BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. IFRS ( International Financial Reporting Standard ) adalah standar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) yang sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dan posisi keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang bersangkutan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS)

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti pertemuan di London tersebut Ikatan Akuntansi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang. Konvergensi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).

BAB1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan bahasa bisnis (Bloomfield, 2008), akuntansi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa perdebatan di dalam ilmu akuntansi yang telah berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep dasar akuntansi, yakni konsep kesatuan usaha (entity theory),

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. masalah mulai dirasakan oleh banyak negara. Dalam konteks akuntansi maka

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. IFRS diklaim sebagai standar akuntansi yang berkualitas tinggi. IFRS menghapus

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

Bab I. Pendahuluan. Pada tahun 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengesahkan revisi

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang terbuka banyak melibatkan perusahaan dalam suatu rangkaian

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian seperti transaksi penjualan dan pembelian, melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut uraian beberapa penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dunia. Selama tahun tersebut siklus laporan keuangan untuk International Financial

BAB I PENDAHULUAN. adanya perbedaan standar akuntansi yang berlaku di masing-masing negara.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of

BAB I PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pengukuran berbasis nilai wajar didorong oleh perkembangan regulasi

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN LABA-RUGI MENGGUNAKAN METODE PSAK DAN IFRS PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA.Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. (Statement Membership Obligation), yang mensyaratkan antara lain penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan antara agen dengan prinsipal yang dapat memicu

I. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Sehingga muncul organisasi yang bernama International

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dirumuskan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya. fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi bagi investor dan kreditur, serta calon investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi International Accounting Standards (IAS) pada standar akuntansi di

BAB 1. Pendahuluan. untuk pengambilan keputusan oleh berbagai macam pihak berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (International Federation of Accountant) harus tunduk kepada SMO (Statment

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi keuangan UKDW

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

BAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah diadopsi oleh banyak negara di dunia, seperti Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Australia. Penerapan di Uni Eropa sudah mengaruskan menerapkan IFRS secara penuh mulai 1 Januari 2005, bahkan Australia lebih awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002. Beberapa tahun terakhir ini, isu globlalisasi menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Sebagai respon atas meningkatnya dampak globalisasi yang semakin kuat, para stokeholders dalam pasar internasional pun berupaya untuk mempermudah dan menyeragamkan bahasa bertransaksi dan berinvestigasi (bahasa pelaporan keuangan dan standar keuangan) secara global. Standar pelaporan keuangan dan standar akuntansi global haruslah standar yang bisa dipahami dan diterima masayarakat global sehingga diperlukan standar yang sama diseluruh dunia (Widyawati dan Angraita, 2013). Isu globalisasi itulah yang menjadi alasan dibuatnya IFRS oleh IASB (International Accounting Standard Board) sebagai solusi atas masalah standar yang diperlukan untuk menilai sebuah laporan keuangan. Pengadopsian IFRS dipercaya memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas laporan keuangan dengan meningkatnya transparansi bagi para pengguna. 1

2 Proses penerapan IFRS di Indonesia sendiri mulai dilakukan pada tahun 2008, semenjak pertemuan pemimpin G20 forum di Woshington DC pada 15 November 2008 (Rohmah dan Yuni, 2013). PSAK merupakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berisi tentang aturan yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Konvergensi IFRS di Indonesia sendiri mulai diterapkan pada tahun 2008 dengan berlaku efektifnya 3 PSAK berbasis IAS. Pada tahun 2009, disusul dengan berlakunya 1 PSAK berbasis IAS yang berlaku efektif. Pada tahun 2010 terdapat 3 PSAK dan 1 ISAK berbasis IAS/IFRS dengan dicabutnya 5 PSAK yang berlaku efektif. Pada tahun 2011 terdapat 15 PSAK dan 6 ISAK berbasis IFRS yang berlaku efektif. Pada tahun 2012 yang merupakan tahun terakhir tahap pertama konvergensi IFRS, terdapat 15 PSAK dan 4 ISAK berbasis IFRS yang efektif menurut Suprihatin dan Tresnaningsih (2013). Pada tahun 2013 tepatnya tanggal 12 Juli, IAI mengesahkan 3 ISAK yaitu ISAK 27, 28, dan 29 dan 1 PSAK yaitu 12, serta mencabut PSAK 33. Peraturan ini mulai berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2014 dan penerapan dini diberlakukan oleh IAI. Pada tanggal 19 desember 1013 IAI mengesahkan 8 PSAK yaitu PSAK 1, 4, 15, 24, 65, 66, 67, dan 68. Aturan ini mulai berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2015. Konvergensi IFRS di Indonesia sendiri diterapkan sebagai komitemen dari IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang telah bergabung dengan International Federation of Accountans (IFAC), dimana salah satu konsekuensinya adalah penerapan IFRS ke dalam PSAK.

