Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

dokumen-dokumen yang mirip
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KANDUNGAN NATRIUM NITRIT PADA AYAM CRISPY DI KOTA MANADO

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan di dalam kehidupannya (Effendi, 2012). Berdasakan definisi dari WHO

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

Analisa Kimia Kandungan Nitrit pada Daging Burger yang Beredar di Pasar Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

PENGEMBANGAN STRIP TES BERBASIS REAGEN ASAM SULFANILAT DAN 1-NAFTOL UNTUK DETEKSI PENGAWET NITRIT PADA SAMPEL KORNET DAGING SAPI SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

ANALISIS KUANTITATIF NITRIT PADA SOSIS YANG DIJUAL DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

STABILITAS DAN KADAR LAMIVUDIN DALAM SEDIAAN RACIKAN PUYER PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

VALIDASI METODE ANALISIS FORMALIN DALAM DAGING PAHA AYAM DI KOTA MANADO

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT PADA MINUMAN RINGAN YANG BEREDAR DI WILAYAH KARANGANYAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS AKHIR

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

Keyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HISTAMIN DENGAN PEREAKSI KOBALT(II) DAN ALIZARIN S SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

SCIENTIA SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia 7 (2) ; 113 119, 2017 VALIDASI METODE DAN PENETAPAN KADAR NITRIT (NO 2 - ) PADA SOSIS SAPI CURAH DAN SOSIS SAPI KALENG YANG DIJUAL DI SWALAYAN KOTA PALEMBANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Romsiah, Sintya Lara Marista, dan Ahmad Fatoni Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Email : romsiahchan@gmail.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian validasi metode dan penetapan kadar nitrit pada sosis sapi curah dan sosis sapi kaleng yang dijual di swalayan kota Palembang secara spektrofotometri UV-Vis. Metode ini menggunakan pereaksi Griess yang didasarkan pada reaksi diazotasi antara asam sulfanilat oleh asam nitrit yang diikuti reaksi pengikat dengan naftilendiamin membentuk suatu senyawa berwarna dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm. Hasil identifikasi nitrit menunjukan semua sampel positif mengandung nitrit. Hasil validasi metode analisis yang dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi 0,999; batas deteksi dan batas kuantitas masing-masing 0,0170 ppm dan 0,0568 ppm; nilai perolehan kembali 98,55%; nilai standar deviasi, koefisien variasi dan ketelitian alat pada uji presisi masing-masing sebesar 0,0174; 1,25% dan 98,75%.Hasil pengujian menunjukan bahwa terdapat 2 sampel (B = 77,36mg/kg dan C = 82,38 mg/kg) melebihi batas maksimum penggunaan nitrit yang ditetapkan oleh BPOM tahun 2013 tentang bahan tambahan makanan yaitu sebesar 30 mg/kg. Kata Kunci : Nitrit, validasi metode, sosis sapi curah, sosis sapi kaleng ABSTRACT A research has been done about method validation and determination of nitrites in bulk beef sausage and beef sausage cans that sold in supermarkets in Palembang city by using UV-Vis spectrophotometry. The method used the reagent Griess based on diazotation reaction between sulfanilamide acid followed by coupling reactions with naftilendiamin formed colored compounds and the absorbance was measured at wavelength of 540 nm. Qualitative analysis of nitrite showed positive result in all samples. The validation of analysis method resulted values of correlation coefficient at 0.999; limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) each at 0.0170 ppm and 0.0568 ppm; the average recovery at 98.55%; value of standard deviation, coefficient of variation and correctness of appliance at precision test each at 0.0174; 1.25 % and 98.75 % respectively. Test result showed that two samples (B = 77,36mg/kg and C = 82,38 mg/kg) exceeded the maximum limit of nitrite set by BPOM in 2013 which was 30 mg/kg. Keywords: Nitrite, method validation, beef sausage bulk, beef sausage cans p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 113

PENDAHULUAN Era globalisasi sekarang ini, banyak masyarakat yang menginginkan sesuatu secara instan, contohnya makanan siap saji. Makanan siap saji yang saat ini digemari masyarakat, salah satunya sosis. Sosis merupakan produk olahan daging yang mempunyai nilai gizi tinggi, berbentuk silindris dengan panjang kira-kira 8-10 cm, bukan hanya digemari oleh anak-anak dan remaja bahkan orang tua juga menyukai sosis (Nur, 2012). Menurut Cahyadi (2012), pada tahap pembuatan sosis sering ditambahkan bahan tambahan pangan (BTP) seperti pengawet. Bahan pengawet yang ditambahkan pada sosis berfungsi untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah ketengikan pada daging atau memperbaiki tekstur produk pangan. Nitrit merupakan salah satu pengawet yang digunakan dalam proses pengolahan daging untuk memperoleh warna yang baik dan mencegah pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum. Penggunaan nitrit sebagai pengawet diizinkan, akan tetapi perlu diperhatikan penggunaannya dalam makanan agar tidak melampaui batas, sehingga tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia (Lestari dkk, 2011). Senyawa nitrit dapat bereaksi dengan amina sekunder dalam produk makanan atau dalam sistem pencernaan yang membentuk turunan nitrosamin yang bersifat toksis. Efek samping utama dari nitrit adalah dapat menimbulkan kanker. Efek lain yang diketahui adalah menurunkan transport oksigen pada aliran darah melalui mekanisme oksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin yaitu hemoglobin yang tidak berdaya lagi mengangkut oksigen, efek pada bayi dapat menyebabkan wajah bayi menjadi biru disebut syndrom baby blues (Zahran, 2011). Berdasarkan Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan tambahan makanan, membatasi penggunaan maksimum pengawet natrium nitrit di dalam produk daging olahan yaitu sebesar 125 mg/kg (Cahyadi, 2012). Pada peraturan terbaru yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No.36 Tahun 2013 tentang pengawet nitrit di dalam produk olahan daging yaitu sebesar 30 mg/kg. Pada penelitian Nur dan Suryani (2011), tentang analisis kandungan nitrit dalam sosis pada distributor sosis di kota Yogyakarta, berdasarkan 5 sampel yang diuji secara uji kualitatif, semua sampel mengandung nitrit, sedangkan kadar nitrit pada semua sampel merk sosis bervariasi. Rentang kadar nitrit terendah pada sosis merk C yaitu sebesar 83,354 mg/kg dan rentang kadar nitrit tertinggi pada sosis merk E yaitu sebesar 211,294 mg/kg. Walaupun kadar nitrit pada beberapa sampel sosis yang diteliti masih berada dibawah batas maksimum yang telah ditetapkan Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999, namun mengkonsumsi sosis yang beredar di pasaran tetap perlu diperhatikan karena nitrit bersifat kumulatif dalam tubuh. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui kadar nitrit pada sosis sapi curah dan sosis sapi kaleng dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis yang telah di validasi sebelumnya. METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV- Vis (1700 Shimadzu), blender, neraca analitik, pipet gondok, pipet volumetri, pipet tetes, alat mikropipet, erlenmeyer (Pyrex), beaker glass (Pyrex), labu ukur (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), penyaring (milipore), pengaduk kaca, corong kaca, kertas saring (Whatman), stopwatch dan tabung reaksi. p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 114

Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baku standar nitrit, sulfanilamid (Pro analyse Merck), N- (1naftil) etilendiamindihidroklorida (NED) (Pro analyse Merck), asam asetat (glasial), merkuri(ii) klorida (HgCl 2 ) (Pro analyse Merck), aquabidestilata, sosis sapi curah merk A, B, C dan sosis sapi kaleng merk 1, 2, 3. METODE PENELITIAN Pembuatan Larutan Pereaksi Griess Larutan I disiapkan dengan melarutkan 0,5 g asam sulfanilat dalam 150 ml asam asetat 30% v/v. Larutan II disiapkan dengan cara dididihkan 0,1 g naftiletilendiamin dalam 20 ml aquabidest sampai larut dan dituangkan dalam keadaan panas ke dalam 150 ml asam asetat 30% v/v. Dicampurkan larutan I dan larutan II dalam wadah botol berwarna coklat (Cahyadi, 2012). Analisis Kualitatif Nitrit Ditimbang sebanyak 5 gram sampel yang telah dihaluskan kemudian ditambah aquabidest 25 ml aduk hingga homogen, kemudian disaring dengan kertas saring. Diambil filtrat sebanyak 5 ml, kemudian ditambahkan 1 ml pereaksi Griess. Diamati perubahan warna yang terjadi, perubahan warna dari bening menjadi merah atau rose menunjukan bahwa sampel mengandung nitrit (Lestari dkk, 2011). Pembuatan Larutan Baku Nitrit Dipipet sebanyak 10 ml larutan baku standar nitrit 1000 ppm, larutkan dengan aquabidest sampai volumenya tepat 100 ml hingga diperoleh konsentrasi 100 ppm. Dari konsentrasi 100 ppm diambil 5 ml dilarutkan dalam 100 ml aquabidest hingga diperoleh konsentrasi 5 ppm. Dari larutan baku 5 ppm dipipet 4, 6, 8, 10, 12, 14 ml dan diencerkan dengan aquabidest sampai volumenya tepat 50 ml sehingga diperoleh seri konsentrasi 0,4 0,6 0,8 1,0, 1,2 dan 1,4 ppm (Lestari dkk, 2011). Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan baku nitrit konsentrasi 1,4 ppm diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi Griess selanjutnya dibaca absorbansinya pada λ 480-580 nm diperoleh panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum (Lestari dkk, 2011). Penentuan Operating Time Larutan baku nitrit konsentrasi 1,4 ppm diambil 10 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi Griess selanjutnya dibaca absorbansinya pada λ max setiap 6, 9, 12, 15, 18 dan 21 menit. Ditentukan operating time-nya (Lestari dkk, 2011). Validasi Metode Pembuatan Kurva Baku (Linearitas) Larutan baku nitrit dengan konsentrasi 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 1,2; dan 1,4 ppm, masing-masing diambil 10 ml dan ditambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan dibiarkan selama operating time kemudian dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada λ max. Persamaan yang di dapat digunakan untuk menentukan kadar nitrit dalam sosis sapi curah dan sosis sapi kaleng. Data hasil absorbansi selanjutnya dibuat kurva baku sehingga diperoleh persamaan garis y = bx + a. Dari kurva hubungan antara konsentrasi natrium nitrit dengan absorbansi, diperoleh nilai koefisien korelasi tersebut dapat ditentukan linearitasnya baik atau tidak (Lestari dkk, 2011). Ketelitian (Precision) Larutan baku nitrit dengan konsentrasi 1,4 ppm, diambil 10 ml sebanyak enam kali, dimasukkan dalam enam tabung reaksi dan masing-masing ditambah 2 ml pereaksi Griess. Larutan di biarkan selama operating time dan dibaca absorbansinya pada λ max, kemudian dihitung nilai RSD (Lestari dkk, 2011). p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 115

