BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut: a. Hasil kuisioner rating Stated Preference menunjukkan atribut-atribut yang lebih diutamakan oleh konsumen adalah tarif angkutan, keamanan penumpang, waktu perjalanan, tingkat pelanyanan, jadwal kebrangkatan, dan lokasi terminal/stasion; b. Hasil responden pada umumnya lebih mengutamakan keamanan penumpang, waktu perjalanan dan tarif angkutan, tingkat pelanyanan, dibandingkan jadwal kebrangkatan, dan lokasi terminal/stasion; c. Pada seluruh kondisi pilihan terlihat jawaban responden cenderung untuk memilih KA dimana jika seluruh pilihan dirata-ratakan didapati 13,91% pasti memilih moda KA, kemudian 29,23% mungkin memilih KA, selanjutnya 22,18% tidak memilih (pilihan berimbang), 22,18% mungkin memilih BUS dan 12,50% pasti memilih BUS; 2. Analisis statistik, yang meliputi analisis korelasi, validasi dengan uji t tes, F tes dan pengukuran rho-square (R 2 ), serta validasi internal terhadap model yang dikembangkan memberikan hasil sebagai berikut: a. Hasil perhitungan koefisien korelasi antara atribut pelayanan moda yang diperhitungkan dengan utilitas responden memperlihatkan bahwa faktor keamanan penumpang mempunyai hubungan yang paling erat dengan utilitas pemilihan moda angkutan. Atribut lainnya secara berurutan menyusul yaitu atribut Tarif Angkutan, atribut Tingkat Pelanyanan, atribut waktu perjalanan, atribut jadwal kebrangkatan dan atribut lokasi terminal/stasion; b. Model pemilihan moda diperoleh dengan metoda Regresi dan uji statistik pada tahap pengolahan data. Model terbaik diperoleh dari alternatif persamaan-1 yang memberikan hasil dari analisis statistik yang terbaik dimana nilai F stat tertinggi sebesar 553,11767 dan R 2 (Adjusted R 2 ) 102
tertinggi yaitu sebesar 0,8311. Ini berarti bahwa semua atribut mempunyai pengaruh sebesar 83,11% terhadap perubahan utilitas pemilihan moda, sedang sisanya sebesar 16,89% dipengaruhi oleh atribut lain yang tidak dipertimbangkan dalam pemodelan ini; c. Hasil uji t tes memperlihatkan bahwa nilai t stat dari masing-masing atribut lebih besar dari t kritis (± 1,96). Ini berarti bahwa masing-masing atribut secara individu signifikan mempengaruhi utilitas pemilihan moda; d. Berdasarkan nilai F kritis = 2,10 dan membandingkannya dengan hasil perhitungan nilai F stat dari model yang telah diberikan, maka didapat F stat = 553,11767 > F kritis sehingga disimpulkan bahwa semua atribut secara simultan mempengaruhi pemilihan moda; 3. Hasil evaluasi terhadap elastisitas dan sensitifitas model memberikan hasil sebagai berikut: a. Evaluasi terhadap nilai elastisitas langsung probabilitas pemilihan KA menunjukkan nilai elastisitas untuk atribut keamanan penumpang moda KA = 5,3903 lebih besar dari nilai elastisitas atribut lainnya, maka peluang pemilihan kereta api lebih sensitif terhadap perubahan nilai atribut keamanan dibanding terhadap perubahan variabel lainnya. Artinya bila atribut keamanan penumpang moda kereta api berubah 1% maka perubahan peluang pemilihan kereta api akan bertambah sebesar 5,3903% dari kondisi awal. Variabel yang berpengaruh berikutnya adalah tarif angkutan dengan nilai elastisitas = -3,1311, waktu perjalanan dengan nilai elastisitas = -1,2015, tingkat pelanyanan dengan nilai elastisitas = 0,5612, jadwal kebrangkatan dengan nilai elastisitas = -0.1630. Evaluasi terhadap nilai elastisitas langsung probabilitas pemilihan BUS menunjukkan nilai elastisitas untuk atribut keamanan penumpang dengan moda bus = 5,5063, lebih besar dari nilai elastisitas atribut lainnya, maka peluang pemilihan bus lebih sensitif terhadap perubahan nilai atribut keamanan dibanding terhadap perubahan variabel lainnya. Artinya bila atribut keamanan pada angkutan bus meningkat 1% maka perubahan peluang pemilihan angkutan bus akan bertambah sebesar 5,5063% dari kondisi 103
