PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR

dokumen-dokumen yang mirip
DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II

PEDOMAN INTERNAL IMUNISASI UPTD PUSKESMAS LANGKAPLANCAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANGANDARAN

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

UCI? TARGET: 139 desa minimal 80 % mencapai semua indikator Imunisasi ( HB-0, POL, DPT-KOMBO, DAN CAMPAK )

INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

Lampiran 1. Jadwal Penelitian. Bulan Maret April Mei Juni Juli

SOP PENYELENGGARAAN IMUNISASI

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012

PROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut ia tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004). Imunisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

Lembar Kerja 1 Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Dasar Hukum Kelembagaan

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMUNISASI SWIM 2017 FK UII Sabtu, 14 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai mengancam jiwa (Ranuh, dkk., 2001, p.37). dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 sesudah imunisasi dan

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET. kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan memberikan kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang

GAMBARAN PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI DASAR (Studi di 12 Puskesmas Induk Kabupaten Sarolangun)

2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan anak dan berpengaruh terhadap penataan dan. pembangunan jangka menengah nasional , mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

Pengelolaan Program Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

MENJAMIN KUALITAS VAKSIN DENGAN MANAJEMEN RANTAI DINGIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CHECK LIST OBSERVASI LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ABSTRAK

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

MATRIK RENCANA USULAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB PROGRAM IMUNISASI TH 2017

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

Kerusakan vaksin pada suhu dibawah 0 O C.

Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dalam usia reproduksi yaitu usia tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB 1 PENDAHULUAN. Program imunisasi merupakan sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan

ASPEK MEDIS DAN KEAMANAN VAKSIN KOMBINASI PENTABIO. Dominicus Husada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara

Pedoman dan Panduan kerja penyelenggaraan upaya puskesmas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

Transkripsi:

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui.pembangunan N asional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpa du yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak

mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah a tau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, Paradigma Sehat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantasan penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan (imunisasi). Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost efective dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan program ini, Indonesia dinyatakan bebas cacar sejak tahun 1974, selain itu dengan telah diperluasnya program imunisasi menjadi Program Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, angka kesakitan dan kematian akibat PD3I sudah dapat ditekan. Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population immunity ( kekebalan masyarakat ) yang tinggi sehingga PD3I dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif, bermutu dan efisien. Upaya penyelenggaran imunisasi dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Penyelengara kegiatan imunisasi disetiap daerah dilakukan oleh Puskesmas dimasing-masing daerah yang ada. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan di masyarakat menyelenggarkan program imunisasi, yang dilakukan untuk bayi 0 sd 12 bulan, balita, calon pengantin dan ibu hamil serta anak sekolah dasar. Agar penyelenggaran progam imunisasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan bermutu maka diperlukan pedoman imunisasi yang digunakan oleh petugas dalam menjalankan pelayanan imunisasi. B. TUJUAN PEDOMAN Tujuan Khusus Sebagai dasar dan acuan dalam penyelenggaran progam imunisasi di wilayah kerja Puskesmas tanjungsari Tujuan Umum 1. Terpantaunya pelayanan imunisasi pada bayi, balita, wus dan anak usia sekolah 2. Pelaksanaan imunisasi sesuai standar 3. Terpantaunya KIPI C. SASARAN PEDOMAN 1. Dokter 2. Bidan 3. Perawat 4. Petugas Chold chain

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN Pedoman ini menngatur tentang ruang lingkup penyelenggaraan imunisasi meliputi: 1. Pelayanan imunisasi dasar kepada bayi (hepatitis b, BCG, Polio, DPT-HB- Hib, dan campak) 2. Pelayanan imunisasi tambahan pada balita backlog figting/ crash progam campak (DPT-HB-Hib, campak) 3. Pelayanan imunisasi lanjutan anak sekolah (Dt, Td) dan wanita subur (TT) 4. Kegiatan PIN atau Sub PIN E. BATASAN OPERASIONAL Terselenggaranya imunisasi dasar/ wajib, tambahan dan lanjutan di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari baik didalam gedung maupun luar gedung (Kelurahan Tanjungsari, Sono kwijenan, Putat Gede) F. LANDASAN HUKUM 1. UndangUndangnomor 36tahun 2009 tentangkesehatan 2. PeraturanMenteriKesehatannomor42 Tahun 2013 tntang Pedoman dan Penyelenggaraan Imunisasi 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) Pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia progam imunisasi : No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan 1 Tenaga Teknis imunisasi Bidan (DIII), D3 - Farmasi 2 Tenaga Pelaksana Dokter Bidan (DIII) Perawat (DIII) Tugas dan Tanggung Jawab tenaga teknis, tenaga pelaksana 1. Melaksanakan kegiatan teknis Imunisasi 2. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan 3. Melaksanakan kegiatan penerimaan vaksin, perawatan Cold Chain, penyimpanan vaksin serta distribusi vaksin baik ke pelayanan Puskesmas dan Klinik Swasta 4. Melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain B. Distribusi Ketenagaan Distribusi tenaga pelayanan progam imunisasi terdiri dari : 1. Puskesmas Induk 1 orang tenaga teknis 1 orang atau lebih pelaksana 2. Puskesmas Pembantu 1 orang pelaksana 3. Poskeskel 1 orang pelaksana disetiap Poskeskel 4. Posyandu 1 orang pelaksana Posyandu C. JADWAL KEGIATAN - BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruangan B. Standar Fasilitas Standar Sarana

