BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa folat berperan sebagai koenzyme pada berbagai metabolisme asam amino

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asam folat dapat ditemukan pada tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan,

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

Bab 1.Pengenalan MP ASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobin merupakan salah satu komponen sel darah merah yang berfungsi. pembentukan Hb yang mengakibatkan kondisi anemia.

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

KAJIAN PEMBUATAN MIE KERING DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG KACANG HIJAU UNTUK PEMENUHAN ASAM FOLAT PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

Folat untuk kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh WHO (2013). Di Indonesia sendiri, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi yaitu 28%.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

Eko Winarti, SST.,M.Kes

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

7 Manfaat Daun Singkong

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

TATALAKSANA DAN ASUHAN GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) Rifka Laily Mafaza

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin

BAB I PENDAHULUAN. negara maju maupun negara berkembang adalah anemia defisiensi besi.

BAB I PENDAHULUAN. repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

KLAIM PENURUNAN RISIKO PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP) adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. juta penduduk Indonesia (Siagian, 2003). Asupan yang cukup serta ketersediaan

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Folat merupakan golongan vitamin larut air yang berperan penting dalam sistem metabolisme tubuh. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa folat berperan sebagai koenzyme pada berbagai metabolisme asam amino dan nukleotida (Arcot dan Ashok, 2005), kofaktor konversi homocysteine menjadi methionine (Maxwell, 2000) serta menurunkan resiko kanker kolorektal dan kanker payudara (Langenohl, dkk., 2001). Studi pada folat mengalami peningkatan seiring ditemukannya beberapa kasus akibat defisiensi folat. Defisiensi folat pada ibu hamil mampu meningkatkan resiko Neural Tube Defects (NTD) pada bayi (Scott, dkk., 2000). Menurut Honein, dkk. (2001) prevalensi NTD sekitar 0,8 per 1000 kelahiran. Di Indonesia, dari 300 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RSCM setiap bulan, 3 pasien diantaranya terbukti janinnya menderita NTD. Sedangkan di Malaysia setiap tahunnya sekitar 500 bayi lahir menderita NTD (Purwani dan Zulaekah, 2008). Selain itu, defisiensi folat dilaporkan juga meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, kanker kolon dan anemia megaloblastik (Bower, 1996; Shidfar, dkk., 2009; Omar, dkk., 2009; Hawkes dan Villota, 1989). Defisiensi folat merupakan salah satu defisiensi vitamin yang umum terjadi di seluruh dunia (Joosten, dkk., 1994). (Kondisi tersebut mendorong adanya program fortifikasi folat untuk memastikan asupan folat yang cukup. Fortifikasi folat dilakukan pada produk-produk seperti : roti tawar, jus, sereal, 1

yoghurt, mie, tepung terigu dan beberapa produk lain (Boeneke dan Aryana, 2007; Gujska dan Katarzina, 2005 ). Di Indonesia, pemerintah mewajibkan untuk melakukan fortifikasi pada tepung terigu dan menetapkan kandungan folat minimal 2 mg/kg tepung, bahkan direncanakan melakukan fortifikasi folat pada beras sebagai makanan pokok (Anonim, 2011). Asupan folat dapat diperoleh dari sumber pangan alami kaya folat, folat sintesis yang ditambahkan pada makanan (fortifikasi) dan suplementasi. Bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari banyak mengandung folat seperti bayam, citrus, pisang, kubis, brokoli, apel, tomat dan apokat serta bahan yang lain seperti kuning telur, hati, tuna, keju cheddar serta whole wheat bread, yeast dan sereal yang difortifikasi folat (Machlin, 1991; Devi, dkk., 2007, Arcot dan Ashok, 2005). Kedelai merupakan golongan legum yang memiliki kandungan folat. Penelitian yang dilakukan Arcot, dkk. (2002) menunjukkan bahwa kandungan folat pada kedelai 4,04 mg/kg kedelai kering. Ginting, dkk (2003) melaporkan kandungan folat pada kedelai lokal Varietas Wilis sebesar 2,73 mg/kg. Sebagai sumber folat, kedelai jarang dimanfaatkan secara langsung karena kandungan minyak cukup tinggi, digestibiliti yang rendah, dan bau langu. Sehingga untuk bisa dimanfaatkan lebih lanjut perlu dilakukan pengolahan menjadi aneka produk olahan. Tempe merupakan produk fermentasi kedelai yang mengandung folat sebesar 416,4 µg/100g (Ginting dan Arcot, 2004). Pembuatan tempe terdiri dari beberapa tahapan proses, dan setiap tahapan terjadi perubahan kandungan gizi. Penelitian yang dilakukan oleh Ginting dan Arcot (2004) menunjukkan bahwa proses pemasakan pertama hingga peamasakan kedua menyebabkan kehilangan 2

