PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH FOTOGRAFI DARWIS TRIADI

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN


BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

Bab IV. Konsep Perancangan

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan beberapa perancangan redesign logo. konsep desain yang tertulis pada bab sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

Putih Abu Hitam Coklat

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

PERANCANGAN RUANG DALAM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB III. Sekolah Fotografi Darwis Triadi. 3.1 Profil Sekolah Fotografi Darwis Triadi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4 Metodologi Penelitian

BAB V KONSEP. 30

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

Studi aktifitas dan kebutuhan ruang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

Interior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013

BAB III METODE PERANCANGAN

KONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER

BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN KONSEP GAYA

BAB IV: KONSEP. c) Fasilitas pendukung di hotel (event-event pendukung/pengisi kegiatan kesenian di hotel)

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

MATRIKS HUBUNGAN RUANG

Transkripsi:

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH FOTOGRAFI DARWIS TRIADI Nathania Hapsari Komplek Taman Asri blok I3 No.4 Ciledug Tangerang 085780887775 nathaniahapsari@ymail.com Anak Agung Ayu Wulandari Fauzia Latif ABSTRAK Perkembangan teknologi dunia yang begitu pesat memberikan perubahan perubahan yang berarti di segala bidang termasuk bidang fotografi. Dengan perkembangan tersebut, dimulailah proses penemuan kamera dan ilmu yang mempelajarinya sehingga lahirlah seni fotografi. Fotografi memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari berbagai usia dan kalangan. Dari masa ke masa, jumlah peminat pun terus bertambah terutama di kota besar yang cukup maju seperti Jakarta. Masyarakat di Jakarta memiliki gaya hidup yang cukup mengikuti perkembangan akan hal-hal yang saat ini sedang terjadi, sehingga pesatnya perkembangan seni fotografi pun menarik rasa ingin tahu yang cukup besar dari masyarakat Jakarta untuk mempelajarinya. Hal tersebut melahirkan satu kebutuhan akan adanya sarana yang dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan mendalami dunia fotografi di bawah bimbingan tangan-tangan ahli. Dari berbagai sarana pendukung fotografi, salah satunya adalah dengan adanya sekolah fotografi. Kata Kunci : Teknologi, Fotografi, Sekolah Fotografi

