SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI KANTOR BPJS MENGGUNAKAN MATLAB Bella Nurbaitty Shafira 1), Risdawati Hutabarat 2), Winal Prawira 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung BNShafira@gmail.com, Risdawatihtb@gmail.com, prawinalwira@gmail.com I. PENDAHULUAN Mengantri merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sering ditemui dalam fasilitas-fasilitas pelayanan umum. Mengantri pembuatan kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) merupakan salah satu contoh dalam sistem antrian. Saat ini pemerintah mencanangkan kepada seluruh penduduk Indonesia untuk memiliki kartu BPJS, karena dengan adanya kartu BPJS ketika kita sedang sakit kita bisa lebih mudah untuk pergi berobat. Di paper ini, kami akan menganalisis antrian yang terjadi dalam pembuatan kartu di kantor BPJS secara teknis dengan menggunakan sistem antrian. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek) merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pada sistem antrian ini terdapat 5 loket dalam pembuatan kartu BPJS. Dalam hal ini loket pertama, kedua, dan ketiga merupakan loket untuk pelayanan; loket keempat merupakan loket untuk pembayaran sedangkan loket kelima merupakan loket untuk pengambilan kartu BPJS. Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model dan kinerja sistem antrian yang sudah dijalankan kemudian kami analisis dengan menggunakan simulasi menggunakan Matlab. Tool pada matlab yang digunakan dalam melakukan simulasi ini yakni SimEvent. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Simulasi Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasioperasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991). Simulasi adalah proses perancangan sistem model dari suatu sistem nyata dan pelaksanaan eksperimeneksperimen, dengan melakukan sebuah simulasi, maka dengan adanya suatu model kita dapat mengetahui tingkah laku sistem 2.2 Klasifikasi Model Simulasi Pada dasarnya model simulasi dikelompokkan dalam tiga dimensi yaitu [Lawand Kelton, 1991] : a) Model Simulasi Statis dengan Model Simulasi Dinamis. Model simulasi statis yakni sistem yang tidak terpengaruh oleh perubahan waktu. Sedangkan model simulasi dinamis yakni sistem yang dikaji dipengaruhi oleh perubahan waktu. b) Model Simulasi Deterministik dengan Model Simulasi Stokastik. model simulasi simulasi deterministic yakni model simulasi yang tidak mengandung variabel yang bersifat random. Sedangkan model simulasi stokastik yakni model simulasi yang mengandung variabel yang bersifat acak c) Model simulasi Kontinu dengan Model Simulasi Diskret. Model simulasi diskrit yakni memiliki variabel sistem sistem berubah pada titik waktu tertentu, sedangkan model simulasi kontinyu yakni perubahan variabel sistem berlangsung secara berkelanjutan seiring dengan perubahan waktu. 2.3 Teori Suatu antrian dapat terjadi apabila kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, yang akan menyebabkan pengguna fasilitas yang datang atau tiba tidak bisa langsung dapat di layani karena kesibukan layanan sedang berlangsung. Suatu pemodelan diperlukan untuk mewujudkan suatu antrian yang efisien dan optimal. Untuk memodelkan suatu permasalahan yang ada dapat menggunakan berbagai macam software komputer. Salah satu software yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah MATLAB (Mathworks Inc.), dimana didalamnya terdapat simulink yang dapat digunakan sebagai sarana untuk pemodelan, simulasi dan analisis dengan menggunakan antarmuka grafis. 2.4 Disiplin Disiplin antri merupakan penentu suatu antrian. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan yaitu :
