UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PUSKESMAS BERBAH TAHUN 2015

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS

Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR D I N A S K E S E H A T A N PUSKESMAS SAKRA. Jln. Sukarno-Hatta Desa Sakra, Kec. Sakra, Kab. Lombok Timur KP.

PENANGANAN KTD, KTC, KNC, dan KPC No. Dokumen :C/IX/SOP/4/16/171 No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/4

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

REKAP DOKUMEN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

No Urut No E.P

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALINAU PUSKESMAS MALINAU KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

Program Peningkatan Mutu Klinis Dan Keselamatan Pasien1 KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS BANJARANGKAN 2

BAB.IX.Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamantan Pasien (PMPK).

Kumpulan SK Bab IX. 5 SK tentang evaluasi dan perbaikan perilaku pelayanan klinis

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS KEJAJAR I

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

dr. T. Caroline Kawinda, MARS

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR NOMOR... TAHUN 2014 T E N T A N G

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 9 PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) PARAMETER PENILAIAN

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS CADASARI

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BAHAYANGKARA TK.III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK No... tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 43

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN. merancang proses-proses klinis baru dan proses manajerial dengan benar;

BAB III METODE PENELITIAN. keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2011). data rekam medis, pasien dan keluarganya.

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN)

Nomor : 2017 Lampiran : - Perihal : Undangan. Kepada Yth... di Tempat

Bab IX. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 50 TAHUN 2016

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

Insiden Keselamatan Pasien

DIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS GAYUNGAN JL. Gayungsari Barat No. 124, Surabaya, (60235) Telp.

ESENSI TIAP BAB STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS (SERI MATERI PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI FKTP)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Keselamatan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan

PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PEDOMAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMULANGAN PASIEN. PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT REKAM MEDIS

PEMERINTAH KOTA BONTANG PUSKESMAS BONTANG UTARA II Jl. Arif Rahman Hakim No. 40 RT. 40 Kel. Belimbing, Telp/Fax (0548) B O N T A N G

Esensi tiap bab Standar Akreditasi Puskesmas

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI GAWAT DARURAT

HP Palembang 22 Juni 1953

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan adalah suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KESEHATAN UPT.PUSKESMAS MENGWI II Alamat : Jl. Raya Tumbak Bayuh

Berilah tanda centang ( ) pada checklist data dokumen di bawah ini! Dokumen Telusur Internal No. Dokumen Kebijakan

DOKUMEN DAN REKAMAN BAB. VII.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

CAPAIAN INDIKATOR MUTU TH 2016 RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

Tata laksana dan metoda survey akreditasi

Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA Desa Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul kode pos : 2457 Email :puskesmassaitnihuta@yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, PANDUAN MANAJEMEN RISIKO, HASIL PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO, IDENTIFIKASI RISIKO,ANALISIS RISIKO, PENCEGAHAN RISIKO KEPALA UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, diperlukan SK Kepala Puskesmas tentang Penerapan Manajemen Risiko, Panduan Manajemen Risiko, Hasil Pelaksanaan Manajemen Risiko,Identifikasi Risiko,Analisis Risiko,Pencegahan Risiko; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut perlu ditetapkan Kebijakan Puskesmas dengan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272); 2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama tempat Praktek Mandiri, Dokter dan Tempat Praktek Mandiri dokter gigi ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No 1049 );

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 75); 9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; 10. Peraturan Bupati Humbang Hasundutan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, PANDUAN MANAJEMEN RISIKO, HASIL PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO, IDENTIFIKASI RISIKO, ANALISIS RISIKO, PENCEGAHAN RISIKO. Kesatu : Uraian secara rinci Keputusan Kepala UPT Puskesmas Saitnihuta tentang penerapan manajemen risiko, panduan manajemen risiko, hasil pelaksanaan manajemen risiko, identifikasi risiko, analisis risiko, pencegahan risiko. sebagaimana dimaksud, dimuat dalam Pedoman manajemen Risiko. Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Saitnihuta Pada tanggal 2016 KEPALA UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA, dr. DEVIRINNA SIMANJUNTAK PENATA NIP. 19810319 201001 2 018

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA Desa Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul kode pos : 2457 Email :puskesmassaitnihuta@yahoo.co.id PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA A.LATAR BELAKANG. BAB I. PENDAHULUAN Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Puskesmas yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis Puskesmas yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas.Kelima aspek keselamatan Puskesmas terebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas, yang harus dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi. Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya, beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik,berisiko menimbulkan insiden. Karena itu UPT Puskesmas Saitnihuta perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang professional, komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin.

