KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013
Anak Belajar dari Kehidupannya Children Learn What They Live (by Dorothy Law Nolte) Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
BELAJAR PADA ANAK Manusia dilahirkan lemah agar manusia belajar Periode ketidakmatangan mengharuskan anak-anak belajar agar dapat bertahan dalam banyak lingkungan fisik yang berbeda Proses belajar alamiah pertama adalah mengamati (observasi) Semakin banyak indra yang dirangsang semakin kuat dan cepat otak menangkap informasi tersebut. Semakin banyak bergerak semakin cerdas Koordinasi tangan dan mata akan terus terbentuk setiap gerakan adalah kejadian sensoris-motoris yang berkaitan dengan pemahaman kita akan dunia fisik
MASALAH DISIPLIN Ketegasan pada anak diperlukan di awal-awal usia anak sehinga tidak banyak menghukum kelak. Yang mendukung untuk dipercaya anak masalah kredibilitas orangtua Jangan menggunakan otoritas Gunakan reward
FOKUS PADA ENERGI POSITIF Hati-hati : berkata dan bertindak. Setiap perkataan dan perbuatan yang diulang, pikiran bawah sadar akan menunjukkan sebuah fakta kebenaran Jangan malas, jangan nakal, jangan bodoh maka akan menjadi sebaliknya. Apalagi kalau mengatakan secara langsung malas maka malah jadi malas Ganti dengan kalimat positif
POWER OF WORD Bila kecewa, ungkapkan perasaan bukan menyerang Jangan mengatakan yang negatif di depan anak akan menguatkan hal yang negatif Jika menemui kesulitan dalam diri anak atau perilakunya, gunakan KALIMAT POSITIF Melihat pada hal yang positif dan dapat dikembangkan meningkatkan konsep diri Ganti dengan kalimat positif
1. Karena kita tidak tahu proses belajar yang benar 2. Karena kita tidak pernah belajar, diajar, atau mengajarkan cara belajar yang benar 3. Karena gaya mengajar tidak sejalan dengan gaya belajar
KITA BELAJAR: 10% DARI APA YANG KITA BACA 20% DARI APA YANG KITA DENGAR 30% DARI APA YANG KITA LIHAT 50% DARI APA YANG KITA LIHAT & DENGAR 70% DARI APA YANG KITA KATAKAN 90% DARI APA YANG KITA KATAKAN & LAKUKAN Vernon A. Magnesen Dikutip dalam Quantum Teaching Oleh Bobbi De Porter, Mark Reardon, & Sarah S. Nourie
Pengertian Belajar Tradisional : belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Nasution, 1980). Moh. Surya (1997) : belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Witherington (1952) : belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Crow & Crow dan (1958) : belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
Ciri ciri kegiatan belajar 1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif). 2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan. 3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. 4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Faktor yang mempengaruhi belajar 1. Faktor internal (endogen): a. faktor fisiologis; kematangan fisik, keadaan indra. b. faktor psikologis; motivasi, emosi, sikap, minat, bakat, intelegensi, kreativitas 2. Faktor eksternal (eksogen): a. faktor sosial b. Faktor nonsosial
Faktor pendorong manusia memiliki keinginan untuk belajar 1. Adanya dorongan rasa ingin tahu 2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya. 3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri. 4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya. 5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. 6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri. 7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. 8. Untuk mengisi waktu luang.
PRINSIP BELAJAR EFEKTIF Belajar harus mempunyai tujuan yang jelas dan terarah Tujuan belajar merupakan kebutuhan bukan paksaan orang lain Belajaar harus disertai niat, hasrat, dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan Dalam mencapai tujuan belajar, pasti akan menghadapi bermacam macam hambatan atau kendala sehingga perlu ketekunan berusaha.
