BAB II: STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk

Komposisi Penduduk DKI Jakarta 2012

BAB I. Jakarta berbondong-bondong untuk tinggal, belajar, dan bekerja di ibukota. Hal ini

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien.

BAB 3 GAMBARAN UMUM RUMAH SUSUN STUDI

BAB II. TINJAUAN UMUM. Judul Proyek : APARTEMEN BERSUBSIDI RAWA BUAYA Tema : Bangunan Hemat Energi.

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. persoalan kecenderungan meningkatnya permintaan dan kurangnya penyediaan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Feri Susanty Spesial, Tahun 2007, 6). Populasi dan permintaan penduduk terhadap hunian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan Hal. 1. Tabel 1.1 Tabel Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB III : DATA PROYEK APARTEMT WANG RESIDENCE

APARTEMEN LIFE STYLE BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III: DATA DAN ANALISA

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

Oleh : Ratih Ayu ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KALI KEDINDING SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kerap kali istilah Rumah ku, istanaku sering diucapkan,kata-kata yang


BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Dimana tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang akan

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Sudirman Green Office

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab V merupakan bagian akhir dari penulisan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi. Menurut Susanti

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Undip Sumber : BAPSI Undip

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,

BAB 2 LANDASAN TEORI

OLEH : KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI DKI JAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB II: STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING 2.1. Tanggapan Tanggapan dalam sayembara ini cukup menarik karena rusunawa sebagai strategi Penataan Permukiman kumuh. Bisanya permukiman kumuh bisa diatasi dengan perencanaan kawasan dan implementasi yang terintegrasi dengan hunian vertikal sebagai salah satu solusinya. Kelangkaan lahan serta tingginya harga lahan di perkotaan telah mengisyaratkan pemangku kepentingan khususnya pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mulai mempertimbangkan konsepsi hunian vertikal sebagai upaya efisiensi lahan yang juga akan berdampak pada penurunan biaya hidup masyarakat serta penghematan energi. Rusunawa sebagai salah satu strategi penataan permukiman kumuh perkotaan membawa beberapa implikasi positif antara lain : Membantu mengatasi permasalahan pemukiman kumuh perkotaan dengan penerapan urban renewel atau peremajaan kota. Menjamin kepastian dan keamanan tinggal (secure tenure) terutama bagi komunitas yang semula menghuni lingkungan dan atau kawasan ilegal. Penggunaan lahan yang efisien berdampak pada pelestarian lingkungan karena memperluas daerah resapan air dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Bentuk bangunan vertikal menekankan pada efisiensi pemanfaatan lahan. Konsentrasi hunian yang terpusat menciptakan efisiensi dalam investasi dan pemeliharaan infrastruktur perkotaan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 12

Radius pencapaian yang relatif dekat dengan pusat kota akan mengurangi pemborosan biaya hidup keluarga dan penghematan energi berkaitan dengan transportasi.. 2.2. Tanggapan perencanaan pada KAK Sayembara Rusunawa. A. Pada poin A yaitu menata (membuat) sistem RTRW supaya dapat menjangkau masalah-masalah di sekitar rusunawa, serta membantu para penghuni menjalakan aktifitas bersama seperti lingkungan pada umumnya, sehingga dapat menyatukan warga-warga untuk menjalankan aktifitas bersama. B. Pada poin B yaitu harus mampu memperhitungkan dan menata perunit hunian mempunyai luas 30 m2, Target jumlah hunian adalah minimal 20 unit per lantai atau total 280 unit per menara. Luas per unit 30 m2 terdiri atas 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 ruang keluarga serta 1 tempat jemur, bagian 2 lantai terbawah akan di buat Fasum dan Fasos akan di gunakan bersama bagi para penghuni dan pengelola rusunawa C. Pada poin C yaitu perencanaan bisa menghemat energi dari rusunnawa yang mau di rancang sehingga penghuni tidak merasa borok biaya berada di rusunawa ini,biaya konsumsi energi listrik menjadi hal utama yang harus di perhatikan. D. Pada poin D kali ciliwung menjadi target utama dalam perancangan ini sehingga setiap hunian di anjurkan tidak menghalangi penglihatan ke tepi sungai ciliwung dan penghuni juga harus bisa merawat dan melestariakan kali ciliwung agar menjadi sungai yang layak. E. Pada poin E untuk meminimalkan perkerasan pada rusunawa sangat di perlukan karena perkerasan salah satunya tidak dapat menyerap air, pada bagian pohon-pohon peneduh juga di perlukan untuk para penghuni yang melakukan aktifitas bersama di lingkungan rusunawa, tidak disediakan tempat parkir mobil juga dapat menentukan siapa yang tinggal, yang sudah pernah ada rusunawa yang di buat kan tempat parkir malah di salah fungsi yang bertempat tinggal malah menengah keatas, dibuatkan jalur untuk mobil Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13

