Buletin Veteriner Udayana Vol. 4 No.2: ISSN : Agustus 2012

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

Implikasi Pengetahuan Ayat Tentang Pemotongan Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Terhadap Sapi Bali

Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi

MODEL PEMBIBITAN SAPI BALI DI KABUPATEN BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

PEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN MUTU GENETIK SAPI BALI DI BALI

RASIO PEMOTONGAN SAPI DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN PESANGGARAN SKRIPSI. Diajukan oleh I Made Fajar Swanditha

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama (aceh, pesisir, madura dan bali). Sapi bali merupakan hasil domestikasi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMURNIAN GENETIK SAPI BALI DI KABUPATEN BONE DENGAN MENGGUNAKAN MARKER MIKROSATELIT LOKUS INRA035

Muhamad Fatah Wiyatna Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

CROSSBREEDING PADA SAPI FH DENGAN BANGSA SAHIWAL. Oleh: Sohibul Himam Haqiqi FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

TINJAUAN PUSTAKA. atas sekumpulan persamaan karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar

TINJAUAN PUSTAKA. dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Sapi potong merupakan salah

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kerja, dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

Kejadian Kuku Aladin pada Sapi Bali The Occurence Turkish Sliperry Hoof on Bali Cattle

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi bali (Bos sondaicus) yang ada saat ini diduga berasal dari hasil domestikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutfah asli Indonesia serta turunan asli dari banteng ( Bibos banteng) yang telah

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

EVALUASI KEMURNIAN GENETIK SAPI BALI MENGGUNAKAN DNA PENCIRI MIKROSATELIT LOKUS HEL9 DI KABUPATEN BARRU

PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

LUKA TRAUMATIK PADA SAPI BALI SETELAH TRANSPORTASI KE PASAR HEWAN SKRIPSI. Diajukan oleh: Inggrid Adhaniswari. Nim

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

Seleksi Awal Pejantan Sapi Bali Berbasis Uji Performans. Eary Selection of Bali Cattle Stud Based on Performance Test

PENDAHULUAN. cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

Perbandingan Bakteri Coliform pada Feses Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

Hubungan antara Umur dengan Berat Karkas Depan (Fore Quarter) Ditinjau dari Potongan Primal Sapi Bali Jantan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali

PERBEDAAN FENOTIPE PANJANG BADAN DAN LINGKAR DADA SAPI F1 PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN SAPI FI SIMPO DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

Bibit sapi peranakan Ongole (PO)

GAMBARAN KLINIS THELAZIASIS PADA SAPI BALI SKRIPSI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

Bentuk dan Kelainan Kuku Sapi Bali yang Dipelihara Dalam Kandang Berlantai Keras

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bovidae didomestikasi dari leluhurnya yang masih liar yaitu Bos javamicus/bibos banteng atau

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

Pengembangan Model Sederhana Pembibitan Sapi Bali di Papua. (Simple Model Development of Bali Cattle Breeding Program in Papua)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari Banteng (bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994). Payne dan Rollinson (1973)

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sejarah Sapi Potong Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis-jenis hewan ternak yang

KERAGAMAN GENETIK SAPI BALI DI KABUPATEN BARRU BERDASARKAN KARAKTERISTIK FENOTIPE DAN DNA PENCIRI MIKROSATELIT

Hubungan Bagian-Bagian Panjang Kaki Depan Dan Belakang Pada Induk Sapi Bali Dengan Pedet Yang Dilahirkan

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

PENGUJIAN KEMURNIAN SAPI BALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ISOELEKTRIC FOCUSING

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PETERNAKAN BBRP PENINGGALAN KUNO DI BABILONIA, SIRIA DAN MESIR ( TH.) GAMBAR-GAMBAR

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikembangbiakkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan daging. Menurut

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa Sapi Potong Tropis Bangsa sapi potong tropis adalah merupakan bangsa sapi potong yang berasal

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEDET SAPI POTONG HASIL INSEMINASI BUATAN