PENDAHULUAN Latar Belakang Sudah sejak lama perkembangan teknologi di dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya perkembangan teknologi ini, perubahan perubahan yang berarti mulai bermunculan di segala bidang yang ada, salah satunya adalah bidang fotografi. Pada awalnya orang mengabadikan sebuah keadaan atau gambaran dengan teknik melukis, tetapi dengan berkembangnya teknologi maka kamera mulai diciptakan dan dikembangkan sehingga lahirlah seni fotografi. Setelah mengalami berbagai perkembangan yang cukup signifikan, fotografi telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kemajuan kebudayaan manusia modern terutama sepanjang abad ke-20. Fotografi menjadi seni yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari berbagai usia dan kalangan. Jumlah peminat pun terus bertambah seiring dengan perkembangan fotografi yang terus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal tersebut melahirkan satu kebutuhan akan adanya sarana yang dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan mendalami dunia fotografi di bawah bimbingan tangan-tangan ahli. Dari berbagai sarana pendukung fotografi, salah satunya adalah dengan adanya sekolah fotografi yang dewasa ini telah banyak bermunculan. Kebutuhan akan sekolah fotografi yang dapat memberikan kenyamanan dan pencitraan yang baik menjadi alasan kuat bagi seorang desainer interior untuk mengolah dan menciptakan kondisi serta program ruang yang tepat. Begitu juga dengan kualitas serta kelengekapan fasilitas di dalamnya, yang akan menunjang kegiatan berlajarmengajar. Dengan begitu minat masyarakat umum akan lebih bertambah. Dan masyarakat lebih memahami dan menghargai peranan sebuah sekolah fotografi itu sendiri. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada perancangan sekolah fotografi dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kurang optimalnya penonjolan karya seni fotografi pada interior sekolah fotografi. 2. Kurang efisiennya area penyimpanan pada ruang kelas sekolah fotografi yang memadai untuk peralatan yang digunakan. 3. Tidak kondusifnya zona private (ruang kerja staf dan ruang rapat direksi) dengan program ruang yang kurang ergonomis. 4. Kurang nyamannya fasilitas pelengkap (kantin, ruang make up, ruang wardrobe) pada interior sekolah fotografi. Tujuan Perancangan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mendesain interior sekolah fotografi yang dapat menonjolkan karya seni fotografi secara optimal. 2. Mendesain interior ruang kelas pada sekolah fotografi dengan area penyimpanan yang memadai untuk peralatan yang digunakan. 3. Mendesain program ruang yang tepat pada zona private (ruang kerja staf dan ruang rapat direksi) agar lebih kondusif dan ergonomis. 4. Menghasilkan fasilitas pelengkap (kantin, ruang make up, ruang wardrobe) yang lebih nyaman pada interior sekolah fotografi. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, di mana metode kualitatif itu sendiri dipahami sebagai suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15, dikutip dari penalaran-unm.org). Metode kualitatif tersebut terbagi atas dua cara yaitu : a. Studi lapangan yaitu dengan melakukan survey atau pengamatan dan pengenalan langsung ke sekolah fotografi yang ada, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Studi lapangan ini dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu: 1. Observasi: dengan melakukan pengamatan terhadap ruang ruang yang ada dalam sekolah fotografi, mengamati pola sirkulasi pengunjung, fotografer dan pegawai serta mengamati proses belajar mengajar. Pengamatan juga dilakukan terhadap beberapa sekolah fotografi yang sudah ada di Jakarta sebagai pembanding. 2. Wawancara: proses tanya jawab dengan pihak sekolah fotografi dan studio foto serta orang orang yang ahli dalam fotografi. Data yang diperoleh lebih akurat karena berasal dari sumbernya langsung. 3. Dokumentasi: dengan mendokumentasikan keadaan dan kegiatan yang berlangsung di sekolah fotografi. Misalnya memotret interior dari sekolah, studio foto, dan ruang ruang lainnya. b. Studi literatur yaitu dengan melakukan pengumpulan data melalui buku buku, majalah, makalah, ataupun dari media lain seperti internet, yang berhubungan dengan objek perancangan.

HASIL DAN BAHASAN Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003. Moto Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah LEARN FROM THE BEST Pengguna : 1. Pengelola 2. Instruktur 3. Siswa Pengelola - Usia : 25 50 tahun - Karakter : dewasa, sibuk, aktif, profesional Instruktur - Usia : 25 50 tahun - Karakter : dewasa, pecinta fotografi, profesional, ahli Siswa Bangunan : Saberro House, Kemang Kawasan perumahan, bisnis dan bisnis hiburan malam, dengan pengunjung yang dominan yaitu kalangan muda-mudi. Young Dynamic Modern Simple a. Pelajar Mahasiswa - Usia : 15 24 tahun - Karakter : trendi, aktif, berjiwa muda, kreatif, labil b. Karyawan / Pekerja Kantoran - Usia : 23 40 tahun - Karakter : berjiwa muda, aktif, sibuk, dewasa c. Penghobi fotografi - Usia : 40 50 tahun - Karakter : dewasa, berjiwa petualang, mapan Darwis Triadi Solo, Jawa Tengah - Bentuk geometris (garis lurus dan lengkung) - Material modern - Kombinasi warna netral, primer, dan sekunder - Local Content Jawa Tengah

