Konsep Dasar Perpajakan Internasional (Bag.I)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR PAJAK INTERNASIONAL

PERPAJAKAN INTERNASIONAL BAB 1 : PENDAHULUAN

PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Perpajakan internasional

TRANSAKSI LINTAS BATAS NEGARA DAN KONSEP DASAR PEMAJAKANNYA

Perpajakan Internasional. Yurisdiksi Pemajakan. 30 Agustus Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

HUKUM PAJAK ( TAX LAW ) MK-14 JULIUS HARDJONO

Feber Sormin, SE.,M.Ak.,Ak.,CA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan status..., Benny Mangoting, FH UI, 2010

Bab 3 PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B)

Transaksi Lintas Batas Negara dan Konsep Dasar Pemajakannya

PERTEMUAN KE 4 DOSEN KEDUA PAJAK INTERNASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Seluruh negara di dunia memperoleh sumber pendanaan utamanya adalah dari

BAB II LANDASAN TEORI

HUKUM PAJAK INTERNASIONAL. Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

MAKALAH PAJAK INTERNASIONAL MODEL PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PERLAKUAN PENETAPAN SUATU KEGIATAN SEBAGAI BUT AGEN YANG TIDAK BEBAS BERDASARKAN KETENTUAN DOMESTIK

Pembagian Hak Pemajakan Atas Suatu Jenis Penghasilan Tulisan Ilmiah Perpajakan Internasional Jurnal Perpajakan KUP

Metode penhindaran pajak berganda berdasarkan Perjanjian internasional dan ketentuan UU PPh. Feber Sormin, SE.,M.Ak.,Ak.,CA

BAB I PENDAHULUAN. investor asing berkenaan dengan permasalahan utama bagi setiap investor untuk

Ruth Rassita Kembaren. Universitas Bina Nusantara Jalan Rawa Belong Raya No.8, Kemanggisan Jakarta Barat

Silabus CA Ikatan Akuntan Indonesia MANAJEMEN PERPAJAKAN. Jakarta, 23 June Christine Tjen, SE.Ak., M.Int.Tax,CA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TAX JURISDICTION. Original Paper Created by : Eka Daswindar

PESUIIT ANDI. Pajak 8erganda? Pedoman Mudah. dan. Praktis Memahami Tax Treaty. Djoko Muljono

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berganda (double taxation). Untuk menghindari double taxation, maka dibuat

SILABUS MATA AJAR PERPAJAKAN 3 SKS

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GASAL T.A. 2017/2018. Kode Mata Kuliah : Status / Prasyarat : Ekonomi dan Bisnis. : Muhaimin, SE, Ak, M.

Tax Treaty Provision (Part I)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor

ANALISA PENGARUH PENERAPAN TAX TREATY INDONESIA - HONGKONG TERHADAP INVESTASI MODAL DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

HUKUM PAJAK INTERNASIONAL

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini semakin memudarkan batas geografis antar negara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UN Model, OECD Model & Indonesian Model. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. commission pada PT X yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya,

Beneficial Owner Certificate of Domicile Limitation on Benefit Article YOHANES DWIKI R. D. FIDIRA MAHARANI YUH MELIALA

PPN TRANSAKSI LINTAS BATAS MENURUT UU PPN Oleh: Winarto Suhendro (Staf Pengadilan Pajak)

MODEL PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA [TAX TREATY]

PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG ASING SEBAGAI UPAYA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN BERSIFAT MULTI-DIMENSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGERTIAN PAJAK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

BENEFICIAL OWNER DI DALAM TAX TREATY (STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA BELANDA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

: Dengan adanya perubahan sifat pengenaan pajak dari yang semula non final menjadi final, apakah masih terdapat double taxation?

Comprehensive Tax Planning 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya, membutuhkan. ditempuh pemerintah adalah melalui pembangunan nasional.

Bab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA

BABl PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama yang menjadi andalan bagi. penerimaan kas Negara Indonesia, selain penerimaan negara dari sumber

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More...

