MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian. kelas yang menggunakan metode pembelajaran Improve.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAMAL

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODE PENELITIAN

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PLC MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMKN2 WONOSARI

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAN PENERAPANNYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA


Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 2 SIAK HULU

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

Sumargiyani Pendidikan Matematika FKIP Universitas Ahmad Dahlan JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 2017, hal ISSN

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Key words: method, activity, achivement i

Abstrak. questions is 77.5 %, the percentage of the average response to the question was

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Metode Improve, Metode Pembelajaran Konvensional, Kemampuan. Representasi Matematis, dan Teori Sikap

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CARD SORT DI SDN 20 KURAO PAGANG PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMPN 3 PADANG

Kata Kunci: Pendekatan Matematika Realistik, Volume Kubus dan balok, Aktivitas, Hasil Belajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

Novita Susanti, Jimmi Copriady dan Islamias Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Keywords: Peer Lesson, Activity, Concept Understanding

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENGARUH METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP

MIRA BERLIANA NIM E1R

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE IMPROVE PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN DI KELAS X-B SMAN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG Retnaning Putri Laksono Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Email: retnaning.putri01@gmail.com Susanah Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Email:susanah.alfian@gmail.com Abstrak Salah satu tugas guru adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP, guru perlu untuk menentukan model, metode, atau strategi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang searah dengan guru yang memberikan informasi secara langsung tidak melibatkan siswa secara aktif dan siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu model, metode, atau strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan dapat membangun pengetahuan mereka sendiri. Metode IMPROVE merupakan salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, dapat membangun pengetahuan mereka sendiri, dan dapat diterapkan pada pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran oleh guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan respons siswa pada pembelajaran menggunakan pembelajaran dengan metode IMPROVE pada materi pertidaksamaan di kelas X-B SMAN 1 Kauman Tulungagung. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X-B SMAN 1 Kauman Tulungagung tahun ajaran 2013-2014. Dua kelompok yang beranggotakan delapan siswa dipilih secara acak dari kelas X-B sebagai subjek pengamatan aktivitas siswa. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah one-shot case study, dilaksanakan selama tiga pertemuan untuk pembelajaran dengan metode IMPROVE dan satu pertemuan untuk tes dan angket respons siswa. Selama pembelajaran tersebut diamati pengelolaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas siswa. Hasil analisis data menunjukkan: (1) pengelolaan pembelajaran oleh guru secara keseluruhan dapat dikategorikan baik; (2) siswa tergolong aktif selama pembelajaran dengan rata-rata persentase aktivitas siswa adalah 75,47%, selanjutnya aktivitas siswa yang dominan adalah mendiskusikan permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok dan mengerjakan kuis secara individu; (3) nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,95; dan (4) respons siswa terhadap pembelajaran dengan metode IMPROVE adalah positif. Kata kunci: pembelajaran dengan metode IMPROVE Abstract One of teacher s duties is making a lesson plan. Making a lesson plan, teacher must determine model, method, or strategy in learning. One way learning with teacher who give an information directly doesn t involve students actively and they don t get a chance to build their own knowledge. Therefore, a model, method, or strategy are needed to involve students actively and they can build their own knowledge. IMPROVE method is one of learning method which involve students actively, can build their own knowledge, and can be implemented in mathematics learning. This study is descriptive study which aims to describe learning management conducted by teacher, students activity, students achievement, and students response toward the implementation of learning using IMPROVE method for inequality topic in tenth grade of SMAN 1 KaumanTulungagung. The respondents of this study are a teacher and tenth grade of SMAN 1 Kauman Tulungagung period 2013-2014. Two groups which consists eight students from tenth grade were chosen randomly as the respondents of students activity observation. The research design is one-shot case study, organized for three meetings for mathematics learning using IMPROVE method and the last meeting for students test and students response questionnaire. In the learning process, learning management conducted by teacher and students activity were observed. Data analysis result shows that: (1) Learning management conducted by the teacher can be categorized as good; (2) Students are active during teaching-learning process with the everage percentage of students activity 75,47%, the most dominant students activity arediscussing a problem in group and doing a quiz 165