a) First-Come First-Served (FCFS) atau First-In First-Out (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). b) Last-Come First-Served (LCFS) atau Last-In First-Out (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. c) Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba. d) Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. 2.5 Model Dilihat dari sifat proses pelayanannya, model antrian dapat di klasifikasikan fasilitas-fasilitas pelayanan dalam susunan saluran atau channel (Single atau multiple) dan phase (single atau multiple) yang akan membentuk struktur antrian yang berbeda-beda. Adapun 4 model antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian yakni a. Single Channel-Single Phase Sistem ini adalah yang paling sederhana. Pada Single Phase menunjukan bahwa hanya ada satu pelayanan atau hanya satu server sehingga konsumen hanya perlu melewati satu server untuk mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan. Gambar 1. Model Single Channel-Single phase b. Multi-Channel-Single Phase Sistem ini adalah sistem dengan desain pararel. Pada Multi-Channel-Single Phase ini konsumen hanya perlu melewati satu server untuk mendapatkan pelayanan, tapi mereka dapat memilih salah satu dari beberapa server yang disediakan. Gambar 2. Model Multi-Channel-Single Phase c. Single Channel Multiphase Multiphase menunjukan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phase-phase) sehingga pintu masuk bagi pelanggan hanya satu, tapi mereka harus melewati banyak pelayanan sebelum keluar dari sistem antrian Gambar 3. Model Single Channel Multiphase d. Multichannel Multiphase Sistem ini adalah system dengan Desain fasilitas yang menggabungkan paralel dan seri. Pada Multichannel Multiphase mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada satu waktu. Gambar 4. Multichannel Multiphase 2.6 Faktor timbul disebabkan oleh adanya kebutuhan akan layanan yang melebihi kapasitasnya sehingga pengguna fasilitas yang ada tidak bisa mendapat layanan langsung akibat proses pelayanan yang sibuk. Komponen dasar antrian: Komponen dasar antrian yakni sebagai berikut : a) Distribusi kedatangan Setiap masalah antrian pasti melibatkan kedatangan yakni seperti pelanggan,. Dalam hal ini kedatangan merupakan proses input. Proses input pada kedatangan biasanya disebut variable acak b) Fasilitas pelayanan Dalam mekanismenya pada system antrian terdapat satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiaptiap fasilitas pelayanan disebut saluran atau channel (Schroeder, 1997). c) Inti dari masalah antrian tergantung dari proses kedatangan dan waktu pelayanannya. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991). 2.7 Desain dan Model Konseptual Dari hasil penelitian yang dilakukan, desain antrian yang di Kantor BPJS cabang Bandar Lampung ini mengikuti model antrian multichannel-multiphase, karena mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada satu waktu. Sedangkan disiplin antrian yang digunakan di Kantor BPJS yaitu First In First Out (FIFO), dimana pelanggan yang mengambil nomor antrian pertama akan dilayani terlebih dahulu.
Ambil Nomor Gambar 5. Desain Komponen antrian 2.8 Related Works Pada paper mengenai sistem antrian pada kanor BPJS ini, analisis yang kami buat memiliki hubungan kerja pada Jurnal Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut yaitu SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PELAYANAN PERPANJANGAN SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN BERMOTOR. Dimana pada jurnal ini proses simulasinya menggunakan model konseptual yaitu multichannel-multiphase. Yang berbeda adalah pada software yang digunakan, pada jurnal tersebut menggunakan software monte carlo, sedangkan pada analisis kami menggunakan software Matlab. III. TESTBED 1 2 3 4 Arsitektur project ini yakni menggunakan software Matlab Ra2009 dengan toolbox SimEvent. Di project ini dengan memodelkan dan mensimulasikan sistem antrian di kantor BPJS. Pada sistem antrian ini terdapat 5 loket dalam pembuatan