BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I. lingkungan kerja non fisik dan meningkatkan kinerja karyawannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi;

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Budaya adalah penentu yang kuat dari keyakinan, sikap dan perilaku orang, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kerja yang dimilikinya (Djastuti, 2011). Handayani (2008) berpendapat bahwa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mardiana (2005: 15) Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, RANCANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis menyajikan uraian ringkas dari pembahasan pada

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK JATENG SEMARANG. Aldilla Puspita Nagari

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Karier saat ini bukanlah seperi yang terdahulu, dulu karier dipandang sebagai kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kontrak Divisi Area Jakarta PT. INDOSAT, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi maupun industri. Dengan adanya globalisasi maka dunia usaha mau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

kebutuhan yang diinginkan sehingga melalui bekerja dan pertumbuhan pengalaman,

LAMPIRAN 2 REKAPITULASI HASIL KUESIONER VARIABEL MOTIVASI NO MO01 MO02 MO03 MO04 MO05 MO06

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Sehingga perusahaan perlu untuk berhati-hati dalam merekrut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai apa yang ingin diketahui. Kasiram(2008:149).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang antara lain termasuk (1) kuantitas keluaran, (2) kualitas keluaran, (3) jangka

BAB 2 LANDASAN TEORI. Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya berbagai jenis kegiatan pembangunan di lingkungan. pengawasan yang tepat. Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan Goal-Setting Theory yang dikemukakan oleh

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 URAIAN TEORITIS. terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

BAB V ANALISIS DATA. A. Peranan Manajemen Syukur dalam Menunjang Peningkatan Kinerja Pegawai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB I PENDAHULUAN. individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan khususnya bagi masyarakat petani. mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasiorganisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi 2.1.1. Definisi Komitmen Organisasi Menurut Robbins (2008) dalam perilaku organisasi, komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujun tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaannya itu. Menurut Luthans (2009) menyebutkan bahwa komitmen organisasi adalah keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan keinginan organisasi dan keyakinan tertentu juga penerimaan nilai dan tujuan organisasi. MenurutCut Zurnali(2010) Komitmen organisasional merupakan perasaan yang kuat dan erat dari seseorang terhadap tujuan dan nilai suatu organisasi dalam hubungannya dengan peran mereka terhadap upaya pencapaian tujuan dan nilai-nilai tersebut. Berdasarkan definisi diatas komitmen organisasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dengan peran dan tujuan mereka untuk mencapai suatu komitmen. 7

8 2.1.2. Dimensi Komitmen Organisasi Menurut Allen dan Meyer (1990) dalam Diana (2009) dengan tiga komponen organisasi yaitu: 1. Komitmen afektif mengarah pada the employee's emotional attachment to, identification with, and involvement in the organization. Ini berarti, komitmen afektif. Berkaitan dengan keterikatan emosional karyawan, identifikasi karyawan pada, dan keterlibatan karyawan pada organisasi. Dengan demikian, karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja dalam organisasi karena mereka memang ingin (want to) melakukan hal tersebut. 2. Komitmen kontinuans berkaitan dengan an awareness of the costs associated with leaving the organization. Hal ini menunjukkan adanya pertimbangan untung rugi dalam diri karyawan berkaitan dengan keinginan untuk tetap bekerja atau justru meninggalkan organisasi. Komitmen kontinuans sejalan dengan pendapat Becker yaitu bahwa komitmen kontinuans adalah kesadaran akan ketidakmungkinan memilih identitas sosial lain ataupun alternatif tingkah laku lain karena adanya ancaman akan kerugian besar. Karyawan yang terutama bekerja berdasarkan komitmen kontinuans ini bertahan dalam organisasi karena mereka butuh (needto) melakukan hal tersebut karena tidak adanya pilihan lain.

9 3. Komitmen normatif merefleksikan a feeling of obligation to continue employment. Dengan kata lain, komitmen normatif berkaitan dengan perasaan wajib untuk tetap bekerja dalam organisasi. Ini berarti, karyawan yang memiliki komitmen normatif yang tinggi merasa bahwa mereka wajib (ought to) bertahan dalam organisasi. Wiener (dalam Allen & Meyer, 1990) mendefinisikan komponen komitmen ini sebagai tekanan normatif yang terinternalisasi secara keseluruhan untuk bertingkah laku tertentu sehingga memenuhi tujuan dan minat organisasi. Oleh karena itu, tingkah laku karyawan didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar serta berkaitan dengan masalah moral. 2.1.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi Menurut Sopiah (2008) ada sejumlah faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu: 1. Faktor personal yang meliputi job expextatious, psychological contract, job choice factors, karakteristik personal. Keseluruhan faktor ini akan membentuk komitmen awal. 2. Faktor organisasi, meliputi initial works experiences, job scope, supervision, goal consistency organizational. Semua faktor itu akan membentuk atau memunculkan tanggung jawab. 3. Non-organizational factors, yang meliputi availability of alternative jobs. Faktor yang bukan berasal dari dalam organisasi, misalnya ada