SERVICE PER CONCEPTION (S/C) DAN CONCEPTION RATE (CR) SAPI PERANAKAN SIMMENTAL PADA PARITAS YANG BERBEDA DI KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR

KOMPARASI ESTIMASI PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI BALI BERDASARKAN SELEKSI DIMENSI TUBUHNYA WARMADEWI, D.A DAN IGN BIDURA

Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan... Faris Naufal KARAKTERISTIK KUALITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna,

Kejadian Pincang pada Sapi Bali Akibat Trauma Terkait Proses Transportasi Ke Pasar Hewan Beringkit

Pertumbuhan Dimensi Tinggi Tubuh Pedet Sapi Bali

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sapi Bali termasuk familia Bovidae, Genus Bos dan Sub-Genus Bovine,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAPI RAMBON (Trinil Susilawati, Fakultas peternakan Universitas Brawijaya)

Bibit sapi Bali SNI 7355:2008

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

Kelainan Bentuk Kuku Sapi Bali Kereman yang dipelihara di Tanah berdasarkan Jenis Kelamin

PERSENTASE KARKAS, TEBAL LEMAK PUNGGUNG DAN INDEKS PERDAGINGAN SAPI BALI, PERANAKAN ONGOLE DAN AUSTRALIAN COMMERCIAL CROSS

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

Hubungan Antara Dimensi Panjang Induk Dengan Pedet Pada Sapi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

Transkripsi:

Keragaman Silak Tanduk Sapi Bali Jantan dan Betina (VARIANCES OF SILAK CORN IN FEMALE AND MALE BALI CATTLE) Adryani Ris 1, I Ketut Suatha 2, I Wayan Batan 3 1.Mahasiswa FKH, 2 Lab Anatomi, 3 Lab Diagnosa Klinik Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana Jalan PB Sudirman, Denpasar Email : rizt30_vet@yahoo.co.id ABSTRAK Sapi merupakan salah satu hewan bertanduk dan tanduk berfungsi sebagai pertahanan diri dari predator. Pada penelitian ini dicari persentase silak, dari berbagai ragam silak, yakni : silak bajeg, congklok, cono, pendang, manggulgangsa, dan anoa yang ditemukan pada sapi bali di Pasar Hewan Beringkit. Penelitian ini menggunakan sampel 1000 pasang tanduk silak sapi bali dewasa, yang terdiri dari 500 pasang tanduk sapi bali jantan dan 500 pasang tanduk sapi bali betina. Hasil penelitian menunjukkan pada sapi bali jantan ditemukan tanduk silak bajeg (26,3%) tanduk silak congklok (1,6%), tanduk silak cono (9,1%), tanduk silak pendang (13%), sedangkan tidak ditemukan ragam silak manggulgangsa dan tanduk silak anoa. Sapi bali betina terdiri dari 3,5% silak bajeg, 0,1% silak congklok, 36%, 5,9% silak cono, 2,1% silak pedang, 2,4% silak manggulgangsa dan tanduk silak anoa. Silak tanduk yang paling banyak ditemukan pada sapi bali jantan yaitu tanduk silak bajeg, sedangkan pada sapi bali betina yaitu tanduk silak cono. Silak pada sapi bali bervariasi, baik dari jenis, ukuran dan bentuk. Silak manggulgangsa dan anoa hanya muncul pada sapi bali betina. Kata kunci : sapi bali, silak ABSTRACT Cow is one of horned animal. Horn is used by the animal to protect it s life from predators. The aim of this study is to know about the percentage amount of folowing type of horn, silak bajeg, silak congklok, silak cono, silak pendang, silak manggulgangsa, and silak anoa, which found in cattle cow at the Livestock Market Beringkit Bali. This study used 1000 pairs of horns silak of adult bali cattle cows which consists of 500 pairs of male bali cattle cow horns and 500 pairs female bali cattle cow horns. Horns which could be found in male bali cattle cow were silak bajeg horn, silak congklok horn, silak cono horn, silak pendang horn, silak manggulgangsa horn, and silak anoa horn each of them were ( 26,3%, 1,6%, 9,1%, 13%, 0%, 0%) whereas, the percentage of those horn in female bali cattle cow were (3,5%, 0,1%, 36,%, 5,9%, 2,1%, 2,4%). Silak horn which most commonly found in male bali cattel cow is silak bajeg horn, while in the female bali cattle cow is silak cono horn. Silak horn in bali cattle cow varies either from the type, size or shape. Whereas silak manggulgangsa and silak anoa only appear on female bali cattle cow. Key words: horn, bali cattle 87