kartu BPJS. Dalam hal ini loket pertama, kedua, dan ketiga merupakan loket untuk pelayanan; loket keempat merupakan loket untuk pembayaran dan loket kelima untukpengambilan kartu BPJS. 5 Pada simulasi menggunakan software Matlab ini kami mendesain beberapa blok-blok yang diibaratkan sebagai loket. Pelanggan akan menuju loket pelayanan pada rentang waktu yang ditentukan. Dengan demikian, entitas dalam pemodelan ini adalah loket-loket. Pertama digunakan blok kejadian berdasarkan urutan (Event-Based Random Number), blok ini untuk memerintahkan blok berikutnya untuk membangkitkan jumlah pelanggan yang datang secara acak. Kemudian blok selanjutnya yaitu waktu berbasis badan generator (Time-Based Entity Generator), blok ini untuk meneruskan kembali perintah yang diterima untuk mewakili kedatangan pelanggan berdasarkan sinyal dari blok pertama. Blok pertama ini menerima input variabel waktu antar-kedatangan. Berikutnya, yaitu blok (Instatenuous Entitiy Counting Scope) untuk menampilkan jumlah pelanggan yang telah dibangkitkan secara acak. Lalu selanjutnya masuk ke blok FIFO Queue yang berfungsi sebagai pengatur bahwa pelanggan yang pertama datang akan dilayani pertama kali. FIFO queue ini mengaktifkan number of entities in queue sehingga kita dapat melihat berapa banyak pelanggan yang mengantri dimana output switch dihubungkan dengan signal scope untuk mengamati jumlah pelanggan yang datang, jumlah antrian dan pelanggan yang dilayani pada setiap server. Selanjutnya masuk ke N-server yang berfungsi untuk mengatur banyaknya server yang digunakan yang diibaratkan sebagai loket pelayanan. bus mengikuti signal yang diterima. Setelah itu diteruskan kembali FIFO queue1 dimana pelanggan akan mengantri lagi untuk menuju loket pembayaran dimana output switch dihubungkan dengan signal scope untuk mengamati jumlah pelanggan yang datang, jumlah antrian dan pelanggan yang dilayani pada setiap server. FIFO Queue ini berfungsi sebagai pengatur bahwa pelanggan yang pertama datang akan dilayani pertama kali. Kemudian diteruskan kembali single server karena loket pembayarannya hanya ada satu.. Setelah itu diteruskan kembali ke blok FIFO queue2 dimana pelanggan akan mengantri lagi untuk menuju loket pengambilan kartu. Kemudian diteruskan kembali single server1 karena loket pengambilannya hanya ada satu. Kemudian diteruskan kembali ke Entity sink sebagai blok terakhir Gambar 6. Toolbox pada SimEvent
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4. Grafik dari Signal Scope 2 (Waktu yang dibutuhkan pelanggan pada N-server atau pelayanan) Berdasarkan simulasi yang telah kami lakukan didapat hasil sebagai berikut : 1. Grafik Instantaneous Entity Counting Scope ( Jumlah pelanggan yang datang 32 Orang dengan waktu pengamatan 1000s) 5. Grafik dari Signal Scope (Jumlah Pelanggan dalam antrian pembayaran) 2. Grafik dari signal Scope 5 (Jumlah Pelanggan dalam antrian) 6. Grafik dari Signal scope yang dihasilkan oleh FIFO queue (Jumlah Pelanggan dalam antrian loket pengambilan kartu) 3. Grafik Signal Scope (Waktu Tunggu Ratarata) 4.2. Pembahasan Dalam project simulasi ini kami menganalisa sistem antrian berbasis komputer untuk pembuatan kartu di kantor BPJS. Jumlah server yang digunakan pada
simulasi ini disesuaikan pada masing-masing loket. Sistem antrian ini dimodelkan dan disimulasikan dengan toolbox SimEvent pada software Matlab. Pada kantor BPJS ini terdapat 5 loket dalam pembuatan kartu BPJS. Dalam hal ini loket pertama, kedua, dan ketiga merupakan loket untuk pelayanan; loket keempat merupakan loket untuk pembayaran sedangkan loket kelima merupakan loket untuk pengambilan kartu BPJS. Berdasarkan simulasi yang telah kami buat menggunakan Matlab Ra2009 dengan toolbox SimEvent maka diperlukan beberapa pendekatan agar model simulasi tersebut diterjemahkan kedalam bahasa program yang mudah dan sederhana yakni dengan pendekatan Event dimana dalam pendekatan event ini, program dibentuk dari sekumpulan routine event yang dibuat dalam bentuk blok-blok yang terdapat pada toolbox SimEvent yang masingmasing menjelaskan operasi yang menyebabkan entitas mengubah status dari sistem. Pada project yang kami buat ini mengenai sistem antrian sederhana yang terdapat di kantor BPJS dimana pelanggan yang datang secara random digambarkan menggunakan toolbox time based entity generator dalam hal ini sistem antrian dan pelayanannya berdasarkan aturan FIFO (First In First Out). Pada project yang kami buat ini parameter yang kami gunakan service time yaitu 20,60 dan 20, lamanya waktu yaitu kami set selama 1000 s. Grafik pertama yang dihasilkan pada pemodelan kali ini adalah grafik dari blok instantaneous entity counting scope yang menggambarkan jumlah pelanggan yang dating secara random selama waktu pengamatan,dihasilkan 32 pelanggan dengan waktu kedatangan yang random. Grafik kedua yang dihasilkan oleh signal scope 5 yang mewakili jumlah pelanggan dalam antrin dengan sistem FIFO queue sebelum para pelanggan masuk kedalam N-Server (loket pelayanan) dalam grafik ini dapat kita peroleh informasi bahwa tidak ada pelanggan yang tertunda dalam sistem antrian karena waktu pelayanan pada setiap loket telah terpenuhi. Grafik ketiga yang dihasilkan oleh Signal Scope kali ini mewakili waktu tunggu rata rata pelanggan dalam sistem antrian FIFO queue sebelum para pelanggan masuk ke loket N-Server ( ),sesuai dengan grafik kedua dimana tidak ada pelanggan yang tertunda dalam sistem antrian,begitu juga waktu tunggu rata rata para pelanggan,semua pelanggan dapat terlayani dengan waktu yang cukup. Grafik kelima dihasilkan dari Signal Scope 1,grafik ini menggambarkan jumlah pelanggan dalam antrian sebelum masuk ke Single Server ( Pembayaran),dengan hasil grafik ini kita dapat peroleh informasi yaitu beberapa pelanggan dalam sistem antrian FIFO queue ini yang tertunda,terdapat 4 pelanggan yang tertunda saat dalam antrian. Grafik keenam dihasilkan oleh Signal Scope 3,grafik ini mewakili jumlah pelanggan yang tersisa pada antrian dengan sistem FIFO queue sebelum masuk ke single server 1 (loket pengambilan kartu),pada grafik ini didapatkan informasi berupa jumlah pelanggan dalam sistem antrian FIFO queue sebelum masuk kedalam Single Server 1 ( Pengambilan Kartu),jumlah pelanggan yang ada hanya 31 orang,dimana jumlah awal pelanggan yang dibangkitkan yakni 32 orang pelanggan.hal ini dapat terjadi dikarenakan service time pada SingleServer (loket pembayaran) cukup lama (20second), sehingga pelanggan tertunda dalam sistem antrian sebelumnya. V. KESIMPULAN Dari simulai yang telah dilakukan, pada sistem antrian pembuatan kartu BPJS ini pelayanan dilakukan dengan menggunakan 5 loket, dimana loket ke 4 yaitu pada loket pembayaran menghasilkan antrian yang menumpuk diakrenakan banyak pelanggan yang mengantri namun server yang melayani hanya 1 saja oleh karena itu terjadi penumpukan antrian.. Penggunaan loket 4 ini dapat dioptimalkan dengan membatasi banyaknya antrian pada loket tersebut atau dengan menambahkan satu teller lagi diloket 4 untuk mengimbangi waktu pelayanan. VI DAFTAR PUSTAKA Law, A.M. and Kelton, W.D., 1991, Simulation Modeling and Analysis, McGraw-Hill, Inc., New York. Chung. Christoper, 2004, Simulation Modeling Handbook a Practical Approach,CRC Press New York. Law, Averil M., dan Kelton W. David, 2000, Simultan and Analysis, McGraw-Hill, Inc.,New York Grafik keempat merupakan hasil dari Signal Scope 2,yang mewakili waktu rata rata yang dibutuhkan para pelanggan pada N-Server ( ),dimana pada N-Server telah disetting service time selama 10detik,maka para pelanggan rata rata menghabiskan waktu total service time nya yakni 10detik per pelanggan