PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI JORONG BATANG KARIANG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

PROFIL PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA TERISOLASI DALAM MEMBINA HUBUNGAN SOSIAL KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG. Oleh: Yulia Ningsih Lovita

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita **

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM.

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

PROFIL KEBUTUHAN PENDIDIKAN SEKS REMAJA DI MTsS NAGARI BINJAI JURNAL YERMANSYAH NPM

Indra Priono * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 08/C STKIP PGRI Sumatera Barat

FAKTOR PENYEBAB KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK dan UPAYA GURU BK dalam MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas VII SMP N 33 Padang) Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

PROFIL KECEMASAN WANITA MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI KELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.

FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG.

PENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG. Oleh.

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.

Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

RARA NINGRUM NPM:

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

KUESIONER PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM MERUBAH PERILAKU MORAL PESERTA DIDIK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAINAN JURNAL

STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

UPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

BENTUK PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM PERUBAHAN KURIKULUM DI KELAS XI SMA NEGERI 6 PADANG JURNAL PENELITIAN

Pentingnya Sex Education Bagi Remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG. Oleh: ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bereproduksi. Masa ini berkisar antara usia 12/13 hingga 21 tahun, dimana 13-14

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JURUSAN OLEH PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 SOLOK. Oleh: Puji Yani Pratama* Marwisni Hasan** Nofrita**

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN PERMAINAN ANAK USIA DINI DI JORONG BUKIT MINDAWA KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM:

PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI JORONG RAMBAHAN NAGARI TANJUNG BETUNG KABUPATEN PASAMAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara. dua orang yang berlainan jenis kelamin (Dariyo, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

STRATEGI BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MENJADI PENGURUS OSIS DI SMP NEGERI 24 PADANG ARTIKEL

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL

IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG

USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)

PILIHAN PENDIDIKAN LANJUTAN DAN PEKERJAAN SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 GUNUNG TALANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. anak berkebutuhan khusus sebagai bagian dari masyarakat perlu memahami

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA PUTRI BERSAMA ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKS

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

Transkripsi:

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Derajat Srata Satu (S-I) ENDANG SUSANTI NPM 09060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT 2013

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN Oleh: Endang Susanti * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing ABSTRACT Based on problem studied that researcher found from the phenomenon that researcher seen in the field was limited given of information about sex and the manner in which the righ to adolescents by counceling. Besed on the phenomenonthat the researchers raised concerns abuot : 1) Persepsion of students about sex education materials 2) Persepsion of students about sex education methods 3) Persepsion of students about implemeting sex education 4) Persepsion of students about the importance of sex education. This researched was quantitative deskriptive research that seeks to describe the situation for what it is. The study populations were all students of class XII are numbered 258. The technique used in this sampling was simple random sampling the sample taken was class XII and XII IS 2 IA 3, amounting to 59 people. The instrument used in this study was a questionnaire. As for the use of data analysis is techniques percentage. The researched resultsrevealed that : 1) Perception of students about sex education materials were classified as good 2) Perception of students about sex education methods were classified as good 3) Perception of students about sex education executive was fair 4) Perception of students about the importance of education peseta sex was good. Keyword: sex education, materials, methods PENDAHULUAN Terlepas dari pantas atau tidaknya membicarakan masalah seputar seks, memiliki pengetahuan yang mendalam tentang seks sangatlah penting karena sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari dalam masyarakat. Saat anak memasuki masa remaja, tanpa mereka sadari bahwa satu tahap perkembangan baru telah mereka masuki. Kehidupan sebagai remaja merupakan salah satu periode kehidupan dalam rentang kehidupan manusia. Jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Robert P. Masland (2004:1) menyatakan bahwa : Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan perubahan

sosial pada masa remaja. Masa remaja biasanya terjadi sekitar dua tahun setelah masa pubertas, menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosional mendalam. Perempuan dan lakilaki menjadi matang, tanggung jawab mereka meningkat dan harapan tentang dirinya berkembang lebih besar baik itu diukur dari dirinya maupun dari orang lain. Menurut Elida Prayitno (2006: 6) remaja dapat dikatakan sebagai individu yang telah mengalami masa baliq atau telah berfungsinya hormon reproduksi sehingga wanita mengalami menstruasi dan pria mimpi basah. Dari segi umur remaja adalah seorang individu yang berada pada rentangan umur antara 13 sampai dengan 21 tahun. Tugas-tugas perkembangan remaja menurut Muhammad Al-Mighwar (2006:152) yaitu : a. Menerima kondisi jasmani b. Mendapatkan hubungan baru dengan teman-teman sebaya yang berlainan jenis c. Menerima kondisi dan belajar hidup sesuai jenis kelaminnya d. Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya e. Mendapatkan kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi f. Memperoleh nilai-nilai dan filsafat hidup Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual dibutuhkan dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenisnya. Seharusnya informasi tentang masalah seksual sudah mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau sumber-sumber yang tidak jelas. Memberikan pengetahuan mengenai pendidikan seks sangatlah penting mengingat remaja dalam potensi seksual yang aktif. Karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan remaja sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktifitas seksual mereka sendiri. Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 22 September 2012 dengan peserta didik dan guru-guru melahirkan pendapat bahwa pendidikan seks ini sangat penting diberikan kepada peserta didik karena banyak peserta didik yang menanyakan masalah ini kepada guru BK menanyakan tentang hubungan yang dilakukan oleh pasangan suami istri, akibat aborsi, ciuman, akibat pacaran yang terlalu bebas dan lain-lain. Realita yang terjadi saat sekarang ialah terbatasnya pemberian informasi mengenai seks dan cara penyampaian yang tepat kepada remaja. Selain itu remaja masih malu menanyakan

