 21. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Identitas Pribadi Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 46,40 63,60 100 (11 orang) Tinggi Swasta Rendah 36,36 63,64 100 (11 orang) Rendah 42,90 57,10 100 (14 orang) 42,90 57,10 100 (14 orang) Penonton TVRI memiliki motivasi akan identitas pribadi yang rendah dengan frekuensi menonton yang rendah lebih dominan, begitu juga pada penonton televisi swasta menunjukkan bahwa lebih dominan penonton yang memeiliki motivasi akan identitas pribadi rendah dengan frekuensi menonton yang rendah juga. Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs-Chi Square untuk penonton TVRI menunjukkan bahwa nilai Approx Sig adalah 0,742, karena nilai tersebut lebih besar dari α maka Ho diterima. Hasil uji statistik pada penonton televisi swasta dengan Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx sig. adalah 0, 556 dan berarti Ho diterima. Jika Ho diterima maka tidak ada hubungan antara variabel motivasi akan identitas pribadi dengan frekuensi menonton. Motivasi akan identitas pribadi menyangkut dengan nilai-nilai diri dan model perilaku diri sendiri, tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan frekuensi menonton dapat disebabkan oleh responden lebih memilih media lain untuk melihat tren terbaru. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh frekuensi menonton televisi rendah karena alasan waktu atau responden lebih memilih untuk menonton tayangan yang lain.

98 5.2.4 Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi sosial dengan Frekuensi Menonton Salah satu motivasi dalam menggunakan media adalah motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Motivasi ini berhubungan dengan perilaku seseorang terhadap lingkungan sosialnya baik dengan manusia lain atau lingkungannya. Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden diidentifikasi berdasarkan pernyataan bahwa responden ingin mengetahui mengenai kehidupan orang lain di sekitar lingkungan, mengetahui topik yang sedang ramai menjadi pembicaraan teman-temannya, dan keinginan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sub bab ini akan membahas mengenai hubungan motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI dan responden televisi swasta. Tabel 22 menunjukkan hubungan motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton. Tabel 22. Persentase Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 43,70 56,30 100 (16 orang) Rendah 33,30 66,70 100 (9 orang) Tinggi Swasta Rendah 37,50 62,50 100 (16 orang) 44,40 55,60 100 (9 orang) Tabel 22 memperlihatkan penonton TVRI memiliki motivasi akan integrasi dan interaksi tinggi dengan frekuensi menonton rendah yang lebih dominan, begitu pula pada penonton televisi swasta terlihat bahwa motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah.

99 Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs Chi S quare pada responden TVRI menujukkan bahwa nilai Approx Sig adalah 0,610. Nilai Approx Sig lebih besar dari α maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan frekuensi menonton. Hasil uji statistik yang menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan frekuensi menonton dapat disebabkan responden yang memiliki motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tinggi tidak mempunyai waktu menonton yang banyak untuk memenuhi motivasi tersebut. Hal tersebut juga menyebabkan frekuensi menonton rendah, yang berarti dalam seminggu responden tidak sering menonton untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Nilai Approx sig untuk responden televisi swasta pada uji Crosstabs Chi Square menujukkan angka 0,734 maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan frekuensi menonton. 5.2.5 Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Frekuensi Menonton Motivasi akan identitas kolektif sedikit berbeda dengan motivasi sebelumnya karena motivasi ini terlihat jelas pada penonton televisi publik dalam hal ini TVRI. Maka pada penelitian kali ini akan melihat hubungan motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton baik pada responden TVRI maupun televisi swasta. Identitas kolektif yang dimaksud identitas kolektif adalah pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama (Larana dkk,1994). Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi

100 publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal. Motivasi akan identitas kolektif diidentifikasi berdasarkan keinginan responden mencari informasi mengenai Budaya Sunda, mengetahui mengenai tokoh masyarakat sekitar, menimbulkan rasa nasionalisme, dan mengetahui informasi mengenai kebijakan Pemerintah Daerah. Tabel 23 memperlihatkan hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton. Tabel 23. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Motivasi akan Identitas Kolektif Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta Tinggi TVRI Rendah Frekuensi Menonton Tinggi 45,50 34,50 100 (11 orang) Tinggi Swasta Rendah 18,20 81,80 100 (11 orang) Rendah 28,60 71,40 100 (14 orang) 44,40 55,60 100 (14 orang) Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa penonton TVRI memiliki motivasi akan identita skolektif rendah dengan frekuensi menonton yang rendah lebih dominan. Sebaliknya, pada penonton televisi swasta, terlihat bahwa motivasi identitas kolektif tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah. Hasil uji statistik Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx Sig untuk responden TVRI adalah 0,188. Nilai Approx Sig yang lebih besar dari α (0,05) memiliki arti bahwa Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton

101 TVRI. Hal tersebut dapat disebabkan responden yang memiliki motivasi akan identitas kolektif tinggi tidak mempunyai waktu banyak sehingga frekuensi menonton rendah, dapat juga disebabkan ketika mempunyai waktu luang responden lebih memilih untuk menonton acara yang lain. Hasil uji statistik pada responden televisi swasta menggunakan Crosstabs Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx sig adalah 0,048 dan berarti Ho ditolak. Jadi ada hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton televisi pada responden televisi swasta. Hal ini berarti bahwa identitas kolektif responden televisi swasta rendah dan frekuensi menonton televisi juga rendah dapat dilihat pada Tabel 24. Motivasi akan identitas kolektif pada responden televisi swasta rendah disebabkan oleh responden tidak terlalu memperhatikan mengenai budaya lokal (Sunda) dan pada televisi swasta juga jarang menayangkan tayangan yang bersifat lokal sehingga frekuensi menonton pun rendah karena tidak ada program yang ditonton. 5.3 Hubungan Motivasi Menonton dengan Pilihan Program Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program.

102 Perilaku menonton yang ketiga adalah pilihan program, pilihan program merupakan program yang dipilih oleh penonton ketika menonton televisi. Pilihan program dibagi menjadi dua kategori yaitu non berita dan berita. Non berita adalah program yang bersifat hiburan, drama, dan reality show sedangkan berita adalah program yang bersifat informatif dan edukatif seperti berita, dokumenter, kebudayaan, dan pendidikan. Tabel 24. Persentase Jumlah Penonton Berdasarkan Pemilihan Program Pemilihan Program Penonton TVRI Swasta Non Berita 40 60 Berita 60 40 100 (25 orang) 100 (25 orang) Perbedaan minat pilihan program responden TVRI dan televisi swasta terlihat jelas pada Tabel 5, responden TVRI memiliki minat pada program berita yang informatif dan edukatif yaitu sebesar 60 %. Responden televisi swasta berminat pada program non berita yang bersifat menghibur yaitu sebesar 60 % dari total responden. Penonton TVRI menonton tayangan yang dikategorikan berita bukan berarti hanya menonton program berita hard news saja. Jenis acara kebudayaan dan mengenai pengetahuan kebijakan Pemerintahan Daerah juga termasuk dalam kategori program berita. Uji hubungan antara motivasi menonton dengan perilaku menonton dilakukan dengan tabulasi silang dan crosstabs-chi Square. Hasil pengolahan data berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, dan jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak.