Analisis Kemampuan Memori Mahasiswa Prodi Pendidikan Sains Pada Materi Tata Nama Senyawa Kompleks

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEMAMPUAN MEMORI DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI TERMODINAMIKA PADA SISWA MAN 2 MADIUN

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMORI PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA CHEM PUZZLE

Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

STUDI PEMAHAMAN KONSEP TATA NAMA IUPAC SENYAWA ANORGANIK SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 MALANG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2012/2013

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE MNEMONIC DEVICE UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT MAHASISWA

ECONOMICA. Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( )

SENYAWA KOORDINASI Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 26 PADANG

ANALISIS UJI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MAN 2 MADIUN KELAS XI IPA 2 DALAM MENYELESAIKAN SOAL TERMODINAMIKA. Prodi Pendidikan Fisika FPMIPA

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

*Hp: /

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

SENYAWA KOMPLEKS. Definisi. Ion Kompleks. Bilangan koordinasi, geometri, dan ligan RINGKASAN MATERI

8.4 Senyawa Kompleks

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MTs DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

KEMAMPUAN SISWA TENTANG INTEGRASI MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ANAK-ANAK SIDOARJO

PERMAINAN KIMIA KOTAK KATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

ANALISIS KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 NGABANG DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

PENERAPAN STRATEGI QUESTIONS STUDENTS HAVE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X8 SMAN 9 PADANG

MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAMBANG

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

Keywords: Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Learning Outcomes

I. PENDAHULUAN. belajar. Hakekat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATA KULIAH STATISTIK SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR STATISTIK MAHASISWA IKIP PGRI MADIUN

Sunarto MTs Negeri Mlinjon Klaten ABSTRACT

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

COORDINATION COMPOUND. Disusun oleh : Bintang Ayu Kalimantini NIM : KELAS D 10.30

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

ABSTRAK TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG

Pengaruh Kinerja dan Kreativitas Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA se-kabupaten Bulukumba

PENERAPAN MEDIA E-BOOK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI KELAS X JURUSAN TKJ SMK NEGERI 4 PONTIANAK

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS FLASH DAN VIDEO DITINJAU DARI

PENGARUH TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG. Oleh: Risa Kurnia Fajri 1, Ardi 2,Helendra 2

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA SEMESTER 6 MATERI UNSUR GOLONGAN 11 DAN 12

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Melalui Kombinasi Metode Diskusi Dan Latihan Berstruktur

1.1 Senyawa Koordinasi (Coordination Coumpond)

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MAHASISWA BARU PRODI FARMASI 2015/2016 UMN AL-WASHLIYAH

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM.

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

PERILAKU METAKOGNISI BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA

PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL STRUKTUR ALJABAR II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

KEEFEKTIFAN METODE SILIH TANYA MODEL KOMPETISI BIASA JENIS 1 ANTAR MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR MATAKULIAH ALJABAR LINEAR ELEMENTER SEMESTER V

PENGARUH MOTIVASI DIRI, SIKAP BUDAI, DAN SELF ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN GEOMETRI ANALITIK RUANG BERBANTUAN GEOGEBRA 5.0

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI POKOK JAMUR. (Artikel) Oleh Wulan Sari Irawati

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN GURU PPL MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN TERHADAP MINAT BELAJARNYA

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh ERVIN HIDAYAT

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

ANALISIS KESULITAN ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) HARAPAN IBU METRO

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh GADIS PRATIWI

STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA PGRI SUMBERREJO BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2014/2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

KECENDERUNGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIKMISI DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA ANGKATAN 2010

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH GEOMETRI ANALITIKA BIDANG

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK SISWA MTS GUPPI AMBAL KEBUMEN

Transkripsi:

