PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARANI NKUIRI TANPA LKS DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI LKS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG Nadiatul Khairah *), Mulia Suryani **), Ainil Mardiyah **) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study started from the reality in schools that student learning outcomes are still relatively low and students assume learning mathematics is difficult and boring. This study aims to determine the differences in learning outcomes of students using inquiry learning strategy without LKS with inquiry learning strategy with LKS. This type of research his experimental with research design Posttest-Only Randomized Comparison Group Design. The population is all students of class VIII SMPN 31 Padang. Samples were VIII.4 grade students as an experimental class I and VIII.2 grade students as an experimental class II. The instrument was used in this study is the final test. Tests forms used test description. Hypothesis testing using t-test two-way. Confidence interval of 97.5% was obtained with α=0.05 obtained = and = because it is rejected and accepted, hypothesis results showed that there are differences in students mathematics learning outcomes by implementing strategies without LKS inquiry learning with inquiry learning strategy with LKS. Keywords: MathLearning Outcomes, Inquiry Without LKS, LKS accompanied Inquiry PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Besarnya peranan tersebut telah menjadikan matematika sebagai salah satu ilmu yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mengingat pentingnya peranan matematika maka guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik dalam individu maupun kelompok yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatam ilmiah dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Dengan demikian diharapkaan mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan Hasil observasi pada tanggal 19 sampai 26 Agustus 2015 di Kelas VIII SMPN 31 Padang. didapatkan bahwa sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013 yang lebih menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diterapkan di SMPN 31 Padang dimana guru tidak banyak menjelaskan materi pelajaran di depan kelas namun siswa belajar secara berkelompok untuk memahami materi. Pada kenyataanya siswa kurang berpartisipasi dalam diskusi kelompok, siswa menganggap matematika itu sulit dan membosankan, karena siswa sulit untuk memahami rumus-rumus pada pelajaran matematika. Siswa belum terlihat berpartisipasi selama proses pembelajaran berlangsung, ini menunjukan bahwa siswa kurang bertanggung jawab atas apa yang ditugaskan oleh guru, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa masih rendah. Strategi pembelajaran yang tepat dan mampu melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam memahami materi yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa adalah strategi pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran Inkuiri merupakan salah satu strategi yang menekankan siswa untuk menemukan sendiri konsep materi melalui sebuah penyelidikan, guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing. Dengan demikian proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara siswa menemukan jawaban sendiri dengan bantuan kelompok, sehingga siswa tidak menganggap pembelajaran matematika tidak sulit dan membosankan dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri siswa. Adapun langkah-langkah srtategi pembelajaran inkuiri yaitu guru mempersiapkan siswa untuk belajar dengan memberikan suatu masalah (Meorientasi), guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah (Merumuskan Masalah), siswa membuat jawaban sementara dari masalah yang telah diidentifikasi (Merumuskan Hipotesis), siswa mengumpulkan data dari masalah yang didapatkan (Mengumpulkan Data), siswa mempresentasikan hasil penemuanya didepan kelas (Menguji Hipotesis), setelah itu siswa diminta untuk menyimpulkan hasil penemuannya (Menyimpulkan) berpedoman kepada Sanjaya (2006: 201-205).
Strategi pembelajaran inkuiri diterapkan agar siswa dapat memahami materi dengan baik dan akan lebih tertarik terhadap matematika jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan penyelidikan. Oleh karena itu, Langkahlangkah pelaksanaan strategi inkuiri ini dilaksanakan dengan menggunakan LKS dan strategi inkuiri tanpa LKS, strategi pembelajaran inkuiri menggunakan LKS yaitu dimana siswa dengan kelompoknya diminta untuk mengamati suatu topik/masalah yang ada pada LKS yang diberikan oleh guru sampai dengan proses mencari dan menemukannya. LKS diberikan untuk menuntun dan menggali materi yang diberikan pada saat proses pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran inkuiri tanpa menggunakan LKS yaitu dimana guru memberikan suatu permasalahan di papan tulis, siswa dengan kelompoknya mencari dan menemukan sendiri permasalahan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperbedaan hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri tanpa LKS dengan strategi pembelajaran inkuiri disertai LKS pada siswa kelas VIII SMPN 31 Padang. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuni Herawati Pengaruh Strategi Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Kota Solok Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Randimized Post Test Only Comparison Group Design. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 di kelas VIII SMPN 31 Padang. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 31 Padang dan sampel yaitu kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimen I dan kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen II. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang berbentuk tes uraian. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VIII.3SMPN 31 Padang pada tanggal 21 Januari 2016. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai
dengan reliabilitas 0,683, berpedoman kepada Arikunto (2010: 228). Untuk perhitungan penilaian pada tes akhir menggunakan rubrik holistik pada skala 4 berpedoman kepada Iryanti (2004: 15). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan uji-t dua arah. Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji F yang berpedoman pada Sudjana (2005: 466-467 dan 249), selanjutnya uji hipotesis menggunakan uji-t dua arah berpedoman pada Sudjana (2005: 239). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil belajar matematika siswa dapa dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel Kelas S Sampel Eksperimen I 84,5 11,4 100 55 Eksperimen II 77,4 15,5 100 50 Tabel 1. terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Nilai rata-rata hasil tes akhir yang diperoleh siswa kelas eksperimen I = 84,5 lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen II = 77,4. Berdasarkan hasil Pengujian hipotesis dengan uji-t dua arah, diperoleh bahwa dan dengan t hitung t tabel maka H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri tanpa LKS dengan strategi pembelajaran inkuiri disertai LKS pada siswa kelas VIII SMPN 31 Padang. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen I dengan strategi pembelajaran inkuiri disertai LKS membuat siswa lebih aktif dan kritis dalam berfikir dimana siswa bersemangat untuk memahami dan menemukan suatu materi dengan adanya LKS yang dapat menuntun mereka dalam menemukan materi pelajaran. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri disertai LKS dimana siswa mengamati masalah yang ada pada LKS (mengamati), siswa merumuskan masalah yang diamati, setelah itu siswa membuat rumusan hipotesis dengan mengumpulkan data (mengumpulkan informasi), serta siswa membuat hasil penemuanya (mengasosiasi) dan mempresentasikan hasil penemuanya (komunikasi). Adapun bentuk penemuan
strategi pembelajaran inkuiri disertai LKS pada pertemuan pertama dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3. Gambar 1. LKS 1 eksperimen I (Merumuskan Masalah) Gambar 2. LKS 1 eksperimen I (Merumuskan Hipotesis) Gambar 3. LKS 1 eksperimen I (Menyimpulkan) Proses pembelajaran pada kelas eksperimen II dengan strategi pembelajaran inkuiri membuat siswa lebih aktif dan kritis dalam berfikir dimana siswa bersemangat untuk memahami dan menemukan suatu materi yang disajikan pada papan tulis. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen II dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri tanpa LKS dimana siswa mengamati masalah yang ada dipapan tulis (mengamati), siswa merumuskan masalah yang diamati, setelah itu siswa membuat rumusan hipotesis dengan mengumpulkan data (mengumpulkan informasi), serta siswa membuat hasil penemuanya (mengasosiasi) dan mempresentasikan hasil penemuanya (komunikasi). Selama penelitian menggunakan strategi pembelajaran inkuiri disertai LKS dan strategi pembelajaran inkuiri tanpa LKS ini membuat siswa mampu belajar berkelompok untuk mendiskusikan penemuan materi yang akan dipelajari. Selain itu, siswa mampu belajar sendiri sebelum guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari, siswa mampu menjawab soal-soal secara individu dan saling bekerja sama dan bertukar pendapat dengan kelompoknya. Jika ada siswa yang belum paham dan mengerti terhadap materi dan contoh soal, siswa yang mengerti bisa membantu siswa yang belum pahamjadi, yang menyebabkan hasil tes akhir siswa kelas eksperimen I lebih tinggi dari kelas
eksperimen II adalah dengan adanya LKS yang menuntun mereka dalam menemukan materi. Selanjutnya, diadakan tes akhir pada kelas eksperimen I dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri disertai LKS dan pada kelas eksperimen II dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri tanpa LKS. Adapun bentuk hasil tes akhir dari kedua kelas sampel dapat dilihat pada Gambar 4, Gambar 5. pembelajaran inkuiri disertai LKS pada siswa kelas VIII SMPN 31 Padang. KESIMPULAN Hasilanalisis data yang diperolehrata-rata nilai tes akhir siswa kelas eksperimen I adalah 84,5 dan rata-rata tes akhir siswa kelas eksperimen II adalah 77,47. Hasil penelitian disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri tanpa LKS dengan strategi pembelajaran inkuiri disertai LKSpada siswa kelas VIII SMPN 31 Padang. Gambar 4. Hasil tes akhir siswa Kelas eksperimen I KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Iryanti, puji. 2004. Penilaian unjuk kerja. Yogyakarta : Depdiknas. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Gambar 36. Hasil tes akhir siswa kelas eksperimen II Pembahasandiatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri tanpa LKS berbeda dengan hasil siswa menggunakan strategi Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito. Yuni Herawati. 2008 dengan judul Pengaruh Strategi InkuiriTerhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Kota Solok.