SOP No. Kode Terbitan No. Revisi : : 01 : 00 Ditetapkan Oleh Ka. Halaman : 1-1. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yg memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yg timbul,baik secara horisontal (komunikasi antar unit yg sederajat) ataupun secara vertikal ke fasilitas pelayanan yg lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi wilayah administrasi. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah). 1. untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu 2. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka menangani rujukan kasus resiko tinggi dan gawat darurat SK Kepala No 445.4/ /104/Tahun 2015 Tentang Penanganan Pasien Gawat Darurat 1. Undang-undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran 3. Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang 4. Permenkes No.585 Tahun 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik Prosedur standar merujuk pasien A. Prosedur Klinis: 1. Petugas melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnose banding. 2. Petugas memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO). 3. Petugas memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan. a. Rujukan internal ; Petugas klinik mengantar pasien ke unit gawat darurat / UGD apabila kondisi pasien memerlukan perawatan lebih lanjut dan masih bisa di lakukan tindakan di puskesmas b. Rujukan eksternal : Petugas UGD / Rawat inap mengantar pasien ke RS tempat rujukan apabila kondisi pasien memerlukan perawatan yang intensif B. Prosedur Administratif: 1. Petugas membuat catatan rekam medis pasien. 2. Petugas memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan) 3. Petugas membuat surat rujukan pasien 4. Petugas mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien. 5. Petugas menyiapkan sarana transportasi / ambulance 6. Petugas menghubungi RS tempat rujukan yang di tuju dan memastikan bahwa unit pelayanan tujuan dapat menerima pasien 7. Petugas merujuk dan mendampingi pasien ke RS setelah menyelesaikan administrasi.
No. Kode : SOP Terbitan : 01 No. Revisi : 00 Halaman : 2-2 A. PROSEDUR KLINIS Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang Melakukan tindakan pra rujukan sesuai spo Memutuskan unit pelayanan 6. Diagram alir Rujukan internal Rujukan eksternal B. B. PROSEDUR ADMINISTRATIF Membuat catatan rekam medik Merujuk dan mendampingi pasien Inform consent Menghubungi RS rujukan dan memastikan menerima Membuat surat rujukan Menyiapkan ambulance 7. Unit terkait Mencatat ke buku regester rujukan Klinik rawat jalan, Klinik KIA/KB, UGD, Ambulance
8. Rekaman historis perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
DAFTAR TILIK No. Kode : Ditetapkan Oleh Ka. Terbitan : 01 No. Revisi : 00 Halaman : dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002 No KEGIATAN YA TIDAK TB. 1. A. Prosedur Klinis: 1. Apakah petugas melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnose banding? 2. Apakah petugas memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO)? 3. Apakah petugas memutuskan unit pelayanan rujukan setelah menentukan diagnosa? a. Rujukan internal ; apakah petugas klinik mengantar pasien ke unit gawat darurat / UGD apabila kondisi pasien memerlukan perawatan lebih lanjut dan masih bisa di lakukan tindakan di puskesmas? b. Rujukan eksternal : apakah petugas UGD / Rawat inap mengantar pasien ke RS tempat rujukan apabila kondisi pasien memerlukan perawatan yang intensif? 5. B. Prosedur Administratif: 1. Apakah petugas membuat catatan rekam medis pasien? 2. Apakah petugas memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)? 3. Apakah petugas membuat surat rujukan pasien rangkap dua Lembar, pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip? 4. Apakah petugas mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien? 5. Apakah petugas menyiapkan sarana transportasi / ambulance? 6. Apakah petugas menghubungi RS tempat rujukan yang di tuju dan memastikan bahwa unit pelayanan tujuan dapat menerima pasien? 7. Apakah petugas merujuk dan mendampingi pasien ke RS setelah menyelesaikan administrasi / Jumlah Compliance rate (CR) = Ouditor Pelaksana/