BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi seluruh negara termasuk Indonesia. Beberapa negara mempunyai

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

(Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. semakin anjlok, terjun bebas dari Rp ,-/dollar AS hingga tembus hampir

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dunia yang dibarengi dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Arisyi F.Raz, Tamarind, Dea Artikasih, Syalinda Citra 2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal berfungsi menghubungkan perusahaan terbuka pada investor dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sunariyah (2011:5) Sunariyah (2011:49). Fahmi (2012:86)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan di tengah

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi telah meningkatkan permintaan energi. Pada mulanya. manusia memenuhi kebutuhan energi mereka dengan daya otot,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran sebagai tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Suatu entitas

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Maka dengan didirikannya sebuah perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertambangan merupakan sektor primer (ekstraktif) yang melakukan

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada 2013 hingga 2015 membuat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia. Gambar 1.1 Logo Bursa Efek Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dalam BEI sektor pertambangan. Sedangkan periode pengamatan

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Bambang Dradjat dalam situs pertanian.go.id menyatakan bahwa Perkebunan merupakan subsektor yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat subprime mortgages (kredit perumahan) yang berimbas ke sektor

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat dahulu, pada umumnya orang melakukan investasi secara tradisional.

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

I. PENDAHULUAN. Sektor energi memiliki peran penting dalam pembangunan. Sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

Lampiran 1 Data Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun No Kode Saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

PENDAHULUAN. berbagai cara atau inovasi dalam kebutuhan konsumen agar bisa meraih pangsa

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan persaingan antara perusahaan menjadi

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

BAB I. Pendahuluan. Pengukuran keluaran agregat pada akun pendapatan nasional disebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia atau yang biasa disingkat BEI adalah tempat atau wadah bagi para pelaku saham untuk memperdagangkan atau memperjualbelikan setiap saham/efek yang mereka miliki dan ingin beli. Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Hal tersebut dilakukan oleh pemerintah demi efektivitas operasional dan transaksi, dimana awalnya Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif (Indonesia Stock Exchange, 2015). Pada saat ini terdapat 10 sektor yang tercatat di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, dan Manufaktur. Sektor Pertambangan merupakan salah satu sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki perusahaan tercatat berjumlah 40 perusahan (Indonesia Stock Exchange, 2015). Bursa Efek Indonesia (BEI) mengelompokan sektor pertambangan dalam lima sub sektor, yaitu: 1. Pertambangan batu bara (coalmining) 2. Pertambangan minyak dan gas bumi (crude petroleum and natural gas) 3. Pertambangan logam dan mineral lainnya (metal and mineral mining) 4. Pertambangan batu-batuan (stonequarrying) 5. Pertambangan lainnya (othersmining) Sub sektor minyak dan gas bumi merupakan sektor yang sangat penting dikarenakan fungsinya sebagai penyedia energi yang dibutuhkan bagi sebagian industri-industri agar dapat beroperasi maupun untuk kegiatan sehari-hari. Produk Domestik Bruto (PDB) sub sektor minyak dan gas bumi berkontribusi positif atau selalu mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai 2014 yang masing-masing sebesar 253.078,6 miliar rupiah, 254.556,7 miliar rupiah, 267.003,5 miliar rupiah, 290.286,4 miliar rupiah (BPS, 2015). Peningkatan jumlah PDB sub sektor minyak dan gas bumi menjelaskan bahwa sub sektor tersebut mempunyai potensi untuk terus berperan penting dalam beberapa tahun yang mana hal tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian Indonesia. 1

Terdapat beberapa produk yang dapat dihasilkan dari hasil pengolahan minyak dan gas bumi yang dibagi menjadi dua jenis yaitu produksi bahan bakar minyak dan produksi bukan bahan bakar minyak. Hasil produksi dari bahan bakar minyak yaitu Avgas, Avtur, Bensin, Minyak Tanah, Minyak Solar, Minyak Diesel dan Minyak Bakar. Sedangkan hasil dari produksi bukan bahan bakar minyak yaitu Lube Base Oil, Asphalt, Ready Wax, Naphta dan LSWR (BPS, 2015). Pada periode tahun 2011-2014 terdapat tujuh perusahaan sub sektor minyak dan gas bumi yang pernah tercatat pada saham Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu: Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi No Kode Saham Nama Perusahaan Tanggal Listing 1 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 30 April 2003 2 BIPI Benakat Integra Tbk 11 Februari 2010 3 ELSA Elnusa Tbk 6 Februari 2008 4 ENRG Energi Mega Persada Tbk 7 Juni 2004 5 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk 1 Februari 2012 6 MEDC Medco Energi International Tbk 12 Oktober 1994 7 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 12 Juli 2006 Sumber: sahamok, 2015 1.2 Latar Belakang Penelitian Pada saat terjadi krisis global pada tahun 2008, perekenomian Indonesia sedang menghadapi tantangan yang berat. Banyak perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yang akhirnya mengalami kebangkrutan usaha. Kondisi ini berlanjut hingga tahun 2015 yang mana diawali dengan mulai melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar Amerika pada tahun 2011 dan mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 2015 ketika nilai 1 US$ = Rp 14.600 yang membuat kinerja perekonomian Indonesia mengalami penurunan (XE, 2015). 2