PENDAHULUAN Sapi bali merupakan keturunan banteng Bos bibos banteng yang telah mengalami proses domestikasi selama berabad-abad. Banteng tersebut menurunkan hampir seluruh jenis sapi di Indonesia setelah mengalami persilangan dengan bangsa sapi lain, yang dimasukkan ke Indonesia antara lain sapi Hissar, Ongole, dan lain-lain ketika para penyebar agama Hindu datang ke Indonesia. Di Bali sapi tersebut diternakkan secara murni, karena ada larangan memasukkan sapi ke Bali. Daerah penyebaran sapi bali meliputi hampir seluruh propinsi di Indonesia. Sapi bali juga diekspor ke Malaysia, Filipina, Hawai, dan Australia (Payne,1978). Sapi merupakan salah satu hewan bertanduk, dan fungsi tanduk tersebut, untuk pertahanan diri dari mara bahaya, dan juga sebagai lambang kegagahan dari seekor sapi. Tanduk pada sapi jantan tumbuh dengan baik, berwarna hitam, dan salah satu pertumbuhan silak (kurvatura) tanduk paling ideal itu jika tanduk tersebut berbentuk silak congklok, yaitu pertumbuhannya mula-mula dari dasar sedikit keluar dan kebelakang lalu membengkok ke atas kemudian pada ujungnya membengkok sedikit keluar. Sedangkan pada sapi betina tanduknya relatif lebih pendek, kecil dan halus dibandingkan dengan jantan. Tanduk yang paling disukai masyarakat Bali disebut silak manggulgangsa yaitu pertumbuhan tanduk satu garis dengan dahi arah ke belakang, sedikit melengkung ke bawah dan pada ujungnya sedikit mengarah ke bawah dan ke dalam (Ditjennak, 2008). Di antara berbagai macam bangsa sapi yang ada di Indonesia, sapi bali merupakan salah satu sapi asli Indonesia yang cukup penting dan terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Populasi sapi di Bali tahun 2011 tercatat 675.419 ekor dalam lima tahun terakhir, meningkat rata-rata 3,41 persen setiap tahunnya (Antara Bali, 2011). Dibandingkan sapi asli atau sapi lokal lainnya di Indonesia (sapi ongole, peranakan ongole, dan sapi madura), sapi bali jumlahnya tertinggi. Sampai saat ini penyebaran populasi sapi bali telah meluas, mencakup seluruh wilayah Indonesia, termasuk di pulau Jawa kecuali Propinsi DKI Jakarta. Konsentrasi sapi bali terbesar ada di Sulawesi Selatan, Pulau Timor, Bali dan Lombok (Tanari, 2001). Keanekaragaman pada sapi bali membuat tanduk pada sapi bali pun ikut bervariasi, antara lain silak bajeg, silak congklok, silak cono, silak pendang, silak manggulgansa dan silak anoa. Ini merupakan ciri-ciri umum yang terdapat di dalam suatu populasi. Keanekaragaman ini tidak hanya terjadi antar bangsa tetapi juga di dalam satu bangsa yang sama, antar populasi maupun di dalam populasi di antara individu tersebut. Keragaman pada sapi bali dapat dilihat dari ciri-ciri fenotip yang dapat diamati atau terlihat secara langsung, seperti tinggi gumba, berat, tekstur dan panjang rambut, warna dan pola warna tubuh, dan perkembangan tanduk. Tanduk adalah bagian tubuh beberapa binatang, yang tumbuh dari kepala, yang merupakan proyeksi yang terbuat dari kulit yang keras. Tanduk mengandung banyak keratin, protein yang juga ada di rambut dan kuku manusia. Tanduk sapi tidak pernah bercabang sekali tumbuh, yang terdiri dari inti tulang timbul dalam dermis kulit dan menyatu dalam tengkorak (Handiwirawan dan Subandri, 2008). Tanduk memiliki berbagai kegunaan pada hewan, yaitu mempertahankan diri dari predator dan mempertahankan wilayah sendiri. Selain itu dapat juga sebagai daya tarik pejantan di depan betinanya. Beberapa hewan menggunakan tanduk sebagai 88