individually; (3) The average score of students achievement is 74,95; and (4) The students response toward teaching-learning process using IMPROVE method is positive. Key words: learning using IMPROVE method PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan. Keberhasilan pendidikan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu guru sebagai pendidik, siswa, orang tua siswa, sekolah sebagai tempat berlangsungnya pendidikan nasional, serta proses belajar mengajar. Guru sebagai pendidik yang berhubungan langsung dengan siswa dituntut untuk dapat menumbuhkan minat serta semangat belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkannya (Slameto, 2010). Oleh karena itu, guru berkewajiban merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, efektif, dan bermakna bagi siswa dengan melakukan pemilihan dan penentuan model, metode, atau strategi yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari guru matematika SMAN 1 Kauman Tulungagung, pembelajaran yang sering kali digunakan oleh guru adalah pembelajaran searah yaitu informasi atau ide diberikan langsung oleh guru sedangkan siswa hanya pasif menerimanya. Pembelajaran tersebut tidak melibatkan siswa secara aktif, mereka tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri serta tidak adanya keberanian untuk mengungkapkan pendapat atau gagasannya. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan dapat membangun pengetahuan mereka sendiri. Metode IMPROVE merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif.metode ini adalah suatu metode inovatif dalam pembelajaran yang didesain oleh ilmuwan Israel yang bernama Kramarski dan Mevarech. Kramarski dan Mevarech (dalam Huda, 2013) menyatakan bahwa IMPROVE merupakan akronim yang mempresentasikan semua tahap dalam metode tersebut, yaitu Introducing the new concepts, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification, dan Enrichment. 1. Introducing New Concepts (Memperkenalkan konsep baru) Pengenalan konsep-konsep baru berorientasi pada pengetahuan awal siswa. Siswa disituasikan dalam bentuk kelompok yang heterogen. Guru memperkenalkan konsep-konsep baru dengan memberikan suatu contoh masalah. Dari masalah tersebut, siswa dapat memperoleh konsep-konsep baru dengan menyelesaikannya. 2. Metacognitive Questioning, Practicing (Latihan yang disertai dengan pertanyaan metacognitif) Pada tahap ini siswa diberikan suatu permasalahan sebagai latihan kepada masingmasing kelompok. Dalam menyelesaikan latihan tersebut, guru membantu siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognisi. 3. Reviewing and Reducing Difficulties, Obtaining Mastery (Meninjau ulang, mengurangi kesulitan, dan memperoleh pengetahuan) Pada tahap ini dilakukan peninjauan ulang terhadap jawaban siswa serta mengenai kekuatan dan kelemahan kinerja siswa dalam kerja sama kelompok. Pada tahap ini, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pengerjaan tugas yang diberikan sebagai latihan. Dengan melihat presentasi siswa seharusnya sudah dapat terlihat apakah siswa telah menguasai materi secara menyeluruh atau belum, termasuk juga peran dan kemampuan individu dalam kinerja kelompok masing-masing sehingga guru dapat meninjau ulang jawaban siswa dan mengurangi kesulitan yang mereka alami. Pada saat meninjau ulang dan mengurangi kesulitan siswa, guru mengarahkan mereka dengan pertanyaan-pertanyaan metakognisi sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan yang benar. 4. Verification (Verifikasi) Verifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang dikategorikan sudah mencapai kriteria keahlian dan yang belum mencapai kriteria keahlian. Pada tahap ini, siswa diberikan kuis yang dikerjakan secara individu. Identifikasi pencapaian hasil pada pengerjaan kuis dijadikan umpan balik. Hasil umpan balik dipakai sebagai bahan orientasi pemberian kegiatan pengayaan dan kegiatan pengulangan tahap berikutnya. 5. Enrichment (Pengayaan) Tahap pengayaan mencakup dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan pengulangan dan kegiatan pengayaan. Kegiatan pengulangan diberikan kepada siswa yang teridentifikasi belum mencapai kriteria keahlian, sedang kegiatan pengayaan diberikan kepada siswa yang sudah mencapai kriteria keahlian. Dalam pembelajaran dengan metode IMPROVE, terdapat suatu proses yang penting yaitu metakognisi. Metakognisi adalah pengetahuan dan kesadaran seseorang 166

