PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN CARA SWAKELOLA No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : 00 Tgl. Berlaku : Mei 2007 Tanggal :

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN MODUL. C. Tujuan Khusus PENGADAAN BARANG/JASA SECARA SWAKELOLA. A. Deskripsi Singkat Modul. B. Tujuan Umum

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN CARA SWAKELOLA

BAB II PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA

SWAKELOLA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

SWAKELOLA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR ISI. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA TUJUAN PELATIHAN KETENTUAN UMUM PERENCANAAN SWAKELOLA

DAFTAR ISI LAMPIRAN VI TATA CARA SWAKELOLA A. KETENTUAN UMUM 1 1. PENYELENGGARA PEKERJAAN SWAKELOLA 1 2. JENIS PEKERJAAN SWAKELOLA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

DAFTAR ISI LAMPIRAN VI TATA CARA SWAKELOLA

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah);

DAFTAR ISI BAB VIII TATA CARA SWAKELOLA

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA

1 Tujuan Prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman bilamana ada perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang dan percepatan waktu.

PROSEDUR REVISI DISAIN

SWAKELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PENUNJUKAN LANGSUNG NoDokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00 Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

MATERI 5 PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR I -E TAHUN 2017 TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN CARA SWAKELOLA, PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PEMILIHAN LANGSUNG

Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan

1 Tujuan Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dan administrasi.

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI KEBIJAKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

RENCANA UMUM PENGADAAN

PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS, PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI) No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00 Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

SETELAH MODUL INI SELESAI DIAJARKAN DIHARAPKAN PESERTA MAMPU:

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI KEBIJAKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

INSTRUKSI KERJA PEMBENTUKAN TIM SWAKELOLA

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

BAB II PROSEDUR PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH MENURUT PERPRES NO. 70 TAHUN 2012

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

Manajemen Pengadaan Barang /Jasa (PBJ)

Balai LPSE Dinas Komunikasi dan Infromatika Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

PERMASALAHAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 12 Maret 2014

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

TEKNIS RENCANA UMUM PENGADAAN. Bagian Pengendalian Pembagungan dan LPSE Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo

Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pengadaan LKPP-RI

APPENDIX 9B PROSEDUR SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN ( PHO )

521. BELANJA BARANG 522. BELANJA JASA 523. BELANJA PEMELIHARAAN 524. BELANJA PERJALANAN 525. BELANJA BADAN LAYANAN UMUM ( BLU ) 526.

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010

PELAKSANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN PENGENDALIAN SERTA PENGAWASAN PELAKSANAAN APBD

SURAT EDARAN Nomor: 08/SE/M/2006

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 475 TAHUN 2014

8MODUL PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA MODUL

I. A. Persiapan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah yang Dilaksanakan Penyedia Barang/Jasa

TUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :

PROSES. Bahan Kajian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2005 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi

PELAKSANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN PENGENDALIAN SERTA PENGAWASAN PELAKSANAAN APBD

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 06/IT3/LK/2012 Tentang PENGADAAN BARANG/JASA INSTITUT PERTANIAN BOGOR YANG DANANYA

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)

LAMPIRAN. SURAT EDARAN Nomor : SE - 237/MK.1/2011 TENTANG

BAB I PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN BELANJA DAERAH

PENJELASAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PASAL DEMI PASAL

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN BELANJA DAERAH

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA TASIKMALAYA

PENJELASAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN TEKNIS KEPADA INSTANSI LAIN WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISA PROSEDURPELAKSANAANPADA PROYEK SWAKELOLA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

CONTOH FORMULIR PELAKSANAAN PEKERJAAN SWAKELOLA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN PENYEDIA BARANG/ JASA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

- 1 - SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

bahwa sebagei implikasi ditetapkannya Rumah Sakit

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010

- 1 - PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KEPPRES 80 TAHUN 2003 DAN PERUBAHANNYA (VER.1/08)

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. S U R A T E D A R A N Nomor : 03/SE/M/2005

Transkripsi:

01 Maksud Prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan cara swakelola dalam menyusun surat perjanjian kontrak, dokumen kontrak sehingga memenuhi persyaratan baik dari segi administrasi dan ketentuan hukum sesuai Peraturan yang berlaku maupun teknis yang dapat dipertanggungjawabkan. 02 Ruang Lingkup Prosedur ini memuat proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan cara swakelola yaitu pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan,dan diawasi sendiri dari luar baik ahli maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50% (lima puluh persen ) dari tenaga sendiri. 03 Definisi Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50% (lima puluh persen) dari tenaga sendiri. 04 Acuan 1. Keppres Nomor : 80 tahun 2003 dan perubahannya. 2. Kepmen PU Nomor : 257 tahun 2004 4. Dokumen Swakelola 05 Ketentuan Umum 1. Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. 2. Swakelola dapat dilaksanakan oleh : a. pengguna barang/jasa; adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pengguna barang/jasa dengan menggunakan tenaga sendiri, tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan; b. instansi pemerintah lain non swadana (universitas negeri, lembaga penelitian/ilmiah pemerintah, lembaga pelatihan) adalah pekerjaan yang perencanaan dan pengawasannya dilakukan oleh pengguna barang/jasa, sedangkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran; c. kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah adalah pekerjaan yang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya dilakukan oleh penerima hibah (kelompok masyarakat, LSM, komite sekolah/pendidikan, lembaga pendidikan swasta/lembaga penelitian/ilmiah non badan usaha dan lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah) dengan sasaran ditentukan oleh instansi pemberi hibah. 3. Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola : a. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok pengguna barang/jasa; b. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat setempat; c. pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa; Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perwakilan Nias Hal 1/5

d. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan menanggung resiko yang besar; e. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan; f. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa; g. pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah; h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang/jasa yang bersangkutan. 4. Pelaksanaan Swakelola oleh pengguna barang/jasa Dalam pelaksanaan swakelola perlu mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh panitia yang ditetapkan oleh pengguna barang/jasa dan menggunakan metoda pengadaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam keputusan presiden ini, yaitu lelang/seleksi umum, lelang/seleksi terbatas, pemilihan/seleksi langsung atau penunjukan langsung; b. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borong; c. Pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak konsultan perorangan; d. Penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian; e. Pengiriman bahan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas penyimpanan; f. Panjar kerja dipertanggungjawabkan secara berkala maksimal secara bulanan; g. Pencapaian target fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu agar dapat diketahui apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai, sedangkan pencapaian target non fisik/perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan; h. Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh pengguna barang/jasa, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perwakilan Nias Hal 2/5

5. Pelaksanaan Swakelola oleh instansi pemerintah lain non swadana a. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh panitia dari unsur instansi pemerintah pelaksana swakelola yang ditetapkan oleh pengguna barang/jasa dan menggunakan metoda pengadaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam keputusan presiden ini, yaitu lelang/seleksi umum, lelang/seleksi terbatas, pemilihan/seleksi langsung atau penunjukan langsung; b. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borong; c. Pelaksanaan pengadaan yang menggunakan UYHD (uang yang harus dipertanggungjawabkan) dilakukan oleh instansi pemerintah pelaksana swakelola; d. Pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukan dilakukan berdasarkan kontrak konsultan perorangan; e. Penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian; f. Pengiriman bahan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas penyimpanan; g. Panjar kerja dipertanggungjawabkan secara berkala maksimal secara bulanan; h. Pencapaian target fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu agar dapat diketahui apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai, sedangkan pencapaian target non fisik/perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan; i. Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh instansi penerima kuasa, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. 6. Pelaksanaan Swakelola yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah a. Pengadaan barang, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh penerima hibah; b. Penyaluran dana hibah khusus untuk pekerjaan konstruksi dilakukan secara bertahap sebagai berikut: 1) 50% (lima puluh persen) apabila organisasi pelaksanaan penerima hibah telah siap; 2) 50% (lima puluh persen) sisanya apabila pekerjaan telah mencapai 30% (tiga puluh persen). c. Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana yang dikeluarkan dilaporkan secara berkala kepada pengguna barang/jasa; d. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh penerima hibah. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perwakilan Nias Hal 3/5

7. Pelaporan Pelaksanaan Swakelola a. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dilaporkan oleh pelaksana lapangan/pelaksana swakelola kepada pengguna barang/jasa setiap bulan; 2. Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan dilaporkan setiap bulan oleh pengguna barang/jasa kepada Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen/ Gubernur/Bupati/ Walikota/Direktur Utama BUMN/BUMD terkait atau pejabat yang disamakan. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perwakilan Nias Hal 4/5

06 Prosedur dan Tanggungjawab PROSEDUR No Pelaku Penanggungjawab 6.1 Kepala BRR Perwakilan Nias Kegiatan 1. Bersama-sama unsur dari BRR Distrik dan Kuasa Pengguna Anggaran/KPA menyusun kajian propefesional pengadaan barang/jasa dengan cara swakelola serta menentukan cara pelaksanaan swakelola. 2. Menyerahkan hasil kajian tersebut sebagai dokumen Pelaksanaan Swakelola kepada KPA. 6.1 KPA Membentuk PPK Swakelola dan menginstrusikan PPK untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan cara swakelola. Rekaman Rencana kegiatan pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan cara swakelola SK Pengangkatan PPK Swakelola 6.3 PPK 1. Menyusun rencana kegiatan dan jadual seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan swakelola. 2. Menyiapkan dokumen swakelola yang diperlukan. 3. Menyusun OE/HPS (Harga Perhitungan Sendiri). 4. Melaksanakan penjelasan, menerima penawaran,evaluasi,klarifikasi. 5. Membuat dan mengusulkan penetapan Penyedia Jasa terpilih dalam rangka swakelola kepada KPA. 6. Mengevaluasi dan meninjau ulang usulan yang ditolak sesuai dengan alasan penolakan 6.4 KPA 1. Menyetujui rencana kegiatan pelaksanaan swakelola dan menginstruksikan untuk mulai melaksanaakan kegiatan swakelola setelah tersedia anggaran pada dokumen anggaran. 2. Menolak usulan dan memberi alasan penolakan kepada PPK. 6.2 PPK Melakukan pengikatan (penandatanganan) Surat Perjanjian dengan Pelaksana swakelola/ penanggung jawab swakelola Dokumen Rencana Kegiatan Swakelola Dokumen Perjanjian/Kontrak Swakelola 07 Pengecualian Tidak ada 08 Lampiran Tidak ada Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perwakilan Nias Hal 5/5