PERTEMUAN 7 By Ely Suhayati SE MSi Ak PENGKREDITAN PPH PASAL 24 DAN ANGSURAN PPH PASAL 25

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan Belajar 3. Teori Justifikasi, Syarat dan Asas-Asas Pajak

BAB I PENDAHULUAN. sudah saatnya diletakkan suatu landasan yang dapat menjamin tersedianya dana

Perpajakan Joint Operation Usaha Jasa Konstruksi

ANALISIS PERBEDAAN PERLAKUAN PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN Dedi Haryanto

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

DASAR PERPAJAKAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Chairul (2009) jasa konstruksi merupakan salah satu sektor usaha yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS EMPLOYEE STOCK OPTION. A. Analisis Saat Pengenaan Pajak yang Tepat atas ESOP

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Pajak Badan lainnya (Sarwedi, 2012). Dengan melihat realita ini maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

ABSTRAK. Kata kunci: Pajak Pertambahan Nilai, perencanaan pajak, PPN terutang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pembangunan yang cukup pesat dalam kehidupan nasional yang

Definisi BUT dalam Perpajakan di Indonesia

KONTRADIKTIF PENERAPAN HUKUM PAJAK BERGANDA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Tgl. Berlaku : Mei 2012 Versi/Revisi : 01/00

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

MANFAAT DAN PERANAN KONSULTAN PAJAK DALAM ERA SELF ASSESSMENT PERPAJAKAN. Oleh : Antariksa Budileksmana. Abstrak

BENTUK USAHA TETAP BUT. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

07 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Read More...

BAB II PENGATURAN PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN DI INDONESIA. A. Pengertian Pajak Penghasilan dan Dasar Hukumnya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

BAB III PAKAIAN BEKAS MENURUT UU NO. 42 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

BAB II LANDASAN TEORI

KELOMPOK 3. Ani Rahmatika Dian Safitri Maria Meliana Yudha Adi Prasetyo TAX TREATY PROVISION

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara.

PERSANDINGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan infrastruktur, program pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, disusun

Transkripsi:

Konsep Dasar Perpajakan Internasional (Bag.I)

Hello! We are : Ahmad Deza Perdana Dhiyana Riyani Viva Nurakifiya G.

Table of Contents 1. Transaksi Lintas Batas Negara dan Konsep Dasar Pemajakannya 2. Ruang Lingkup Pajak Internasional 3. Juridicial versus Economic Double Taxation 4. Sumber Hukum Perpajakan Internasional

1. Transaksi Lintas Batas Negara dan Konsep Dasar Pemajakannya Pertumbuhan Perdagangan dan Investasi Transnasional Pertimbangan Ekonomis Perdagangan Internasional Kebijakan Pemajakan Maksud dan Tujuan Ketentuan Pajak Internasional

Pertumbuhan Perdagangan dan Investasi Transnasional Kemajuan komunikasi dan transportasi telah memberikan kontribusi dan ikut mematangkan iklim yang kondusif terhadap hubungan ekonomi internasional. Lalu lintas barang dan pertukaran sumber daya internasional, jasa dan modal serta informasi adalah saling berkaitan dan terdapat ketergantungan satu sama lain Indonesia mengalami peningkatan perdagangan internasional yang dapat dilihat dari kenaikan ekspor dan impor.

Pertimbangan Ekonomis Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dapat memberikan manfaat ekonomi timbal balik kedua negara Apabila ada aktivitas ekonomi, pemerintah dari kedua belah pihak investor (negara domisili) dan tempat investasi (negara sumber) berkeinginan memungut pajak atasnya.

Pertimbangan Ekonomis Perdagangan Internasional Negara tempat aktivitas dilakukan mengenakan pajak atas penghasilan dengan penalaran bahwa penghasilan tersebut diperoleh dari sumber yang berada di negara tersebut. Negara tempat kedudukan pelaku aktivitas bermaksud mengenakan pajak atas penghasilan dari aktivitas mancanegara tersebut berdasarkan argumen bahwa OP dan Badan pelaku aktivitas mempunyai pertalian personal dengan negara tersebut.