JEMS Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/jems Analisis Kemampuan Memori Mahasiswa Prodi Pendidikan Sains Pada Materi Tata Nama Senyawa Kompleks STKIP PGRI Nganjuk E-mail: lulukfajri@stkipnganjuk.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kemampuan memori mahasiswa Prodi Pendidikan Sains pada materi tata nama senyawa kompleks; 2) mengidentifikasi pengaruh kemampuan memori mahasiswa prodi pendidikan sains pada materi tata nama senyawa kompleks. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) kemampuan memori dalam penyelesaian soal tata nama senyawa kompleks dibagi menjadi 3, yaitu kemampuan memori tinggi, sedang dan rendah, a) subyek dengan kemampuan memori tinggi menunjukkan kecenderungan memiliki kemampuan memori yang cukup dalam penyelesaian soal tata nama senyawa kimia dengan perolehan nilai 97 untuk subyek 1 dan nilai 70 untuk subyek 2; b) subyek dengan kemampuan memori sedang menunjukkan kecenderungan memiliki kemampuan memori yang kurang dalam penyelesaian soal tata nama senyawa kimia dengan perolehan nilai 60 untuk subyek 3 dan nilai 47 untuk subyek 4; c) subyek dengan kemampuan memori rendah menunjukkan kecenderungan memiliki kemampuan memori yang sangat kurang dalam penyelesaian soal tata nama senyawa kimia dengan perolehan nilai 34 untuk subyek 5 dan nilai 27 untuk subyek 6, 2) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan memori mahasiswa dalam penyelesaian tata nama senyawa kompleks yaitu kurangnya perhatian mahasiswa serta faktor pribadi, yaitu minat, motivasi dan emosi mahasiswa. Kata kunci: Kemampuan memori; Tata nama senyawa kompleks Analysis Of Memory Learning Students of Products Science Education In Materials Tata Name of Complex Compound Abstract This study aims to 1) to know the memory ability of students of Science Education Study Program on complex composition nomenclature material; 2) to identify the effect of students' memory ability on science education on complex composition nomenclature. The technique of collecting data from this research using purposive sampling technique. The results obtained from this study are as follows: 1) the ability of memory in the completion of complex compound nomenclature is divided into 3, namely high, medium and low memory capability, a) subjects with high memory capability indicates the tendency to have sufficient memory capacity in completion matter of chemical compound nomenclature with value acquisition 97 for subject 1 and value 70 for subject 2; b) subjects with moderate memory capacity showed a tendency to have poor memory capacity in solving the chemical compound nomenclature by obtaining a value of 60 for subjects 3 and 47 for subjects 4; c) subjects with low memory ability showed a tendency to have very less memory capacity in solving the chemical compound nomenclature with the acquisition value of 34 for subject 5 and value 27 for subjects 6, 2) factors affecting the students' memory ability in the completion of nomenclature complex compound that is the lack of attention to students as well as personal factors, namely interest, motivation and emotion of students. Keywords: Memory capability; Complex compound nomenclature.

JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains), 5(1), Maret 2017-19 PENDAHULUAN Ingatan merupakan alih bahasa dari memori, karena itu disamping ada yang menggunakan ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori. Menurut Bimo Walgito (2003), ingatan diartikan sebagai kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan memunculkan kembali (remembering) hal-hal lampau. Sumadi Suryabrata (2011) mengartikan ingatan sebagai kecakapan dalam menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Poerwadarminto (2002) mengartikan ingatan adalah alat atau daya batin untuk mengingat atau menyimpan barang apa yang pernah diketahui (dipahami, dipelajari, dan sebagainya). Sedangkan menurut Kartini Kartono (1990:78) mengartikan bahwa ingatan adalah kemampuan untuk mencamkan, menyimpan, dan memproduksi kembali isi kesadaran. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa kemampuan memori adalah kemampuan untuk memasukkan atau menerima, menyimpan dan memunculkan kembali hal-hal yang telah lalu. Memori penting sekali bagi kehidupan manusia sehari-hari. Segala kegiatan ersumber dari apa yang tersimpan dalam memori. Belajar sebagai salah satu kegiatan manusia menggunakan memori sebagai hal pokok. Hal ini dapat dimengerti karena dalam kegiatan belajar tak lepas dari membaca, mengamati, memikirkan, memecahkan masalah-masalah yang semuanya menuntut adanya memori. Dalam materi tata nama senyawa kompleks syarat dengan penggunaan memori untuk mengingat materi-materi lampau yang telah diajarkan sebelumnya, contohnya seperti tata nama senyawa kimia yaitu nama-nama kation ataupun anion dalam pembentukan suatu senyawa yang berguna dalam materi tata nama senyawa kompleks ini. Senyawa kompleks merupakan salah satu materi yang dipelajari pada mata kuliah unsur dan senyawa di Prodi Pendidikan Sains semester ganjil. Senyawa kompleks merupakan senyawa yang mengandung paling tidak satu ion kompleks yang terdiri dari satu ion pusat barupa logam transisi ataupun logam pada golongan utama yang mengikat anion atau molekul netral yang disebut ligan. Dalam memahami tata nama senyawa kompleks mahasiswa sebelumnya harus mengetahui tentang nama unsur, lambang unsur, muatan, bilangan oksidasi, anion dan kation, ligan, bilangan koordinasi serta aturan penamaan senyawa kompleks dan rumus kimianya. Syarat-syarat tersebut perlu diketahui dan dipahami agar mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami konsep tata nama senyawa kompleks. Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan yang terikat olehnya. Agar senyawa kompleks dapat bermuatan netral, maka ion kompleks dari senyawa tersebut akan bergabung dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion kompleks bermuatan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan negatif dan sebaliknya. Struktur dari ion kompleks tergantung dari tiga karakteristik, yaitu bilangan koordinasi, geometri dan banyaknya atom penyumbang setiap ligan. Bilangan koordinasi adalah jumlah dari ligan-ligan yang terikat langsung oleh atom pusat. Geometri (bentuk) dari ion kompleks tergantung pada bilangan koordinasi dan ion logamnya. Ligan-ligan dari ion kompleks merupakan anion ataupun molekul netral yang menyumbang satu atau lebih atomnya untuk berikatan dengan ion logam sebagai atom pusat dengan ikatan kovalen. Ligan dikelompokkan berdasarkan jumlah dari atom penyumbangnya (donor atom) yaitu logan monodentat, bidentat dan polidentat. Ligan monodentat dapat menyumbang satu atom, ligan bidentat dapat menyumbang dua atom sedang ligan polidentat dapat menyumbang lebih dari dua atom. Mahasiswa prodi pendidikan sains semester ganjil sebelumnya telah mendapat materi tata nama senyawa kimia yang di dalamnya terdapat subbab yang mempelajari tata nama senyawa ion, senyawa kovalen biner dan senyawa anorganik. Dalam materi tata nama senyawa kompleks melibatkan konsepkonsep tata nama senyawa kimia yang sebelumnya telah ditempuh oleh mahasiswa. Hal ini kemampuan memori mahasiswa berperan penting dalam memunculkan kembali konsep-konsep lampau yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran pada materi senyawa kompleks. Dilihat dari beberapa alasan di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis kemampuan memori mahasiswa Prodi Pendidikan Sains pada materi tata nama senyawa kompleks. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui

JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains), 5(1), Maret 2017-20 tinggi rendahnya kemampuan memori mahasiswa. Selain itu, jika ditemukan kesalahan mahasiswa yang menunjukkan kemampuan memori yang rendah terhadap hasil belajarnya maka dapat ditelusuri penyebab permasalahan tersebut untuk dapat memperbaiki cara belajar mahasiswa. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan memori mahasiswa Prodi Pendidikan Sains pada materi tata nama senyawa kompleks dan mengidentifikasi pengaruh kemampuan memori mahasiswa Prodi Pendidikan Sains pada materi tata nama senyawa kompleks. METODE PENELITIAN Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Sains semester ganjil di STKIP PGRI Nganjuk. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pemilihan subyek dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Pengumpulan data didapatkan dengan cara tes tertulis tata nama senyawa kompleks dan tes kemampuan memori. Setelah mahasiswa memperoleh materi tata nama seyawa kompleks, mahasiswa diminta untuk melakukan tes tertulis tentang tata nama senyawa kompleks. Selain itu mahasiswa diminta untuk melakukan tes kemampuan memori. Hasil tes kemampuan memori dibagi menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Hasil yang diperoleh dari tes tata nama senyawa kompleks dan tes kemampuan memori mahasiswa kemudian dilakukan analisis guna mengetahui pengaruh kemampuan memori mahasiswa dengan hasil tes pada materi tata nama senyawa kompleks. HASIL PENELITIAN Data dibawah ini merupakan data hasil tes kemampuan memori mahasiswa Prodi Pendidikan Sains yang dikategorikan menjadi tiga yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah yang dihadapkan pada hasil tes materi tata nama senyawa kompleks. Pada kategori kemampuan memori terdapat masing-masing dua orang mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Memori terhadap Tes Materi Tata Nama Senyawa Kompleks No Subyek Kategori Kemampuan Memori Hasil Tes Tata Nama Senyawa Kompleks 1 Tinggi 97 2 Tinggi 70 3 Sedang 60 4 Sedang 47 5 Rendah 34 6 Rendah 27 PEMBAHASAN Pemberian tes kemampuan memori pada penelitian ini menggunakan metode asosiasi berpasangan. Praktik dalam metode ini yaitu pertama mahasiswa disuruh untuk mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat dalam evaluasi salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus dan mahasiswa menyebutkan pasangannya. Jika materi tersebut telah dipelajari atau dihafalkan kemudian diadakan tes untuk melihat kemampuan mengingatnya. Salah satu bagian pasangan digunakan stimulus dan mahasiswa dsuruh memberikan pasangannya (Bimo Walgito, 2003). Tes pada materi tata nama senyawa kompleks mahasiswa harus dapat memenuhi 5 kompetensi dasar yaitu mahasiswa dapat: (1) menentukan ion pusat, ligan, dan bilangan koordinasi senyawa kompleks; (2) menuliskan reaksi ionisasi senyawa kompleks; (3) menentukan nama kation dan anion senyawa kompleks; (4) menentukan tata nama senyawa kompleks; dan (5) menentukan rumus kimia senyawa kompleks. Hasil penelitian menujukkan bahwa subyek nomor 1 yang memiliki kemampuan memori tinggi dapat memenuhi kelima kompetensi dasar yang harus dicapai mahasiswa. Dibawah ini merupakan hasil tes oleh subyek nomor 1 pada kompetensi dasar pertama yaitu dapat menentukan ion pusat, ligan dan bilangan koordinasi senyawa kompleks. Terlihat bahwa dalam pengerjaannya subyek nomor 1 menulis dengan sangat jelas dan lengkap dalam memberi jawaban.

JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains), 5(1), Maret 2017-21 Pada soal yang lain juga ditemukan hal serupa, yaitu subyek nomor 1 juga mengerjakan dengan sangat baik dan lengkap. Namun ada satu soal yang kurang teliti dalam pengerjaannya sehingga mengakibatkan nilai akhirnya kurang sempurna. Subyek nomor 2 yang kemampuan memorinya juga termasuk dalam kategori tinggi menunjukkan hasil untuk soal dengan kompetensi dasar pertama subyek nomor dua kurang tepat dalam hal menentukan ion pusat. Hal ini dapat dilihat pada gambar no.2 dalam Gambar 1. Jawaban Subyek No.1 penentuan ion pusat subyek nomor 2 tidak memberikan muatan dalam ion tersebut, walaupun senyawa yang dituliskan sudah benar. Selain itu dalam penentuan ligan ada beberapa ligan yang merupakan suatu ion, namun subyek nomor 2 tidak memberikan muatan dalam ion tersebut. Kesalahan terjadi dalam kompetensi dasar nomor 2 dan 3 masih ada sedikit kesalahan dalam pengerjaan beberapa senyawa kompleks. Kompetensi dasar 4 dan 5 yaitu menentukan tata nama dan rumus kimia senyawa kompleks subyek nomor 2 benar dalam pengerjaannya. Gambar 2. Jawaban Subjek No.2 Untuk subyek yang tergolong sedang kemampuan memorinya yang pertama yaitu subyek nomor 3. Dalam menjawab soal pada kompetensi dasar nomor 1 yaitu menentukan ion pusat, ligan dan bilangan koordinasi senyawa kompleks masih kurang tepat yaitu pada penentuan ion pusat dan ligan yang tidak disertai dengan muatannya, sedangkan pada penentuan bilangan koordinasi masih ada satu kesalahan dikarenakan ada kesalahan dari penentukan ion pusatnya. Pada penulisan ionisasi senyawa kompleks ada beberapa kesalahan yaitu dalam menentukan muatan ion dan koefisien reaksinya. Untuk penamaan anion dan kation masih ada kesalahan dalam menentukan muatan logamnya. Kompetensi dasar nomor 4 yaitu menentukan tata nama senyawa kompleks sebagian besar sudah benar, sedangkan dalam penentuan rumus kimia senyawa kompleks subyek ini sebagian besar sudah benar, namun dalam pengerjaannya tidak disertai dengan analisis bagaimana rumus kimia dari senyawa kompleks tersebut terbentuk.

JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains), 5(1), Maret 2017-22 Subyek nomor 4 dengan kategori kemampuan memori rendah untuk kompetensi dasar nomor 1 yaitu penentuan ion pusat dan ligan sudah disertai dengan muatan ionnya namun masih ada yang kurang tepat sedang penentuan bilangan koordinasinya sudah tepat. Dalam menuliskan reaksi ionisasi ion kompleks subyek ini beberapa sudah ada yang benar namun beberapa ada yang salah karena kurang ketelitian dalam penentuan ion positif dan ion negatif jika Gambar 3. Jawaban Subyek No.3 ion positif dan ion negatif senyawa terdiri dari ion kompleks semua. Dalam penentuan nama kation dan anion sebagian kesalahan dikarenakan muatan logam dari ion pusat yang kurang tepat. Untuk tata namanya ditemukan kesalahan jika kationnya merupakan ion kompleks. Dalam penentuan rumus kimianya subyek ini tidak menyertai analisis dalam menjawab rumus kimia senyawa kompleks dan sebagian besar masih salah menjawabnya. Kemampuan memori yang tergolong rendah untuk subyek nomor 5 dan 6 yaitu pada penentukan ion pusat dan ligannya masi kurang tepat dan tidak disertai dengan muatan, kemudian dalam menentukan bilangan koordinasi masih ada kesalahan hal ini karena kedua subyek tidak bisa membedakan yang mana ion pusat dan yang mana ligannya. Untuk menuliskna reaksi ionisasi kedua subyek bisa membedakan kation dan anionnya namun tidak disertai dengan muatan ionnya, sedang untuk penamaan kation dan Gambar 4. Jawaban Subyek No.4 anionnya baik ion logam ataupun ion kompleks tidak disertai atau salah dalam menentukan muatannya. Penentuan tata nama senyawa kompleks pada kedua subyek ini masih banyak kesalahan yaitu karena dasar dalam menentukan tata nama ion kompleks adalah penentuan nama kation dan anionnya. Untuk penentuan rumus kimia subyek nomor 5 disertai dengan analisisnya namun masih ada kesalahan dalam menentukan muatan ionnya.

JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains), 5(1), Maret 2017-23 Berdasarkan temuan data yang telah dipaparkan di atas kemampuan memori berpengaruh erat dalam penentuan tata nama senyawa kompleks. Hal ini bisa diurai dari kompetensi dasar awal yaitu menentukan ion pusat, ligan dan bilangan koordinasi yang berpengaruh besar dalam penentuan tata nama dari senyawa kompleks. Jika mahasiswa dari awal tidak mengetahui atau tidak bisa menentukan yang mana ion pusat, ligan dan bilangan koordinasi maka dalam pengerjaan test tata nama senyawa kompleks tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal. Selain itu kemampuan memori mahasiswa dalam menghafal nama dan simbol unsur kimia serta manghafal nama dari kation dan anionnya serta muatan-muatan yang ada pada kation dan anion juga memegang pengaruh yang signifikan dalam menentukan nama senyawa kompleks. Nama, simbol unsur serta nama kation dan anion telah didapat mahasiswa pada mata kuliah yang sebelumnya telah mereka dapatkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan memori tinggi, sedang dan rendah berpengaruh dalam pembelajaran tata nama senyawa kompleks. Menurut Qonitah (2013) semakin dalam pemahaman yang diperoleh pada waktu mempelajari materi untuk pertama kali, semakin baik pula dalam proses mengingat kembali. Jadi, pada subyek yang kemampuan memorinya tinggi akan lebih mudah mengingat kembali materimateri yang telah disampaikan sebelumnya. Pada semester sebelumnya mahasiswa sudah menempuh materi tata nama senyawa kimia, sehingga pada tes tata nama senyawa kompleks yang melibatkan materi tata nama senyawa kimia mahasiswa yang memiliki kemampuan memori tinggi akan lebih mudah dalam memanggil kembali memori-memori yang dahulu pernah mereka pelajari. Kemampuan memori berkaitan Gambar 5. Jawaban Subyek No.5 dengan kemampuan memasukkan, menyimpan dan menimbulkan kembali hal-hal yang pernah dilihat, didengar dan dilakukan dalam proses pembelajaran (Viardatiwi, 2015). Ahmadi (2003) mengungkapkan bahwa kemampuan memori dipengaruhi oleh faktor sifat seseorang, alam sekitar, keadaan jasmani, keadaan rohani dan umur. Sedangkan Slameto (2003) menjelaskan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan memori yaitu tingkat intelijensi seseorang. Baihaqi (2005) mengemukakan faktor yang mempengaruhi kemampuan memori disamping penerimaan, penyimpanan dan reproduksi, secara umum dipengaruhi oleh faktor berikut: 1) sistem pengindraan individu; 2) sistem persyarafan individu; 3) perhatian terhadap informasi yang disampaikan; 4) kebermaknaan materi yang dipelajari; 5) metode dalam mempelajari sesuatu; 6) kondisi lingkungan belajar dan 7) faktor-faktor pribadi, misalnya kondisi emosi, kesehatan, minat dan motivasi. Berdasarkan hasil wawancara kepada mahasiswa diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan memori dalam pembelajaran tes tata nama senyawa kompleks antara lain kurangnya perhatian pada proses pembelajaran sehingga informasi yang disampaikan tidak tersimpan dengan baik, selain itu faktor pribadi yaitu kondisi minat, motivasi serta emosi mahasiswa. Kurangnya minat dan motivasi dalam mempelajari tata nama senyawa kimia maupun senyawa kompleks dan mahasiswa terbiasa menggunakan internet dalam mancari tahu nama suatu senyawa hal tersebut menjadikan kemampuan memori mahasiswa kurang terasah dan sulit dalam mengingat kembali memori yang sebelumnya telah diajarkan. KESIMPULAN

JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains), 5(1), Maret 2017-24 Penelitian Analisis Kemampuan Memori Mahasiswa Prodi Pendidikan Sains pada Materi Tata Nama Senyawa Kompleks yang dilaksanakan oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Sains semester III STKIP PGRI Nganjuk, berdasarkan kajian teori yang didukung hasil penelitian serta mengacu pada tujuan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan memori dalam penyelesaian soal tata nama senyawa kompleks dibagi menjadi 3, yaitu kemampuan memori tinggi, sedang dan rendah. a. Subyek dengan kemampuan memori tinggi menunjukkan kecenderungan memiliki kemampuan memori yang cukup dalam penyelesaian soal tata nama senyawa kimia dengan perolehan nilai 97 untuk subyek 1 dan nilai 70 untuk subyek 2. b. Subyek dengan kemampuan memori sedang menunjukkan kecenderungan memiliki kemampuan memori yang kurang dalam penyelesaian soal tata nama senyawa kimia dengan perolehan nilai 60 untuk subyek 3 dan nilai 47 untuk subyek 4. c. Subyek dengan kemampuan memori rendah menunjukkan kecenderungan memiliki kemampuan memori yang sangat kurang dalam penyelesaian soal tata nama senyawa kimia dengan perolehan nilai 34 untuk subyek 5 dan nilai 27 untuk subyek 6. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan memori mahasiswa dalam penyelesaian tata nama senyawa kompleks yaitu kurangnya perhatian mahasiswa serta faktor pribadi, yaitu minat, motivasi dan emosi mahasiswa. Qonitah, F. (2013). Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournament) dengan Permainan Word Square dan Crossword terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Memori Siswa pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No 2 (125-131). Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suryabrata, S. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa Viardatiwi, D. A. (2015). Kemampuan Memori dalam Menyelesaikan Soal Materi Termodinamika pada Siswa MAN 2 Madiun. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika. IKIP PGRI Madiun. Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A., dan Supriyono, W. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Baihaqi, M., Sunardi, A., dan Heryati, E. (2005). Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan- Gangguan). Bandung: PT Refika Aditama. Kartono, K. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa Poerwadarminta, W.J.S. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka