PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI DI KABUPATEN TEGAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS(AHP) DALAM MENENTUKAN KELAYAKAN BAKAL CALON PRESIDEN RI 2014 STUDI KASUS SMK N 3 PURWOKERTO

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILU PILPRES RI 2014

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH GADGET SMARTPHONE

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS(AHP) DALAM PEMILU PILPRES

Analytical hierarchy Process

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENEJMEN KARIR PEGAWAI. (Studi Kasus STMIK Pringsewu) Mailasari. Jurusan sistem informasi, STMIK PRINGSEWU

ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta)

Siti Mujilawati dkk: Penerapan Algoritma AHP 53

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan,

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN TERHADAP KEBERLANJUTAN BISNIS TATA RIAS KECANTIKAN DI KABUPATAN GARUT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENDUKUNG PEMILIHAN MERK KOMPUTER SERVER PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH BANGKA BELITUNG

Pengertian Metode AHP

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

P11 AHP. A. Sidiq P.

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN SMK BERPROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAVORIT DI PANGKALPINANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON PENERIMA BEASISWA PADA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) PADA PEMILIHAN WISATA PANTAI UNTUK DIKEMBANGKAN DI GUNUNG KIDUL

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MOTOR JENIS SPORT 150CC BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PERGURUAN TINGGI NEGERI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

BAB IV PEMODELAN DAN MANAJEMEN MODEL

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMKN 1 NGANJUK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( AHP )

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Faktor Pendukung Pemilihan Obat Untuk Penderita Penyakit Hipertensi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB I PENDAHULUAN. akan melanjutan pendidikannya, banyak sekali kriteria-kriteria yang harus dilihat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

PENGGUNAAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN INDIVIDUAL DEVELOPMENT PLAN UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI TEKNIS PEKERJA

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia. Analisis keberadaan..., Marthin Hadi Juliansah, FE UI, 2010.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah keniscayaan. Semakin menarik media promosi yang dilakukan maka

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

KAJIAN EFEKTIFITAS RENCANA STRATEGIK SISTEM INFORMASI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 LANDASAN TEORI

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Menentukan Jenis Usaha Potensial Dalam Suatu Kawasan Wisata

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Transkripsi:

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI DI KABUPATEN TEGAL Lutfi Syafirullah Bina Sarana Informatika Tegal Jl. Sipelem No. 22 Tegal Barat lutfi.lfs@bsi.ac.id ABSTRACT Memilih perguruan tinggi bukanlah hal yang mudah bagi para calon mahasiswa. Dengan tersedianya berbagai macam alternative pilihan kampus yang ada menuntut seseorang agar lebih cermat dalam memilih dan menentukan perguruan tinggi mana yang akan dituju, karena salah dalam memilih dan menentukan perguruan tinggi akan berakibat fatal bagi masa depan seseorang. Diperlukan berbagai macam pertimbangan sebelum memilih perguruan tinggi, karena perguruan tinggi satu dengan yang lainnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Makalah ini membahas mengenai pengambilan keputusan untuk memilih alternatif perguruan tinggi yang tersedia. Untuk memecahkan masalah ini penulis menggunakan metode Analytic Hierarchy Process(AHP). Software super decision digunakan untuk melihat nilai konsistensi dari masing-masing tabel perbandingan. Pada akhirnya hasil dari metode ini diharapkan dapat membantu semua pihak khususnya konsumen di wilayah Tegal dalam memilih perguruan tinggi terbaik. Kata kunci: Perguruan tinggi, pengambilan keputusan, AHP (Analytic Hierarchy Process) dan super decision. 1. Pendahuluan Setelah menyelesaikan pendidikkan di SMA/SMK para alumni yang hendak melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi dihadapkan pada berbagai pilihan untuk memilih kampus sebagai tempat menuntut ilmu. Salah dalam memilih kampus dapat menyebabkan proses belajar tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pada akhirnya, berbagai macam impian yang dicitacitakan untuk membangun masa depan juga tidak berjalan sesuai dengan rencana. Tentunya kemungkinan buruk tersebut tidak diharapkan oleh para calon mahasiswa. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam pertimbangan lebih matang sebelum memutuskan untuk memilih kampus atau perguruan tinggi agar tidak menyesal dikemudian hari dengan keputusan yang telah diambil. Fenomena yang terjadi dewasa ini adalah banyak mahasiswa merasa berada dikampus yang salah. Kampus yang telah dipilih saat mendaftarakan diri sebagai calon mahasiswa baru ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Lingkungan yang tidak kondusif, mata pelajaran yang sulit dimengerti, tidak ada kebanggaan terhadap almamater, dosen yang kurang kompeten dalam mengajar dan berbagai masalah lain yang dihadapi. Sehingga banyak kasus dimana mahasiswa enggan dan menjadi malas untuk menjalankan kuliah. Membolos, hura-hura dan bermalas-malasanpun dijadikan cara untuk melampiaskan penyesalannya, sehingga tidak ada motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan kuliah, akibatnya IPK Nasakom (nasib satu koma) dan gelar mahasiswa abadipun melekat dalam diri mahasiswa tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan berbagai macam masukan atau pertimbangan yang dapat dijadikan patokan bagi seseorang atau calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi atau kampus ketika akan melanjutkan studi setelah lulus dari SMA/SMK. Dengan pertimbangan yang matang diharapkan proses belajar di perguruan tinggi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Yang menjadi latar belakang permasalahan dalam makalah ini adalah faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi atau kampus sebagai tempat menuntut ilmu? Pembahasan yang dibahas dalam makalah ini adalah proses pemilihan kampus berbasis IT yang ada diwilayah Tegal dengan membandingkan Proceedings SNIT 2013: Hal. A-11

