BAB II: STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING 2.1. Tanggapan Tanggapan dalam sayembara ini cukup menarik karena rusunawa sebagai strategi Penataan Permukiman kumuh. Bisanya permukiman kumuh bisa diatasi dengan perencanaan kawasan dan implementasi yang terintegrasi dengan hunian vertikal sebagai salah satu solusinya. Kelangkaan lahan serta tingginya harga lahan di perkotaan telah mengisyaratkan pemangku kepentingan khususnya pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mulai mempertimbangkan konsepsi hunian vertikal sebagai upaya efisiensi lahan yang juga akan berdampak pada penurunan biaya hidup masyarakat serta penghematan energi. Rusunawa sebagai salah satu strategi penataan permukiman kumuh perkotaan membawa beberapa implikasi positif antara lain : Membantu mengatasi permasalahan pemukiman kumuh perkotaan dengan penerapan urban renewel atau peremajaan kota. Menjamin kepastian dan keamanan tinggal (secure tenure) terutama bagi komunitas yang semula menghuni lingkungan dan atau kawasan ilegal. Penggunaan lahan yang efisien berdampak pada pelestarian lingkungan karena memperluas daerah resapan air dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Bentuk bangunan vertikal menekankan pada efisiensi pemanfaatan lahan. Konsentrasi hunian yang terpusat menciptakan efisiensi dalam investasi dan pemeliharaan infrastruktur perkotaan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 12
Radius pencapaian yang relatif dekat dengan pusat kota akan mengurangi pemborosan biaya hidup keluarga dan penghematan energi berkaitan dengan transportasi.. 2.2. Tanggapan perencanaan pada KAK Sayembara Rusunawa. A. Pada poin A yaitu menata (membuat) sistem RTRW supaya dapat menjangkau masalah-masalah di sekitar rusunawa, serta membantu para penghuni menjalakan aktifitas bersama seperti lingkungan pada umumnya, sehingga dapat menyatukan warga-warga untuk menjalankan aktifitas bersama. B. Pada poin B yaitu harus mampu memperhitungkan dan menata perunit hunian mempunyai luas 30 m2, Target jumlah hunian adalah minimal 20 unit per lantai atau total 280 unit per menara. Luas per unit 30 m2 terdiri atas 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 ruang keluarga serta 1 tempat jemur, bagian 2 lantai terbawah akan di buat Fasum dan Fasos akan di gunakan bersama bagi para penghuni dan pengelola rusunawa C. Pada poin C yaitu perencanaan bisa menghemat energi dari rusunnawa yang mau di rancang sehingga penghuni tidak merasa borok biaya berada di rusunawa ini,biaya konsumsi energi listrik menjadi hal utama yang harus di perhatikan. D. Pada poin D kali ciliwung menjadi target utama dalam perancangan ini sehingga setiap hunian di anjurkan tidak menghalangi penglihatan ke tepi sungai ciliwung dan penghuni juga harus bisa merawat dan melestariakan kali ciliwung agar menjadi sungai yang layak. E. Pada poin E untuk meminimalkan perkerasan pada rusunawa sangat di perlukan karena perkerasan salah satunya tidak dapat menyerap air, pada bagian pohon-pohon peneduh juga di perlukan untuk para penghuni yang melakukan aktifitas bersama di lingkungan rusunawa, tidak disediakan tempat parkir mobil juga dapat menentukan siapa yang tinggal, yang sudah pernah ada rusunawa yang di buat kan tempat parkir malah di salah fungsi yang bertempat tinggal malah menengah keatas, dibuatkan jalur untuk mobil Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13
pemadaman agar suatu waktu masalah kebakaran tidak menjadi sulit pada masuk mobilnya. F. Pada poin F. Dalam kehidupan sosialisasi pada rusunawa ini mengacu pada lingkungan sosial pada umumnya, maka dari itu di buatkan RTRW, serta dibuatkan fasum fasos untuk kegiatan bersama-sama. 2.3. Ide Disain dan inovasi Berupa Tatanan Modular dari Perancangan Desain Terkait sebagai kebutuhan penghuni Desain disesuaikan dengan pola perilaku penghuni Perancang Rusun hrs peka terhadap kondisi sosial budaya Desain sesuai dengan gambaran karakteristik penghuni Rencana ruang publik yang memberikan keleluasaan penghuni untuk saling berkomunikasi 2.4. Studi lapang Apartemen Menara Latumenten Apartemen Menara Latumenten merupakan Apartemen Subsidi yang berlokasi di Jakarta Barat, tepat nya di Jl.Prof.Dr. Latumenten Grogol. Berada tepat di seberang Season City, Apartemen Menara Latumenten menawarkan lokasi yang sangat strategis, dengan harga yang terjangkau, Pembangunan Menara Latumenten telah dibekali oleh Surat Ijin Penunjuk dan Penggunaan Tanah(SIPPT) yang didapat langsung dari PEMDA DKIyang notabenenya adalah penunjuk bahwa tanah tidak terlibat sengketa atau bermasalah, dan telah mendapat ijin untuk pembangunan Apartemen. Apartemen ini terdiri dari tiga menara dengan unit yang ditawarkan mencapai sekitar 1.150 unit. "Dari unit tersebut, ada yang berjenis apartemen subsidi dan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14