Konsep Young Dynamic Lokasi sekolah fotografi ini bertempat di daerah Kemang yang merupakan kawasan hiburan dengan tingkat aktivitas cukup tinggi. Besar kemungkinan bahwa pengunjung yang akan datang berasal dari kalangan muda-mudi, ditambah lagi maraknya kemajuan fotografi yang saat ini mulai menyentuh masyarakat muda. Selain itu, berdasarkan hasil analisa pengguna dari sekolah fotografi yang ada, jenis pengguna yang cukup dominan adalah kalangan yang memiliki jiwa muda, dengan pola hidup yang dinamis dalam menjalani berbagai macam aktivitas. Hal inilah yang melahirkan konsep Young Dynamic untuk sekolah fotografi tersebut, agar desain yang ada sesuai dengan gaya hidup dan karakteristik para penggunanya. Konsep Citra Ruang (Modern Urban) Citra ruang yang ingin ditampilkan oleh desain interior ini adalah modern, penuh variasi, tanpa meninggalkan faktor kenyamanan sehingga pengunjung dapat merasakan suasana yang mendukung untuk mendapatkan pelajaran dan informasi. Selain untuk mengikuti gaya hidup msyarakat yang cukup dominan dengan hal-hal yang bersifat modernisasi, pemilihan konsep modern juga ditujukan untuk menggambarkan kemajuan dunia fotografi yang telah berkembang sangat pesat dewasa ini. Sedangkan pemilihan konsep urban ditujukan untuk mewakili pola hidup masyarakat yang beragam dengan karakteristiknya yang berbeda-beda. Penerapan seni fotografi pada elemen interior akan menjadi aksen yang cukup menonjol sehingga pengunjung juga mendapatkan gambaran tentang kemajuan dunia fotografi yang kini telah berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh penerapan seni fotografi tersebut terdapat pada penggunaan digital printing wallpaper pada beberapa ruangan, di antaranya: - Lobby - Kantin - Area Briefing - Ruang Meeting - Ruang Instruktur

Konsep Bentuk Untuk menegaskan konsep dinamis, bentuk-bentuk yang akan digunakan terdiri dari bentuk geometris dengan garis lurus ataupun lengkung. Pola penataan bentukbentuk tersebut tidak selalu simetris, melainkan ada sentuhan asimetris untuk menghindari kesan kekakuan.

Bentuk-bentuk yang akan mendominasi furniture adalah bentuk-bentuk geometri yang terdiri atas garis lurus ataupun garis lengkung. Penggunaan furniture dengan dengan bentuk tersebut dimaksudkan untuk menghindari kesan kaku pada ruangan. Desain dari tiap furniture mengacu pada tema modern era 1950 1960 yang cukup berciri khas. Desain inilah yang menjadi benang merah bagi semua ruangan yang ada pada Sekolah Fotografi Darwis Triadi tersebut.

Konsep Warna Warna-warna yang akan diterapkan secara dominan pada desain interior sekolah fotografi ini adalah warna-warna primer dan sekunder yang bersifat panas dan dingin. Warna-warna tersebut dipadukan dengan warna-warna netral yang diterapkan sebagai aksen untuk menghindari kesan penuh dan ramai. Dengan adanya perpaduan warna-warna ini, kesan aktif dan dinamis akan tercipta, sesuai dengan gaya hidup masyarakat berjiwa muda. Warna-warna tersebut di antaranya : - Putih dapat memberikan kesan baru dan simple - Abu abu warna netral yang mendukung kegiatan pemotretan - Biru pemancing daya imajinasi - Hijau menimbulkan kesan rileks untuk menghindari kejenuhan - Hitam menegaskan bentuk-bentuk solid dan kesan elegan - Merah pemancing semangat dan keaktifan - Jingga menegaskan kesan ceria dan kreatif - Kuning menegaskan kesan bersahabat - Coklat memberikan kesan nyaman Pengkombinasian warna netral ke warna dingin dan hangat tersebut ditujukan untuk mengimbangi warna primer ataupun sekunder yang cukup mencolok. Untuk mendukung tema dinamis tersebut, penerapan warna pada tiap ruangan akan berbeda-beda. Pembagian warnanya adalah: a. Lobby : - Warna abu-abu, putih, merah, hitam

- Mengadaptasi warna dari logo Sekolah Fotografi Darwis Triadi b. Ruang Tunggu Siswa - Warna abu-abu, putih, merah, hitam - Ruang Tunggu Siswa merupakan penerusan dari lobby sehingga warna yang digunakan kurang lebihnya sama c. Kantin - Warna jingga, merah, kuning, putih - Untuk memberikan kesan ceria, karena di sinilah terjadinya aktivitas pertemuan antar siswa yang menunggu kelas dimulai d. Studio Foto Interior - Warna abu-abu, putih, coklat - Pendominasian warna abu-abu dipilih karena merupakan warna ideal untuk proses pemotretan e. Ruang make up dan wardrobe - Warna putih, abu-abu, coklat muda - Untuk menciptakan nuansa bersih dan nyaman f. Mushola - Warna putih, hijau zamrud - Untuk menciptakan suasana ruang yang calm dalam mendukung aktivitas ibadah g. Kelas Teori dan Praktek - Warna putih, 2 turunan hijau mint, biru pirus - Untuk menciptakan tampilan yang bersih dengan tambahan biru pirus sebagai warna yang dapat memancing imajinasi h. Kelas Praktek Photoshop - Warna jingga, coklat muda, hitam - Untuk menciptakan kesan aktif namun nyaman i. Area Briefing - Warna putih, abu-abu, coklat, hijau mint, biru muda - Untuk memberikan nuansa modern dengan perpaduan warna yang ceria tanpa meninggalkan sisi kenyamanan j. Ruang Instruktur - Warna abu-abu, coklat - Untuk menciptakan kesan ruangan yang penuh sifat profesionalitas dan berpengelaman k. Pantry - Warna putih, coklat, hijau daun - Untuk memberikan kesan homy l. Ruang Locker Asisten

