BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan kesehatan diruangkan dalam sistem pengawasan full spectrum mulai dari pre-market hingga post-market control yang disertai dengan upaya penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Badan POM tidak dapat melakukannya sendiri. Kerja sama dengan berbagai lintas sektor terutama Pemerintah Daerah (PEMDA) diperlukan untuk memperluas cakupan pengawasan obat dan makanan. Sebagai sebuah lembaga pemerintahan tentunya perlu adanya kegiatan hubungan internal dan eksternaldalam kegiatan kegiatan yang ada di perusahaan kepada masyarakat. Badan POM sebagai lembaga institusi pemerintahan yang tugasnya mengawasi peredaran berbagai produk makanan, obat-obatan, kosmetika, dan memberikan penilaian mutu produk-produk tersebut, sangat membantu dan melindungi masyarakat dalam menentukan produk-produk yang baik untuk dikonsumsi dan tidak beresiko. Namun saat ini masyarakat belum sepenuhnya masyarakat menyadari tugas-tugas Badan POM tersebut dapat memberikan pengaruh baik dan mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Masih banyak masyarakat menganggap kinerja Badan POM tidak mendatangkan pengaruh besar dan kurang terlihat hasilnya. Hal tersebut tergantung pada kesadaran masyarakat itu sendiri dalam melindungi diri mereka dari produk-produk yang beredar dipasaran, 1
2 serta peran komunikasi antar lembaga dan masyarakat. Gerald R. Miller berpendapat Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2007 : 68). Peran komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan bagi kita untuk dapat memberi dan menerima informasi atau pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Manusia selalu berkomunikasi karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup dengan manusia lain. Sementara itu proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan-pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling pengertian antara kedua belah pihak. Lembaga Badan POM adalah suatu perusahaan/organisasi yang didalamnya terjalin sebuah komunikasi yang baik antara pihak-pihak terkait dan juga menentukan pencapaian tujuan perusahaan, seperti halnya Lembaga Pemerintahan Badan POM yang juga memperhatikan kelangsungan komunikasi yang baik antara pihak-pihak terkait demi kegiatan operasionalnya. Perusahaan ini telah mengalami beberapa kali evolusi sistem dengan tujuan untuk lebih mengoptimalkan kinerja dan layanan demi mempertahankan citra positif perusahaan dimata publik. Komunikasi dengan berbagai pihak merupakansatu peran yang memiliki pengaruh besar dalam menciptakan serta menjaga komunikasi yang baik secara internal maupun eksternal, biasanya dilakukan oleh bagian Public Relations yang biasa disebut Hubungan Masyarakat (HUMAS) yang berkembangdenganpesat. Hampir setiap perusahaan membutuhkan bagian HUMAS, karena memiliki peran penting dalam menjalankan suatu perusahaan. Kesuksesan ataupun kegagalan suatu perusahaan sangat bergantung pada kinerja HUMAS itu sendiri.
3 Semakin profesional HUMASdalam menjalankan tugasnya maka akan menghasilkan suatu kerjasama dan hubungan yang baik antara perusahaan dengan publiknya, publik eksternal maupun public internal yang ada dalam perusahaan tersebut. HUMAS merupakan mediator/ penghubung antara perusahaan yang mereka wakili dengan publik, baik publik internal maupun eksternal, karena dalam setiap kegiatan HUMAS harus saling menghormati satu dengan yang lainnya. HUMAS adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial atau bertujuan mencari keuntungan (profit) maupun perusahaan non-komersial yang tidak mencari keuntungan. Morissan, (2008: 6). Di Badan Pengawas Obat dan Makanan HUMAS tepatnya divisi Hubungan Masyarakat (HUMAS) berperan dalam menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan para stakeholder yang terdiri dari masyarakat (konsumen). Insan media (media cetak dan elektronik), akan menerima informasi tentang perusahaan dengan cara membuat press release (siaran pers) baik cara lisan maupun membuat beberapa artikel-artikel. Dalam membangun citra tidaklah mudah, tentunya citra yang ingin dibangun atau diciptakan kepada masyarakat harus dapat memberikan nilai yang positif terlebih dahulu dan dapat memberikan dampak positif dan bermanfaat setelah memperoleh citra positif tersebut, dan dengan sendirinya citra akan terbentuk dari hasil penilaian masyarakat. HUMAS merupakan salah satu asset yang penting dalam sebuah perusahaan atau lembaga, sama halnya dengan public relations yaitu merupakan alat komunikasi dalam menciptakan, membangun, menjaga, mengembangkan dan mempertahankan citra, dan tidak hanya sebagai alat komunikasi bagi perusahaan atau lembaga saja namun, peranan atas keberadaan HUMAS itu sangatlah luas dan kompleks. Disinilah peranan HUMAS diperlukan.
4 Dalam upaya membentuk citra yang positif terhadap perusahaan yang diwakili, HUMAS dapat memanfaatkan strategi Corporate Social Responsibility ( CSR ). Bentuk dari tanggung jawab itupun beraneka ragam, karena perusahaan dengan publik merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, keduanya saling membutuhkan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan demi kesejahteraan bersama. Program CSR bukan hanya untuk meningkatkan reputasi perusahaan tetapi juga bermanfaat bagi individu-individu di perusahaan yang berpartisipasi di dalamnya dan karena program tersebut penting dalam hal sumber daya manusia. Dengan menggunakan strategi CSR ini perusahaan tidak hanya dapat mencapai tujuannya tetapi juga dapat mengantisipasi timbulnya konflik yang merugikan dikemudian hari, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dengan semestinya sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam program Badan POM Sahabat Ibu ini HUMAS membantu menginformasikandan mengedukasi program tersebut kepada seluruh para media agar dapat memberitakan dan menginformasikan program tersebut ke seluruh masyarakat, sehingga akan timbul persepsi dan pencitraan yang positif terhadap Badan POM. Badan Pengawas Obat dan Makanan melakukan program kegiatan Badan POM Sahabat ibu ini dilatarbelakangi oleh rasa tanggung jawab serta kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat pada khususnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sangat terkait dengan dukungan dari lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan.program Badan POM Sahabat Ibu yang di selenggarakan oleh hasil kerjasama pemanfaatan CSR dengan produk The Body Shop Indonesia yang bertujuan untuk menyebarkan informasi dan mengedukasi para ibu-ibu tentang obat
5 dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Acara ini bertujuan untuk mengedukasi para ibu rumah tangga agar lebih cerdas lagi dalam memilih produk makanan atau yang aman dan sehat bagi tubuh. Sasaran diutamakan diarahkan khusus untuk Ibu Ibu, karena Ibusangat berperan penting didalam keluarga inti dalam memilih suatu produk makanan yang baik, aman dan sehat bagi suami dan anak- anaknya. 1.2 Ruang Lingkup Untuk membatasi pembahasan dalam penelitian maka penulis memberikan beberapa batasan serta rumusan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya sebatas Lembaga Pemerintahan Badan Pengawas Obat dan Makanan/Badan POM. 2. Key Person yang akan diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari Divisi HUMAS Badan Pengawas Obat dan Makanan dan Publik External yang ikut serta dalam program Badan POM Sahabat Ibu tersebut. 1.3 Rumusan Masalah 1. Strategi apa yang digunakan oleh HUMAS Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) dalam menjalankan Program Badan POM Sahabat Ibu? 2. Bagaimana Pelaksanaan Program Badan POM Sahabat Ibu yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan?
6 1.4 Tujuan dan Manfaat Dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan serta manfaat penulis melakukan penelitian adalah sebagai berikut : 1.4.1 Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui strategi HUMAS dalam pemanfaatan Corporate Social Responsibility ( CSR ) Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam program Badan POM Sahabat Ibu dalam rangka membangun citra positif yang dilakukan oleh humas Badan POM. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan program Badan POM Sahabat Ibu Badan Pengawas Obat dan Makananadalah para ibu-ibu rumah tangga. 1.4.2 Manfaat Penelitian : Manfaat Akademis : 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya serta menambah informasi mengenai strategi Public Relations atau HUMAS untuk menjaga citra perusahaan dengan melaksanakan program Corporate Social Responsibility ( CSR ). 2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pemahaman dan pengetahuan mengenai lembaga institusi Badan POM. Manfaat Praktis : 1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat dan memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu komunikasi yang terkonsentrasi HUMAS.
