KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH MIFTA SURYANI NPM 11080150 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG OLEH Mifta Suryani 1, Trisna Helda 2, Rahayu Fitri 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan memproduksi teks cerita pendek dengan berbantuan media film siswa kelas XI SMAN 4 Padang.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 288 orang yang terdaftar dalam tahun ajaran 2014/2015. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa per kelas. Hasil penelitian ini sebagai berikut. Pertama, keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa dengan berbantuan media film secara umum berada pada kualifikasi baik dengan rata-rata 81,48 pada tingkat penguasaan 76-85 pada skala 10. Kedua, keterampilan menggambarkan orientasi (pengenalan) dengan nilai rata-rata 79,01 dengan kualifikasi baik pada tingkat penguasaan 76-85 pada skala 10. Ketiga, keterampilan menggambarkan komplikasi (masalah) dengan nilai rata-rata 76,54 dengan kualifikasi baik pada tingkat penguasaan 76-85 pada skala 10. Keempat, keterampilan menggambarkan resolusi (pemecahan masalah) dengan nilai rata-rata 88,89 dengan kualifikasi baik sekali pada tingkat penguasaan 86-95 pada skala 10. Kata Kunci: keterampilan, memproduksi, teks cerita pendek, media film
PENDAHULUAN Memproduksi merupakan istilah baru yang digunakan dalam kurikulum 2013. Pada kurikulum sebelumnya, istilah yang digunakan yaitu menulis. Hal tersebut hanya penggunaan istilah yang berbeda dengan tujuan sama. Memproduksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan atau mengeluarkan hasil. Memproduksi teks merupakan kegiatan proses belajar yang dialami siswa yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan pendapat secara tertulis. Dalam penerapannya, kegiatan memproduksi dalam pembelajaran yaitu menghasilkan sebuah tulisan yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran memproduksi teks di sekolah dapat melatih siswa menjadi kreatif dalam menulis. Dengan memproduksi teks, siswa dapat mengungkapkan segala pemikiran, pengalaman, kesan, perasaan, pendapat, dan imajinasi dalam bentuk bahasa tulis. Oleh karena itu, pembelajaran memproduksi teks penting dikuasai oleh siswa, salah satunya ialah memproduksi teks cerita pendek. Memproduksi teks cerita pendek merupakan salah satu materi yang harus dipelajari siswa di sekolah, tercantum dalam kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) semester 1 Memproduksi teks cerita pendek termasuk pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu, Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. (KI) tersebut dirinci ke dalam Kompetensi Dasar (KD) yaitu Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat secara lisan maupun tulisan (Kemendikbud, 2013:45). Salah satu indikator KD ini ialah agar siswa mampu memproduksi teks cerita pendek. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 2015 dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia Zuniarti, S.Pd., M.M. dan beberapa siswa kelas XI SMAN 4 Padang, keterampilan memproduksi teks cerpen siswa masih rendah. Dalam memproduksi teks cerpen ini siswa sangat kesulitan dalam menemukan ide untuk memproduksi teks dan mengembangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan. Siswa belum paham cara memulai memproduksi teks cerpen disebabkan kesulitan merangkai kata demi kata menjadi sebuah kalimat. Memproduksi teks cerpen bagi siswa merupakan kegiatan yang sulit, kurang menarik, dan membosankan. Selain itu, siswa belum memahami struktur pembangun teks cerpen. Kemampuan siswa dalam mengembangkan orientasi tidak jelas dan kemampuan siswa dalam mengembangkan komplikasi dan resolusi tidak berhubungan. Media untuk pembelajaran khususnya memproduksi teks cerpen sangat kurang sehingga siswa tidak termotivasi untuk memproduksi teks cerpen. Berdasarkan permasalahan di atas, dalam pembelajaran apresiasi sastra terutama memproduksi teks cerpen, sudah seharusnya guru memilih media yang menarik sekaligus dapat melatih siswa sehingga terampil memproduksi teks cerpen. Priyatni (2014:143) menyatakan bahwa teks cerpen adalah cerita yang mengisahkan konflik kehidupan para pelaku/tokoh cerita secara singkat, padat dan mengesankan. Salah satu media yang dapat digunakan untuk melatih siswa dalam menimbulkan dan mengungkapkan ide-ide adalah dengan menggunakan media film. Media film ini memberikan latihan kepada siswa untuk dapat menemukan terlebih dahulu ide-ide pokok dari sebuah cerpen yang ada dalam media, kemudian siswa secara terarah dilatih untuk dapat memproduksi teks cerpen dengan bahasa mereka sendiri sesuai dengan gambaran yang telah mereka dapatkan dari film yang telah diputarkan oleh guru. Menurut Anaswir dan Usman (2002:95) film adalah alat audio visual untuk pembelajaran, penerangan atau penyuluhan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang diolah dituntut banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta dalam penulisan hasilnya. Arikunto (2010:27) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data, dan terakhir ditampilkan hasilnya. Metode deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan (1) keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa kelas XI SMAN 4 Padang, (2) tingkat keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa kelas XI SMAN 4 Padang, dan (3) keterampilan
