BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia yang tumbuh dan berkembang di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR Pundi Rindang Mekar, berdiri pada tanggal 25 Agustus 1993. Sejak tahun 1997 kepemilikannya diambil alih oleh Millennium Danatama Group (sebuah induk usaha yang mempunyai lebih dari 20 anak perusahaan di berbagai sektor bisnis baik di Indonesia maupun dimanca negara) dengan menanam modal investor menjadi Rp 8 Milyar. Perseroan ini memperoleh ijin usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat dari Menteri Keuangan RI pada tanggal 12 Juli 1994 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-193/KM-17/1994. Dengan perkembangan usaha yang semakin meningkat Pada tanggal 30 September 2003 PT BPR Pundi Rindang Mekar melakukan Perubahan Nama dari PT BPR Pundi Rindang Mekar menjadi PT BPR Danatama Indonesia dengan akta Notaris No 150 tanggal 30 September 2003 dan mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C.09500 HT.01.04 tahun 2004 tanggal 19 April 2004 Dengan akta Notaris No 58 tanggal 29 Nopember 2005 dan mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No C.33190 HT.01.04 tahun 2005, melakukan menambahan modal disetor sebesar Rp. 1.000.000.000,-(satu milyar rupiah ). 1
2 Dari tahun ke tahun PT BPR Danatama Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat terbukti dengan meningkatnya asset, nasabah, dana baik tabungan maupun deposito serta kredit yang diberikan, hingga pembukaan beberapa kantor cabang diwilayah DKI Jakarta, Bogor dan Tangerang. Guna menunjang kemajuan usaha serta dapat bersaing dalam persaingan domestik dan global mengharuskan perusahaan menaruh perhatian pada penciptaan dan pemeliharaan keunggulan bersaing melalui penyampaian produk dan layanan yang lebih baik pada konsumen. Untuk dapat menjamin suatu organisasi berlangsung dengan baik, maka organisasi perlu mengadakan evaluasi terhadap kinerjanya. Dalam evaluasi tersebut diperlukan suatu standar pengukuran kinerja yang tepat, dalam arti tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja, karena hal tersebut sangat kurang tepat dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan informasi dari sektor non keuangan, seperti kepuasan konsumen, kualitas produk atau jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya, sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Pada umumnya sebelum tahun 1990, yang dipergunakan perusahaan dalam pengukuran kinerja adalah pengukuran kinerja tradisional, yaitu hanya menitikberatkan pada sektor keuangan saja, yang memakai indikator seperti Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan beberapa tolak ukur lain yang dihitung berdasarkan data laporan keuangan. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan
3 kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang serta kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tak tampak (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan. Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik (Kaplan dan Norton 1996). Dewasa ini, disadari bahwa pengukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh banyak perusahaan untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai, sehingga dikembangkan suatu konsep Balanced Scorecard. Konsep ini menyeimbangkan pengukuran atas kinerja sebuah organisasi bisnis yang selama ini dianggap terlalu condong pada kinerja keuangan. Secara umum, terdapat empat macam kinerja bisnis yang diukur dalam balanced scorecard, yaitu: 1. Perspektif keuangan (financial perspective) 2. Perspektif pelanggan/konsumen (customer perspective) 3. Perspektif proses internal bisnis (intenal business process perspective) 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) Konsep pengukuran kinerja balanced scorecard memiliki keistimewaan dalam hal cakupan pengukurannya yang komprehensif, karena selain mempertimbangkan kinerja finansial, juga mempertimbangkan pula kinerja-kinerja non finansial. Selain itu balanced scorecard tidak hanya mengukur aktivitas akhir (outcome) tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir (driver).
4 Balanced scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang menghasilkan produk maupun jasa. Namun dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek adalah organisasi jasa yang bergerak dalam bidang keuangan, yaitu bank. Sesuai dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan undang-undang tersebut, lembaga keuangan bank dibedakan menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun kegiatan bank di Indonesia terutama kegiatan Bank Umum adalah menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkan dana ke masyarakat (lending), serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (services). PT. Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia (Persero) yang bergerak dalam bidang jasa perbankan mempunyai visi Menjadi BPR terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Konsep balanced scorecard membantu memberikan kerangka komprehensif untuk menerjemahkan visi ke dalam sasaran-sasaran stratejik. Berdasarkan pada sistem pengukuran kinerja balanced scorecard ini, Kaplan juga mengungkapkan pentingnya melihat aspek-aspek di luar aspek keuangan dalam rangka mencapai keseimbangan dalam pengukuran kinerja. Usaha ini berkaitan dengan pihakpihak di dalam dan di luar organisasi yang digunakan sebagai tolak ukur guna mengimbangi scorecard yang berdimensi profitabilitas, contohnya aspek kepuasan pelanggan, kualitas produk atau jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya.
5 Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Studi Kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia (Persero). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mencoba mengkaji dan membahas beberapa masalah, adapun masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Sistem Pengukuran Kinerja yang digunakan oleh Perusahaan sudah mencerminkan perwujudan atas Visi Misi Perusahaan. 2. Apakah Sistem Pengukuran Kinerja diperusahaan sudah dapat meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang tepat untuk mengarahkan perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang menjadi topik pada skripsi ini, maka penulis mengajukan judul penelitian : IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA (Studi kasus pada PT.BPR Danatama Indonesia)
6 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menyusun suatu sistem manajemen strategis yang mencakup analisis keempat perspektif dalam Balanced Scorecard, sehingga dengan adanya manajemen stategis yang tepat dalam BPR ini diharapkan dapat menjadikan organisasi ini menjadi lebih maju, berkembang dan selalu memenangkan persaingan. 2. Dapat merumuskan suatu sistem pengukuran kinerja pada PT BPR Danatama Indonesia (Persero). 3. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukur kinerja di BPR Danatama Indonesia (Persero). 1.3.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi PT BPR Danatama Indonesia (Persero) Hasil-hasil analisis yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja yang telah ada, sehingga akan dapat mendorong perusahaan kearah tercapainya keunggulan bersaing
7 dimasa kini dan akan datang, serta akan membawa perusahaan kearah yang lebih baik. 2. Bagi Penulis Dapat memberikan wawasan untuk memahami bagaimana penggunaan konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard pada suatu perusahaan. 3. Bagi Pembaca Kiranya dapat menambah wawasan dan memberikan informasi serta gambaran yang jelas mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan konsep Balanced Scorecard. 1.4. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, dengan susunan pembahasan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi yang menggambarkan garis besar pokok pembahasan secara menyeluruh.
8 BAB II LANDASAN TEORITIS Dalam bab ini penulis menguraikan teori yang digunakan untuk mengevaluasi permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi antara lain teori mengenai pengertian bank, pengukuran kinerja, pengukuran kinerja secara tradisional, pengukuran kinerja dengan konsep balance scorecard, perspektif-perspektif dalam balance scorecard, keunggulan balance scorecard dan hubungan balance scorecard dengan visi, misi dan strategi perusahaan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis menguraikan metode penelitian yang digunakan antara lain jenis penelitian, objek yang diteliti, populasi dan sampel, jenis data, sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV DESKRIPSI DESKRIPSI, ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan di uraikan mengenai deskripsi obyek penelitian, deskripsi data analisis yang membahas tentang penggunaan konsep Balanced Scorecard dalam penilaian kinerja organisasi PT. BPR Danatama Indonesia.
9 Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan di analisis dengan alat-alat yang telah dipersiapkan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang di dapat dari masalah yang sedang diteliti, serta saran-saran kepada pihak perusahaan untuk membantu penyempurnaan penggunaaan balance scorecard berdasarkan penerapan teori yang digunakan.