10 tidaknya alternatif pekerjaan lain. Jika ada dan lebih baik, tentu karyawan akan meninggalkannya. 2.1.4. Hubungan Komitmen OrganisasiDan Kinerja Menurut Sopiah (2008) mendukung bahwa semakin tinggi komitmen seseorang terhadap tugasnya maka akan semakin tinggi kinerja yang akan dihasilkan, yang menuju pada tingkat penilaian yang semakin tinggi. Hal serupa juga di kemukakan oleh Rivai (2005) yang menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Semakin tinggi komitmen organisasional dari karyawan maka akan semakin meningkat kinerja individual karyawan. 2.1.5. Hasil Penelitian Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dalam penelitian Aprillia (2011) dalam Uji hipotesis membuktikan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji t yang didapat sebesar 6,339 dengan sampel sebanyak 75 orang pada PT Indomulti Plasindo dikota Semarang. Sedangkan dalam penelitian Sari (2015) dalam Uji hipotesis membuktikan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji t yang didapat sebesar 8.584 dengan sampel sebanyak 182 pegawai PT. Bank Pembangunan daerah Kalimantan Selatan (Kalsel).

11 Selain itu dalam penelitian Dini (2016) dalam Uji hipotesis membuktikan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji t yang didapat sebesar 3.987 dengan sampel sebanyak 79 karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Malang 2.2. Pengembangan Karir 2.2.1. Definisi Pengembangan Karir Menurut Mondy (2012) Pengembangan karir adalah pendekatan formal yang digunakan perusahaan untuk memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat, tersedia saat dibutuhkan. Menurut Hadari (2008) yang mengatakan bahwa pengembangan karir adalah usaha yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja. Menurut Veithzal (2009) Pengembangan karira dalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapaikarir yang diinginkan. Berdasarkan definisi diatas Pengembangan Karir dapat diartikan sebagai pendekatan atau usaha yang dilakukan secara formal yang difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam mencapai karir yang diharapkan.

12 2.2.2. Cara Pengembangan Karir Menurut Mondy (2010) dalam model manajemen karir yang baru, perusahaan berperan melalui Manajemen Karir Organisasional (Organizational Career Management) disingkat MKO. MKO dapat didefinisikan sebagai aktivitas dan kesempatan organisasi (perusahaan) untuk menjamin agar manajer dan karyawan dapat memenuhi atau lebih memenuhi kebutuhannya dimasa depan. Praktik MKO meliputi perencanaan karir, jalur karir (Career Path), aktivitas pelatihan dan pengembangan, program pengembangan sasaran (target), promosi dari dalam, kebijakan staffing formal, kriteria promosi standar, assessment center, job posting, job matching, career counseling, outplacement counseling dan mentor-protégé relationship. 2.2.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Karir Menurut Ekayadi (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan karir seorang pegawai yaitu: 1. Kebijakan perusahaan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pengembangan karir seorang karyawan dan penentu ada tidaknya kesempatan pengembangan dalam perusahaan, berlaku tidaknya kesempatan pengembangan karir untuk semua orang tanpa pilih kasih dan ada tidaknya pola pengembangan karir yang dapat dipertanggung jawabkan.

13 2. Latar Belakang Pendidikan Merupakan suatu acuan untuk meningkatkan karir seseorang. 3. Pelatihan Merupakan pelatihan yang dapat diperoleh sepanjang karirnya dan dapat membantu karirnya dimasa mendatang dan menambah kemampuan karyawan. 4. Pengalan Kerja Merupakan bagian penting dari pengembangan manajemen yang memberikan kontribusi dalam bebagai kondisi diberbagai pengembangan. 5. Kesetiaan pada Organisasi Merupakan pemberian loyalitas (dedikasi) pada karir yang besar pada perusahaan untuk mengurangi turn over karyawan. 6. Keluwesan Bergaul dan Hubungan Antar Manusia Merupakan kebutuhan akan perasaan seseorang untuk dihormati dan menghormati sesamanya dengan mencerminkan lingkungan yang aman, nyaman dan tentram. 2.2.4. Hubungan Pengembangan Karir Dan Kinerja Menurut Mangkunegara (2009) Pengembangan karir bertujuan untuk membantu seorang pegawai merencanakan karir masa depan mereka di organisasi agar organisasi dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum. Individu yang ingin karirnya berkembang harus bekerja semaksimal mungkin, yaitu dengan menunjukkan kinerja yang baik.

14 2.2.5. Hasil Penelitian Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Dalam penelitian Dewi (2015) dalam Uji hipotesis membuktikan bahwa pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji t yang didapat sebesar 2,949 dengan sampel sebanyak 119 orang pada PT Morich indo Fashion Ungaran. Sedangkan dalam penelitian Manasal (2016) dalam uji hipotesis membuktikan bahwa pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji t yang didapat sebesar 3.154 dengan sampel 98 pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsrat Manado Selain itu dalam penelitian Sarifah (2016) dalam uji hipotesis membuktikan bahwa pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji t yang didapat sebesar 5.623 dengan sampel 238 karyawan PT. Nusantara Semarang. 2.3. Lingkungan Kerja 2.3.1. Definisi Lingkungan kerja Menurut Sutrisno, (2009) lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Menurut Sedarmayanti, (2012) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan

15 sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Menurut Basuki dan Indah (2005). Lingkungan kerja adalah sesuatu yang berada dilingkungan kantor atau instansi yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang maupun sekelompok pegawai didalam melakukan aktivitasnya. Berdasarkan definisi diatas lingkungan kerja dapat diartikan sebagai keseluruhan sarana dan prasarana kerjayang ada di sekitar karyawan termasuk didalamnya adalah faktor penerangan, suhu udara, ventilasi, kursi dan meja tulis. 2.3.2. Jenis Lingkungan Kerja Menurut Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1. Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh dari lingkungan kerja fisik : penerangan,suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain.