awal. Variabel yang berpengaruh berikutnya adalah waktu perjalanan, tarif angkutan, tingkat pelanyanan, dan jadwal kebrangkatan; b. Secara keseluruhan hasil perhitungan menunjukkan bahwa elastisitas langsung dan elastisitas silang probabilitas pemilihan masing-masing moda terhadap atribut-atribut yang ditinjau didalam fungsi utilitas yang ditinjau menunjukan bahwa untuk atribut tarif angkutan, atribut keamanan dan atribut waktu perjalanan mempunyai nilai > 1. Ini berarti perubahan probabilitas pemilihan untuk masing-masing moda relatif sensitif terhadap perubahan nilai atribut-atribut dari ketiga atribut tersebut yang ditinjau atau disebut elastis, dan untuk atribut tingkat pelanyanan, atribut jadwal kebrangkatan mempunyai nilai elastis < 1, artinya persentase perubahan probabilitas pemilihan moda lebih kecil dari pada persentase perubahan atribut pemilihan moda, disebut in elastis; c. Sensitivitas model terhadap perubahan masing-masing atribut memperlihatkan: 1) terhadap atribut tarif angkutan jika selisih tarif angkutan antara kereta api dan bus lebih kecil dari Rp. 7500,-, probabilitas memilih kereta api akan lebih besar dari probabilitas memilih bus tetapi jika lebih besar dari Rp. 7500,-, maka peluangnya akan beralih ke pilihan BUS; 2) terhadap atribut keamanan penumpang bahwa probabilitas memilih kerete api akan lebih besar dari probabilitas memilih bus, bila selisih atribut keamanan lebih besar dari 5 %, bila lebih kecil dari 5% maka peluangnya akan beralih ke pilihan BUS; 3) terhadap atribut waktu perjalanan, probabilitas memilih kereta api akan lebih besar dari probabilitas memilih bus bila selisih waktu antara kereta api dan bus lebih kecil dari -0.5 jam; 4) terhadap atribut tingkat pelanyanan, probabilitas memilih kerete api akan lebih besar dari probabilitas memilih bus, bila selisih atribut keamanan lebih besar dari 5 %. 104
5) terhadap atribut jadwal kebrangkatan, probabilitas memilih kereta api akan lebih besar dari probabilitas memilih bus bila selisih jadwal kebrangkatan antara kereta api dan bus lebih kecil dari 2 jam. 4. Berdasarkan hasil kajian model pemilihan moda yang telah dianalisis dilakukan penerapan model tersebut pada daerah kajian yaitu Ruas Rantau Prapat Dumai. a. Aplikasi tersebut direncanakan pada pengembangan jaringan jalan dengan dua skenario yaitu dibangunnya jaringan rel dan perbaikan jalan lintas timur Sumatera. Dua skenario ini dibandingkan dengan keadaan saat ini, khusus untuk skenario perbaikan jalan diasumsikan jaringan jalan rel sudah ada sehingga dapat terlihat peningkatan atau pun penurunan pengguna jasa kereta api bila jalan raya juga dapat berfungsi dengan baik; b. Dibangunnya jaringan rel pada Ruas Rantau Prapat Dumai pada tahun 20210 akan menyebabkan beralihnya pengguna moda BUS dalam melakukan perjalanan dari Rantauprapat-Dumai kepada moda kereta api sebesar 69,81% dari demand penumpang yang ada. Sementara jika dilakukan perbaikan jalan lintas timur Sumatera rute Rantau Prapat Dumai maka probabilitas pengguna moda kereta api menjadi 56,16% dan probabilitas pengguna BUS akan menjadi 43,84% akan memilih BUS. VI.2 Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan berkaitan dengan penelitian ini antara lain: 1. Guna mendapatkan tanggapan yang baik dari pihak-pihak yang menjadi objek survei kuisioner dengan teknik Stated Preference untuk pemilihan moda angkutan penumpang perlu dilakukan pendekatan yang lebih baik lagi terhadap pengguna angkutan penumpang dalam melakukan survei tersebut. Misalnya dengan melihat karakteristik perilaku perjalanan dari penumpang angkutan umum, untuk mendapatkan hasil respon yang lebih baik lagi. 2. Bagi penggunaan yang lebih luas dari metoda Stated Preference dalam analisis pemilihan moda khususnya untuk moda angkutan penumpang 105
disarankan untuk memperbanyak jumlah atribut perjalanan yang mempengaruhi nilai utilitas agar dicapai hasil yang maksimal; 3. Bagi para peneliti yang tertarik dengan penelitian ini masih dapat melanjutkan dengan menggunakan nisbah/perbandingan dari atribut perjalanan yang ditinjau. 106