1. Ruangan Imunisasi menjadi satu dengan ruangan KIA 2. Penempatan vaksin dalam chold chain berada terpisah dengan ruangan imunisasi. (Ruangan Chold Chain berada di ruangan Apotek). Lingkup ini ruangan KIA adalah: 1. Ruangan KIA berukuran 9 X3.5 meter persegi, terdiri dari 3 bagian, bagian konsultasi, bagian periksa dan bagian tindakan. 2. Langit langit berwarna terang dan mudah dibersihkan. 3. Dinding berwarna terang, berbahan keras, tidak berpori pori, kedap air, dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia ( keramik). 4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan mudah dibersihkan. Lingkup ruangan chold chain adalah: 1. Jarak lemari es dengan dinding belakang adalah 10 15 cm, atau sampai pintu lemari es dapat dibuka 2. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yangcukup 3. Lemari es tidak terkena sinar matahari secara langsung 4. Lemari es menggunakan satu stop kontak 5. Ada alat pemantau suhu lemari es terdiri dari : 1 buah termometer dalam lemari es, 1 buah freeztag, buku grafik dan lembar pencatatan suhu 3. Tempat pelayanan Tempat pelayanan dalam gedung a. Puskesmas induk terdiri dari 1 ruang poli kesehatan ibu dan anak b. Puskesmas pembantu terdiri dari 1 ruang untuk pemeriksaan kesehatan ibu dan anak c. Poskeskel terdiri dari 1 ruang untuk pemeriksaan kesehatan ibu dan anak Tempat pelayanan luar gedung a. Posyandu 1 meja pelayanan di Posyandu (meja ke-5) b. Sekolah Ruangan UKS Standar Fasilitas 1. Peralatan Peralatan Imunisasi terdiri dari sejumlah alat medis yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan imunisasi: a. Kit imunisasi 1. Pinset 2 buah 2. Vaksin cariier buah 3. Lemari es biasa 1 buah 4. Lemari es vaksin 1 buah 5. Temometer muller buah 6. Freeze tag buah b. Peralatan surveillans komputer dan printer 1 buah c. Mebelair 1. Meja kerja 1 buah 2. Kursi kerja 1 buah 3. Kursi hadap 2 buah d. Penunjang

1. Tempat sampah medis 1 buah 2. Tempat sampah non medis 1 buah e. Bahan habis pakai 1. ADS 0,05 ml, o,5 ml, 5 ml Sesuai kebutuhan 2. Kapas Sesuai kebutuhan 3. Vaksin (Hb, BCG.polio, DPT-HB-hib, Sesuai kebutuhan dan campak) 4. Safety box Sesuai kebutuhan BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. LINGKUP KEGIATAN Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari: 1. Perencanaan a. Perencanaan sasaran b. Perencanaan target cakupan c. Perencanaan kebutuhan vaksin 2. Pelaksanaan a. Persiapan petugas b. Persiapan masyarakat c. Pemberian layanan imunisasi a) Pelayanan imunisasi dasar dan lanjutan (imunisasi TT) di dalam gedung (Puskesmas tanjungsari, Puskesmas Pembantu Sonokwijenan, Puskesmas Pembantu Putat Ged, Poskeskel Tanjungsari. Poskeskel Putat Gede, Poskeskel Sono Kwijenan) b) Pelayanan imunisasi dasar dan tambahan luar gedung backlog fighting/ crash progam ( 24 Posyandu) c) Pelayanan imunisasi dasar lanjutan anak sekolah (. SD. SMPN) d) Kegiatan imunisasi masal untuk antigen tertentu dalam waktu tertentu dan dalam wilayah tertentu (PIN, Sub Pin). d. Koordinasi 3. Pengelolaan rantai vaksin 4. Pengelolaan limbah 5. Pencatatan dan pelaporan B. METODE C. LANGKAH KEGIATAN Langkah-langkah kegiatan imunisasi: 1. Perencanaan Perencanaan sasaran dilakukan di setiap tahun kegiatan 2.

