KAJIAN HUBUNGAN KERJASAMA SUBKONTRAKTOR DAN KONTRAKTOR DI INDONESIA Oleh: NURISRA NIM : 250 99 085 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2002
ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi saat ini terdapat kecenderungan makin banyaknya paket pekerjaan yang diserahkan oleh kontraktor kepada subkontraktor. Disamping itu pemerintah membuat suatu kebijakan yang dituangkan dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi No. 18/1999 dalam pasal 12 ayat 1 bertujuan untuk mewujudkan suatu struktur usaha yang kokoh dan efisien dan saling mengisi dalam skala usaha besar, menengah dan kecil. Masalah utama yang timbul adalah selama ini konotasi kerjasama subkontrak sering diartikan sebagai sikap negatif kontraktor yang ingin dengan mudah mendapatkan keuntungan sedangkan pihak yang bekerja adalah subkontraktor. Namun disamping itu selama ini belum ada gambaran yang jelas mengenai peranan subkontraktor, bentuk kerjasama yang ada selama ini dan bagaimana proses pembentukan kerjasama antara kontraktor dan subkontraktor. Untuk menjawab masalah tersebut maka dilakukan penelitian melalui survei dan wawancara terhadap kontraktor dan subkontraktor di Jakarta dan Bandung. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor latar belakang kerjasama yang paling dominan adalah kebutuhan spesialisai. Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai tingkat pengaruh rendah dalam hubungan kerjasama kontraktor dan subkontraktor. Bentuk-bentuk kerjasama yang umum digunakan adalah bentuk kontrak lump sum dan unit price. Proses pembentukan kerjasama kontraktor dan subkontraktor tidak melalui tahap prakualifikasi karena kontraktor cenderung melakukan kerjasama dengan sekelompok subkontraktor langganan tertentu. Dampak negatif yang timbul adalah kurangnya pemerataan kesempatan kerja dan pembinaan bagi subkontraktor yang bukan langganan. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut maka usulan yang diberikan adalah perlunya dilakukan prakualifikasi subkontraktor yang dapat dilakukan oleh suatu asosiasi independen yang telah diakui. Hasil prakualifikasi dapat digunakan kontraktor untuk memilih subkontraktor yang akan diundang untuk bekerjasama. Dengan demikian diharapkan adanya pemerataan kesempatan kerja dan pembinaan bagi subkontraktor sehingga tujuan pemerintah untuk mewujudkan struktur usaha yang seimbang antara usaha besar. menengah dan kecil dapat tercapai.
ABSTRACT Recently in the construction projects implementation, most general contractors sublet a portion of their works to subcontractors. The government supports this policy stated in Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18/1999, article 12, clause 1, aims to create a strong and efficient bussines structure and fill up one another in the big, medium and small bussines scales. The main problem is a negative connotation about subcontracting in Indonesia's construction industry, which seems that contractors can easily making profit while the subcontractors must perform the works alone. Besides, there is no clear explanation about the important role that subcontractors play in the construction industry, the relationship and the subcontracting process between contractors and subcontrators. To cope with the problems, the research was conducted through a survey and interviews with contractors and subcontractor in Jakarta and Bandung. From the result of this research, it can be concluded that the main reason for subcontrating is the need for specialization, whereas the government policy has only low impact in the decision made by contractors. Commonly, the contractors and subcontractors relationships were found on lump sum and unit price contract forms. The subcontracting process does not include a prequalification stage because contractors tend to establish a long term working relationship with some particular subcontractors. The negative impact is the less job opportunity for others subcontractors. To decrease this negative impact, the recommendation is the need to establish a subcontractor prequalification performed by an independent association. This prequalification result can be used by contractors to select subcontractors. Thus, there will be an equal job opportunity for all subcontractors, and the government's aiming to establish a balanced bussines structure among the big, medium and small bussines can be achieved.