B.TUJUAN: 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan program manajemen risiko di UPT Puskesmas Saitnihuta. C.SASARAN: 1. Tersedianya pedoman manajemen risiko 2. Tersedianya bukti sosialisasi pedoman manajemen risiko kepada pimpinan unit layanan fungsional dan manajerial serta pegawai UPT Puskesmas Saitnihuta. BAB II. PENGERTIAN DEFINISI: Yang dimaksud dengan risiko adalah kerugian yang mungkin terjadi pada tiap unit, waktu atau kegiatan Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Pendekatan manajemen risiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi (reaktif) dan potensial terjadi (proaktif) dengan menerapkan manajemen risiko terintegrasi yang memprioritaskan keselamatan pasien, melalui revisi pengembangan proses, fungsi dan layanan. BAB III. ELEMEN KUNCI DISAIN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO A. TUJUAN Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan dan memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan risiko kerugian: 1) Untuk mengurangi mortality dan morbidity, dengan memperbaiki pelayanan kepada pasien melalui identifikasi dan analisa, untuk mengurangi risiko yang dapat mencegah pasien dari cedera atau kecacatan terkait keselamatan pasien. 2) Untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan mencegah penyimpangan hasil, melalui pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan untuk meningkatkan keselamatan pasien. 3) Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan Puskesmas akibat kehilangan karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektif, dengan meningkatkan perbaikan berkesinambungan pada proses pelayanan pasien melalui lingkungan yang diciptakan dengan aman. B. KEWENANGAN. Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan selaku pemilik puskesmas memiliki tanggungjawab utama menjamin penyediaan lingkungan yang aman untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan mendelegasikan kewenangan kepada Kepala Puskesmas Saitnihuta untuk membentuk organisasi manajemen risiko yang komprehensif dan berperan secara luas. Kepala UPT Puskesmas Saitnihuta menugaskan kepada Tim Peningkatan Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien untuk melaksanakan tugas manajemen risiko, dan bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan manajemen risiko dengan Kepala Puskesmas, semua anggota staf medis, semua pegawai dan dengan pihak luar Puskesmas. C. KOORDINASI.

Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan Puskesmas yang sangat beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen risiko, Puskesmas harus menetapkan mekanisme koordinasi baik secara formal maupun informal antara manajemen risiko professional dengan semua unit layanan struktural dan fungsional Puskesmas serta fungsi lain di dalam dan di luar Puskesmas. Kepala Puskesmas, berfungsi sebagai pembuat keputusan untuk berbagai kegiatan penting dalam program manajemen risiko. Bagian Keuangan bertanggungjawab dalam pembiayaan dan memberikan informasi yang berharga untuk program manajemen risiko, mengawasi operasi keuangan sesuai dengan dana yang ada dan mengawasi kinerja analisis keuangan Puskesmas. Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian, bertanggung jawab untuk mengembangkan efektifitas uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan latar belakang pegawai, verifikasi izin, pemberian cuti pegawai dan pemeriksaan kesehatan pegawai secara berkala yang semuanya penting untuk mencegah serta melindungi staf medis dan non medis yang melakukan tindakan/ pelayanan. Ketua Tim Peningkatan Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien memiliki tanggung jawab utama membantu manajemen risiko dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas dan keselamatan pasien. Tugas Tim Peningkatan Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien dalam hal manajemen risiko sebagai berikut : a. Mencegah dan mengurangi kerugian sebagai berikut : Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan insiden, rujukan staf, tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan pasien. b. Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit layanan terkait yaitu semua ruang/unit pelayanan. c. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko seperti informed consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian sentinel. d. Membuat dan menyampaikan laporan kinerja tahunan kepada Kepala Puskesmas BAB IV. KEGIATAN Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan dan memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan risiko kerugian. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan: 1. Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan memperbaiki kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan lain- lain. 2. Meninjau kebijakan dan prosedur (SK dan SOP) untuk direvisi agar dihasilkan pelayanan yang sesuai, dan dilakukan monitoring agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan. 3. Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan menentukan bagaimana agar kejadian serupa dapat dihindari. 4. Menangani keluhan, menyelesaikan sengketa dan meningkatkan mutu pelayanan pasien. BAB V. PROSES MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko adalah proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Risiko mungkin terpapar kepada pasien, staf, pengunjung dan organisasi yang terusmenerus berubah dan harus diidentifikasi. Program manajemen risiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu: 1. Menetapkan lingkup manajemen risiko 2. Identifikasi risiko. 3. Analisis risiko. 4. Evaluasi risiko.