nonsubisidi.untuk yang bersubsidi harganya sekitar Rp 144 juta sedangkan nonsubsidi Rp 197 juta," tambahnya. Dengan Lokasi prima tepat di pinggir jalan raya jalur emas Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Apartemen Menara Latumenten dikelilingi oleh 3 Universitas terbesar dijakarta, 7 Mall Besar dan kemudahan akses menuju Tol Bandara, membuat Apartemen Menara Latumenten ideal untuk dijadikan tempat tinggal, untuk disewakan atau dijual kembali. Developer Menara Latumenten adalah PT.Metro Margahayuland yang sudah 38 tahun berpengalaman dibidang property dan termasuk yang paling wahid di Bandung.Sekarang ini PT.Metro Margahyuland sedang bersiap-siap untuk Go Publik masuk ke Pasar Saham.Dimana dia benar-benar fokus pada Apartemen Menara Latumenten untuk unjuk gigi kepada masyarakat Ibu Kota Jakarta.Didukung pula oleh dukungan dari Menteri Perumahan Rakyat yang membuat Apartemen ini semakin leluasa untuk dibangun. Dengan bekerjasama dengan Anggana yang telah sukses membawa : Menara Kebun Jeruk, Menara Kuningan etc. PT.Metro Margahayuland bertujuan memberikan hasil terbaik pada Apartemen Menara Latumenten. Status tanahnya adalah HGB murni dengan kepemilikan strata title kepemilikan tertinggi di apartemen, yang sama juga dengan kepemilikan apartemen Mediterania Garden Tanjung Duren, apartemen Season City dan apartemen Komersil lainnya. kepemilikan strata title dapat diperjual belikan dan dapat juga menjadi jaminan agunan bank. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15
2.5. Definisi rumah susun A. Bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau bangunan bertingkat tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai dengan standart yang ditentukan. (Ernst Neufert, 1980, p86) B. Rumah susun atau bagi penghuni golongan menengah keatas dikenal dengan nama apartemen atau flat merupakan hunian tinggal yang tersusun vertikal dengan akses berupa tangga atau lift yang dimana penghuninya tinggal bertetangga seperti rumah-rumah pada umumnya. Istilah rumah susun berkonotasi lebih rendah daripada apartemen atau flat. Hal ini disebabkan karena pandangan masyarakat terhadap apartemen yang berada di luar negeri maupun di kota besar terlihat mewah. C. Di Jakarta banyak rumah susun mewah yang dibangun dan dinamakan apartemen atau flat untuk memberikan kesan eksklusif lengkap dengan beragam fasilitas dan pada akhirnya para calon konsumen tertarik untuk membeli. D. Beragam proyek rumah susun yang dibangun pemerintah seperti rusun Tanah Abang, Pejompongan, Klender dan lain-lain terkesan tidak mewah dan tidak menarik. Hal ini karena memang ditujukan untuk kalangan ekonomi lemah. E. Karakteristik Rumah Susun/Flat/Apartemen F. Karakteristik rumah susun/flat/apartemen yang dirangkum dari berbagai sumber antara lain adalah: Pemanfaatan ruang yang optimal. Memiliki lebih dari dua lantai dan berbentuk vertikal. Setiap lantainya terdiri dari beberapa unit hunian. Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift dan sirkulasi horisontal berupa koridor. Efisien, efektif, dan ekonomis. Struktur dan bahan bangunan yang tahan lama. Biasanya terdapat area komersil pada bangunan atau lingkungan. Klasifikasi Rumah Susun/Flat/Apartemen Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16
Rumah Susun/Flat/Apartemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Berdasarkan ketinggian bangunan : 2. high rise (lebih dari 6 lantai) 3. low rise (kurang dari 6 lantai) 4. garden apartment (2 atau 3 lantai dengan porsi taman yang luas) 5. Berdasarkan kemewahan bangunan : 6. sederhana (desain sederhana, lokasi si daerah yang padat penduduk atau di lahan pemerintah, material penyelesaian yang murah) menengah (desain fungsional, lokasi di daerah perumahan atau di kompleks padat apartemen, material penyelesaian standart) mewah (desain berestetika tinggi, lokasi di daerah strategisdalam kota, material penyelesaian lebih mewah) 7. Berdasarkan jumlah ruang : a. tipe studio (1 penghuni, luas 20-35 m b. tipe keluarga (1-4 ruang tidur, luas 25-140 m c. loft (1-4 ruang tidur, 25-140 m22)2), plafond tinggi, denah terbuka) penthouse (2-4 ruang tidur, 1-2 tingkat, ruang terbuka si atasnya, luas > 300 m2) 8. Berdasarkan sistem pengelolaan : a. milik (dikelola oleh perhimpunan penghuni/ PP setelah seluruh unit terjual, hak milik pribadi) b. sewa (dikelola oleh PP atau pengelola profesional, hak milik pembeli yang kemudian disewakan dalam jangka waktu panjang) c. servis (dikelola oleh manajemen hotel berbintang, hak milik pribadi dapat disewakan dalam jangka waktu pendek atau panjang, harga kompetitif karena adanya fasilitas standart yang bertaraf internasional). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17