tentang proses-proses kognitifnya sendiri (Suharnan, 2005). Proses metakognisi terjadi ketika guru memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognisi kepada siswa. Dengan diberikannya pertanyaan metakognisi, siswa diajak untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka dapatkan dengan pemikiran mereka sendiri. Tahapan pembelajaran dengan metode IMPROVE pada penelitian ini adalah guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen. Kemudian guru memberikan suatu contoh pertidaksamaan. Selanjutnya guru membagikan lembar tugas kepada masing-masing kelompok. Siswa dibimbing untuk bekerja dalam kelompok dengan mengoptimalkan interaksi-interaksi antar anggota kelompok. Kemudian guru meminta beberapa kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan di depan kelas. Guru meninjau ulang dan mengurangi kesulitan siswa atas permasalahan yang diberikan dengan mengarahkannya menggunakan pertanyaan metakognisi sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan yang benar. Selanjutnya guru memberikan kuis kepada masing-masing siswa untuk mengidentifikasi siswa yang sudah menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi. Guru memberikan pengayaan terhadap siswa yang telah menyelesaikan kuis sebelum waktu yang diberikan. Pengayaan berupa soal dengan tingkat yang lebih tinggi. Dan yang terakhir guru bersama siswa merefleksi pembelajaran serta menyimpulkan materi yang diajarkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran dengan metode IMPROVE pada materi pertidaksamaan di kelas X-B SMAN 1 Kauman Tulungagung, aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode IMPROVE pada materi Tulungagung, hasil belajar siswa dengan adanya pembelajaran dengan metode IMPROVE pada materi Tulungagung, dan respons siswa terhadap pembelajaran dengan metode IMPROVE pada materi pertidaksamaan di kelas X-D SMAN 1 Kauman Tulungagung. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013-2014. Pengambilan data dilakukan di SMAN 1 Kauman Tulungagung. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X-B SMAN 1 Kauman Tulungagung tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 42 siswa dan 8 siswa yang diamati untuk aktivitas siswa. Pada penelitian ini digunakan rancangan one-shot-case study (Arikunto, 2006). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data Pengelolaan Pembelajaran Data pengelolaan pembelajaran dianalisis dengan menghitung rata-rata dari setiap aspek yang diamati dalam proses pembelajaran dari semua pertemuan. Selanjutnya, skor tersebut dikonversikan menurut kategori berikut. 1,00 < 2,00 : tidak baik 2,00 < 3,00 : kurang baik 3,00 < 4,00 : baik = 4,00 : sangat baik Data Aktivitas Siswa Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase frekuensi aktivitas siswa yang diadaptasi dari Masriyah (2006), yaitu: Tabel 1 Aktifitas Siswa Kode Aktivitas Siswa 1. Mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Menentukan jawaban atas pertanyaanpertanyaan 2. metakognisi yang diberikan oleh guru. 3. Mendiskusikan permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok. 4. Menyimak paparan kelompok yang berpresentasi. 5. Mempresentasikan hasil lembar tugas. 6. Bertanya antar siswa atau guru. 7. Menanggapi pertanyaan atau pendapat teman. 8. Mengerjakan kuis secara individu. 9. Menyimpulkan materi serta merefleksi pembelajaran. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, yaitu: i. Jika persentase pada kategori (2), (3), (4), (5), (6), (7), dan (8) lebih dari atau sama dengan 70 % maka siswa dikatakan aktif. ii. Jika persentase pada kategori (2), (3), (4), (5), (6), (7), dan (8)kurang dari 70 % maka siswa dikatakan tidak aktif. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pembelajaran dengan metode IMPROVE dengan memerhatikan ranah kognitif dan ranah afektif yang diperoleh dari skor tes, skor lembar tugas, skor kuis, 167