Di era globalisasi, sektor industri merupakan motor penggerak bagi pertumbuhan perekonomian menuju keadaan yang lebih baik karena sektor industri dianggap sangat efisien dalam menggunakan sumber daya ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja. Namun dalam beberapa waktu terakhir, kinerja sektor industri nasional sedang mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena kondisi perekonomian global yang menekan daya beli negara-negara maju sehingga menghambat kinerja ekspor nasional. Selain itu, maraknya produk impor memberikan dampak yang sangat besar terhadap penurunan kontribusi sektor industri nasional. Semakin banyak produk impor di pasaran, maka penguasaan pasar produk nasional terhadap total pasar di masyarakat sedikit banyak menjadi berkurang (Kemenperin, 2015) Salah satu sektor yag mengalami penurunan yaitu industri pertambangan, khususnya sub sektor minyak dan gas bumi yang perlu diperhatikan dikarenakan akhir-akhir ini telah terjadi penurunan harga minyak mentah yang dimulai pada bulan september 2014 dimana harganya masih diatas 90 US$ per barrels dan puncaknya terjadi pada 21 Agustus 2015 dengan harga minyak mentah mencapai 43 US$ per barrels (OPEC, 2015). Dan juga terjadi penurunan harga gas alam menjadi 2,18 US$ per Mbtu pada tanggal 23 November 2015 (US Energy Information Administration, 2015). Beberapa penyebab turunnya harga minyak mentah yaitu, pertama meningkatnya harga dollar AS, seperti harga komoditas lainnya, minyak pun dihargai dengan dollar AS. Akibatnya, ketika saat ini harga minyak mentah meningkat maka harganya pun ikut meningkat untuk di luar AS. Kedua yaitu dikarenakan terjadinya pasokan minyak berlebih, dimana US Energy Infomation Administration (EIA) melaporkan bahwa pada 30 September 2015, Amerika Serikat menambah pasokan minyak mentahnya lebih banyak 4,5 juta barrels dibandingkan minggu sebelumnya. Akibatnya saat ini jumlah cadangan minyak mentah mencapai 500 juta barrels, dan angka tersebut merupakan jumlah cadangan minyak terbesar dalam 80 tahun terakhir. Ketiga yaitu permintaan minyak yang menurun, dikarenakan ekonomi global sedang mengalami penurunan sehingga banyak negara yang mempertahankan ekonominya dengan cara mengurangi jumlah anggaran pembelanjaan (Bloomberg, 2015). 3

Selain turunnya harga minyak mentah, terjadi juga penurunan ekspor migas pada beberapa tahun terakhir, seperti yang dicantumkan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Ekspor Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi Tahun 2011-2014 (Dalam US$) Tahun Ekspor Migas Kenaikan/Penurunan 2011 41.477.035.636-2012 36.977.261.378-12% 2013 32.633.031.285-13% 2014 30.331.863.792-7,5% Sumber: Kemenperin,2015 Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa ekspor minyak dan gas bumi tahun 2011-2012 mengalami penurunan sebesar 12%, pada tahun 2012-2013 mengalami penurunan sebesar 13% dimana presentase penurunannya meningkat, dan pada tahun 2013-2014 menagalami penurunan meskipun dengan presentase penurunan yang lebih sedikit yaitu sebesar 7,5%. Jika tren penurunun ekspor terus terjadi dalam beberapa tahun kedepan dan perusahaan mengabaikannya terus menerus tanpa menemukan solusi terbaik, bukan tidak mungkin beberapa perusahaan tambang nasional akan mengalami kerugian yang cukup besar dan dampak jangka panjang nya pun dapat mengalami kebangkrutan. Berdasarkan pernyataan perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang memperkirakan akan terjadi penurunan laba tahun ini akibat penurunan harga energi yang tidak diikuti dengan peningkatan permintaan (Britama,2015). Sehingga penurunan total ekspor minyak bumi dan harga minyak mentah akan sangat memberikan dampak terhadap Return on Assets (ROA) perusahaan nasional yang bergerak di sub sektor minyak dan gas bumi di Indonesia baik itu mengalami penurunan atau perlambatan tingkat kenaikan ROA. 4

Berikut ini merupakan tabel 1.3, data Return On Assets (ROA) perusahaan sektor minyak dan gas bumi di Indonesia. Tabel 1.3 Return on Assets Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Tahun 2011-2014 (Dalam %) Nama Perusahaan 2011 2012 2013 2014 ARTI 1 5 4 2 BIPI - 1.7 0.2 4.1 - ELSA - 1 3 5.45 9.71 ENRG 4.9 0.7 7.3 1.6 ESSA 18.6 6.4 10.6 7.3 MEDC 3.5 0.47 0.49 0.37 RUIS 0.3 2.5 2.3 4.4 Sumber: Data diolah dari laporan keuangan perusahan Pada Tabel 1.3, terlihat bahwa setiap perusahaan mengalami kenaikan maupun penurunan Return On Assets (ROA) dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011-2012, perusahaan ENRG, ESSA dan MEDC mengalami penurunan ROA sedangkan sisanya mengalami kenaikan. Pada tahun 2012-2013, perusahaan ARTI dan RUIS mengalami penurunan ROA sedangkan sisanya mengalami kenaikan. Pada tahun 2013-2014, perusahaan yang mengalami penurunan ROA adalah ARTI, ENRG, ESSA dan MEDC, sedangkan sisanya mengalami kenaikan. Dan selama periode 2011-2014 terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan ROA, yang mana penurunan ROA merupakan gejala awal suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan (Kordestani, Biglari dan Bakhtiari, 2011) Dengan kondisi sekarang dimana perekonomian sedang menurun dan terdapat beberapa perusahaan yang berada di industri minyak dan gas bumi, bukan tidak mungkin akan mengakibatkan kerugian beberapa perusahaan dalam waktu dekat. Hal itu disebabkan oleh semakin ketatnya persaingan sehingga menuntut perusahaan untuk selalu memperkuat fundamental manajemen agar mampu bersaing dengan perusahaan lain (Putra dan Ferlina, 2014). Ketidakmampuan mengantisipasi kondisi perekonomian 5

akan mengakibatkan terjadinya kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat dan pada akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan bagi perusahaan. Kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang baik akan mempengaruhi keputusan para investor untuk berani menanamkan modalnya di perusahaan tersebut karena kesehatan keuangan perusahaan akan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Sehingga para investor diharuskan untuk menganalisis terlebih dahulu kondisi kesehatan keuangan perusahaan sebelum menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut para investor harus bisa mendeteksi kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan. Salah satu sinyal untuk mendeteksi kemungkinan kesulitan keuangan adalah sinyal dari dalam perusahaan yang berupa indikator kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan (Putra dan Ferlina, 2014). Kebangkrutan adalah suatu kondisi dimana suatu perusahaan tidak mampu lagi mengoperasikan perusahaan dengan baik karena kesulitan keuangan yang dialami sudah sangat parah. Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh tanda-tanda awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan diketahui, semakin baik bagi manajemen karena manajemen bisa melakukan perbaikan (Prihanthini, Dewi dan Sari, 2013). Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan yaitu metode Altman, Springate, Ohlson, Zmijewski, dan lain-lain. Pada penelitian Putra dan Ferlina (2014) yang meneiliti lima perusahaan minyak dan gas bumi yaitu ARTI, BIPI, ELSA, ENRG dan RUIS dengan menggunakan model altman dan springate pada tahun 2009-2012. Prediksi kebangkrutan menggunakan Altman untuk perusahaan ARTI pada tahun 2009 masuk dalam kategori distress zone, pada tahun-tahun berikutnya masuk kedalam kategori grey zone. Untuk perusahaan BIPI setiap tahunnya selalu masuk kedalam kategori safe zone. Pada perusahaan ELSA tahun 2009 dan tahun 2010 berada dalam kategori safe zone, dan pada dua tahun berikutnya berada pada kategori grey zone. Untuk perusahaan ENRG setiap tahunnya selalu masuk dalam kategori distress zone. Sedangkan pada perusahaan RUIS pada tahun 2009 masuk dalam kategori safe zone, tahun 2010 berada dalam kategori grey zone, dan pada tahun berikutnya berada pada kategori distress zone. 6