Bukti bahwa seseorang sudah belajar ditandai adanya perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Belajar akan memperoleh perubahan sikap, disamping dari tujuan pokok Belajar adalah proses aktif sehingga perlu interaksi antara individu dan lingkungan Belajar akan lebih berhasil apabila berbuat atau melakukan sesuatu (learning by doing)
Belajar harus mencakup aspek knowledge, affective, dan psychomotor. Belajar perlu ada bimbingan dan bantuan orang lain. Belajar perlu insight atau tilikan atau pemahaman tentang hal hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar sesuatu yang dipelajari dapat dikuasai. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila dapat menerapkan dalam bidang praktik sehari hari.
visual - Bicaranya cepat,nada suara tinggi,gerak gerik cepat - Pembaca cepat dan tekun - Ketika berpikir mata ke atas - Penampilan sangat rapi, trendy - Pernafasan dada - Pandang matanya
Visual Learner 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pastikan anak/siswa membaca bahan-bahan bacaan yang disediakan sebelum memasuki ruang kelas, sehingga Anda memahami pembicaraan yang dilakukan. Berikan materi tertulis, misalnya diagram atau grafik. Gunakan alat peraga video atau komputer agar kepekaan visual Siswa terstimulasi. Apabila Siswa mulai bosan dengan penjelasan lisan, berkatalah: Perhatikan ini... Sambil menunjukan peragaan atau gambar. Buat catatan. Catatan akan membantu mengingat hal-hal penting yang telah didengar. Gambarlah diagram konsep yang siswa pelajari; bagi VL satu gambar nilainya sama dengan ribuan kata-kata. Gunakan Mind-Mapping. Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
auditory - Bicaranya sedang, gerak gerik biasa - Nada suaranya mengalun dan berirama seperti bernyanyi - Ketika berpiki mata melihat ke kiri / kanan - Penampilan biasa - Berbicara ada intonasinya - Pernafasan di dada / diafragma - Berkomunikasi dengannya menggunakan telinga
Auditory Learner 1. Jelaskan dengan detil tentang penjelasan suatu tulisan, diagram, maupun grafik. 2. Gunakan peralatan audio dan computer yang menggunakan suarasuara untuk menstimulasi kepekaan pendengaran. 3. Apabila siswa mulai bosan dengan melihat-lihat diagram, katakanlah: Dengarkan saya baik-baik,,, 4. Manfaatkan musik klasik atau jazz untuk menenangkan diri karena terlalu banyak menyerap pelajaran. Hindari menperdengarkan lagulagu, berita dari radio, atau lainnya yang dapat mengganggu konsentrasi bila sedang membaca. 5. Pastikan siswa menulis/,mencatat, untuk membantu mengingat sesuatu yang telah mereka dengar/pelajari. 6. Arahkan siswa untuk mendiskusikan konsep baru. Berbicara dan mendengarkan akan mampu membantu mengintegrasikan ide baru. 7. Bacalah dengan suara terdengar. Seringlah menjelaskan dengan lisan, walau sendiri. Seolah-olah sedang menjelaskan kepada orang lain atau diskusi. (bila tidak ada teman). 8. Pastikan Saat dikelas, mereka mendengar penjelasan guru baikbaik...(pay close Attention) 9. Biarkan Siswa merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur. 10. Diskusikan ide dengan siswa secara verbal.
kinestetik - Bicaranya lambat, gerak gerik lambat - Nada suaranya rendah dan datar - Ketika berpikir mata melihat ke bawah (mengakses perasaan) - Penampilan seenaknya (yang penting nyaman) - Tidak dapat duduk diam - Tulisan jelek - Pernafasan di perut
Kinesthetic Learner 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ciptakan situasi belajar atau yang memfasilitasi aktivitas fisik. Buatlah diagram untuk mengilustrasikan konsep yang abstrak. Carilah tempat belajar yang bisa memfasilitasi aktivitas fisik, misalnya dekat dengan sarana olah raga. Bila siswa mulai bosan, berkatalah: Ayo coba lakukan/kerjakan latihan... Izinkan siswa sesekali berdiri atau berjalan-jalan sedikit, bila sedang membaca atau menulis. Buatlah catatan. Gerakan menulis akan membuat suasana berbeda daripada hanya mendengar. Catatan ini sekaligus dapat dimanfaatkan untuk mengingat kembali. Jangan paksakan siswa untuk belajar sampai berjam-jam. Ajak Siswa untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru). Izinkan anak untuk mengunyah permen karet / ngemil pada saat belajar.
Sekian dan semoga bermanfaat! Badarudin, S.Pd. HP. 081313400558 BB. 2A8FD4F0