Ketepatan (Accuracy) Diambil salah satu sampel sebanyak 5 g sampel yang telah halus ditimbang secara seksama, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml. Sampel selanjutnya ditambah dengan 40 ml aquabidest yang telah dipanaskan sampai suhu 80 o C lalu diaduk dengan pengaduk kaca, ditambahkan air panas hingga 250 ml, dipanaskan selama 2 jam dengan hotplate sambil digoyang-goyang. Ditambahkan 5 ml HgCl 2, digoyangkan dalam suhu kamar, dikocok dan disaring dengan kertas saring, Selanjutnya disaring dengan penyaring millipore. Penyaringan dilakukan dengan menyaring 2 kali dengan erlenmeyer terpisah. Untuk penambahan larutan standar 20 ppm, ambil sebanyak 9,9 ml filtrat dengan pipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml, tambahkan 0,1 ml larutan standar 20 ppm dengan menggunakan alat mikropipet, lalu tambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan dibiarkan selama operating time dan dibaca absorbansinya pada λ max dan dihitung presentase perolehan kembali dengan rumus (Harmita, 2004). % Perolehan Kembali = X 100% Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitas (LOQ) Batas deteksi dan batas kuantitas dapat dihitung secara statistika melalui persamaan garis linear dari kurva baku. Nilai pengukuran akan sama dengan b pada persamaan garis linear y = bx + a, sedangkan simpangan baku residual (Sy/x) (Lestari dkk, 2011). Preparasi Nitrit pada Sampel a. Sosis sapi curah Sebanyak 5 g sampel yang telah halus ditimbang secara seksama, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml. Sampel selanjutnya ditambah dengan 40 ml aqua bidest yang telah dipanaskan sampai suhu 80 o C lalu diaduk dengan pengaduk kaca, kemudian ditambahkan air panas hingga 250 ml dan dipanaskan selama 2 jam dengan hotplate sambil digoyanggoyang. Ditambahkan 5 ml HgCl2, digoyangkan dalam suhu kamar, dikocok dan disaring dengan kertas saring, Selanjutnya disaring dengan penyaring millipore. Penyaringan dilakukan dengan menyaring 2 kali dengan erlenmeyer terpisah. Diambil sebanyak 10 ml filtrat kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml, dan ditambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan di biarkan selama operating time dan di baca absorbansinya pada λ max (SNI, 01-2894-1992). b. Sosis sapi kaleng Sebanyak 20 g sampel yang telah halus ditimbang secara seksama, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml. Sampel selanjutnya ditambah dengan 40 ml aquabidest yang telah dipanaskan sampai suhu 80 o C lalu diaduk dengan pengaduk kaca, kemudian ditambahkan air panas hingga 250 ml dan panaskan selama 2 jam dengan hotplate sambil digoyang-goyang. Ditambahkan 5 ml HgCl 2, digoyangkan dalam suhu kamar, dikocok dan disaring dengan kertas saring, Selanjutnya disaring dengan penyaring millipore. Penyaringan dilakukan dengan menyaring 2 kali dengan erlenmeyer terpisah. Diambil sebanyak 10 ml filtrat kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml, dan ditambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan di biarkan selama operating time dan di baca absorbansinya pada λ max (SNI, 01-2894-1992). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Kualitatif Nitrit Pemeriksaan nitrit dengan pereaksi Griess digunakan untuk uji kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan nitrit pada sampel uji menggunakan metode Griess yang didasarkan pada reaksi diazotasi oleh asam nitrit yang diikuti reaksi pengikat dengan naftilendiamin yang membentuk suatu zat pewarna azo yang berwarna merah/ rose (Vogel, 1990). Analisis kualitatif harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan penetapan kadar sampel uji. Berdasarkan hasil analisis kualitatif pada 3 sampel sosis sapi curah dan 3 sampel sosis sapi kaleng diketahui bahwa semua sampel uji positif mengandung nitrit sebagai pengawet sehingga dapat dilanjutkan untuk menetapkan kadar sampel uji. p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 116

Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Nitrit Pada penelitian ini penentuan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang antara 480-580 nm, diperoleh panjang gelombang maksimum 540 nm pada konsentrasi 1,4 ppm sebagai konsentrasi tertinggi pada larutan seri standar nitrit yang memberikan puncak yang baik dan hampir sesuai dengan literatur yang ada. Hasil panjang gelombang yang diperoleh mengalami sedikit pergeseran dari panjang gelombang literatur yaitu 543 nm. Penentuan Operating Time Setelah penentuan panjang gelombang maksimum perlu dilakukan Operating time untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh suatu larutan untuk mencapai absorbansi yang konstan (Lestari dkk, 2011). Penentuan operating time ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang yang terlebih dahulu ditentukan yaitu 540 nm pada konsentrasi 1,4 ppm dengan rentang waktu 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 menit. Berdasarkan (Tabel I) diperoleh absorbansi konstan pada menit ke-15 dengan hasil absorbansi 0,792 yang memiliki selisih absorbansi yang kecil dibandingkan menit yang lain. Tabel I : Data Operating Time larutan standar nitrit konsentrasi 1,4 ppm Validasi Metode Validasi metode analisa yang dilakukan bertujuan untuk membuktikan bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, sesuai dengan tujuan penggunaannya, sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan merupakan hasil yang baik dan dapat di percaya (Harmita, 2004). Pembuatan Kurva Kalibrasi (Linearitas) Persamaan kurva kalibrasi (linearitas) menunjukan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan standar. Pengukuran kurva kalibrasi (linearitas) diukur dengan konsentrasi 0,4 ppm, 0,6 ppm, 0,8 ppm, 1,0 ppm, 1,2 ppm, dan 1,4 ppm dibuat dari larutan baku nitrit 5 ppm. Dalam pemipetan larutan baku nitrit harus dilakukan dengan tepat sehingga memberikan hasil serapan absorbansi yang baik. Dari hasil kurva kalibrasi (linearitas) diperoleh persamaan regresi linear yaitu y = 0,5579 x + 0,0064 dengan nilai r = 0,999 (Gambar 1). Gambar 1 : Kurva kalibrasi (linearitas) larutan standar nitrit Aturan umum, nilai 0,90 < r < 0,95 menunjukan kurva yang cukup baik, nilai 0,95 < r < 0,99 menunjukan kurva yang baik dan nilai r > 0,99 menunjukan linearitas yang sangat baik. Nilai maksimum dari r adalah 1 yang menunjukan adanya koefisien korelasi yang tepat antara konsentrasi dan absorbansi. Berdasarkan data yang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,999 yang artinya menunjukan linearitas yang sangat baik (Lestari dkk, 2011). Presisi (precision) Pengukuran uji presisi dilakukan pada salah satu konsentrasi. Presisi merupakan parameter yang menunjukan bahwa hasil yang didapat dalam pengukuran tidak memiliki perbedaan yang jauh dari hasil sebenarnya. Untuk menentukan presisi diukur dari simpangan p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 117

baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Uji presisi dinyatakan memenuhi persyaratan atau kriteria apabila nilai % RSD-nya kurang atau sama dengan 5 % dan ketelitian alat mendekati 100 % (Rahman, 2007). Dari hasil pengukuran uji presisi pada salah satu larutan standar nitrit pada konsentrasi 1,4 ppm dengan 6 kali pengulangan kemudian dibaca absorbansinya. Dari hasil perhitungan simpangan baku (SD) sebesar 0,0174, nilai % RSD-nya yaitu sebesar 1,25% dengan ketelitian alat sebesar 98,75 % sehingga uji presisi yang diukur pada salah satu larutan standar nitrit telah memenuhi persyaratan atau kriteria yaitu nilai % RSD-nya kurang dari 5 % dan ketelitian alat mendekati 100%. Akurasi (accuracy) Pada parameter validasi selanjutnya yaitu akurasi yang dinyatakan sebagai persen perolehan kembali atau (% recovery) analit yang di tambahkan. Akurasi dapat ditentukan dengan 2 cara yaitu, metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan bahan baku (standart addition method) (Harmita, 2004). Dalam penelitian ini mengunakan metode simulasi (spiked-placebo recovery) yaitu menambahkan sejumlah analit kedalam larutan sampel lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang sebenarnya. Hasil perhitungan nilai % recovery yang diperoleh sebesar 98,55 % dimana persen perolehan kembali ini menunjukan bahwa metode yang digunakan memenuhi syarat akurasi yang baik yaitu 90-107% (Harmita, 2004). Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitas (LOQ) Setelah didapatkan kurva kalibrasi (linearitas) yang telah memenuhi persyaratan, selanjutnya diolah untuk menentukan batas deteksi dan batas kuantitas. Batas deteksi (LOD) digunakan untuk mengetahui konsentrasi analit terendah dalam suatu sampel yang masih dapat dideteksi. Batas kuantitas (LOQ) digunakan untuk mengetahui kuantitas analit terkecil yang masih dapat menghasilkan pengukuran yang teliti dan saksama (Harmita, 2004). Persamaan regresi dari kurva baku (linearitas) diketahui batas deteksi yang diperoleh sebesar 0,0170 ppm dan batas kuantitas yang diperoleh sebesar 0,0568 ppm. Menurut Lestari dkk (2011), menyatakan apabila pengukuran dilakukan dan mendapatkan absorbansi melebihi batas LOD dan LOQ berarti seluruh sampel terdeteksi dan masih dapat memberikan kecermatan analisis. Penetapan Kadar Nitrit Pada Sosis Pereaksi Griess yang ditambahkan bertujuan untuk memperpanjang ikatan rangkap terkonjugasi, yang mana asam nitrit mereaksikan sulfanilamid dan naftilendiamin yang menghasilkan senyawa berwarna merah/ rose. Penambahan HgCl 2 pada preparasi nitrit pada sampel bertujuan untuk mengendapkan protein yang terdapat pada sosis. Pelarut yang digunakan adalah aquabidestilata dengan tujuan agar pelarut tidak mengandung mineral terutama nitrit, keuntungan aquabidestilata tidak berwarna dan tidak memiliki sistem rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya (Lestari dkk, 2011). Nitrit yang terdapat pada masingmasing sampel sosis (Tabel II dan III) berbeda-beda, dilihat dari karateristiknya dimana harga menentukan kualitas yaitu sampel yang memiliki harga yang murah mengandung kadar nitrit yang tinggi, ada yang hampir dan bahkan melebihi batas yang telah ditetapkan sedangkan sampel yang memiliki harga yang cukup mahal mengandung kadar nitrit yang rendah dan masih dibawah batas maksimum yang telah ditetapkan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari BPOM dan Depkes terkait dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa kadar nitrit pada sampel A dan B yang melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 36 tahun 2013. p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 118

Tabel II : Hasil Pengukuran kadar nitrit sosis sapi curah Tabel III : Hasil Pengukuran kadar nitrit sosis sapi kaleng Walaupun sampel masih ada dibawah batas maksimum, akan tetapi mengkonsumsi makanan yang mengandung nitrit harus tetap dibatasi karena bersifat kumulatif didalam tubuh manusia dan apabila dalam jangka waktu yang panjang dapat berpotensi menimbulkan kanker (Nur dan Suryani, 2012). Oleh karena itu masyarakat harus mengurangi makanan yang mengandung nitrit karena berbahaya apabila dikonsumsi terlalu banyak. KESIMPULAN 1. Uji validasi metode analisis dengan spektrofotometri UV-Vis menunjukan semua parameter metode memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 2. Kadar nitrit pada sampel sosis sapi curah A, B, dan C diperoleh sebesar 77,36 mg/ kg, 82,38 mg/ kg dan 26,76 mg/kg. Sedangkan pada sampel sosis sapi kaleng I, II, dan III diperoleh sebesar 5,81 mg/kg, 5,03 mg/kg dan 6,91 mg/kg. 3. Terdapat 2 sampel sosis sapi curah merk A dan B yang melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas obat dan makanan No. 36 Tahun 2013 yaitu 30 mg/kg. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional (BSN), 1992, Standar Nasional Indonesia No 01-2894-1992 Tentang Cara Uji Bahan Pengawet Makanan Dan Bahan Tambahan Yang Dilarang Untuk Dimakan, BSN, Jakarta. BPOM RI, 2013, Peraturan Kepala BPOM RI No 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, Menkumham RI, Jakarta. Cahyadi, W., 2012, Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, (Edisi III), Bumi Aksara, Jakarta. Harmita, 2004, Petunjuk Validasi Metode dan Cara Perhitungan, Jurnal Majalah Ilmu Kefarmasian, 1 (3), 117-135. Lestari, P., Sabilkis, dan Utami, P.I., 2011, Analisis Natrium Nitrit Secara Spektrofotometri Visibel Dalam Daging Burger Yang Beredar Di Swalayan Purwokerto. Jurnal Pharmacy, 8 (3), 88-98. MenKes RI., 1999, PerMenKes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999 Tentang Sediaan BTP Pengawet Dan Pangan Mengandung Pengawet. DepKes RI, Jakarta. Nur, H. Hayati dan Suryani D., 2012, Analisis Kandungan Nitrit Dalam Sosis Pada Distributor Sosis Dikota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6 (1), 1-12. Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis. (Edisi I), Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Vogel, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semi Mikro, Edisi V, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta. Zahran, Dalia A., and Gehan M.A.K., 2011, Residual Nitrite In Some Egyptian Meat Products And The Reduction Effect Of Electron Beam Irradiation, Journal Of Food Science And Tecnology, 3 (5), 376-380. p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 119