Zulfanur, Z.F., Sayuti Kurnia, dan Zunar Z. Adji. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud. Sinopsis Cerpen Bom Tiga tahun menganggur membuat Dayat berpikir bagaimana cara membangkitkan kesadaran masyarakat di sekitar tempat tinggal Dayat. Dayat menganggur bukan karena ia bodoh atau tidak memiliki kemampuan. Dayat menganggur karena tidak mampu memberikan persekot (uang suap) pada perusahaan tempatnya melamar kerja. Budaya suap memang sangat kental dalam masyarakat tempat tinggal Dayat. Budaya suap tersebut menyebabkan ledakan pengangguran, khususnya kalangan pemuda di desa Dayat. Untuk menggugah kesadaran masyarakat, Dayat berinisiatif mengirimkan surat ke kantor-kantor pemerintahan yang berisi, bahwa di desanya ada Bom yang berkekuatan besar, mengalahkan bom Hirosima dan Nagasaki. Mendengar kabar tersebut, orang-orang di desa Dayat ricuh. Setelah semua pihak yang mendapatkan surat berkumpul, lalu Dayat memberitahukan bahwa bom yang berkekuatan dahsyat tersebut adalah persekot. Persekot telah menciptakan ledakan pengangguran. Ledakan pengangguran yang dapat menhancurkan desa mereka dan juga daerah lain. Setelah mendengarkan penjelasan dari Dayat, mereka sadar bahwa selama ini mereka tidak pernah berpikir sejauh itu.
Sinopsis Cerpen Ah Gerimis Itu Bercerita tentang kesedihan dan penyesalan seorang wanita bernama Imah, atas kematian Somad, suaminya. Konflik dimulai ketika Imah dan Somad sedang merenda kemesraan sebagai pengantin baru. Di luar rumah gerimis menemani mereka. Tiba-tiba saja Imah meminta agar Somad menyatukan kembali jempolnya yang diamputasi karena terkena bisa ular. Tapi, begitu jempol Somad bersatu dengan tangannya, Somad berteriak histeris. Tubuhnya kejang, matanya merah, dari seluruh pori-porinya keluar keringat. Menurut diagnose dokter, Somad keracunan bias ular. Menariknya, peristiwa-peristiwa penting bagi tokoh Imah terjadi di waktu gerimis. Suasana gerimis dalam cerita ini menjadi ciri khas latar suasana dalam cerpen. Misalnya saja pertemuan pertama antar Imah dan Somad terjadi ketika Somad menumpang berteduh di rumah Imah karena tak tahan akan dinginnya gerimis, atau kematian Somad yang mendadak juga terjadi saat gerimis. Sehingga hubungan antar unsur latar dan penokohan terasa sangat erat ketika pengarang memunculkan konflik batin tokoh dalam menghadapi datangnya gerimis.
Sinopsis Cerpen Opportunitis Ada tujuh tokoh dalam cerpen Opportunitis yang dilambangkan pengarang dengan huruf A, B, C, D, E, F, dan G. Masing-masing tokoh memiliki pekerjaan sebagai petani, gelandangan, penarik becak, pedagang, penjual obat kaki lima, politikus, dan seniman. Semua tokoh tersebut selalu menyesali hidup yang di jalani dan selalu berandai-andai jika mereka memilih jalan hidup yang lain mungkun kehidupan yang mereka jalani akan lebih mudah. Si petani ingin menjadi pedagang, pedagang ing menjadi gelandangan, gelandangan ingin menjadi petani, dan seterusnya. Hingga akhirnya ketujuh tokoh dikumpulkan dalam satu ruangan yang dinamakan Alam Rasa, lalu sebuah suara berseru pada mereka semua dan memperingatkan bahwa hidup adalah tanggung jawab. Keinginan hati tidak pernah ada ujungnya. Dan jika mereka terus saja berandai-andai, maka mereka sama saja dengan pecandu narkotik kelas wahid, sama seperti pelamun sejati.
Sinopsis Cerpen Kawin Undi Bapak Kepala Desa yang dikenal bijaksana oleh warganya kini bingung karena desanya dilanda musibah. Siti, gadis desa yang cantik dan lugu, dihamili oleh tujuh pemuda desa dan salah satu dari pemuda tersebut adalah Sigit, anak Bapak Kepala Desa. Hebatnya lagi, Siti hamil bukan karena diperkosa tetapi karena persetubuhan bergilir antara ketujuh pemuda tersebut. Persetubuhan dilakukan atas kesepakatan bersama dan dengan bayaran yang telah ditetapkan. Setelah dihitung, ternyata Siti telah disetubuhi sebanyak 23 kali. Bingung dalam menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas kehamilan Siti, maka Bapak Kepala Desa membuat undian semacam arisan. Masing-masing dari pemuda tersebut diberi kesempatan untuk mengambil gulungan kertas sebanyak persetubuhan yang mereka lakukan. Pemuda yang mendapat gulungan kertas berisi tulisan yang ditulis oleh tangan Siti, dialah pemenangnya. Hingga akhirnya Sigit menjadi pemenang undian dan berhak menikah dengan Siti. Hasil tersebut diterima dengan gembira oleh Siti dan Sigit.
Sinopsis Cerpen Alunan Biola Penghabisan Beratnya kehidupan setelah kemerdekaan, membuat Pak Karta seorang mantan veteran, begitu merindukan masa mudanya. Masa ketika ia bergerilya bertempur merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Masa muda yang selalu ditemani oleh boila kesayangannya dalam menikmati waktu senggang. Begitu terdengar alunan musik dari senar biolanya, maka tentramlah batin Pak Karta. Kerinduan Pak Karta terus mengukung jiwanya, hingga ketika sakaratul maut dating, Pak Karta tidak rela meninggalkan dunia sebelum kerinduannya terobati. Pak Karta pun tersiksa dalam sakaratul maut. Selama seminggu Pak Karta terbaring, tidak dapat berbuat apa-apa, mulutnya ingin mengucapkan sesuatu tapi tidak bisa. Hingga muncullah seorang lelaki bernama Brata, teman seperjuangan Pak Karta. Brata bercerita bahwa Pak Karta adalah seorang yang gagah berani dalam merebut kemerdekaan, tetapi setelah kemerdekaan direbut Pak Karta hanya menjadi tukang pangkas pinggir jalan. Brata lalu meminta istri Pak Karta untuk mengambil biola kesayangan milik Pak Karta, Brata mengalunkan musik Selendang Sutra. Mendengar alunan musik tersebut Pak Karta tersenyum, seolah semua kerinduannya terjawab sudah. Perlahan Pak Karta menyebut asma Allah dan menghembuskan nafas terakhir.