beberapa parameter yang ada diantaranya adalah biaya, jurusan dan strata atau jenjang pendidikan. Status perguruan tinggi swasta ataupun negeri tidak menjadi parameter mengingat di Tegal saat penelitian ini dilaksanakan belum terdapat Perguruan Tinggi Negeri. Adapun alternatif Perguruan Tinggi yang akan dibandingkan adalah BSI, LP31, Politeknik dan YMI dengan alasan ke empat Perguruan Tinggi tersebut memiliki jurusan komputer ( IT) dan masing-masing Perguruan Tinggi mewakili strata D1, D2, D3 hingga S1. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan riset terhadap populasi di SMK Al Maktubiyyah Tegal yang berjumlah total 33 siswa. Mengingat SMK Al Maktubiyyah Tegal merupakan sekolah yang baru beroperasi sehingga baru terdapat siswa kelas 10 saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dalam memilih Perguruan Tinggi yang menjadi pertimbangan bagi calon mahasiswa. Manfaat yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Bagi Penulis Menambah wawasan penulis tentang faktor apa saja yang dijadikan pertimbangan calon mahasiswa dalam memilih perguruan Tinggi. 2. Bagi Pembaca Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para calon mahasiswa untuk dapat menganalisa berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih Perguruan Tinggi. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi lembaga yaitu Bina Sarana Informatika Tegal tempat penulis mengajar sehari-hari, untuk dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas lembaga. 2. Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa makalah terdahulu yang berkaitan dengan tema AHP dalam pengambilan keputusan: 1. Supplier Selection Using Analytic Hierarchy Process: An Application From Turkey(Betul Ozkan, Huseyin Baslıgil, Nergis Sahin, 2011). Makalah ini membahas tentang pengambilan keputusan sebagai salah satu kegiatan yang paling penting di perusahaan karena membuat keputusan yang tepat berpengaruh penting pada keuntungan perusahaan dan kesuksesan. Dalam hal ini tujuan penulisan makalah tersebut adalah untuk memilih pemasok terbaik untuk pembelian komputer dan printer untuk Registry Direktorat Jenderal Tanah. Penelitian menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk pemilihan metodologi. Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan kriteria dan sub-kriteria utama. Terdapat 4 kriteria utama dan 16 sub-kriteria dan tiga pemasok potensial yang dimiliki yaitu A, B, dan C. Langkah selanjutnya adalah menerapkan AHP pada masalah yang dihadapi dan akhirnya ditemukanlah pemasok terbaik. Makalah ini menggunakan kriteria kualitatif dan kuantitatif, AHP digunakan untuk mengevaluasi proses pengambilan keputusan. Menurut hasil, kualitas layanan ditentukan sebagai kriteria yang paling penting dan kemasan ditentukan sebagai sub-kriteria yang paling penting. Dalam tulisan ini, metodologi AHP digunakan untuk menentukan pemasok terbaik untuk membeli komputer dan printer bagi Direktorat Jenderal Pendaftaran Tanah. Menurut hasil yang diperoleh, alternatif C ditentukan sebagai alternatif pemasok terbaik, sementara alternatif A ditentukan sebagai terbaik kedua dan B adalah alternatif terburuk 2. The evolution of Analytical Hierarchy Process (AHP) as a decision making tool in property sectors (Edie Ezwan Mohd Safian dan Abdul Hadi Nawawi, 2011). Pembahasan dalam makalah ini membahas mengenai Analytical Hierarchy Process (AHP) yang telah diperkenalkan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk militer. Namun, karena kemampuannya untuk mengidentifikasi berat badan dan umur dalam penelitian, menyebabkan AHP menjadi populer di banyak sektor. Pada dasarnya, AHP adalah alat dalam pengambilan keputusan yang mengatur variabel ke dalam bentuk hirarki. Mengarah ke perhitungan berat badan dan umur, peneliti di seluruh dunia juga telah menemukan bahwa AHP dapat dimodifikasi dan digunakan tidak hanya untuk militer, tetapi dalam setiap sektor juga. Dari sektor militer, modifikasi AHP telah banyak digunakan di sektor lain seperti otomotif, kesehatan, pendidikan, bisnis dan juga administrasi. Selain itu juga telah ditemukan AHP yang telah memberikan dampak di bidang pasar properti. Penerapan AHP di pasar properti Proceedings SNIT 2013: Hal. A-12

telah terjadi dalam banyak hal seperti penilaian kualitas bangunan dan kinerja, persepsi penyewa dan harapan, identifikasi penyewa atau kebutuhan penjajah, investasi portofolio serta penilaian dan klasifikasi. Dalam konteks global, modifikasi AHP telah digunakan di properti penelitian. Namun, di Malaysia, hanya beberapa properti. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi evolusi penggunaan AHP dalam konteks global dan lokal, terutama di sektor properti. Temuan dari penelitian ini akan menyoroti beberapa isu kritis dalam menggunakan AHP di sektor properti dan memberikan beberapa saran untuk meningkatkan penggunaannya. AHP telah menunjukkan evolusi dan dampak di sektor properti. Selanjutnya, karena fleksibilitas dan efisiensi, AHP telah dipilih sebagai instrumen yang dapat diandalkan dalam membuat keputusan atau pemecahan masalah dan dapat bergabung dengan aplikasi lainnya sesuai dengan kesesuaian. Di sisi lain, AHP juga memiliki kelemahan minor. Untuk mengatasi masalah ini khususnya di sektor properti, alat AHP dapat berkembang menjadi sistem pakar dalam rangka memfasilitasi perhitungan metrik Aljabar dalam metode AHP. Alasannya adalah untuk mempercepat proses analisis data dalam metode AHP. Sebagai hasilnya, AHP akan memiliki kekuatan dari sudut analisis. 3. Metode Penelitian 1. Wawancara Pada tahap ini penulis melakukan wawancara terhadap admin tiap-tiap kampus untuk mencari informasi yang dibutuhkan dari masing-masing kampus. 2. Kuisioner Penulis mengambil sampel dengan membagikan kuisioner terhadap siswasiswi dari SMK Al Maktubiyyah Tegal. 4. Hasil dan Pembahasan Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teori pengukuran melalui perbandingan berpasangan dan bergantung pada penilaian para ahli untuk menurunkan skala prioritas (Saaty, 2008). AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif (Syaifullah, 2010). Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) sebagai alat Decision Support System atau pengambilan keputusan (Muhammad Karebet Widjajakusuma, 2008). Masih menurut Muhammad Karebet Widjajakusuma, AHP telah menjadi pilihan utama bagi para pengambil keputusan, baik pemerintah maupun perusahaan atau organisasi non pemerintah untuk memahami kondisi serta membantu melakukan prediksi dan pengambilan keputusan. 1. Alasan Penggunaan AHP Analytic Hierarchy Process memiliki beberapa keunggulan dalam penyelesaian pengambilan keputusan diantaranya, (Muhammad Karebet Widjajakusuma, 2008): - Memodelkan masalah yang tidak terstruktur secara hierarki sehingga stabil dan fleksibel. - Pendekatan sistematik sehingga lebih efisien - Memiliki skala penilaian khas, yang dapat menyelesaikan masalah terukur (kuantitatif) maupun pendapat (judgement) - Penentuan prioritas elemen-elemen struktur berdasarkan bobot kepentingannya. - Memiliki tingkat kesahihan atau akurasi yang tinggi berdasarkan konsistensi logis. Alasan-alasan penggunaan AHP lainnya sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena sebagai berikut, (Syaifullah, 2010): - Struktur yang berhierarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. - Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. - Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 2. Kelebihan AHP Proceedings SNIT 2013: Hal. A-13