- Warna coklat muda, putih - Untuk memberikan kesan bersih dan nyaman m. Ruang Kerja Staf - Warna hijau, hijau mint, putih - Untuk menciptakan nuansa fresh sehingga dapat menekan tingkat stress n. Ruang Manajer Umum - Warna merah tua, putih, abu-abu - Untuk memberikan kesan modern, kekuatan, dan ketegasan o. Ruang Meeting - Warna jingga, putih, hitam - Untuk memberikan kesan aktif dan modern Perpindahan satu warna ke warna yang lain pada masing-masing ruangan ini lah yang akan menegaskan kesan aktif dan dinamis. Konsep Material Jenis-jenis material yang akan digunakan adalah material modern untuk menegaskan konsep modern itu sendiri. Material tersebut di antaranya adalah : - Gypsum -Kaca - Plastik - Karpet - Vinyl - Keramik - Tegel - Stainless Steel - Cat - Homogeneous Tile - Digital PrintingWallpaper

Konsep Pencahayaan Terbatasnya jumlah jendela pada bangunan Saberro House membatasi jumlah cahaya alami yang dapat memasuki bagian dalam gedung, sehingga dibutuhkanlah sumber pencahayaan buatan di antaranya : Tabel 1 Jenis Pencahayaan untuk Sekolah Fotografi Jenis Ruang Jenis Pencahayaan Area Receptionist General lighting, Task lighting Area Tunggu dan General lighting, Accent Product Display lighting, Decorative lighting Studio Foto Interior General lighting, Decorative lighting Ruang Make Up General lighting, Task dan Wardrobe lighting Kantin General lighting Mushola General lighting Kelas Teori dan General lighting Praktek Ruang Kerja Staf General lighting, Task lighting Ruang Instruktur General lighting Ruang Rapat General lighting Direksi Ruang Briefing General lighting Toilet General lighting Pantry General lighting, Task lighting Ruang Loker General lighting Asisten Untuk beberapa ruangan, dibutuhkan jenis pencahayaan tambahan dari lampu-lampu khusus fotografi. Penambahan pencahayaan tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan efek cahaya yang diinginkan pada objek foto. Ruangan yang membutuhkan pencahayaan tambahan antara lain : - Kelas teori dan praktek - Studio foto interior Konsep Penghawaan

a. Penghawaan Alami Penghawaan alami didapatkan dari sirkulasi udara yang terjadi di dalam bangunan. Namun karena sifat bangunan yang berbentuk bangunan bertingkat, jumlah jendela dan lubang udara lainnya pun terbatas sehingga pergantian udara yang terjadi tidak maksimal. Untuk mengatasinya, akan diterapkan beberapa cara di antaranya : - Mengunakan air conditioner - Memperbanyak bukaan ruang sehingga sirkulasi udara antar ruangan menjadi cukup optimal Konsep Rumah Solo Penggunaan konsep rumah Solo atau diterapkan pada penyusunan tata letak, pembagian ruangan, serta pengolahan elemen bangunan. Esensi yang diambil dari rumah Solo tersebut di antaranya : a. Tata Ruang : i. Pendopo: - Untuk tamu. - Filosofi: banyaknya bukaan dimaksudkan agar tamu mengerti bahwa keberadaannya adalah dengan sepengetahuan si pemilik rumah sehingga mereka akan merasakan rasa kesenjangan dan keharusan untuk menjaga tata karma ataupun perilaku). - Ditujukan untuk aktivitas yang berkaitan dengan publik. ii. Pringgitan: - Area transisi tamu, penyeimbang antara daerah yang umum dengan daerah yang sakral. - Filosofi: adanya area transisi itu dimaksudkan agar mala petaka tidak mudah memasuki bagian dalam rumah tempat si penghuni tinggal dan beristirahat. - Ditujukan untuk kalangan umum namun yang masih dalam batas penerimaan tuan rumah. iii. Dalem Ageng: - Tempat tinggal utama tuan rumah.

