PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Derajat Srata Satu (S-I) ENDANG SUSANTI NPM 09060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT 2013
PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN Oleh: Endang Susanti * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing ABSTRACT Based on problem studied that researcher found from the phenomenon that researcher seen in the field was limited given of information about sex and the manner in which the righ to adolescents by counceling. Besed on the phenomenonthat the researchers raised concerns abuot : 1) Persepsion of students about sex education materials 2) Persepsion of students about sex education methods 3) Persepsion of students about implemeting sex education 4) Persepsion of students about the importance of sex education. This researched was quantitative deskriptive research that seeks to describe the situation for what it is. The study populations were all students of class XII are numbered 258. The technique used in this sampling was simple random sampling the sample taken was class XII and XII IS 2 IA 3, amounting to 59 people. The instrument used in this study was a questionnaire. As for the use of data analysis is techniques percentage. The researched resultsrevealed that : 1) Perception of students about sex education materials were classified as good 2) Perception of students about sex education methods were classified as good 3) Perception of students about sex education executive was fair 4) Perception of students about the importance of education peseta sex was good. Keyword: sex education, materials, methods PENDAHULUAN Terlepas dari pantas atau tidaknya membicarakan masalah seputar seks, memiliki pengetahuan yang mendalam tentang seks sangatlah penting karena sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari dalam masyarakat. Saat anak memasuki masa remaja, tanpa mereka sadari bahwa satu tahap perkembangan baru telah mereka masuki. Kehidupan sebagai remaja merupakan salah satu periode kehidupan dalam rentang kehidupan manusia. Jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Robert P. Masland (2004:1) menyatakan bahwa : Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan perubahan
sosial pada masa remaja. Masa remaja biasanya terjadi sekitar dua tahun setelah masa pubertas, menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosional mendalam. Perempuan dan lakilaki menjadi matang, tanggung jawab mereka meningkat dan harapan tentang dirinya berkembang lebih besar baik itu diukur dari dirinya maupun dari orang lain. Menurut Elida Prayitno (2006: 6) remaja dapat dikatakan sebagai individu yang telah mengalami masa baliq atau telah berfungsinya hormon reproduksi sehingga wanita mengalami menstruasi dan pria mimpi basah. Dari segi umur remaja adalah seorang individu yang berada pada rentangan umur antara 13 sampai dengan 21 tahun. Tugas-tugas perkembangan remaja menurut Muhammad Al-Mighwar (2006:152) yaitu : a. Menerima kondisi jasmani b. Mendapatkan hubungan baru dengan teman-teman sebaya yang berlainan jenis c. Menerima kondisi dan belajar hidup sesuai jenis kelaminnya d. Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya e. Mendapatkan kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi f. Memperoleh nilai-nilai dan filsafat hidup Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual dibutuhkan dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenisnya. Seharusnya informasi tentang masalah seksual sudah mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau sumber-sumber yang tidak jelas. Memberikan pengetahuan mengenai pendidikan seks sangatlah penting mengingat remaja dalam potensi seksual yang aktif. Karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan remaja sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktifitas seksual mereka sendiri. Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 22 September 2012 dengan peserta didik dan guru-guru melahirkan pendapat bahwa pendidikan seks ini sangat penting diberikan kepada peserta didik karena banyak peserta didik yang menanyakan masalah ini kepada guru BK menanyakan tentang hubungan yang dilakukan oleh pasangan suami istri, akibat aborsi, ciuman, akibat pacaran yang terlalu bebas dan lain-lain. Realita yang terjadi saat sekarang ialah terbatasnya pemberian informasi mengenai seks dan cara penyampaian yang tepat kepada remaja. Selain itu remaja masih malu menanyakan