memproduksi teks cerita pendek dengan menggunakan media film siswa kelas XI SMAN 4 Padang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Pendek dengan Berbantuan Media Film Siswa Kelas XI SMAN 4 Padang untuk Struktur Orientasi (Pengenalan) SMAN 4 Padang untuk indikator 1 (orientasi) berkisar 2-3 dengaan kata lain, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan skor terendah adalah 2. Perolehan skor secara lengkap untuk indikator ini, yaitu (a) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 10 orang (37%), dan (b) siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 17 orang (63%). 2. Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Pendek dengan Berbantuan Media Film Siswa Kelas XI SMAN 4 Padang untuk Struktur Komplikasi (Masalah) SMAN 4 Padang untuk indikator 2 (komplikasi) berkisar 1-3 dengan kata lain, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan skor terendah adalah 1. Perolehan skor secara lengkap untuk indikator ini, yaitu (a) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 11 orang (41%), (b) siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 13 orang (48%), dan (c) siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 3 orang (11%). 3. Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Pendek dengan Berbantuan Media Film Siswa Kelas XI SMAN 4 Padang untuk Struktur Resolusi (Pemecahan Masalah) SMAN 4 Padang untuk indikator 3 (resolusi) berkisar 1-3 dengan kata lain, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan skor terendah adalah 1. Perolehan skor secara lengkap untuk indikator ini, yaitu (a) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 21 orang (78%), (b) siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 3 orang (11%), dan yang (c) siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 3 orang (11%). 4. Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Pendek dengan Berbantuan Media Film Siswa Kelas XI SMAN 4 Padang untuk Ketiga Indikator yang Diteliti SMAN 4 Padang untuk ketiga indikator berkisar 4-9 dengan kata lain, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 9 dan skor terendah adalah 4. Perolehan skor secara lengkap untuk ketiga indikator ini, yaitu (a) siswa yang memperoleh skor 9 berjumlah 4 orang (15%), (b) siswa yang memperoleh skor 8 berjumlah 12 orang (45%), dan (c) siswa yang memperoleh skor 7 berjumlah 6 orang (22%), (d) siswa yang memperoleh skor 6 berjumlah 1 orang (4%), (e) siswa yang memperoleh skor 5 berjumlah 2 orang (7%), dan siswa yang memperoleh skor 4 berjumlah 2 orang (7%). Data diperoleh dengan cara memberikan tes memproduksi teks cerita pendek dengan menggunakan media film yang telah ditentukan selama 4x45 menit.data yang dideskripsikan pada bagian ini berupa skor yang diperoleh siswa untuk masing-masing indikator. Pertama, untuk indikator 1 (orientasi) secara lengkap adalah siswa yang tingkat penguasaanya 100 berjumlah 10 orang (37%) dan siswa yang penguasaanya 66,67 berjumlah 17 orang (63%). Kedua, untuk indikator 2 (komplikasi) secara lengkap adalah siswa yang tingkat penguasaannya 100 berjumlah 11 orang (41%), siswa yang tingkat penguasaanya 66,67 berjumlah 13 orang (48%), dan siswa yang tingkat penguasaanya 33,33 berjumlah 3 orang (11%). Ketiga, untuk indikator 3 (resolusi) secara lengkap adalah siswa yang tingkat penguasaanya 100 berjumlah 21 orang (78%), siswa yang tingkat penguasaanya 66,67 berjumlah 3 orang (11%), dan siswa yang tingkat penguasaanya 33,33 berjumlah 3 orang (11%).
frekuensi SMAN 4 Padang untuk ketiga indikator dapat digambarkan dalam bentuk histogram berikut ini. 27 24 21 18 15 12 9 6 3 0 4 12 6 1 2 2 0 0 0 0 kualifikasi Gambar 1. Histogram Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Pendek dengan Berbantuan Media Film Siswa Kelas XI SMAN 4 Padang untuk Ketiga Indikator KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap keterampilan memproduksi teks cerpen dengan berbantuan media film siswa kelas XI SMAN 4 Padang, diperoleh hasil penelitian untuk gabungan ketiga indikator tergolong baik 76-85% berkualifikasi Baik (B). Hal tersebut dapat dilihat dari analisis data berikut ini. Pertama, keterampilan memproduksi teks cerpen dengan berbantuan media film siswa kelas XI SMAN 4 Padang untuk ketiga indikator tergolong baik (B) dengan rata-rata 81,48 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Kedua, keterampilan memproduksi teks cerpen dengan berbantuan media film siswa kelas XI SMAN 4 Padang untuk indikator 1 (orientasi/pengenalan) tergolong baik (B) dengan rata-rata 79,01 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Ketiga, keterampilan memproduksi teks cerpen dengan berbantuan media film siswa kelas XI SMAN 4 Padang untuk indikator 2 (komplikasi/masalah) baik (B) dengan rata-rata 76,54 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Keempat, keterampilan memproduksi teks cerpen dengan berbantuan media film siswa kelas XI SMAN 4 Padang untuk indikator 3 (resolusi/penyelesaian masalah) baik sekali (BS) dengan rata-rata 88,89 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (86-95%). SARAN Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran berikut ini. Pertama, disarankan kepada siswa kelas XI SMAN 4 Padang untuk lebih rajin lagi berlatih memproduksi teks agar hasil tulisan dapat berkembang dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Kedua, diharapkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dapat menggunakan media pembelajaran untuk mewujudkan keterampilan memproduksi teks cerpen dengan berbantuan media film siswa kelas XI SMAN 4 Padang karena media pembelajaran sangat berperan penting untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Ketiga, bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan pedoman dan penunjang apabila peneliti telah menjadi seorang pengajar. Keempat, peneliti lain sebagai masukan bahan dan
pertimbangan dalam melakukan penelitian berkaitan dengan keterampilan memproduksi teks, terutama keterampilan memproduksi teks cerpen. KEPUSTAKAAN Anaswir dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Kemendikbud. 2013. Kompetensi Dasar. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Askara.