dan skor afektif. Hasil belajar siswa dianalisis dengan rumus: keterangan: T : skor Tes LT : skor Lembar Tugas K : skor Kuis A : skor Afektif Pembobotan di atas diperoleh dari dasar penilaian yang digunakan di SMAN 1 Kauman Tulungagung. Hasil belajar siswa ditunjukkan dengan rata-rata skor hasil belajar siswa yang telah dihitung dengan rumus di atas. Data Respon Siswa Data respons siswa dianalisis dengan menghitung persentase skor respons siswa menggunakan rumus yang diadaptasi dari Sudjana (2010), yaitu : Keterangan : %SRS = persentase skor respons siswa setiap item pernyataan = total skor respons siswa pada setiap item pernyataan SRS maks = x skor pilihan terbaik= n 3, dengan n adalah banyaknya seluruh siswa/responden Selanjutnya persentase skor respons siswa setiap item pernyataan dikonversikan dengan kategori sebagai berikut. Tabel 2. Respons Siswa %SRS Sangat Kurang Kurang Baik Sangat Baik Respons siswa dikatakan positif jika persentase dari seluruh item pernyataan yang termasuk dalam kategori baik dan sangat baik 50%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data penelitian dilaksanakan di kelas X- B SMAN 1 Kauman Tulungagung selama empat pertemuan, yaitu pada tanggal 28, 29, 30 November dan 2 Desember 2013. Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru Data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran oleh guru dengan metode IMPROVE selama tiga kali pertemuan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3. Hasil Pengamatan dan Analisis Data Pengelolaan Pembelajaran Aspek yang diamati Ratarata Pendahuluan Apersepsi 3,67 Baik Memotivasi siswa. 3,00 Baik Menyampaikan tujuan pembelajaran Baik 3,67 dan mengatur setting kelas. Kegiatan Inti Memberikan suatu contoh permasalahan. 4,00 Sangatbaik Mengajukan pertanyaan-pertanyaan metakognisi. Memberikan lembar tugas kepada Sangat 4,00 masing-masing kelompok. baik Mengoptimalkan interaksi-interaksi antar siswa dalam kelompok. Aspek yang diamati Ratarata Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan lembar tugas. 3,67 Baik Meninjau ulang dan mengurangi kesulitan siswa. Menanyakan pemahaman siswa terkait dengan materi yang diajarkan. Mengondisikan siswa untuk duduk seperti semula. 3,67 Baik Memberikan kuis kepada masingmasing siswa. baik Sangat 4,00 Memberikan pengayaan kepada siswa jika telah menyelesaikan kuis sebelum 3,00 Baik waktu yang diberikan. Penutup Merefleksi pembelajaran dan menyimpulkan materi. Mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. 3,67 Baik Rata-Rata 3,53 Baik Berdasarkan Tabel 3, dapat dinyatakan bahwa semua aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan RPP selama tiga kali pertemuan mendapat ratarata skor sebesar 3,53. Dengan demikian, pengelolaan pembelajaran guru dapat dikategorikan baik. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa merupakan kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan metode IMPROVE berlangsung yang dikelompokkan ke dalam sembilan kategori. Pengamatan dilakukan pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pengamatan dilakukan kepada delapan siswa yang terbentuk dalam dua kelompok dan telah ditentukan secara acak dan dilakukan oleh satu pengamat. 168

