BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. a) Lingkungan kerja pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 3. Kompetensi pedagogik berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Seiring makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini di

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja, maka dapat ditarik kesimpulan

DAFTAR TABEL. 9. Tanggapan Responden Terhadap Mengenai Diperbolehkan. Memberikan Ide Baru Tanggapan Responden Tentang Manajer Mendukung

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan hasil analisis data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian, kesimpulan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

MAKALAH MENINGKATKAN KINERJA GURU

BAB II LANDASAN TEORITIS. kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan dirasakan jauh lebih besar daripada sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

DIDIK HERMAWAN B

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

Riset Per iila il k O u rgan isas

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu dituntut untuk mempertahankan hidup dan

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kerja Perguruan Tinggi Di Kota Sibolga Dan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tenaga kerja sebagai sumberdaya yang sangat penting di dalam suatu

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 2001), bahkan dijaman sekarang ini bukan lagi perusahaan besar mengalahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008,

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

sekolah, maka semakin baik pula kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Salah satu kuci

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Direktur merupakan seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab

INSTRUMEN MAGANG II Semester Ganjil 2017/2018. A. BUDAYA INSTANSI PENGELOLA PENDIDIKAN Nama mhs :..

sikap individu maupun kelompok yang mendukung seluruh aspek kerja termasuk

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Melalui wawancara dengan salah satu guru SMP Negeri 9 Pematangsiantar,

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

kepemimpinan partisipatif cenderung melakukan tugasnya dengan maksimal dibandingkan karyawan yang psikologisnya tidak diberdayakan. 2. Pemberdayaan ps

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menjalankan tugas dan fungsinya di kantor. Setiap orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat pengaruh langsung positif budaya sekolah terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa budaya sekolah yang nyaman dan berprestasi mengakibatkan terjadinya peningkatan kinerja guru SMA Negeri di Kota Binjai. 2. Terdapat pengaruh langsung positif kepuasan kerja terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang baik mengakibatkan peningkatan kinerja guru SMA Negeri di Kota Binjai. 3. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi kerja terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan motivasi kerja mampu meningkatkan kinerja guru SMA Negeri di Kota Binjai 4. Terdapat pengaruh langsung positif budaya sekolah terhadap motivasi kerja. Hal ini menunjukkan bahwa budaya sekolah yang nyaman akan meningkatkan motivasi kerja guru SMA Negeri di Kota Binjai. 5. Terdapat pengaruh langsung positif kepuasan kerja terhadap motivasi kerja. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang baik akan meningkatkan motivasi kerja SMA Negeri di Kota Binjai. 120

121 B. Implikasi Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa budaya sekolah, motivasi kerja guru, dan kepuasan kerja guru dapat meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut maka implikasi dari yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian diantaranya. 1. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Budaya Sekolah Dengan diterimanya hipotesis pertama yakni budaya sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja adalah dengan meningkatkan budaya sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan budaya sekolah. Budaya sekolah yang efektif dapat diciptakan melalui penguatan nilai-nilai budaya sekolah seperti tatanan lembaga, norma atau nilai-nilai yang dianut di sekolah, peraturan sekolah, mite guru. Kegiatan-kegiatan itu menjadi gengsi tersendiri dalam suatu sistem yang utuh (komprehensif) melalui indikator yang jelas, sehingga kinerja guru dapat terpotret secara optimal melalui kegiatankegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Kegiatan itu akan menjadi budaya dan berpengaruh pada peningkatan kinerja guru. Perubahan budaya sekolah sangat menentukan kinerja guru, budaya sekolah merupakan jiwa (spirit) sebuah sekolah yang memberikan makna terhadap kegiatan kependidikan sekolah tersebut, jika nilai-nilai budaya sekolah seperti tatanan lembaga, norma atau nilai-nilai yang dianut di sekolah, peraturan sekolah, mite guru lemah, maka ia tidak kondusif bagi peningkatan kinerja guru sehingga tujuan sekolah tidak efektif. Sebaliknya jika tatanan lembaga, norma, peraturan