3 Menurut Barth (2008) disebutkan bahwa konvergensi IFRS dalam PSAK akan meningkatkan fungsi pasar modal global dengan menyediakan informasi yang lebih dapat diperbandingkan dan berkualitas tinggi kepada investor. Selain itu juga konvergensi IFRS menjanjikan tersedianya informasi keuangan yang lebih akurat, komprehensif, dan tepat waktu dibandingkan standar akuntansi nasional yang banyak dipengaruhi oleh hukum negara, politik, dan perpajakan. Tujuan dibuatnya IFRS yaitu agar supaya laporan keuangan di seluruh dunia mempunyai patokan yang sama. Jika laporan keuangan telah menerapkan IFRS maka tentunya menjadi lebih berkualitas. Sehingga suatu laporan keuangan yang menerapkan IFRS dapat dilihat kualitasnya lebih baik dari yang belum menerapkannya dan dapat dilihat dari relevansi nilai. Menurut Kargin (2013) pengertian informasi memiliki nilai relevansi yaitu kemampuan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat menangkap dan menyimpulkan nilai perusahaan. Nilai relevansi dapat diukur dengan mengestimasi hubungan statistik antara informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan nilai saham di pasar. Laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dibutuhkan oleh pemakai laporan serta pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga menggambarkan atau menginformasikan kinerja perusahaan. Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya. Laba merupkan salah satu parameter kinerja perusahaan yang

4 mendapat perhatian utama dari para investor dan pemakai laporan keuangan. Salah satu parameter lain yang digunakan pemakai laporan keuangan yakni Arus kas. Dalam penelitian yang dilakukan Meythi (2006), dikatakan bahwa Arus kas mempunyai manfaat dalam mengambil keputusan, seperti memprediksi kesulitan keuangan, menilai resiko, menilai perusahaan. Pada penelitian ini digunakan arus kas operasi. Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Motivasi Penelitian ini yaitu ingin mengetahui sejauh mana penerapan IFRS dalam 3 tahap pengadopsian yang dilakukan di Indonesia, selain itu masih banyaknya berbagai penelitian tentang nilai relevansi dari informasi laporan keuangan yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku ekuitas dan laba menemukan hasil yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Iatradis dan Rouvolis (2010) di Yunani ditemukan bahwa setelah pengadopsian IFRS terdapat peningkatan relevansi nilai dari nilai buku ekuitas dan laba terhadap harga saham. Penelitian Kargin (2013) di Turki ditemukan bahwa setelah konvergensi IFRS, relevansi nilai dari nilai buku ekuitas mengalami peningkatan. Hal berbeda justru ditemukan oleh Chalmers (2011) di Australia, Khanaga (2011) di Uni Emirat Arab, dan Hung dan Subramayam (2007) di Jerman, yang menyebutkan bahwa relevansi nilai informasi akuntansi mengalami penurunan setelah periode penerapan IFRS. Hal ini berarti perubahan standar lokal menjadi IFRS tidak membawa perbaikan dalam relevansi nilai

5 informasi akuntansi. Di Indonesia sendiri penelitian terhadap relevansi nilai akuntansi dilakukan oleh Agusti dan Rahma (2011) dan menemukan adanya relevansi nilai dari laba dan nilai buku ekuitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suprihatin dan Tresnaningsih (2013) menemukan bahwa penerapan IFRS pada tahap awal tidak terbukti meningkatkan relevansi nilai dari nilai buku ekuitas terhadap harga saham jika dibandingkan dengan sebelum penerapan IFRS. Pada penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2006) yang menguji pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham, didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening. Berdasarkan latar belakang tersebut serta hasil penelitian terdahulu maka peneliti mengambil judul Pengaruh Konvergensi International Financial Reporting Standards terhadap Relevansi Nilai informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia). Penelitian ini merupakan replikasi dari Suprihatin dan Tresnaningsih (2013). Penelitian ini memilki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan sampel adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa efek Indonesia. Perbedaan periode tahun yaitu dari tahun 2006 sampai 2013, yang sebelumnya menggunakan periode 2006 sampai 2011. Penelitian ini juga menambahkan arus kas operasi sebagai indikator relevansi nilai.