Kebijakan Pemajakan Arnold (1986) menunjuk beberapa kebijakan pemajakan : 1. Keadilan (equity) 2. Netralitas (neutrality) 3. Penerimaan (revenue) 4. Pertimbangan administrasi dan kepatuhan (administrative and compliance)

1. Keadilan (equity) Keadilan horizontal menyangkut ekualitas (kesamaan) perlakuan pemajakan antarorang yang berada dalam keadaan (kemampuan pajak) yang sama Keadilan vertikal menunjuk kepada perbedaan pemajakan antarorang yang berada dalam keadaan yang berbeda kemampuan membayarnya (ability to pay)

2. Netralitas (neutrality) Dalam sistem pajak, netralitas dimaksudkan sebagai suatu pola kebijakan pemejakan yang tidak mencapuri atau mempengaruhi maupun mengarahkan pemilihan wajib pajak untuk apakah melakukan kegiatan ekonomi atau investasi di dalam atau di luar negeri. Doernberg (1989) menyebut tiga unsur netralitas : 1. Netralitas ekspor modal (capital-export neutrality) 2. Netralitas impor modal (capital-import neutrality) 3. Netralitas nasional (national neutrality)

2. Netralitas (neutrality) 1. Netralitas ekspor modal (capital-export neutrality) Aplikasi netralitas ekspor modal ialah bahwa tiap pajak yang dikenakan oleh negara manca akan dikreditkan terhadap pajak domestik (indonesia) 2. Netralitas impor modal (capital-import neutrality) Capital-impor neutrality menghendaki bahwa setiap investasi yang dilakukan pada suatu negara manca dikenakan pajak berdasarkan tarif (ketentuan) yang sama, tanpa memperhatikan asal kebangsaan atau tempat kedudukan investor. 3. Netralitas nasional (national neutrality) Setiap negara, mempunyai bagian pajak atas penghasilan yang sama. Sehingga bila ada pajak luar negeri yang tidak bisa dikreditkan boleh dikurangkan sebagai biaya pengurang laba

3. Penerimaan (revenue) Sehubungan dengan arus penghasilan (transaksi) internasional kebijakan pajak diandalkan agar dapat memperoleh penerimaan pajak dari penghasilan luar negeri yang diterima atau diperoleh WPDN dan penghasilan domestik yang diterima atau diperoleh WPLN

4. Pertimbangan administrasi dan kepatuhan (administrative and compliance) Sementara masyarakat diharapkan untuk dapat mematuhi kewajiban perpajakannya dengan baik, administrasi pajak yang bertanggung jawab terhadap pengadministrasian, penagihan dan penegakan hukum harus dapat melaksanakan fungsi tersebut secara efektif.

Maksud dan Tujuan Ketentuan Pajak Internasional Secara umum, ketentuan pajak internasional suatu negara meliputi 2 (dua) dimensi luas yaitu: 1. Pemajakan terhadap wajib pajak dalam negeri (WPDN) atas penghasilan dari luar negeri merujuk pada permajakan atas penghasilan luar negeri atau transaksi (ke) luar batas negara (outward, outbound transaction) karena umumnya melibatkan eksportasi modal ke manca negara 2. Pemajakan terhadap wajib pajak luar negri (WPLN) atas penghasilan dari dalam negeri( domestik). menunjuk pada pemajakan ataspenghasilan domestik atau transaksi (ke) dalam batas negara (inward, inbound transaction) karena umumnya melibatkan importasi modal dari manca negara.

Pemajakan atas suatu penghasilan secara bersamaan oleh negara domilisi dan sumber tersebut menimbulkan pajak ganda internasional yang oleh para investor dan pengusaha kurang memperlancar mobilitas arus investasi dan bisnis internasional sehingga perlu dihilangkan atau diberikan keringanan yang pada umumnya diatur dalam P3B.

Maksud dan Tujuan Ketentuan Pajak Internasional Ketentuan pajak internasional suatu negara ada umumnya disusun untuk mencapai sekurangkurangnya empat tujuan : 1. Memperoleh begian penerimaan dari transaksi lintas perbatasan secara adil 2. Meningkatkan keadilan (fairness) dalam perpajakan 3. Memperkuat daya saing ekonomi domestik 4. Netralitas ekspor modal dan netralitas impor modal.

2. Ruang Lingkup Pajak Internasional Asas Sumber (The Source Principle) Asas Domisili (The Residence Principle)

Asas Sumber (The Source Principle) Asas sumber artinya prinsip yang menyatakan bahwa negara bersangkutan berhak mengenakan pajak atas setiap penghasilan yang bersumber dari wilayah negaranya. Di Indonesia, asas sumber ini dikenakan kepada subyek pajak luar negeri berdasarkan UU PPh pasal 2 ayat 1.