pendinginan dan pembuluh darah di inti tulang tanduk berfungsi sebagai radiator (Wikipedia, 2012). Normalnya hewan bertanduk memiliki dua tanduk. Seperti pada terdiri dari kulit, tulang dan tanduk. Hewan sering menggunakan tanduknya untuk bertarung (Wikipedia, 2011). Pada umumnya sapi bali jantan memiliki ukuran tanduk yang berbeda dengan etina, umumnya pada jantan berukuran 20 sampai 25 cm, sedangkan pada betina lebih pendek dari tanduk yang dimiliki jantan (Payne dan Rollinson, 1973). Pada penelitian ini bertujuan untuk mengamati variasi silak sapi Bali. METODE PENELITIAN Beringkit, Mengwi, Badung. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis yang digunakan untuk mencatat data-data yang diperoleh, papan alas tulis, buku panduan untuk mencocokkan dari sampel yang telah kita ambil, dan terakhir kamera sebagai alat untuk mendokumentasikan hasil yang telah diperoleh. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasi dengan cara melihat jenis kelamin, umur, dan jenis tanduk. Sampel 1000 pasang tanduk sapi bali, tanduk yang diamati secara seksama dan dikelompokkan sesuai model atau tipe dari tanduk tersebut, dan dihitung persentase pemunculan tanduk dengan model tertentu. Dalam penelitian ini prosedur penelitan dilakukan pengumpulan data dengan cara menghitung jumlah silak tanduk sapi bali pada setiap pengamatan lalu disesuaikan dengan buku panduan dan menghitung jumlah keseluruhan setiap pengamatan serta mendokumentasikan silak-silak yang ditemukan. Variabel dalam penelitian ini adalah dengan melihat jenis kelamin dan jenis silak tanduk. Adapun jenis-jenis silak tanduk pada sapi bali yaitu (Batan, 2002) : - Silak baje Tanduk silak bajeg adalah tanduk sapi yang mengarah ke atas dan melengkung ke dalam. Materi Penelitian Objek penelitian yang digunakan 1000 ekor sapi bali yang dipasarkan di Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, Badung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel 1000 pasang tanduk sapi bali yang berasal dari 1000 ekor sapi bali yang dipasarkan di Pasar Hewan 89

- Silak congklok Tanduk silak congklok mirip dengan silak bajeg, hanya saja setelah melengkung ke dalam tanduk kembali melengkung ke arah luar. belakang, melengkung ke bawah dan ujungnya mengarah ke dalam. - Silak cono Silak cono adalah silak tanduk yang mengarah lurus ke belakang kepala. - silak anoa silak yang pertumbuhannya mengarah lurus ke atas tanpa adanya lengkungan ( kurvatura). - Silak pendang Silak tanduk yang relatif lurus ke samping. Analisis data Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, jenis-jenis tanduk sapi bali yang ditemukan selanjutnya dikelompokkan. Setelah itu dihitung persentase berdasarkan jenis-jenis tanduk tersebut. Persentase silak x = jumlah silak x 1000 x 100 - Silak manggulgangsa Silak tanduk yang pertumbuhannya satu garis dengan dahi mengarah ke 90