2.8. Rusuna (Rumah Susun Sederhana) Definisi Rumah Susun Sederhana adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang dipergunakan sebagai tempat hunian dengan luas maksimum 21 m2 (dua puluh satu meter persegi) setiap hunian, dilengkapi dengan KM/WC serta dapur, dapat bersatu dengan unit hunian ataupun terpisah dengan penggunaan komunal, dan diperuntukkan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang pembangunannya mengacu pada Permen PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun. (Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 524/KMK.03/2001) Sebuah rumah susun dikategorikan sebagai rumah susun sederhana(rusuna) saat diperuntukkan untuk kalangan ekonomi lemah dengan luas hunian tidak lebih dari 21 m2. Penggunaan material yang tidak bermutu tinggi dan penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang seadanya juga menjadi ciri dari rumah susun sederhana. Pemerintah melakukan kebijakan penggalakkan pembangunan rusuna karena adanya permasalahan ibu kota dengan jumlah penduduk yang setiap tahun semakin meningkat. Tindakan pemerintah ini tepat dikarenakan luas lahan di ibu kota yang seiring berjalannya waktu semakin terbatas jumlahnya dan tidak memungkinkan untuk membangun pemukiman secara horizontal. Pembangunan yang ada kini lebih difokuskan kearah pembanguna secara vertikal (bersusun). Hal itu yang menyebabkan rusuna kini kian menjamur di mana saja. Klasifikasi Rusuna Rumah Susun Sederhana dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan fungsi : - Rusuna Hunian (rusuna yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat tinggal.) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18
- Rusuna Bukan Hunian (rusuna yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat usaha dan atau kegiatan sosial.) - Rusuna Campuran (rusuna yang sebagian berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian lainnya berfungsi sebagai tempat usaha atau kegiatan sosial.) (Sumber: PERMEN PU NO. 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rusuna) Berdasarkan sistem pengelolaan : - Rusunawa (dikelola oleh PP atau pengelola profesional, hak milik pembeli yang kemudian disewakan dalam jangka waktu panjang.) - Rusunami (dikelola oleh perhimpunan penghuni/ PP setelah seluruh unit terjual, hak milik pribadi.) 2.8 Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) Definisi Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arahhorizontal maupun vertikal dan merupakan satuan satuan yang masing masing dapat disewa secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.(penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Permukiman, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, p.v 2) Rumah susun sederhana ini mewajibkan setiap penghuninya untuk membayar sewa atas unit hunian yang ditinggalinya masing-masing. Selama menyewa, penghuni berhak menggunakan fasilitas-fasilitas seperti listrik dan air bersih. Fasilitas-fasilitas umum seperti mesjid, lapangan, taman bermain,dan lain-lain terdapat di rumah susun sederhana ini. Perawatan dan pemeliharaan fasilitas umum menjadi tanggung jawab bersama dibantu dengan sebuah badan yaitu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19
rusun. Besarnya tarif sewa untuk setiap unit hunian rusunawa diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 1 pasal 117 tahun 2006 tentang Retribusi Daerah. Untuk luas unit 30 m2, tarif sewa per bulannya bervariasi antara Rp.175.000,- sampai Rp. 341.000,- tergantung di lantai berapa unit tersebut berada. Semakin tinggi lantai tempat keberadaan suatu unit hunian, semakin murah pula harga sewanya. Jenis rumah susun pada proyek saya adalah rusunawa untuk dinas pemadam kebakaran, dimana para petugas pemadam dapat menyewa unit rusun dan membayar biaya sewa setiap bulannya.. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20