Tabel 4. Hasil Pengamatan dan AnalisisData Aktivitas Siswa Kode aktivitas Ratarata Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Menentukan jawaban atas pertanyaanpertanyaan metakognisi yang diberikan oleh guru Mendiskusikan permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok Menyimak paparan kelompok yang berpresentasi Pertemuan 1 2 3 18,75 18,06 20,14 18,98 7,64 8,33 6,95 7,64 20,83 22,22 23,61 22,22 16,67 8,33 8,33 11,11 Kode Aktivitas Pertemuan Ratarata 1 2 3 Mempresentasikan hasil lembar tugas 0 6,95 5,56 4,17 Bertanya antar siswa atau guru 4,17 4,86 3,47 4,17 Menanggapi pertanyaan atau pendapat teman 4,17 3,47 4,17 3,94 Mengerjakan kuis secara individu 22,22 22,22 22,22 22,22 Menyimpulkan materi serta merefleksi 5,56 5,56 5,56 5,56 pembelajaran Berdasarkan Tabel 4 di atas, diperoleh hasil bahwa aktivitas yang paling dominan dilakukan siswa adalah mendiskusikan permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok dan mengerjakan kuis secara individu sebesar 22,22%. Rata-rata persentase dari total aktivitas siswa pada butir ke-2 sampai dengan butir ke-8 selama tiga kali pertemuan adalah 75,47%. Persentase ini telah melampaui 70% sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tergolong aktif selama pembelajaran dengan metode IMPROVE pada materi pertidaksamaan. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa memperhatikan aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif ditentukan oleh skor tes, skor lembar tugas, dan skor kuis. Berdasarkan pengambilan data diperoleh hasil sebagai berikut. Kode Siswa Tabel 5. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Lembar Tugas Kognitif Kuis Tes Afektif Hasil Belajar 1 76,33 64,00 61 75 66,07 2 81,00 84,00 78 80 80,00 3 81,00 73,00 74 75 75,30 4 76,33 61,33 55 70 62,03 5 83,33 67,00 82 70 78,07 6 77,33 61,67 63 70 66,30 7 81,33 73,33 73 80 75,43 8 83,33 68,67 86 75 80,90 9 78,00 85,67 74 90 78,73 10 76,33 72,00 77 80 76,17 11 76,33 75,67 86 80 81,40 12 80,00 74,00 76 90 77,80 13 76,33 67,33 86 70 78,73 14 77,33 77,33 74 80 75,93 15 73,67 73,00 80 80 77,33 16 73,67 58,00 67 70 66,83 17 83,33 76,00 77 70 77,37 18 76,33 74,33 74 85 75,63 19 76,33 69,33 71 70 71,63 20 72,67 70,67 77 80 75,17 21 78,00 69,00 63 70 67,90 Kognitif Kode Siswa Lembar Tugas Kuis Tes Afektif Hasil Belajar 22 72,67 64,00 61 75 65,33 23 76,33 75,67 75 75 75,40 24 78,00 78,67 78 80 78,33 25 80,00 71,00 64 75 69,70 26 81,00 81,33 81 75 80,47 27 72,67 63,00 70 70 69,13 28 77,33 75,67 74 75 75,10 29 81,33 79,67 84 80 82,20 30 83,33 74,33 74 80 76,53 31 80,00 78,33 79 75 78,67 32 81,00 88,33 70 80 76,87 33 77,33 73,00 80 80 78,07 34 72,67 71,00 77 80 75,23 35 81,33 73,00 71 90 75,37 36 72,67 80,00 74 80 75,53 37 78,00 68,67 76 80 75,33 38 73,67 71,00 71 75 71,93 39 73,67 79,00 74 80 75,53 40 81,33 67,67 76 75 75,30 41 81,00 74,00 80 70 78,00 42 80,00 70,67 74 80 75,13 Berdasarkan Tabel 5, diperoleh rata-rata hasil belajar seluruh siswa sebesar 74,95 dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 82,20. Respon Siswa Data respon siswa diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa pada pertemuan keempat. Berdasarkan angket respon siswa terhadap pembelajaran 169