6 B. Batasan Masalah Keterbatasan masalah dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya menggunakan data dari sektor manufaktur saja dan belum menyeluruh ke sektor lainnya pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Arus kas yang digunakan dalam variabel ini hanya menggunakan arus kas operasi saja dan tidak menggunakan arus kas lainnya seperti arus kas investasi dan arus kas pendanaan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah relevansi nilai informasi buku ekuitas lebih kuat pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS? 2. Apakah relevansi nilai informasi laba lebih kuat pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS? 3. Apakah relevansi nilai informasi arus kas operasi lebih kuat pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS? 4. Apakah relevansi nilai informasi buku ekuitas lebih kuat pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan pada tahap awal penerapan IFRS? 5. Apakah relevansi nilai informasi laba lebih kuat pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan pada tahap awal penerapan IFRS?

7 6. Apakah relevansi nilai informasi arus kas operasi lebih kuat pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan pada tahap awal penerapan IFRS? 7. Apakah kemampuan variasi nilai buku ekuitas dalam menjelaskan variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS? 8. Apakah kemampuan variasi nilai buku ekuitas dalam menjelaskan variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan tahap awal penerapan IFRS? 9. Apakah kemampuan variasi nilai laba dalam menjelaskan variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS? 10. Apakah kemampuan variasi nilai laba dalam menjelaskan variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan awal penerapan IFRS? 11. Apakah Arus Kas Operasi dalam menjelaskan variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS? 12. Apakah Arus Kas Operasi dalam menjelaskan variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan tahap awal penerapan IFRS?

8 D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memberikan bukti relevansi nilai informasi buku ekuitas lebih kuat pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS. 2. Untuk memberikan bukti relevansi nilai informasi laba lebih kuat pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS. 3. Untuk memberikan bukti relevansi nilai informasi arus kas operasi lebih kuat pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS. 4. Untuk memberikan bukti relevansi nilai informasi buku ekuitas lebih kuat pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan pada tahap awal penerapan IFRS. 5. Untuk memberikan bukti relevansi nilai informasi laba lebih kuat pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan pada tahap awal penerapan IFRS. 6. Untuk memberikan bukti relevansi nilai informasi arus kas operasi lebih kuat pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan pada tahap awal penerapan IFRS. 7. Untuk memberikan bukti kemampuan variasi nilai buku ekuitas terhadap variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS.

9 8. Untuk memberikan bukti kemampuan variasi nilai buku ekuitas terhadap variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan tahap awal penerapan IFRS. 9. Untuk memberikan bukti kemampuan variasi nilai laba terhadap variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS. 10. Untuk memberikan bukti kemampuan variasi nilai laba terhadap variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan awal penerapan IFRS. 11. Untuk memberikan bukti arus kas operasi terhadap variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS. 12. Untuk memberikan bukti arus kas operasi terhadap variasi harga saham secara rata-rata lebih besar pada tahap implementasi penerapan IFRS dibandingkan tahap awal penerapan IFRS. E. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Manfaat dibidang teoritis, yaitu dapat mengetahui seberapa besar pengaruh IFRS terhadap nilai akuntansi yang dilihat dari nilai buku dan harga saham. 2. Manfaat praktis bagi akuntan agar mengetahui penerapan IFRS dalam Perusahaan.

10 3. Manfaat praktis bagi perusahaan dapat lebih mengetahui penerapan laporan keuangan yang telah mengadobsi IFRS. 4. Manfaat praktis bagi perusahaan, dengan adanya penelitian ini perusahaan dapat menganalisis bagaimana pengaruh IFRS terhadap harga saham sehingga dapat menentukan kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan.

11