BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek. Penelitian dilakukan di Bagian Sewing CV S Sukoharjo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

Tanggal : Nomor Responden : Lokasi :

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja yang buruk dapat mengakibatkan masalah bagi. kesehatan karyawan. Jenis bangunan, alat dan bahan, proses pekerjaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK DAN MIKROBIOLOGI UDARA DENGAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian

BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Gang Jalak Gilingan Surakarta dan di

BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan Cross sectional, yaitu untuk mendeskripsikan secara

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel paparan getaran mekanis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel bebas Variabel terikat Suhu Udara Kelembaban Udara Keluhan Sick Building Syndrome Angka Total Mikrobiologi Udara Gambar 3.1 Kerangka konsep B. Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan antara suhu udara dengan keluhan sick building syndrome. 2. Ada hubungan antara kelembaban udara dengan keluhan sick building syndrome. 3. Ada hubungan antara angka total mikrobiologi udara dengan keluhan sick building syndrome. C. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian adalah survei observasional deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu suhu, kelembaban dan angka total mikrobiologi udara dengan variabel terikat yaitu keluhan dari sick building syndrome pada karyawan. 28

29 D. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suhu, kelembaban dan angka total mikrobiologi udara. Sedangkan, variabel terikat pada penelitian ini adalah keluhan sick building syndrome. E. Definisi Operasional Tabel 3.1 Daftar Nama Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Variabel Variabel Definisi Operasional Skala Suhu udara Kelembaban udara Angka total mikrobiologi udara Keluhan sick building syndrome Parameter fisik yang menunjukkan derajat panas atau dingin di dalam gedung. Pengukuran dilakukan di 4 titik dalam gedung unit cutting dan 15 titik dalam gedung unit sewing pada waktu pagi dan siang selama 5 hari. Pengukuran menggunakan alat Questemp 34 Parameter fisik yang menunjukkan hasil banyaknya kandungan uap air di udara dalam ruangan. Pengukuran dilakukan di 4 titik dalam gedung unit cutting dan 15 titik dalam gedung unit sewing pada waktu pagi dan siang selama 5 hari. Pengukuran menggunakan alat Questemp 34 Parameter yang menunjukkan hasil banyaknya koloni mikrobiologi di udara dalam ruangan. Pengukuran dilakukan di 4 titik dalam gedung unit cutting dan 15 titik dalam gedung unit sewing pada waktu 1 hari. Pengukuran menggunakan media Plate Nutrient Agar Keluhan yang dirasakan oleh karyawan selama bekerja dalam gedung yang diukur dengan menggunakan kuesioner dalam batas waktu satu minggu terakhir Interval Rasio Rasio Interval

30 F. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. 27 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan unit cutting dan sewing pada PT. Sai Apparel Industries. Karyawan unit cutting sebanyak 205 orang dan unit sewing sebanyak 851 orang. Jadi, populasi dalam penelitian ini yaitu 1056 orang. 2. Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti. 27 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara subyektif oleh peneliti yaitu dengan menentukan titik pengukuran dan sampel penelitian diambil berdasarkan posisi karyawan yang bekerja di sekitar titik pengukuran. Sampel dalam penelitian ini adalah 93 orang dengan jumlah 18 orang untuk unit cutting dan 75 orang untuk unit sewing. Kemudian dilakukan penyeleksian pada hasil kuesioner dengan ketentuan responden yang memiliki riwayat alergi atau asma dan sakit ketika berangkat kerja tidak dijadikan sebagai sampel penelitian, sehingga didapatkan 76 responden. Untuk menghitung sampel penelitian, maka menggunakan rumus sampel sebagai berikut: Keterangan : ( ) n = Besar sampel N = Populasi 1056 p = Proporsi subyek 0,5 q = Proporsi tanpa atribut 1-p 0,5 d = Tingkat presisi 10% = 0,1 2 Z ɑ = Tingkat kepercayaan sebesar 95% 1,96

31 Perhitungan penentuan sampel sebagai berikut: ( ) ( ) Kemudian untuk mendapatkan sampel penelitian dalam unit cutting dan sewing, dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: orang dalam unit cutting untuk 4 titik pengukuran orang dalam unit sewing untuk 15 titik pengukuran G. Pengumpulan Data 1. Sumber data a. Data primer Data yang dapat diperoleh dari pengukuran langsung yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari pengukuran suhu, kelembaban dan angka total mikrobiologi udara serta data mengenai keluhan sick building syndrome.