dengan metode IMPROVE diperoleh hasil sebagai berikut. No. 1. 2. 3. 4. Tabel 6. Hasil Angket dan Analisis Respons Siswa Pernyataan Saya merasa senang selama mengikuti pembelajaran dengan metode IMPROVE pada materi pertidaksamaan. Metode IMPROVE dalam pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang menarik. Saya merasa lebih mudah memahami konsep dasar tentang Pertidaksamaan menggunakan pembelajaran dengan metode IMPROVE. Saya merasa suasana kelas menjadi lebih hidup ketika pembelajaran dengan metode IMPROVE dilaksanakan. Persen tase (%) 76,19 Sangat baik 74,60 Baik 65,87 Baik 70,63 Baik No. Pernyataan Persen tase (%) Saya merasa kesulitan memahami konsep 5. pertidaksamaan apabila 58,73 Baik diajarkan menggunakan metode IMPROVE. Saya merasa tidak nyaman 6. dalam mengikuti pembelajaran dengan metode IMPROVE. 74,60 Baik Saya tidak ingin pembelajaran 7. selanjutnya menggunakan 74,60 Baik metode IMPROVElagi. 8. Saya merasa metode IMPROVE question tidak efektif apabila diterapkan di dalam kelas. 66,67 Baik Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat dinyatakan bahwa semua respons siswa terhadap pembelajaran dengan metode IMPROVE pada materi pertidaksamaanmendapat presentase lebih dari 50%. Dengan demikian, semua respons termasuk dalam kategori baik atau sangat baik. Sehingga, respons siswa yang dihasilkan adalah positif. PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pengelolaan pembelajaran guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis metode IMPROVE pada materi Tulungagung dikategorikan baik dengan memperoleh rata-rata skor sebesar 3,53. 2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berbasis metode IMPROVE pada materi pertidaksamaan di kelas X-B SMAN 1 Kauman Tulungagung tergolong aktif. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata persentase aktivitas siswa pada butir menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan metakognisi yang diberikan oleh guru, mendiskusikan permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok, menyimak paparan kelompok yang berpresentasi, mempresentasikan hasil lembar tugas, bertanya antar siswa atau guru, menanggapi pertanyaan atau pendapat teman, dan mengerjakan kuis secara individu selama tiga kali pertemuan adalah 75,47%. Aktivitas yang paling dominan dilakukan siswa adalah mendiskusikan permasalahan yang diberikan dengan anggota kelompok dan mengerjakan kuis secara individu dengan persentase sebesar 22,22%. 3. Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis metode IMPROVE pada materi Tulungagung adalah rata-rata hasil belajar siswa, yaitu sebesar 74,95. 4. Respons siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis metode IMPROVE pada materi Tulungagung adalah positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya item pernyataan dengan kategori baik atau sangat baik lebih dari 50% dari seluruh item pernyataan. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Bagi guru mata pelajaran matematika maupun guru mata pelajaran lainnya yang akan menggunakan pembelajaran dengan metode IMPROVE, guru perlu mempersiapkan pembelajaran dengan baik sehingga semua langkah yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam pembelajaran, guru perlu melihat perkembangan belajar siswa dalam setiap kelompok. Agar waktu yang digunakan lebih efisien dan guru dapat membantu siswa secara optimal, apabila dalam beberapa kelompok mengalami kesulitan pada bagian yang sama maka guru dapat membantu semua kelompok secara langsung di depan kelas. 2. Bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa, disarankan untuk meminimalisir 170

kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini, seperti memilih soal yang sesuai dengan materi dan tidak membuat siswa rancu dalam mengartikan maksud soal kemudian untuk penskoran pengelolaan pembelajaran oleh guru berdasarkan keterlaksanaan dan kualitas setiap langkah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Masriyah. 2006. Modul 9 Penyusunan Non Tes. Surabaya: Universitas Terbuka. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi. 171