soal-soal seks kepada orang tua atau guruguru di sekolah. Peserta didik mengatakan dalam pemberian pendidikan seks ada sebagian peserta didik yang tidak suka materi pendidikan seks tersebut dibahas seperti masalah kehamilan dan penyakit kelamin. Selanjutnya peserta didik mengungkapkan dalam menjelaskan tentang pendidikan seks metode yang digunakan guru tidak bervariasi, beberapa peserta didik lebih banyak memperoleh informasi tentang pendidikan seks dari teman dan orang tua mereka, media yang digunakan dalam menyampaikan materi juga tidak bervariasi. Untuk itu peneliti ingin mengungkap tentang: 1) Persepsi peserta didik tentang materi pendidikan seks 2) Persepsi peserta didik tentang metode pendidikan seks 3) Persepsi peserta didik tentang pelaksana pendidikan seks 4) Persepsi peserta didik tentang pentingnya pendidikan seks. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dengan kata lain penelitian deskriptif ini mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah yang sedang atau sudah terjadi diungkapan sebagaimana adanya, tampa adanya manipulasi tertentu. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan tentang persepsi peserta didik kelas XII tentang pendidikan seks di SMA Negeri 1 Nan Sabaris Pauh Kambar Pariaman. Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil seluruh peserta didik kelas XII yang berjumlah 258 orang. Tabel 1. Jumlah Populasi No Kelas Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 XII IA 1 XII IA 2 XII IA 3 XII IA 4 XII IS 1 XII IS 2 XII IS 3 XII IS 4 36 33 33 36 34 26 31 29 Jumlah 258 Sumber : Dari absensi siswa Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Jika populasi lebih dari 100 maka sampel diambil 10% sampai 30% dari populasi. Tabel 2. Jumlah Sampel Sampel Populasi Subjek Penelitian XII IS 2 XII IA 3 26 33 26 33 Jumlah 59
Data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah data interval. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persepsi Peserta Didik tentang Materi Pendidikan Seks Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan dapat diketahui keterangan secara umun bahwa sebanyak 71,1 % persepsi peserta didik tentang materi pendidikan seks tergolong baik. Sebagian besar remaja masih belum memperoleh informasi yang cukup tentang penyimpanganpenyimpangan seksual, tentang pertumbuhan dan perkembangan seksual remaja, tentang kehamilan dan materi tentang seks bebas yang mungkin terjadi apabila remaja tidak mendapatkan informasi yang benar tentang seks. Beberapa remaja masih bingung tentang kehamilan yang tidak diinginkan. Iwan Setiawan (2009:76) kehamilan yang terjadi saat usia remaja, terutama pada pasangan di luar nikah, dapat menimbulkan efek negatif yang besar dan saling terkait. Karena belum menikah, sesorang tentu akan mendapat tekanan psikologis yang sangat besar jika sampai terjadi kehamilan, terutama pihak wanita. Tekanan itu dapat berasal dari berbagai arah. Jika mentalnya tidak kuat, bukan tidak mungkin terjadinya keguguran atau aborsi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang materi pendidikan seks terkait dengan materi tentang penyimpanagan seksual, pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis, seks bebas tergolong baik dilihat dari beberapa orang dari peserta didik membutuhkan informasi tentang beberapa materi yang dikemukakan. 2. Persepsi Peserta Didik tentang Metode Pendidikan Seks Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan dapat diketahui keterangan secara umun bahwa sebanyak 52,5 % persepsi peserta didik tentang metode pendidikan seks tergolong baik. Wina Sanjaya (2010:147) mengemukakan bahwa metode dalam memberikan pembelajaran adalah : 1) Metode ceramah dapat di artikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. 2) Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang metode pendidikan seks terkait dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab tergolong baik dilihat dari adanya beberapa metode yang bisa digunakan dalam memberikan oleh pelaksana layanan. 3. Persepsi Peserta Didik tentang Pelaksana Pendidikan Seks Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan dapat diketahui keterangan secara umun bahwa sebanyak 74,7 % persepsi peserta didik tentang pelaksana pendidikan seks tergolong baik. Sering kali orang tua tidak siap untuk menjawab pertanyaan anak mereka seputar seks hal ini disebabkan mereka ditabukan untuk mendiskusikan hal ini saat mereka remaja dulu. Kebinggungan senada juga menimpa banyak orang tua ketika hendak menjawab pertanyaan anak tentang seksual budaya tabu masih mencengkram dibenak orang tua di Indonesia. Ini mengakibatkan remaja banyak mencari tahu hal seputar seks melalui teman atau media lain. Disinilah peran guru dan orang tua terhadap remaja. Namun sekarang masa depan adalah milik anak-anak. Mereka harus dibekali dengan pengetahuan yang benar agar mereka percaya diri dikemudian hari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang pelaksana pendidikan seks yaitu guru, orang tua, dan ahli lain tergolong cukup baik dilihat dari adanya ada sebagian siswa yang lebih terbuka menanyakan hal seputar seks kepada guru, ada peserta didik yang merasa lebih nyaman membicarakan masalah seks dengan orang tua, ada beberapa yang lebih nyaman membicarakan hal seputar seks dengan orang yang lebih ahli. 4. Persepsi Peserta Didik tentang Pentingnya Pendidikan Seks Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan dapat diketahui keterangan secara umum bahwa sebanyak 64,4 % persepsi peserta didik tentang pentingnya pendidikan seks tergolong kurang baik.