pemadaman agar suatu waktu masalah kebakaran tidak menjadi sulit pada masuk mobilnya. F. Pada poin F. Dalam kehidupan sosialisasi pada rusunawa ini mengacu pada lingkungan sosial pada umumnya, maka dari itu di buatkan RTRW, serta dibuatkan fasum fasos untuk kegiatan bersama-sama. 2.3. Ide Disain dan inovasi Berupa Tatanan Modular dari Perancangan Desain Terkait sebagai kebutuhan penghuni Desain disesuaikan dengan pola perilaku penghuni Perancang Rusun hrs peka terhadap kondisi sosial budaya Desain sesuai dengan gambaran karakteristik penghuni Rencana ruang publik yang memberikan keleluasaan penghuni untuk saling berkomunikasi 2.4. Studi lapang Apartemen Menara Latumenten Apartemen Menara Latumenten merupakan Apartemen Subsidi yang berlokasi di Jakarta Barat, tepat nya di Jl.Prof.Dr. Latumenten Grogol. Berada tepat di seberang Season City, Apartemen Menara Latumenten menawarkan lokasi yang sangat strategis, dengan harga yang terjangkau, Pembangunan Menara Latumenten telah dibekali oleh Surat Ijin Penunjuk dan Penggunaan Tanah(SIPPT) yang didapat langsung dari PEMDA DKIyang notabenenya adalah penunjuk bahwa tanah tidak terlibat sengketa atau bermasalah, dan telah mendapat ijin untuk pembangunan Apartemen. Apartemen ini terdiri dari tiga menara dengan unit yang ditawarkan mencapai sekitar 1.150 unit. "Dari unit tersebut, ada yang berjenis apartemen subsidi dan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14

nonsubisidi.untuk yang bersubsidi harganya sekitar Rp 144 juta sedangkan nonsubsidi Rp 197 juta," tambahnya. Dengan Lokasi prima tepat di pinggir jalan raya jalur emas Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Apartemen Menara Latumenten dikelilingi oleh 3 Universitas terbesar dijakarta, 7 Mall Besar dan kemudahan akses menuju Tol Bandara, membuat Apartemen Menara Latumenten ideal untuk dijadikan tempat tinggal, untuk disewakan atau dijual kembali. Developer Menara Latumenten adalah PT.Metro Margahayuland yang sudah 38 tahun berpengalaman dibidang property dan termasuk yang paling wahid di Bandung.Sekarang ini PT.Metro Margahyuland sedang bersiap-siap untuk Go Publik masuk ke Pasar Saham.Dimana dia benar-benar fokus pada Apartemen Menara Latumenten untuk unjuk gigi kepada masyarakat Ibu Kota Jakarta.Didukung pula oleh dukungan dari Menteri Perumahan Rakyat yang membuat Apartemen ini semakin leluasa untuk dibangun. Dengan bekerjasama dengan Anggana yang telah sukses membawa : Menara Kebun Jeruk, Menara Kuningan etc. PT.Metro Margahayuland bertujuan memberikan hasil terbaik pada Apartemen Menara Latumenten. Status tanahnya adalah HGB murni dengan kepemilikan strata title kepemilikan tertinggi di apartemen, yang sama juga dengan kepemilikan apartemen Mediterania Garden Tanjung Duren, apartemen Season City dan apartemen Komersil lainnya. kepemilikan strata title dapat diperjual belikan dan dapat juga menjadi jaminan agunan bank. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15

2.5. Definisi rumah susun A. Bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau bangunan bertingkat tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai dengan standart yang ditentukan. (Ernst Neufert, 1980, p86) B. Rumah susun atau bagi penghuni golongan menengah keatas dikenal dengan nama apartemen atau flat merupakan hunian tinggal yang tersusun vertikal dengan akses berupa tangga atau lift yang dimana penghuninya tinggal bertetangga seperti rumah-rumah pada umumnya. Istilah rumah susun berkonotasi lebih rendah daripada apartemen atau flat. Hal ini disebabkan karena pandangan masyarakat terhadap apartemen yang berada di luar negeri maupun di kota besar terlihat mewah. C. Di Jakarta banyak rumah susun mewah yang dibangun dan dinamakan apartemen atau flat untuk memberikan kesan eksklusif lengkap dengan beragam fasilitas dan pada akhirnya para calon konsumen tertarik untuk membeli. D. Beragam proyek rumah susun yang dibangun pemerintah seperti rusun Tanah Abang, Pejompongan, Klender dan lain-lain terkesan tidak mewah dan tidak menarik. Hal ini karena memang ditujukan untuk kalangan ekonomi lemah. E. Karakteristik Rumah Susun/Flat/Apartemen F. Karakteristik rumah susun/flat/apartemen yang dirangkum dari berbagai sumber antara lain adalah: Pemanfaatan ruang yang optimal. Memiliki lebih dari dua lantai dan berbentuk vertikal. Setiap lantainya terdiri dari beberapa unit hunian. Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift dan sirkulasi horisontal berupa koridor. Efisien, efektif, dan ekonomis. Struktur dan bahan bangunan yang tahan lama. Biasanya terdapat area komersil pada bangunan atau lingkungan. Klasifikasi Rumah Susun/Flat/Apartemen Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16