Hasil Sebanyak 1000 ekor sapi bali dewasa diamati sebanyak tujuh kali pengamatan (disajikan pada lampiran) pada hari pasar yang berbeda (rabu dan HASIL DAN PEMBAHASAN minggu) diperoleh sampel 1000 pasang tanduk yang terdiri 500 pasang tanduk silak jantan dan 500 pasang tanduk silak betina (disajikan pada Tabel 1). Tabel 1. Persentase pemunculan jenis silak tanduk sapi bali No Jenis Silak Jantan Betina Total 1 Bajeg 26,3% 3,5% 29,8% 2 Congklok 1,6% 0,1% 1,7% 3 Cono 9,1% 36% 45,1% 4 Pendang 13% 5,9% 18,9% 5 Manggulgangsa 0 2,1% 2,1% 6 Anoa 0 2,4% 2,4% Total 500 500 1000 Pada sapi bali jantan ditemukan tanduk silak bajeg sebanyak 26,3%, tanduk silak congklok sebanyak 1,6%, tanduk silak cono sebanyak 9,1%, tanduk silak pendang sebanyak 13%, tanduk silak manggulgangsa dan anoa tidak ditemukan pada jantan. Pada sapi bali betina ditemukan tanduk silak bajeg sebanyak 3,5% tanduk silak congklok sebanyak 0,1%, tanduk silak cono sebanyak 36%, tanduk silak pendang sebanyak 5,9%, tanduk silak manggulgangsa sebanyak 2,1% dan tanduk silak anoa sebanyak 2,4%. Keseluruhan pada sapi jantan dan betina, tanduk silak bajeg ditemukan sebanyak 29,8%, tanduk silak congklok sebanyak1,7%, tanduk silak cono sebanyak 45,1%, tanduk silak pendang sebanyak 18,9%, tanduk silak manggulgangsa sebanyak 2,1%, dan tanduk silak anoa sebanyak 2,4%. Pembahasan Jenis tanduk silak pada jantan yang paling banyak ditemukan adalah tanduk silak bajeg sebanyak 26,3%, dan tanduk silak pada betina yang paling banyak ditemukan adalah tanduk silak cono sebanyak 36%. Menurut Payne dan Rollinson (1973) tanduk silak yang paling banyak ditemukan (bagus) pada sapi bali jantan yaitu tanduk silak congklok, dan betina adalah tanduk silak manggulgangsa. Adanya perbedaan dalam hasil pengamatan disebabkan tanduk silak congklok dan tanduk silak manggulgangsa merupakan tanduk silak yang banyak digemari para peternak, maka dari itu peternak jarang membawa sapinya dengan jenis tanduk silak congklok dan silak manggulgangsa untuk diperjual belikan di Pasar Hewan Beringkit. Faktor-faktor yang memengaruhi adanya perbedaan jenis tanduk yaitu jenis kelamin, umur, dan kekurangan kalsium. Jenis kelamin sangat memengaruhi adanya perbedaan tanduk antara jantan dan betina, ukuran tanduk pada jantan lebih besar daripada tanduk pada betina. Sapi bali dewasa mempunyai tanduk lebih besar dibandingkan pedet, semakin dewasa umur sapi ukuran tanduknya semakin berkembang sesuai pertumbuhan. Sapi bali termasuk famili bovidae, genus bos dan sub-genus bovine. Pada sapi bali atau Bos bibos banteng salah 91