Analytic Hierarchy Process memiliki beberapa kelebihan untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan diantaranya, (Syaifullah, 2010): - Kesatuan (Unity) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. - Kompleksitas (Complexity) AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif. - Saling ketergantungan (Inter Dependence) AHP dapat digunakan pada elemenelemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier. - Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring) AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa. - Pengukuran (Measurement) AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas. - Konsistensi (Consistency) AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas. - Sintesis (Synthesis) AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif. - Trade Off AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. - Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus) AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda. - Pengulangan Proses (Process Repetition) AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan. Analytic Hierarchy Process selain memiliki beberapa kelebihan juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya, (Syaifullah, 2010): - Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. - Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk. 4. Tahapan AHP Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan terlebih dahulu permasalahan yang akan dihadapi dan dipecahkan dengan membangun cluster dan node (yang mewakili masing -masing cluster). Dimana permasalahan penelitian ini adalah mencari faktor-faktor yang menjadi alasan calon mahasiswa ( studi kasus terhadap siswa-siswi SMK Al Maktubiyyah) dalam memilih sebuah perguruan tinggi berbasis IT. Pemilihan kampus sebagai tujuan yang ingin dicapai, dengan menambahkan kriteria-kriteria yang menjadi parameter dan alternatif kampus yang dapat dipilih. Dalah hal ini, penelitian mengambil sempel terhadap 4 perguruan tinggi yaitu BSI(D1), LP3I(D2), Politeknik(D3) dan YMI(S1). Penggambaran cluster dan node menggunakan software bernama super decisions yang nantinya digunakan juga dalam melihat output dari hasil pengolahan data kuisioner. 3. Kelemahan AHP Proceedings SNIT 2013: Hal. A-14

Gambar 4.1. Hubungan Cluster dan Node Setelah menentukan tujuan, kriteri dan alternatif kampus yang dipilih, langkah selanjutnya adalah menginputkan 31 data kuisioner yang diambil dari seluruh populasi siswa-siswi SMK Al Maktubiyyah slawi. Dengan data-data yang sudah ada, selanjutnya melakukan komparasi secara top down yaitu membandingkan node memilih kampus dalam cluster tujuan dengan node biaya, node jurusan dan node strata dalam cluster kriteria. Demikian juga dengan setiap node dalam cluster kriteria (biaya, jurusan dan strata) dibandingkan dengan setiap node yang ada dalam cluster alternatif (BSI, LP3I, Politeknik dan YMI). Gambar 4.3. Nilai Inkonsistensi Berdasarkan Kriteria Pembanding Berdasarkan parameter biaya, diperoleh hasil bahwa biaya pendidikkan di BSI lebih murah dibandingkan kampus-kampus yang lain (LP3I, Politeknik dan YMI) seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar 4.2. Komparasi Cluster Tujuan dan Cluster Kriteria Dari hasil komparasi seluruh node dapat dilihat hasil yang diperoleh. Dari tiga parameter dalam kriteria pemilihan kampus yaitu biaya, jurusan dan strata diperoleh bahwa faktor biaya merupakan prioritas utama dalam memilih kampus bagi siswa-siswi SMK Al Maktubiyyah Tegal seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar 4.4. Nilai Inkonsistensi Berdasarkan Kriteria Biaya Berdasarkan parameter jurusan, diperoleh hasil bahwa jurusan yang ada di BSI lebih variatif atau memiliki pilihan yang banyak dibandingkan kampus-kampus yang lain (LP3I, Politeknik dan YMI) seperti terlihat pada gambar berikut. Proceedings SNIT 2013: Hal. A-15

Gambar 4.5. Nilai Inkonsistensi Berdasarkan Kriteria Jurusan Berdasarkan parameter strata, diperoleh hasil bahwa strata yang ada di BSI lebih menarik minat siswa-siswi yang ada di SMK Al Maktubiyyah bila dibandingkan dengan strata yang ada pada kampus-kampus yang lain (LP3I, Politeknik dan YMI) seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar 4.7. Nilai Inkonsistensi Pemilihan Kampus 5. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa-siswi di SMK Al Maktubiyyah tentang pemilihan kampus berbasis IT di wilayah Tegal dapat disimpulkan sebagai berikut: - Faktor utama dalam memilih kampus adalah biaya yang terjangkau - BSI Tegal untuk program D1 masih memiliki prospek yang cerah khususnya bagi responden dari SMK Al Maktubiyyah Tegal. Daftar Pustaka Betul Ozkan, Huseyin Baslıgil and Nergis Sahin. Supplier Selection Using Analytic Hierarchy Process: An Application From Turkey. 2011. Gambar 4.6. Nilai Inkonsistensi Berdasarkan Kriteria Strata Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa faktor utama dalam pemilihan kampus bagi siswasiswi SMK Al Maktubiyyah adalah faktor biaya kemudian diikuti faktor jurusan dan strata. Sedangkan untuk kampus yang diminati oleh siswa-siswi dari SMK Al Maktubiyyah Tegal adalah kampus BSI diikuti oleh kampus LP31, Politeknik dan YMI seperti terlihat pada gambar berikut. Edie Ezwan Safian M. and Abdul Hadi Nawawi. The evolution of Analytical Hierarchy Process (AHP) as a decision making tool in property. 2011. Syaifullah. Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process. 2010. Thomas L. Saaty. Decision Making with Analytic Hierarchy Process. 2008. Wudjajakusuma, Muhammad Karebet. Mengenal Analytic Hierarchy Process. 2008. Proceedings SNIT 2013: Hal. A-16