Rumah Susun/Flat/Apartemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Berdasarkan ketinggian bangunan : 2. high rise (lebih dari 6 lantai) 3. low rise (kurang dari 6 lantai) 4. garden apartment (2 atau 3 lantai dengan porsi taman yang luas) 5. Berdasarkan kemewahan bangunan : 6. sederhana (desain sederhana, lokasi si daerah yang padat penduduk atau di lahan pemerintah, material penyelesaian yang murah) menengah (desain fungsional, lokasi di daerah perumahan atau di kompleks padat apartemen, material penyelesaian standart) mewah (desain berestetika tinggi, lokasi di daerah strategisdalam kota, material penyelesaian lebih mewah) 7. Berdasarkan jumlah ruang : a. tipe studio (1 penghuni, luas 20-35 m b. tipe keluarga (1-4 ruang tidur, luas 25-140 m c. loft (1-4 ruang tidur, 25-140 m22)2), plafond tinggi, denah terbuka) penthouse (2-4 ruang tidur, 1-2 tingkat, ruang terbuka si atasnya, luas > 300 m2) 8. Berdasarkan sistem pengelolaan : a. milik (dikelola oleh perhimpunan penghuni/ PP setelah seluruh unit terjual, hak milik pribadi) b. sewa (dikelola oleh PP atau pengelola profesional, hak milik pembeli yang kemudian disewakan dalam jangka waktu panjang) c. servis (dikelola oleh manajemen hotel berbintang, hak milik pribadi dapat disewakan dalam jangka waktu pendek atau panjang, harga kompetitif karena adanya fasilitas standart yang bertaraf internasional). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17

2.8. Rusuna (Rumah Susun Sederhana) Definisi Rumah Susun Sederhana adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang dipergunakan sebagai tempat hunian dengan luas maksimum 21 m2 (dua puluh satu meter persegi) setiap hunian, dilengkapi dengan KM/WC serta dapur, dapat bersatu dengan unit hunian ataupun terpisah dengan penggunaan komunal, dan diperuntukkan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang pembangunannya mengacu pada Permen PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun. (Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 524/KMK.03/2001) Sebuah rumah susun dikategorikan sebagai rumah susun sederhana(rusuna) saat diperuntukkan untuk kalangan ekonomi lemah dengan luas hunian tidak lebih dari 21 m2. Penggunaan material yang tidak bermutu tinggi dan penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang seadanya juga menjadi ciri dari rumah susun sederhana. Pemerintah melakukan kebijakan penggalakkan pembangunan rusuna karena adanya permasalahan ibu kota dengan jumlah penduduk yang setiap tahun semakin meningkat. Tindakan pemerintah ini tepat dikarenakan luas lahan di ibu kota yang seiring berjalannya waktu semakin terbatas jumlahnya dan tidak memungkinkan untuk membangun pemukiman secara horizontal. Pembangunan yang ada kini lebih difokuskan kearah pembanguna secara vertikal (bersusun). Hal itu yang menyebabkan rusuna kini kian menjamur di mana saja. Klasifikasi Rusuna Rumah Susun Sederhana dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan fungsi : - Rusuna Hunian (rusuna yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat tinggal.) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18

- Rusuna Bukan Hunian (rusuna yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat usaha dan atau kegiatan sosial.) - Rusuna Campuran (rusuna yang sebagian berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian lainnya berfungsi sebagai tempat usaha atau kegiatan sosial.) (Sumber: PERMEN PU NO. 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rusuna) Berdasarkan sistem pengelolaan : - Rusunawa (dikelola oleh PP atau pengelola profesional, hak milik pembeli yang kemudian disewakan dalam jangka waktu panjang.) - Rusunami (dikelola oleh perhimpunan penghuni/ PP setelah seluruh unit terjual, hak milik pribadi.) 2.8 Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) Definisi Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arahhorizontal maupun vertikal dan merupakan satuan satuan yang masing masing dapat disewa secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.(penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Permukiman, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, p.v 2) Rumah susun sederhana ini mewajibkan setiap penghuninya untuk membayar sewa atas unit hunian yang ditinggalinya masing-masing. Selama menyewa, penghuni berhak menggunakan fasilitas-fasilitas seperti listrik dan air bersih. Fasilitas-fasilitas umum seperti mesjid, lapangan, taman bermain,dan lain-lain terdapat di rumah susun sederhana ini. Perawatan dan pemeliharaan fasilitas umum menjadi tanggung jawab bersama dibantu dengan sebuah badan yaitu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19

rusun. Besarnya tarif sewa untuk setiap unit hunian rusunawa diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 1 pasal 117 tahun 2006 tentang Retribusi Daerah. Untuk luas unit 30 m2, tarif sewa per bulannya bervariasi antara Rp.175.000,- sampai Rp. 341.000,- tergantung di lantai berapa unit tersebut berada. Semakin tinggi lantai tempat keberadaan suatu unit hunian, semakin murah pula harga sewanya. Jenis rumah susun pada proyek saya adalah rusunawa untuk dinas pemadam kebakaran, dimana para petugas pemadam dapat menyewa unit rusun dan membayar biaya sewa setiap bulannya.. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20