satu jenis tanduk yang ditemukan yaitu silak bajeg. Jenis silak ini memiliki kesamaan dengan sapi Bos bibos gaurus yaitu tanduk sapi mengarah ke atas kemudian melengkung ke dalam (Gambar 4.1) kemiripan silak tanduk. Hal ini disebabkan sapi Bibos gaurus juga termasuk dalam famili bovidae (Hardjosubroto, 1994). Jenis tanduk silak bajeg dan silak anoa memiliki kemiripan dengan bentuk tanduk sapi di Eropa Bos bibos taurus, jenis tanduk silak congklok dan silak pendang juga mempunyai kemiripan dengan bentuk tanduk yang dimiliki oleh sapi-sapi di Eropa Bos bibos taurus. Jenis tanduk silak congklok dan silak pendang mempunyai kemiripan dengan bentuk tanduk yang dimiliki oleh sapi Bos bibos taurus (Gambar 4.1) kemiripan silak tanduk.silak tanduk pada sapi bali ada bermacam-macam jenis yaitu tanduk silak bajeg, silak congklok, silak cono, silak pendang, silak manggulgansa, dan silak anoa. Setiap silak tanduk tersebut memiliki bentuk yang berbeda dan sapi bali tidak boleh dikawinkan dengan jenis bangsa sapi lain, agar sapi bali tetap murni. Pada saat melakukan pengamatan ditemukan beberapa jenis silak tanduk yang berbeda dengan silak tanduk yang terdapat dalam buku panduan sapi bali, dan jenis silak tersebut belum diketahui namanya. Beberapa contoh jenis silak tersebut dapat dilihat pada (Gambar 4.2) A B C D Gambar 4.2. jenis silak tanduk lain-lain. E F Simpulan SIMPULAN DAN SARAN Gambar 4.1. Kemiripan silak tanduk, A. Sapi Bos bibos gaurus, B. Sapi bali (silak bajeg), C. tanduk pada sapi bos bibos taurus, D. silak congklok pada sapi Bali, E. tanduk pada sapi Bos bibos taurus, F. silak pendang pada sapi bali (http://kelompok ternak pucak manik.2012) Persentase tanduk silak bajeg ditemukan pada sapi jantan (26,3%) dan sapi betina ( 3,5%), tanduk silak congklok pada sapi jantan ( 1,6%) dan sapi betina (0,1%) tanduk silak cono pada sapi jantan (9,1%) dan sapi betina (36%) tanduk silak pendang pada jantan ( 13%) dan pada sapi betina (5,9%) tanduk silak manggulgangsa pada betina (2,1%) dan tanduk silak anoa ( 2,4%). 92

Saran Perlu dilakukan penelitiaan lebih lanjut terhadap variasi jenis tanduk silak sapi bali, dan hubungannya dengan produktivitas sapi bali. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Hewan atas fasilitas yang telah diberikan selama penelitian dan kepada Bapak. Dr.Drh I Wayan Batan, MSi dan Bapak Dr.drh I Ketut Suatha,MSi atas segala bimbingan yang telah diberikan. DAFTAR PUSTAKA Antara Bali. 2011. BPS Bali Kerahkan 1.300 Petugas Sensus Sapi. edisi Rabu, 1 juni 2011. http://bali.antaranews.com/berita/11 305/bps-bali-kerahkan-1300- petugas-sensus-sapi TanggalAkses. 27 Desember 2011 Batan I,W. 2002. Sapi Bali dan Penyakitnya. Denpasar. UPT Percetakan Universitas Udayana, Bali. Ditjennak. 2008. Sapi bali. Edisi Februari 2008. Http//www.ditjennak.go.id/ t- galerifotodetail. Tanggal Akses 27 Desember 2011 Handiwiran E. Subandri. 2008. Sapi bali perbaikan mutu genetik. Edisi Kamis, 10 januari 2008. http://tasklist.blogspot.com/2008_10_01_arch ive. html. Tanggal Akses 28 desember 2011 Hardjosubroto W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia Payne. 1978. Sapi Madura. Edisi Rabu,03 Aguatus 2011. http://www.infoternak.com/sapibali. Tanggal Akses 27 Desember 2011 Payne WJA. Rollinson DHL. 1973. Bali cattle. World Anim. Rev. 7:13-21. Tanari M. 2001. Usaha Pengembangan Sapi bali sebagai Ternak Lokal dalam Menunjang Pemenuhan Kebutuhan Protein asal Hewani diindonesia. http://rudyct.250x. com/sem1_012/m_tanari.htm. Wikipedia. 2011. Edisi 04 Desember 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/ Tanduk Tanggal Akses 15 April 2012 Wikipedia. 2012. Edisi 12 Februari 2012. en.wikipedia.org/wiki/horn_(anato my) Tanggal Akses 15 April 2012 93