Logistik dalam pelayanan Imunisasi meliputi : A. Vaksin BAB V LOGISTIK No Nama Vaksin Satuan Jenis Vaksin 1 Vaksin BCG Strain Danish Vial Vaksin BCG 1331 2 Vaksin Pentabio Vial Vaksin DPT-HB-Hib 3 Vaksin Jerap Tetanus Vial Vaksin Tetanus Toksoid 4 Vaksin Jerap DT Vial Vaksin Difteri Tetanus 5 Vaksin Oral Polio Vaccine Vial Vaksin Polio (BOPV) 6 Meales Vaccine Dilvent Vial Vaksin Campak Kering 7 Vaksin Hepatitis B PID Vial Vaksin Hepatitis B B. Bahan habis pakai No Nama Barang Satuan 1 Pelarut Vaksin Campak Vial 2 Pelarut Vaksin BCG Vial 3 Drooper Biji 4 Kapas Biji 5 ADS (Auto Distruct Syringe)0,05 ml, 0,5 ml, 5,0 Dos ml 6 Safety Box Volume 5 ltr Biji

BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGAM A. Pengertian Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : 1. Asesmen Resiko 2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien 3. Pelaporan Dan Analisis Insiden 4. Kemampuan Belajar Dari Insiden Dan Tindak Lanjutnya 5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh : 1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan 2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya tidak diambil B. Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas 2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat 3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas 4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD) Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah. KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC) Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambill (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi : 1. Karena keberuntungan 2. Karena pencegahan 3. Karena peringanan KESALAHAN MEDIS Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. C. Tata Laksana

1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien 2. Melaporkan pada dokter 3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter 4. Mengobservasi keadaan umum pasien 5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir Pelaporan Insiden Keselamatan. BAB VII KESELAMATAN KERJA I. Pendahuluan HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara-negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai. Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks

bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tatii, tindik, dll). Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala. Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan. Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal. II. III. IV. Tujuan a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi. b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkunagn tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut setiap petugas harus menerapkan prinsip Universal Precation. Tindakan Yang Beresiko Terpajan a. Cuci tangan yang kurang benar. b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat. c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman. d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman. e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat. f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai. Prinsip Keselamatan Kerja Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygienie sanitasi ruangan dan

sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu: a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang. b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain. c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai. d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan. e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan. BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Simomulyo dalam memberikan pelayanan imunisasi adalah kejadian abses pasca imunisasi suntik 0%. Dalam pelaksanaan indicator mutu menggunakan buku monitoring dan evaluasii indicator mutu pelayanan dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada tim mutu dan direktur pelayanan.

BAB IX PENUTUP Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Imunisasi ini merupakan kumpulan dari beberapa reverensi buku panduan pelayanan imunisasi di Puskesmas, diharapkan dapat membantu penyelenggaraan imunisasi di puskesmas agar pelayanan imunisasi dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya bayi, balita dan apras secara optimal. Pedoman penyelenggaraan pelayanan imunisasi merupakan acuan puskesmas dalam membuat standart operasional prosedur (SOP) imunisasi. Diharapkan standar ini bermanfaat dan dapat membantu petugaas pemberi pelayanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan/keperawatan baik di dalam gedung maupun diluar gedung, yang pada akhirnya diharapkan agar kualitas dan efektivitas pelayanan imunisasi dipuskesmas terus meningkat. Penyusunan pedoman penyelenggaraan pelayanan imunisasi ini telah diusahakan sebaik-baiknya. Namun demikian tentu masih terdapat kekurangan dn kekeliruan dalam penyusunan pedoman ini, untuk itu saran perbaikan dan penyempurnaan pedoman penyelenggaraan pelayanan imunisasi ini kami harapkan dari berbagai pihak yang terkait demi kesempurnaan pedoman ini.