Sedangkan dengan menggunakan model springate, yang masuk kedalam kategori sehat yaitu perusahaan ELSA pada tahun 2009 dan perusahaan RUIS pada tahun 2009 dan 2010. Selain itu, semua perusahaan akan diprediksi mengalami kebangkrutan karena masuk dalam kategori bangkrut. Peneliti ingin melanjutkan dan mengembangkan penelitian ini dengan sampel dan tahun yang berbeda dari penelitian Tri dan Arlin (2014), yaitu pada tujuh perusahaan yang pernah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2014 dan juga dengan menambahkan metode yang digunakan dibandingkan penelitian sebelumnya. Metode yang akan peneliti gunakan adalah metode yang memiliki akurasi tertinggi yang didapat dari penelitian sebelumnya pada perusahaan nasional meskipun pada sektor yang berbeda. Penelitian Veronita, Emiranldi dan Julita (2014) melakukan penelitian terhadap perusahaan di sektor Food and Beverage menyatakan bahwa metode financial distress yang memiliki akurasi dari yang tertinggi sampai yang terendah pada penilitian nya adalah Ohlson sebesar 54,8%, Altman sebesar 47%, Zmijewski 18,7%, Fulmer 15,9% dan Springate 6,8%. Berdasarkan pemaparan yang ada, peneliti ingin melakukan penelitian dengan mengambil judul ANALISIS KEMAMPUAN MODEL ALTMAN, OHLSON DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011-2014). 1.3 Perumusan Masalah Sub sektor minyak dan gas bumi telah mampu menyumbang pendapatan yang cukup besar untuk perekonomian Indonesia bahkan setiap tahunnya angka pendapatannya selalu meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada peningkatan PDB nya dari tahun 2011-2014. Namun, melemahnya perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini mengakibatkan beberapa perusahaan-perusahaan nasional juga ikut terkena dampaknya seperti menurunnya laba perusahaan yang didapat dari tahun ke tahun. Jika tidak disadari secepatnya, bukan tidak mungkin beberapa perusahaan akan mengalami kebangkrutan dalam waktu dekat. Hal yang harus dilakukan adalah memprediksi kebangkrutan perusahaan untuk mengetahui apakah kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan yang baik atau malah mengindikasikan kebangkrutan. Beberapa studi terdahulu yang terkait dengan masalah 7

prediksi kebangkrutan pada sub sektor minyak dan gas bumi masih menggunakan sedikit metode dan metode-metode yang digunakan juga belum dapat dipertimbangkan apakah cukup baik ketika dilakukan implementasi pada perusahaan minyak dan gas bumi. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas maka dapat diketahui masalah penelitiannya sebagai berikut: 1. Bagaimana prediksi potensi kebangkrutan dengan menggunakan metode Altman pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014? 2. Bagaimana prediksi potensi kebangkrutan dengan menggunakan metode Ohlson pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014? 3. Bagaimana prediksi potensi kebangkrutan dengan menggunakan metode Zmijewski pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014? 4. Apakah terdapat perbedaan prediksi potensi kebangkrutan menggunakan metode Altman, Ohlson dan Zmijewski pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Model apa yang paling sesuai diterapkan di Indonesia dalam memprediksi potensi financial distress untuk perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan Penilitian yang ingin dicapai berdasarkan perumusan masalah adalah: 1. Menganalisis dan menguji bagaimana prediksi potensi kebangkrutan dengan menggunakan metode Altman pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. 2. Menganalisis dan menguji bagaimana prediksi potensi kebangkrutan dengan menggunakan metode Ohlson pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. 8

3. Menganalisis dan menguji bagaimana prediksi potensi kebangkrutan dengan menggunakan metode Zmijewski pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. 4. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan potensi prediksi kebangkrutan menggunakan metode Altman, Ohlson dan Zmijewski pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Mengetahui model yang paling sesuai diterapkan di Indonesia dalam memprediksi financial distress perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis A. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kesesuaian antara teori dan implementasi yang terjadi di kehidupan nyata. B. Hasil penelitian ini diharapkan akan melengkapi bahan penelitian selanjutnya sehingga berguna untuk pengembangan ilmu. 1.5.2 Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi perusahaan untuk menyusun strategi perusahaan di masa mendatang. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini diperlukan batasan-batasan penelitian yang bertujuan untuk menjaga konsistensi tujuan dari penelitian, sehingga masalah yang dihadapi tidak meluas dan pembahasan lebih terarah. Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Dalam penelitian ini penulis melakukan perhitungan metode Altman, dan metode Ohlson, Zmijewski. 2. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor minyak dan gas bumi yaitu Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI), Elnusa Tbk (ELSA), Energi Mega Persada Tbk (ENRG), Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS). 9

3. Penelitian ini membandingkan analisis prediksi kebangkrutan Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI), Elnusa Tbk (ELSA), Energi Mega Persada Tbk (ENRG), Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. 1.8 Sistematika penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan, jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas analisa data-data yang telah penulis dapatkan dari penelitian dengan menggunakan metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan akhir penelitian serta saran-saran untuk objek penelitian ataupun pihak-pihak terkait lainnya. 10