32 b. Data sekunder Data sekunder digunakan sebagai data penunjang atau pelengkap dari data primer yang relevan dengan keperluan peneliti. Data sekunder diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh pihak peneliti dari subyek penelitian. Pada penelitian ini tidak ada variabel bebas yang menggunakan data sekunder. 2. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran langsung meliputi pengukuran suhu, kelembaban dan angka total mikrobiologi udara dalam gedung serta data mengenai keluhan dari sick building syndrome. Instrumen yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban udara adalah Questemp 34 dan instrumen untuk mengukur angka total mikrobiologi di udara yaitu menggunakan media Plate Nutrient Agar dengan metode perkiraan yang dilakukan oleh petugas di Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. Sedangkan, Instrumen untuk mengukur keluhan sick building syndrome menggunakan kuesioner. Tahapan-tahapan untuk melakukan pengukuran dengan instrumen sebagai berikut: a. Pengukuran suhu dan kelembaban 1) Nama alat: Questemp 34 2) Pengoperasian alat a) Meletakkan alat pada 4 titik di unit cutting dan 15 titik di unit sewing masing-masing lokasi selama 5 menit b) Pengukuran dilakukan sampai menunjukkan angka yang stabil

33 3) Cara pembacaan: pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung lalu mencatat hasil pada lembar observasi b. Pengambilan sampel mikrobiologi 1) Nama alat: media Plate Nutrient Agar 2) Persiapan: Menyiapkan 19 buah media Plate Nutrient Agar 3) Cara pengambilan sampel a) Menempatkan alat pada 4 titik di unit cutting dan 15 titik di unit sewing b) Melepas tutup Plate Nutrient Agar c) Meletakkan Plate Nutrient Agar pada lokasi yang telah ditentukan. d) Diamkan Plate Nutrient Agar di udara terbuka selama 15 menit. e) Setelah 15 menit, menutup rapat Plate Nutrient Agar. f) Memberi keterangan atau label seperlunya, antara lain: waktu pengambilan dan lokasi atau tempat. 4) Metode analisis a) Memasukkan Plate Nutrient Agar pada inkubator dengan suhu ruangan selama 4 hari. b) Setelah waktu pembiakan selesai, jumlah koloni mikrobiologi yang tumbuh dihitung dengan menggunakan metode perkiraan oleh petugas laboratorium. c. Pengukuran keluhan sick building syndrome 1) Persiapan: peneliti menyediakan kuesioner 2) Pengambilan data: peneliti mewawancarai responden sesuai pertanyaan dalam kuesioner

34 3) Metode analisis: Kuesioner yang telah terisi jawaban hasil wawancara dengan responden, kemudian dilakukan penyeleksian pada hasil kuesioner dengan ketentuan responden yang memiliki riwayat alergi atau asma dan sakit ketika berangkat kerja tidak dijadikan sebagai sampel penelitian. 3. Prosedur pengumpulan data Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut: a) Menentukan sampel penelitian b) Menentukan lokasi untuk 19 titik pengukuran dalam dua gedung yaitu 4 titik dalam unit cutting dan 15 dalam unit sewing. c) Melakukan pengukuran suhu dan kelembaban terhadap lingkungan kerja selama lima hari berturut-turut pada waktu pagi dan siang hari dan satu kali pengukuran untuk angka total mikrobiologi udara d) Melakukan wawancara kepada responden yang berada di posisi terdekat dengan titik pengukuran e) Melakukan penyeleksian pada hasil kuesioner dengan ketentuan responden yang memiliki riwayat alergi atau asma dan sakit ketika berangkat kerja tidak dijadikan sebagai sampel penelitian 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan instrumen penelitian sebagai alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Alat ukur yang sesuai adalah alat ukur yang mampu memberikan informasi yang