folat sekitar 68%. Proses fermentasi oleh Rhizopus mampu meningkatkan kandungan folat hingga lima kali dibandingkan dengan kandungan folat sebelum fermentasi (71,6 µg/100g menjadi 416,4 µg/100g). Konsumsi tempe akan memberikan dampak positif bagi kesehatan. Tempe kaya akan protein, lemak tidak jenuh, serat pangan, vitamin (Riboflavin, Niacin, B-12, Pantothenate, Pyridoxine, Folat), mudah dicerna serta mengandung komponen mineral (kalsium, phospor, besi) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai sumber protein, konsumsi tempe paling tinggi dibandingkan dengan kelompok sumber protein yang lain. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (2008-2012), data konsumsi perkapita/tahun untuk tempe 7,091 kg, sedangkan tahu 6,987 kg, daging sapi 0,365 kg, dan telur ayam ras 6,581 kg (Anonim b, 2012). Konsumsi rata-rata harian tempe pada tahun 2012 adalah 19,1 g/kapita/hari dengan rincian konsumsi masyarakat perkotaan 21,3 g/kapita/hari dan masyarakat pedesaan 17 g/kapita/hari (Hardinsyah, 2013). Tingginya konsumsi tempe sebagai pemenuhan kebutuhan protein di masyarakat serta adanya kandungan folat pada tempe diharapkan mampu berperan dalam mensuplai kebutuhan protein serta folat harian. Hingga saat ini belum ada informasi tentang pengaruh konsumsi tempe dalam terhadap perubahan status folat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi tempe sebagai sumber asupan folat, sehingga perlu diketahui pengaruh asupan tempe terhadap status folat tersebut. Penelitian ini dilakukan secara in vivo dengan menggunakan hewan uji yaitu tikus (Sprague Dawley). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang manfaat tempe sebagai sumber folat sehingga dapat 3

dimanfaatkan sebagai pangan sumber folat yang murah dan mudah diperoleh. Jangka panjangnya diharapkan dengan konsumsi tempe dapat mengurangi resiko defisiensi folat. 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh proses pembuatan tempe dan tepung tempe terhadap kandungan folat? 2. Bagaimana pengaruh konsumsi tempe terhadap folat serum, folat liver, berat badan, profil hematologi darah pada tikus (Sprague Dawley) yang dibuat defisiensi folat? 3. Bagaimana gambaran mikroskopik sel darah merah yang mengalami defisiensi folat dan kecukupan folat dari tempe? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan folat pada tempe kedelai kuning varietas Anjasmoro serta potensinya sebagai sumber folat. 1.3.2. Tujuan khusus 1. Mengetahui pengaruh proses pengolahan tempe terhadap kandungan folat. 2. Mengetahui pengaruh asupan tempe terhadap berat badan, folat serum, folat liver, profil hematologi darah, pada tikus (Sprague Dawley) yang dibuat defisiensi folat. 4

3. Mengetahui gambaran mikroskopik sel darah merah yang mengalami defisiensi folat dan kecukupan folat dari tempe. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan: Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam memberikan informasi tentang potensi tempe sebagai sumber folat dan perannya dalam memenuhi kebutuhan folat harian. 2. Bagi pembangunan kesehatan: penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang asupan tempe dan pemenuhan kebutuhan folat dari sumber alami dan murah. 5