5. Tindakan terhadap risiko. 1. Menetapkan lingkup manajemen risiko, yaitu : a. Risiko terhadap pasien terkait pelayanan b. Risiko terhadap staf medis c. Risiko terhadap staf/ pegawai d. Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset Puskesmas e. Risiko terhadap keuangan f. Risiko-risiko lain 2. Identifikasi Risiko, dilakukan melalui : a. Hasil audit b. Komplain pasien/keluarga c. Hasil survei kepuasan d. Insiden KTD, KTC, KPC, KNC 3. Analisis Risiko a. Analisis risiko diawali dengan melakukan analisis tingkat keparahan risiko b. Untuk kejadian sentinel dan KTD : lakukan Root Cause Analysis (RCA) c. Upaya proaktif untuk memperbaiki suatu proses/prosedur pelayanan : lakukan Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) 4. Evaluasi Risiko (Penilaian Risiko) a. Kegiatan untuk menetapkan apakah suatu risiko memerlukan tindakan penanganan tertentu (treatment) atau tidak. b. Jika ya : susun rencana tindak lanjut (tindakan risiko) 5. Tindakan terhadap Risiko Bila memungkinkan paparan risiko perlu dieliminasi. Contohnya memperbaiki alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis yang belum mendapatkan edukasi tentang prosedur pengoperasian alat. Bila risiko tidak dapat dieliminasi, maka perlu dicari teknik lain untuk menurunkan risiko kerugian. VI. SISTEM PELAPORAN INSIDEN Laporan Insiden adalah laporan secara tertulis setiap keadaan yang tidak konsisten dengan kegiatan/ prosedur rutin yang berlangsung di puskesmas terutama untuk pelayanan kepada pasien. Tujuan umum laporan insiden Puskesmas adalah menurunnya Insiden Keselamatan Pasien (KTD, KTC, KNC) dan Kondisi Potensial cedera (KPC) untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Jenis-jenis insiden dan kondisi yang harus dilaporkan sebagai berikut: 1. Kejadian sentinel adalah insiden yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius sebagai berikut a. Kematian yang tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh bunuh diri) b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya. c. Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah. d. Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang lain yang bukan orang tuanya. 2. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. 3. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera. 4. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinyainsiden yang belum sampai terpapar ke pasien. 5. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yangsangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

Tipe Insiden : 1. Administrasi Klinis 2. Proses / Prosedur klinis 3. Dokumentasi 4. Proses Medikasi / Cairan Infus 5. Oxigen 6. Alat Medis 7. Perilaku pasien 8. Pasien jatuh 9. Pasien Kecelakaan 10. Infrastruktur / Sarana / Bangunan 11. Sumber daya / Manajemen 12. Laboratorium Pelaporan insiden. Yang bertanggung jawab dalam pelaporan insiden adalah : - Staf Puskesmas yang pertama menemukan kejadian - Staf Puskesmas yang terlibat dengan kejadian. VI. INVESTIGASI INSIDEN Invesigasi insiden adalah proses pengkajian ulang laporan insiden dengan mencatat ringkasan kejadian secara kronologis dan mengidentifikasi masalah pelayanan, mencatat staf yg terlibat dan mewawancarai mereka. Langkah-langkah melakukan investigasi : 1. Pengumpulan data: observasi, dokumentasi dan interview (wawancara). 2. Tentukan penyebab insiden dengan menggunakan 5 why : Penyebab langsung (immediate/ direct cause): penyebab yang berhubungan langsung dengan insiden/ dampak terhadap pasien. Akar masalah (root cause): penyebab yang melatar belakangi penyebab langsung (underlying cause). 3. Rekomendasi : buat rekomendasi tindak lanjut. 4. Tindakan yang akan dilakukan: tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan VII. EVALUASI PROGRAM MANAJEMEN RISIKO Program manajemen risiko dan kemajuan untuk mencapai tujuan yang telah disusun dalam rencana, ditinjau minimal sekali 2 (dua) tahun oleh kepala Puskesmas.