35 seperti apa yang diharapkan sehingga tingginya suatu alat ukur dapat dilihat dari nilai validitas dan reliabilitasnya. a. Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur, mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Correlation Pearson Product Moment. Nilai pengukuran validitas menunjukkan korelasi jika nilai masing-masing item pertanyaan dengan nilai total pertanyaan menunjukkan angka signifikan p 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tabel 3.2 Data Validitas Keluhan Sick Building Syndrome No. Pertanyaan ρ value Hasil 1 Mata gatal / merah / pedih / 0,000 Valid berair 2 Hidung tersumbat / berair 0,000 Valid 3 Tenggorokan sakit / kering 0,000 Valid 4 Bibir terasa kering 0,000 Valid 5 Kulit terasa kering 0,156 Tidak valid 6 Kulit gatal-gatal 0,000 Valid 7 Merah-merah pada kulit 0,001 Valid 8 Sakit kepala / pusing / 0,000 Valid migrain / pening 9 Sulit berkonsentrasi 0,009 Valid 10 Merasa lelah / mengantuk 0,000 Valid 11 Batuk-batuk 0,000 Valid 12 Pilek 0,000 Valid 13 Sakit telinga - Tidak valid 14 Radang tenggorokan 0,000 Valid 15 Serak pada tenggorokan 0,000 Valid 16 Sesak napas 0,000 Valid 17 Mual 0,000 Valid Berdasarkan hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa pertanyaan keluhan sick building syndrome yang dikatakan valid

36 yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,11,12,14, 15, 16, dan 17. Sedangkan pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 5 dan 13. b. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran terhadap aspek yang sama. Instrumen dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dengan alat tersebut konsisten secara terus-menerus. Tiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel jika mempunyai alpha ( ) sebesar 0,6. Dalam penelitian ini, nilai Cronbach s Alpha 0,767 < 0,6 maka pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel. H. Pengolahan Data Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data sebagai berikut: 1. Editing Kegiatan memeriksa kembali kelengkapan data agar kesinambungan dan keseragaman data dapat terjamin. 2. Coding Kegiatan memberikan kode pada data yang telah diperoleh untuk memudahkan dalam pengolahan data dan mempercepat saat memasukkan data. 3. Entry data Memindahkan data ke dalam komputer agar dapat diolah dan dianalisa lebih lanjut. Program yang digunakan adalah program SPSS 19 for Windows.

37 4. Cleaning Mengecek ulang terhadap data yang telah dimasukkan untuk memastikan tidak ada kasalahan data. 5. Uji statistik Mengolah data dengan menggunakan program SPSS 19 for Windows. I. Analisis Data Analisis data ini dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan hasil olahan data sehingga mudah dibaca dan dapat diinterpretasikan hasilnya dan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Metode analisis yang digunakan adalah: 1. Analisis univariat Merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19 for Windows. Analisis univariat untuk menganalisa data secara deskriptif variabel suhu, kelembaban, angka total mikrobiologi udara, dan keluhan sick building syndrome karyawan dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi tiap variabel. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dari suhu, kelembaban, dan angka total mikrobiologi udara dengan keluhan sick building syndrome menggunakan uji Correlation Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut.

38 Tabel 3.3 Uji Statistik No. Variabel Bebas Variabel Terikat Skala Ukur Uji Statistik 1. Suhu udara Keluhan SBS Interval Interval Pearson Product Moment 2. Kelembaban udara Keluhan SBS Rasio Interval Pearson Product Momen 3. Angka total mikrobiologi udara Keluhan SBS Rasio Interval Pearson Product Momen