122 dan mite guru kuat maka akan menjadi fasilitator bagi peningkatan kinerja guru sehingga dapat mewujudkan sekolah efektif. 2. Upaya Meningkatkan Kinerja Melalui Kepuasan kerja Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni kepuasan kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja adalah dengan meningkatkan kepuasan kerja. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan kepuasan kerja. Kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri. Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk mencapai kematangan psikologis dan akan menjadi frustrasi yang menyebabkan guru akan senang melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya. Oleh karena itu untuk memenuhi kepuasan kerja guru perlu kiranya memperhatikan hal-hal yang terkait dengan kepuasan kerja guru seperti pekerjaannya, gajinya, promosi, pengawasan maupun rekan kerjanya. Untuk mencegah ketidakpuasan dan meningkatkan kepuasan dengan cara: 1) Membuat pekerjaan yang menyenangkan. Karena pekerjaan yang mereka senang kerjakan daripada yang membosankan akan membuat orang menjadi lebih puas. 2) Orang dibayar dengan jujur. Orang yang percaya bahwa sistem pengupahan/penggajian tidak jujur cendrung tidak puas dengan pekerjaannya. 3) Mempertemukan orang dengan pekerjaan yang cocok dengan minatnya. Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat memenuhi kepentingannya di tempat kerja, semakin puas mereka dengan pekerjaannya. 4) Menghindari

123 kebosanan dan pekerjaan beruang-ulang. Kebanyakan orang cenderung mendapatkan sedikit kepuasan dalam melakukan pekerjaan yang sangat membosankan dan berulang. Karena orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang meyakinkan mereka memperoleh sukses dengan secara bebas melakukan kontrol atas cara mereka melakukan sesuatu. 3. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Motivasi Kerja Dengan diterimanya hipotesis ketiga yakni motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja adalah dengan meningkatkan motivasi kerja. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan motivasi kerja. Kepala Sekolah sebagai seorang pimpinan di suatu lembaga pendidikan perlu mempunyai strategi tertentu untuk mengembangkan motivasi pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan kerjanya. Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain: Mengenali dengan baik apa yang guru inginkan antara lain Existence needs yaitu kebutuhan akan makan dan minum, gaji, kondisi keamanan kerja dan fringe benefits. Kemudian Relatedness need yaitu kebutuhan akan kenyamanan dalam bekerja, bekerjasama dengan teman sejawat/ pemimpin dan kesempatan untuk berprestasi. Terakhir Growth needs yaitu kualitas kehidupan kerja yang baik, terhindar dari konflik, peluang untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapan guru. Dengan adanya perhatian terhadap komponen-komponen tersebut maka dengan sendirinya kinerja guru akan meningkat.

124 4. Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Melalui Peningkatan Budaya Sekolah Dengan diterimanya hipotesis keempat yakni budaya sekolah berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja guru, maka upaya meningkatkan motivasi kerja adalah dengan meningkatkan budaya sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan budaya sekolah. Budaya sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru. Seorang guru yang bekerja di sekolah yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang guru bekerja dalam sekolah yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat guru yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja guru tersebut akan rendah. Dalam terminologi kebudayaan, pendidikan yang berwujud dalam bentuk lembaga atau instansi sekolah dapat dianggap sebagai pranata sosial yang di dalamnya berlangsung interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga mewujudkan suatu sistem nilai atau keyakinan,dan juga norma maupun kebiasaan yang di pegang bersama. Pendidikan sendiri adalah suatu proses budaya. Masalah yang terjadi saat ini adalah nilai-nilai yang mana yang seharusnya dikembangkan atau dibudayakan dalam proses pendidikan yang berbasis mutu itu. Dengan demikian sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja, melainkan semua nilai-

125 nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya. Budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah untuk bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang partisipasi seluruh warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru, dan memberikan kesempatan untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah yang semuanya ini bermuara pada pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah yang baik dapat menumbuhkan iklim yang mendorong semua warga sekolah untuk belajar, yaitu belajar bagaimana belajar dan belajar bersama.akan tumbuh suatu iklim bahwa belajar adalah menyenangkan dan merupakan kebutuhan, bukan lagi keterpaksaan. Belajar yang muncul dari dorongn diri sendiri, intrinsic motivation, bukan karena tekanan dari luar dalam segala bentuknya. Akan tumbuh suatu semangat di kalangan warga sekoalah untuk senantiasa belajar tentang sesuatu yang memiliki nilai-nilai kebaikan. Budaya sekolah yang baik dapat memperbaiki kinerja sekolah, baik kepala sekolah, guru, siswa, karyawan maupun pengguna sekolah lainnya. Situasi tersebut akan terwujud manakala kualifikasi budaya tersebut bersifat sehat, solid, kuat, positif, dan professional. Dengan demikian suasana kekeluargaan, kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan untuk bekerja keras dan belajar mengajar dapat diciptakan. Karenanya untuk meningkatkan motivasi kerja guru perlu kiranya meningkatkan budaya sekolah, caranya dengan penguatan nilai-nilai budaya sekolah yakni tatanan lembaga, norma atau nilai-nilai yang dianut di sekolah, peraturan sekolah, mite guru.