Asas Sumber (The Source Principle) Misal, dalam Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN), yang memperoleh penghasilan dari Indonesia, maka penghasilan tersebut wajib dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto sesuai dengan pasal 26 sejumlah 20% dari jumlah bruto.

Asas Domisili (The Residence Principle) Asas domisili merupakan prinsip yang menyatakan bahwa negara bersangkutan berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak yang berdomisili di wilayah negaranya. Di Indonesia, berdasarkan UU PPh pasal 4 ayat 1, diketahui bahwa Indonesia menganut prinsip worldwide income. Hal ini berarti penghasilan yang diterima oleh WP baik dari sumber dalam negeri maupun luar negeri akan dikenakan pajak di Indonesia.

Asas Domisili (The Residence Principle) Misal, atas Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) dikenai pajak atas penghasilan pasal 4 ayat 1 dikurangi dengan beban-beban yang diperkenankan.

3. Double Taxation : Juridical VS Economic

Double taxation Pengertian secara luas: Meliputi setiap bentuk pembebanan pajak dan pungutan lainnya lebih dari satu kali yang dapat berganda atau lebih (multiple taxation) atas suatu fakta fiskal (subjek dan/atau objek pajak) Pengertian secara sempit: Semua kasus pemajakan beberapa kali terhadap suatu subjek dan/atau objek pajak dalam satu administrasi pajak yang sama, mengesampingkan pembebanan pajak oleh pemerintah daerah dan bagian administratifnya yang diperoleh berdasarkan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat

International Double Taxation OECD Model: Pengenaan beberapa pajak yang sama (sebanding) oleh dua (atau lebih) negara terhadap wajib pajak yang sama atas suatu objek (hal) yang sama dan untuk masa yang identik. Unsur Multiple taxation by several tax authority for several indentity criteria 1. Subject identity 2. Object identity 3. Time identity 4. Taxation identity

Economic Double Taxation Pemajakan ganda terhadap dua subjek pajak yang berbeda (berdasarkan hukum) terhadap satu sumber penghasilan atau modal yang sama (atau identik). Contoh: penjualan barang menghasilkan PPN bagi pembeli dan PPh bagi penjual

Juridical Double Taxation Pemajakan ganda terhadap satu subjek pajak oleh dua yurisdiksi pemungut pajak yang berbeda satu penghasilan yang sama. Contoh: Perusahaan Internasional yang harus membayar pajak di negara asal dan di negara tempat cabang tersebut berada

4. Sumber Hukum Perpajakan Internasional

Sumber Hukum Internasional Perjanjian Internasional (International Convention), baik yang bersifat umum maupun khusus Kebiasaan Internasional (International Custom) sebagai bukti dari kebiasaan umum yang telah diterima sebagai hukum Prinsip hukum umum (General Principles of Law) yang diakui oleh bangsa yang beradab Keputusan pengadilan dan ajaran para sarjana yang paling terkemuka dari bermacam negara sebagai sumber tambahan untuk menentukan kaidah hukum

Hukum Perpajakan Internasional Arti Sempit: Kumpulan/kesatuan kaidah hukum atas konflik hukum pajak antar negara berkedaulatan yang muncul karena perbedaan atau kesamaan aturan dan sistem perpajakan dalam negeri masing-masing negara. Arti Luas: Aturan yang meliputi baik itu hukum pajak nasional dan internasional yang cenderung bersifat menyelesaikan masalah mengenai yurisdiksi fiskal.

Sumber Hukum Pajak Internasional Hukum pajak domestik dari negara tersebut yang berhubungan dengan transaksi Internasional Hukum negara lain (pihak ketiga) yang juga terlibat Preferensi pemajakan potensial yang berhubungan antara negara Sumber hukum internasional lainnya

Sumber Referensi Conflicts In The International Tax Law and Answer of The European Tax Law, Eva Erdos. Ortax.org Perpajakan Internasional, Gunadi, FEUI, 2007 Resident subjek pajak dalam negeri spdn dalam konteks perpajakan internasional, Ramzil Huda, www.ramzilhuda.wordpress.com The source of the International Tax Law, Vito Ammirati, www.vitoammirati.com UU PPh

Thanks! Any questions?

Pertanyaan Dwiki : Pada economic double taxation, disebutkan tentang PPN dan PPh, bukankah keduanya memiliki objek yang berbeda? Dian : sebutkan contoh kebiasaan pada hukum internasional.