- Filofosi : sebagai daerah sakral yang dikuasai penuh oleh tuan rumah, memiliki beberapa ruangan tertutup untuk menyimpan barang-barang berharga. - Ditujukan untuk si tuan rumah dan keluarganya, dengan tingkat privasi yang lebih tinggi. b. Elemen Interior : i. Tegel: - Material lantai yang menjadi ciri khas bangunan tradisional Jawa Tengah. ii. Pondasi Umpak: - Pondasi dengan bentuk menyerupai limas segi empat, yang sebagian atasnya dibiarkan muncul di permukaan lantai dan terhubung langsung dengan kolom. Concept Images

SIMPULAN DAN SARAN Jakarta merupakan ibukota dengan tingkat perkembangan teknologi yang terus maju mengikutin perubahan zaman. Salah satu efek dari perkembangan teknologi itu sendiri adalah turut berkembangnya seni fotografi yang kini telah menyentuh berbagai kalangan masyarakat. Hal tersebut melahirkan kebutuhan akan sebuah sekolah fotografi yang dapat menjadi sumber ilmu dan informasi bagi masyarakat yang memiliki minat terhadap seni fotografi. Perancangan interior Sekolah Fotografi Darwis Triadi ini diharapkan dapat memberikan pencitraan yang baik atas sebuah sekolah fotografi yang berkualitas. Dengan fasilitas yang cukup lengkap serta pengolahan interior yang optimal, diharapkan pengunjung dapat menemukan suasana dan kondisi yang sangat mendukung kegiatan pengenalan dan pengajaran seni fotografi di bawah tangantangan para ahli. Dalam perancangan ini, penulis menyadari masih adanya ketidaksempurnaan dalam mendesain ataupun dalam penyusunan paper. Sumbersumber informasi pun masih terpaku pada hasil survey dan data literatur yang didapat, dikarenakan pengalaman penulis yang masih terbatas. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sungguh diharapkan serta dihargai demi kemajuan ilmu dan pengetahuan penulis. REFRENSI - n.d, Sejarah Fotografi, 1-3-2012, http://citrastudio.com - n.d, Dasar Fotografi Lensa Kamera, 1-3-2012, http://dasarfotografi.com - n.d, 2012, Sekolah, 4-3-2012, http://wikipedia.org - n.d, 2012, Darwis Triadi, 6-3-2012, http://wikipedia.org - n.d, Profil Darwis, 6-3-2012, http://adarwistriadi.com - Tetep Lukman, 2011, Pendidikan Formal vs Pendidikan Nonformal Informal, 11-3-2012, http://lukmancoroners.blogspot.com - Iyan Afriani H.S, 2012, Metode Penelitian Kualitatif, 19-3-2012, http://penalaranunm.org - n.d, 2012, Warna, 27-3-2012, http://wikipedia.com - n.d, 2012, Jawa Tengah, 6-4-2012, http://wikipedia.com - n.d, 2012, Kota Surakarta, 6-4-2012, http://wikipedia.com - Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M. Arch., 2012, Filosofi Rumah Jawa, 10-3-2012, http://pakoeboewono.blogspot.com - Setiprayanti, Dhiafah.(2011). Hubungan Makna Rumah Bangsawan dan Hidup Manusia Jawa dalam Konteks Pembatas Ruang, Laporan Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya - Adhitya Asmara, Yudi.(2011). Desain Interior Sekolah Neep s Art Photography, Laporan Tugas Akhir, Universitas Trisakti, Jakarta

Riwayat Penulis Nathania Hapsari lahir di kota Jakarta pada 21 September 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang desain interior pada tahun 2012. Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Desain Interior Universitas Bina Nusantara sebagai Wakil Ketua pada periode 2010-2011.