7 2. Bagi masyarakat, berguna sebagai pengetahuan tentang produk-produk yang beredar dipasaran agar timbul kesadaran dalam memilih dan menggunakan produk-produk yang ada di pasaran dan sudah disahkan keberadaannya. 1.5 Asumsi Peneliti berasumsi mengenaistrategi Humas Badan Pengawas Obat dan Mayukanan Republik Indonesia (Badan POM RI) dalam upaya mempertahankan citra organisasi melalui program Badan Pom Sahabat Ibu. Badan POM adalah suatu institusi berguna melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan kesehatan. Bukan hanya melindungi tetapi Badan POM juga sangat peduli dengan masyarakatnya. 1.6 Metodologi Pada penelitian ini penulis memilih metode penelitian kualitatif sebagai penelitiannya, adapun yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif menurut Moleong (2005:9), adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu sosial dalam Herdiansyah, (2011:9) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Disini penulis menggunakan studi penelitian Deskriptif yaitu penelitian data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka dan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, foto, catatan atau memo, dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang
8 diamati sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan permasalahan penulis. Menurut Herdiansyah, (2011:131) ada instrumen-instrumen yang digunakan oleh penulis untuk pengumpulan data antara lain: 1) Wawancara Penulis menggunakan wawancara semi-terstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, yaitupihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Adapun beberapa wawancara semi-terstruktur yaitu : pertanyaan terbuka, kecepatan wawancara dapat diprediksi, fleksibel tetapi terkontrol, ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan, dan penggunaan kata, tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena. 2) Studi pustaka / Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka, penulis dapat meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang sedang di teliti dan menjelaskan teori yang dijadikan dasar atau landasan pemikiran penulis. Adapun sumber-sumber yang digunakan penulis adalah buku-buku yang menunjang topik penelitian. 3) Observasi. Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan atau mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju. Kegiatan observasi yang penulis lakukan adalah untuk pengambilan data yang ingin dipahami dan pengetahuan dari sebuah gagasan yang sudah diketahui sebelumnya untuk mendapatkan informasi informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. 1.7 Sistematika Penulisan
9 Dalam lingkup pembahasan laporan magang ini, sistematika penulisan yang akan disajikan dalam penulisan ini terdiri dari 4 bab dan secara garis besar dapat dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian yang dilakukan, membatasi masalah melalui ruang lingkup penelitian, memberikan tujuan, dan manfaat dari penelitian yang dilakukan, metodologi penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian serta sistematika dari pembahasan. BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori umum dan teori khusus yang berkaitan dengan penelitian, akan membahas definisi serta pengertian secara luas dari berbagai tinjauan pustaka dari para ahli yang memberikan uraian secara sistematis dan dapat digunakan penulis sebagai panduan dalam melakukan penelitian ini. BAB III: OBJEK PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai sejarah perusahaan, bidang usaha yang sedang berjalan, serta struktur organisasi yang ada pada objek penelitian. Dalam bab ini juga berisi penjelasan metode metode apa saja yang penulis gunakan, permasalahan yang ada sampai alternatif pemecahan masalah yang dibutuhkan untuk penelitian. BAB IV: HASIL PENELITIAN/PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi evaluasi penulis terhadap hasil yang didapat setelah melaksanakan penelitian, yaitu strategi HUMAS pada Lembaga pemerintahan Badan
10 Pengawas Obat dan Makanan dalam menjaga citra perusahaan melalui program Badan POM Sahabat Ibu. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan yang merupakan ringkasan dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan serta memberikan saran-saran yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas, kemajuan, serta perkembangan perusahaan.