soal-soal seks kepada orang tua atau guruguru di sekolah. Peserta didik mengatakan dalam pemberian pendidikan seks ada sebagian peserta didik yang tidak suka materi pendidikan seks tersebut dibahas seperti masalah kehamilan dan penyakit kelamin. Selanjutnya peserta didik mengungkapkan dalam menjelaskan tentang pendidikan seks metode yang digunakan guru tidak bervariasi, beberapa peserta didik lebih banyak memperoleh informasi tentang pendidikan seks dari teman dan orang tua mereka, media yang digunakan dalam menyampaikan materi juga tidak bervariasi. Untuk itu peneliti ingin mengungkap tentang: 1) Persepsi peserta didik tentang materi pendidikan seks 2) Persepsi peserta didik tentang metode pendidikan seks 3) Persepsi peserta didik tentang pelaksana pendidikan seks 4) Persepsi peserta didik tentang pentingnya pendidikan seks. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dengan kata lain penelitian deskriptif ini mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah yang sedang atau sudah terjadi diungkapan sebagaimana adanya, tampa adanya manipulasi tertentu. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan tentang persepsi peserta didik kelas XII tentang pendidikan seks di SMA Negeri 1 Nan Sabaris Pauh Kambar Pariaman. Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil seluruh peserta didik kelas XII yang berjumlah 258 orang. Tabel 1. Jumlah Populasi No Kelas Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 XII IA 1 XII IA 2 XII IA 3 XII IA 4 XII IS 1 XII IS 2 XII IS 3 XII IS 4 36 33 33 36 34 26 31 29 Jumlah 258 Sumber : Dari absensi siswa Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Jika populasi lebih dari 100 maka sampel diambil 10% sampai 30% dari populasi. Tabel 2. Jumlah Sampel Sampel Populasi Subjek Penelitian XII IS 2 XII IA 3 26 33 26 33 Jumlah 59

Data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah data interval. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persepsi Peserta Didik tentang Materi Pendidikan Seks Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan dapat diketahui keterangan secara umun bahwa sebanyak 71,1 % persepsi peserta didik tentang materi pendidikan seks tergolong baik. Sebagian besar remaja masih belum memperoleh informasi yang cukup tentang penyimpanganpenyimpangan seksual, tentang pertumbuhan dan perkembangan seksual remaja, tentang kehamilan dan materi tentang seks bebas yang mungkin terjadi apabila remaja tidak mendapatkan informasi yang benar tentang seks. Beberapa remaja masih bingung tentang kehamilan yang tidak diinginkan. Iwan Setiawan (2009:76) kehamilan yang terjadi saat usia remaja, terutama pada pasangan di luar nikah, dapat menimbulkan efek negatif yang besar dan saling terkait. Karena belum menikah, sesorang tentu akan mendapat tekanan psikologis yang sangat besar jika sampai terjadi kehamilan, terutama pihak wanita. Tekanan itu dapat berasal dari berbagai arah. Jika mentalnya tidak kuat, bukan tidak mungkin terjadinya keguguran atau aborsi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang materi pendidikan seks terkait dengan materi tentang penyimpanagan seksual, pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis, seks bebas tergolong baik dilihat dari beberapa orang dari peserta didik membutuhkan informasi tentang beberapa materi yang dikemukakan. 2. Persepsi Peserta Didik tentang Metode Pendidikan Seks Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan dapat diketahui keterangan secara umun bahwa sebanyak 52,5 % persepsi peserta didik tentang metode pendidikan seks tergolong baik. Wina Sanjaya (2010:147) mengemukakan bahwa metode dalam memberikan pembelajaran adalah : 1) Metode ceramah dapat di artikan sebagai cara

menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. 2) Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang metode pendidikan seks terkait dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab tergolong baik dilihat dari adanya beberapa metode yang bisa digunakan dalam memberikan oleh pelaksana layanan. 3. Persepsi Peserta Didik tentang Pelaksana Pendidikan Seks Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan dapat diketahui keterangan secara umun bahwa sebanyak 74,7 % persepsi peserta didik tentang pelaksana pendidikan seks tergolong baik. Sering kali orang tua tidak siap untuk menjawab pertanyaan anak mereka seputar seks hal ini disebabkan mereka ditabukan untuk mendiskusikan hal ini saat mereka remaja dulu. Kebinggungan senada juga menimpa banyak orang tua ketika hendak menjawab pertanyaan anak tentang seksual budaya tabu masih mencengkram dibenak orang tua di Indonesia. Ini mengakibatkan remaja banyak mencari tahu hal seputar seks melalui teman atau media lain. Disinilah peran guru dan orang tua terhadap remaja. Namun sekarang masa depan adalah milik anak-anak. Mereka harus dibekali dengan pengetahuan yang benar agar mereka percaya diri dikemudian hari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang pelaksana pendidikan seks yaitu guru, orang tua, dan ahli lain tergolong cukup baik dilihat dari adanya ada sebagian siswa yang lebih terbuka menanyakan hal seputar seks kepada guru, ada peserta didik yang merasa lebih nyaman membicarakan masalah seks dengan orang tua, ada beberapa yang lebih nyaman membicarakan hal seputar seks dengan orang yang lebih ahli. 4. Persepsi Peserta Didik tentang Pentingnya Pendidikan Seks Berdasarkan temuan yang diperoleh di lapangan dapat diketahui keterangan secara umum bahwa sebanyak 64,4 % persepsi peserta didik tentang pentingnya pendidikan seks tergolong kurang baik.

Memberikan informasi yang baik tentang masalah seks kepada remaja sangat penting, dan itu merupakan kewajiban orang tua agar anakanaknya terhindar dari perbuatan yang melanggar norma agama dan masyarakat. Pada masa remaja, tingkat seksualitas sangat tinggi karena didukung oleh adanya faktor pubertas. Ilmu pengetahuan bukan hanya bisa didapat melalui bangku sekolah saja, akan tetapi bisa juga melalui media komunikasi dengan orang tua, orang yang lebih dewasa, dan orang yang terdekat dalam kehidupan remaja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang pentingnya pendidikan seks tergolong kurang baik dilihat dari beberapa orang dari peserta didik merasa beranggapan pendidikan seks tidak terlalu penting diberikan kepada peserta didik mereka bisa memperoleh informasi tersebut dari mana saja. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai persepsi peserta didik tentang pendidikan seks di SMA Negeri 1 Nan Sabaris Pauh Kambar Pariaman. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Persepsi peserta didik tentang materi pendidikan seks tergolong cukup baik, ini dilihat dari beberapa orang dari peserta didik membutuhkan informasi tentang beberapa materi yang dikemukakan. 2. Persepsi peserta didik tentang metode pendidikan seks tergolong cukup baik, persepsi peserta didik yang cukup baik diantaranya adanya beberapa metode yang bisa digunakan dalam memberikan oleh pelaksana layanan. 3. Persepsi peserta didik tentang pelaksana pendidikan seks tergolong cukup baik, persepsi peserta didik yang cukup baik diantaranya ada sebagian siswa yang lebih terbuka menanyakan hal seputar seks kepada guru, ada peserta didik yang merasa lebih nyaman membicarakan masalah seks dengan orang tua, ada beberapa yang lebih nyaman membicarakan hal seputar seks dengan orang yang lebih ahli. 4. Persepsi peserta didik tentang pentingnya pendidikan seks tergolong kurang baik, ini dilihat dari beberapa orang dari peserta didik merasa beranggapan

pendidikan seks terlalu penting diberikan kepada peserta didik mereka bisa memperoleh informasi tersebut dari mana saja. SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran kepada: 1. Peserta didik, setelah memperoleh pendidikan seks agar dapat mengarahkan dorongan seksualnya ke arah yang lebih positif dan mampu memahami setiap perkembangan yang dialaminya saat remaja. 2. Guru bimbingan dan konseling, agar lebih meningkatkan kinerjanya untuk mencapai pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien terutama dalam pemberian layanan kepada peserta didik. 3. Orang tua, agar dapat memberikan informasi tentang pendidikan seks sedini mungkin kepada anak-anak mereka supaya mereka tidak mencari tahu persoalan seks dari sumber yang salah. 4. Kepala SMA Negeri 1 Nan Sabaris Pauh Kambar, agar dapat mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling terutama dalam kegiatan pemberian layanan kepada peserta didik 5. Pengelola program studi bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar dapat lebih meningkatkan potensi dan kemampuan calon guru BK untuk kedepannya. 6. Peneliti selanjutnya, agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dan acuan serta dapat melanjutkan penelitian ini dengan melihat variabel yang berbeda. KEPUSTAKAAN Elida, Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja: Padang : Angkasa Raya. Robert dan David Estridge. 2004. Apa yang Ingin Diketehui Remaja tentang Seks. Jakarta : Bumi Aksara. Muhammad Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia. Iwan Setiawan, dkk. 2009. Boleh nggak sih, Masturbasi dan 95 Pertanyaan tentang Seks untuk Remaja. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group.