Memberikan informasi yang baik tentang masalah seks kepada remaja sangat penting, dan itu merupakan kewajiban orang tua agar anakanaknya terhindar dari perbuatan yang melanggar norma agama dan masyarakat. Pada masa remaja, tingkat seksualitas sangat tinggi karena didukung oleh adanya faktor pubertas. Ilmu pengetahuan bukan hanya bisa didapat melalui bangku sekolah saja, akan tetapi bisa juga melalui media komunikasi dengan orang tua, orang yang lebih dewasa, dan orang yang terdekat dalam kehidupan remaja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang pentingnya pendidikan seks tergolong kurang baik dilihat dari beberapa orang dari peserta didik merasa beranggapan pendidikan seks tidak terlalu penting diberikan kepada peserta didik mereka bisa memperoleh informasi tersebut dari mana saja. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai persepsi peserta didik tentang pendidikan seks di SMA Negeri 1 Nan Sabaris Pauh Kambar Pariaman. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Persepsi peserta didik tentang materi pendidikan seks tergolong cukup baik, ini dilihat dari beberapa orang dari peserta didik membutuhkan informasi tentang beberapa materi yang dikemukakan. 2. Persepsi peserta didik tentang metode pendidikan seks tergolong cukup baik, persepsi peserta didik yang cukup baik diantaranya adanya beberapa metode yang bisa digunakan dalam memberikan oleh pelaksana layanan. 3. Persepsi peserta didik tentang pelaksana pendidikan seks tergolong cukup baik, persepsi peserta didik yang cukup baik diantaranya ada sebagian siswa yang lebih terbuka menanyakan hal seputar seks kepada guru, ada peserta didik yang merasa lebih nyaman membicarakan masalah seks dengan orang tua, ada beberapa yang lebih nyaman membicarakan hal seputar seks dengan orang yang lebih ahli. 4. Persepsi peserta didik tentang pentingnya pendidikan seks tergolong kurang baik, ini dilihat dari beberapa orang dari peserta didik merasa beranggapan
pendidikan seks terlalu penting diberikan kepada peserta didik mereka bisa memperoleh informasi tersebut dari mana saja. SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran kepada: 1. Peserta didik, setelah memperoleh pendidikan seks agar dapat mengarahkan dorongan seksualnya ke arah yang lebih positif dan mampu memahami setiap perkembangan yang dialaminya saat remaja. 2. Guru bimbingan dan konseling, agar lebih meningkatkan kinerjanya untuk mencapai pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien terutama dalam pemberian layanan kepada peserta didik. 3. Orang tua, agar dapat memberikan informasi tentang pendidikan seks sedini mungkin kepada anak-anak mereka supaya mereka tidak mencari tahu persoalan seks dari sumber yang salah. 4. Kepala SMA Negeri 1 Nan Sabaris Pauh Kambar, agar dapat mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling terutama dalam kegiatan pemberian layanan kepada peserta didik 5. Pengelola program studi bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar dapat lebih meningkatkan potensi dan kemampuan calon guru BK untuk kedepannya. 6. Peneliti selanjutnya, agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dan acuan serta dapat melanjutkan penelitian ini dengan melihat variabel yang berbeda. KEPUSTAKAAN Elida, Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja: Padang : Angkasa Raya. Robert dan David Estridge. 2004. Apa yang Ingin Diketehui Remaja tentang Seks. Jakarta : Bumi Aksara. Muhammad Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia. Iwan Setiawan, dkk. 2009. Boleh nggak sih, Masturbasi dan 95 Pertanyaan tentang Seks untuk Remaja. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group.