126 5. Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Melalui Peningkatan Kepuasan Kerja. Dengan diterimanya hipotesis kelima yakni kepusan kerja berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja, maka upaya meningkatkan motivasi kerja adalah dengan meningkatkan kepuasan kerja. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya meningkatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja guru adalah sikap atau perilaku yang ditunjukkan seorang guru pada saat melaksanakan tugasnya dan sikap atau perilaku itu berdasarkan penilaiannya terhadap pekerjaan itu sendiri. Guru perlu mendapat kepuasan dalam bekerja, agar guru lebih termotivasi dalam melaksanakan tugasnya. Karena guru yang mendapat kepuasan akan lebih kreatif, perduli, dan lebih semangat dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Karenanya untuk memenuhi kepuasan kerja guru perlu kiranya memperhatikan hal-hal yang terkait dengan kepuasan kerja guru seperti pekerjaannya, gajinya, promosi, pengawasan maupun rekan kerjanya dan untuk mencegah ketidakpuasan dan meningkatkan kepuasan dengan cara: 1) Membuat pekerjaan yang menyenangkan. Karena pekerjaan yang mereka senang kerjakan daripada yang membosankan akan membuat orang menjadi lebih puas. 2) Orang dibayar dengan jujur. Orang yang percaya bahwa sistem pengupahan/penggajian tidak jujur cendrung tidak puas dengan pekerjaannya. 3) Mempertemukan orang dengan pekerjaan yang cocok dengan minatnya. Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat memenuhi kepentingannya di tempat kerja, semakin puas mereka dengan pekerjaannya. 4) Menghindari

127 kebosanan dan pekerjaan beruang-ulang. Kebanyakan orang cenderung mendapatkan sedikit kepuasan dalam melakukan pekerjaan yang sangat membosankan dan berulang. Karena orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang meyakinkan mereka memperoleh sukses dengan secara bebas melakukan kontrol atas cara mereka melakukan sesuatu. C. Saran Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut untuk meningkatkan kinerja guru, yaitu: 1. Guru hendaknya: a) Meningkatkan kinerjanya, membangun hubungan yang harmonis sesama guru, sehingga apabila salah seorang guru menghadapi kesulitan dapat didiskusikan dan diselesaikan secara bersama dan selalu berpikir positif terhadap kritik dan saran yang diberikan kepala sekolah dan rekan guru lainnya sehingga tercipta budaya yang baik dalam lingkungan sekolah. b) Guru harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi kerja, kepuasan kerja yang pada hakikatnya adalah kondisi internal seorang guru yang mendorongnya untuk mencapai sebuah prestasi atau keberhasilan dengan selalu aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan untuk mendukung pekerjaannya dalam pembelajaran, saling membagi pengalaman dan informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM dan membangun empati dan solidaritas dengan sesama.

128 2. Kepala sekolah hendaknya: a) Menjaga suasana sekolah yang baik dan kondusif dengan menciptakan kondisi saling menghargai, menghormati, antara guru dan kepala sekolah, antara guru dan warga sekolah serta mampu menciptakan rasa memiliki terhadap sekolah, serta dengan pemberian tugas yang jelas dan adil, hubungan imbalan dan hukum yang pasti, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, tekanan pada prestasi, tekanan pada pelatihan dan pengembangan, keamanan dalam melaksanakan tugas, keterbukaan pengakuan dan umpan balik, semangat guru dalam mengajar sehingga terwujudnya budaya sekolah yang baik. b) Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi oleh sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi guru untuk mengembangkan diri. c) Meningkatkan motivasi kerja guru dengan berbagai macam strategi yang bisa diterapkan, karena guru yang memiliki motivasi dalam bekerja akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya. d) Memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kepuasan kerja guru, seperti pekerjaan yang sesuai, gaji yang sesuai, rekan kerja dan lain-lain. 3. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh belum maksimal.