16 2. Lingkungan Kerja Non Fisik lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan. Contoh dari lingkungan kerja non fisik : hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja. 2.3.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Menurut Sedarmayanti (2012) bahwa faktor faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja adalah sebagai berikut: 1. Penerangan/Cahaya Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran bekerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu cahaya langsung, cahaya setengah langsung, cahaya tidak langsung dan cahaya setengah tidak langsung. 2. Suhu Udara Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas

17 atau bau bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Rasa sejuk dan segar dalam bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja. 3. Suara Bising Salah satu populasi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut daat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan sonsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan engan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. 4. Keamanan Kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM). 5. Hubungan Karyawan Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui pengikatan hubungan yang harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa dampak yang positif bagi keryawan, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat.

18 2.3.4. Hubungan LingkunganKerja Dan Kinerja Menurut Mangkunegara (2009) lingkungan kerja mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap kinerja karyawan, motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh karyawan harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri dan dari lingkungan kerja, karena motif berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah. 2.3.5. Hasil Penelitian Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Dalam penelitian Permana (2003) dalam Uji hipotesis membuktikan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji t yang didapat sebesar 2,819 dengan sampel sebanyak 75 orang pada PT Indonesia Power Semarang. Sedangkan dalam penelitian Rahayu (2016) dalam Uji hipotesis membuktikan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji - t yang didapat sebesar 2.789 dengan sampel sebanyak 140 karyawan kantor dinas pendapatan daerah manado. Selain itu penelitian Puspita (2016) dalam Uji hipotesis membuktikan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan hasil uji t yang didapat sebesar

19 4.311 dengan sampel sebanyak 156 Pegawai SDinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Semarang 2.4. Kinerja 2.4.1. Definisi kinerja Menurut Pramudyo(2010) Kinerja adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas pada suatu organisasi. Terdapat hubungan yang erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan. Sedangkan menurut mangkunegara (2010) bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secar kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Menurut Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil kerja karyawan yakni sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan yang hasil kerjanya tersebut harus didapat ditunjukan buktinya secara konkrit dan dapat diukur. Berdasarkan definisi diatas kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi sesuai tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.

20 2.4.2. Menilai Kinerja Menurut Pramudyo (2010) kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan adalah sebagai berikut: 1. Quantity of Work (kuantitas kerja): jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan. 2. Quality of Work (kualitas kerja): kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan ditentukan. 3. Job Knowledge (pengetahuan pekerjaan): luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. 4. Creativeness (kreativitas): keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalanpersoalan yang timbul. 5. Cooperation (kerja sama): kesedian untuk bekerjasama dengan oranglain atau sesama anggota organisasi. 6. Dependability (ketergantungan): kesadaran untuk mendapatkan kepercayaan dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja. 7. Initiative (inisiatif): semangat untuk melaksanakan tugas-tugas barudan dalam memperbesar tanggung jawabnya. 8. Personal Qualities (kualitas personal): menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan dan integritas pribadi

21 2.4.3. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Mathis dan Jackson dalam fahmi (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja yaitu : 1. Sikap kerja, seperti : kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work) dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim. 2. Tingkat keterampilan yang ditentukan oleh pendidikan latihan dalam manajemen supervisi serta keterampilan dalam tehnik industri. 3. Hubungan tenaga kerja dan pemimpin organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pemimpin organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu. 4. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas. 5. Efisiensi tenaga kerja, seperti: perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas 6. Kewiraswastaan, dalam pengambilan resiko kreatifitas. 2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis Menurut Robbins (2008) dalam perilaku organisasi, komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujun tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaannya itu.

22 Komitmen organisasi memiliki pengertian yaitu keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan keinginan organisasi dan keyakinan tertentu juga penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Pengembangan karir didefinisikan sebagai pendekatan formal yang digunakan perusahaan untuk memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat, tersedia saat dibutuhkan (Mondy 2012). Dengan demikian pengembangan karir merupakan pendekatan atau usaha yang dilakukan secara formal yang difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam mencapai karir yang diharapkan. Menurut Sedarmayanti, (2012) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Pramudyo (2010) kinerja ialah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas pada suatu organisasi. Terdapat hubungan yang erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan. Kinerja karyawan adalah hasil kerja secar kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. (Mangkunegara, 2010) Berdasarkan literatur penelitian maka kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

23 1. Hipotesis H1 : Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan H2 : Pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan H3 : Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan H4 : Komitmen organisasi, pengembangan karir dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan