TINJAUAN PELAKSANAAN PENGAJUAN KLAIM JAMPERSAL BAGI PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN JAMPERSAL DI RSUD KOTA SURAKARTA

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

TENTANG BUPATI SERANG,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

Tinjauan Desain Formulir Rujukan Jamkesmas berdasarkan Aspek Fisik, Isi, Anatomi dan Hukum Kesehatan di Puskesmas Ngargoyoso

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMKESMAS DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 90 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

suplemen Informasi Jampersal

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Tinjauan Alur Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Inap Askes PNS di RSU Pandan Arang Boyolali

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB VI KESIMPULAN PENELITIAN. Pelaksanaan kendali biaya di RSUD Kota Yogyakarta; sebagaimana

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 ABSTRAK

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

Lampiran I. Panduan Wawancara. NO Uraian Jawaban /Penjelasan

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 36 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON

PERAN DINKES DALAM SISTEM JAMINAN KESEHATAN. Yulita Hendrartini

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

PELAKSANAAN PROGRAM JAMPERSAL OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI KABUPATEN BATANG. Abstrak

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM PENGHITUNGAN BIAYA RAWAT INAP PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOID TAHUN 2010 DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

MANAJEMEN DATA MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP (RL 4A) DI RSUD KOTA SURAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

Transkripsi:

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGAJUAN KLAIM JAMPERSAL BAGI PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI Aning Wahyuningsih, Sri Sugiarsi, Harjanti APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id ABSTRAK Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soeroto Ngawi terjadi ketidaklengkapan persyaratan pengajuan klaim jampersal pada bulan april sebesar 5% (28 berkas) dari 607 berkas pengajuan klaim jampersal dan gagal klaim sebanyak 2% (10 berkas) dari 607 berkas pengajuan klaim jampersal. Selain itu RSUD Dr. Soeroto juga belum memiliki kebijakan dan prosedur tetap tentang prosedur pengajuan klaim Jampersal.Hal ini menyebabkan keterlambatan pengklaiman pada Kementerian Kesehatan.Tujuan penelitian ini mengetahui prosedur pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal, kelengkapan persyaratan jampersal dan langkah-langkah pelaksanaan pengajuan klaim jampersal bagi pasien rawat inap di RSUD Dr. Soeroto Ngawi. Jenis penelitian adalah deskriptif.instrumen penelitian adalah wawancara dan observasi.obyek penelitian yaitu pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal pasien rawat inap di RSUD Dr. Soeroto Ngawi.Subjek penelitian yaitu petugas verifikator independent jampersal di RSUD Dr. Soeroto Ngawi. Hasil penelitian menunjukan bahwa RSUD Dr. Soeroto belum memiliki kebijakan tentang pelaksanaan pengajuan klaim jampersal. Langkah-langkah pelaksanaan pengajuan klaim jampersal di RSUD Dr. Soeroto Ngawi setelah berkas pasien dikoding, kemudian dientri ke software INA- CBG S oleh petugas administrasi klaim rumah sakit. Setelah semua berkas pasien selama 1 bulan selesai dientri kemudian dibuatkan rekap txt file dan excel klaimbaru diajukan ke verifikator independen.petugas Verifikator Independen dengansoftwareverifikator melakukan Verifikasi Administrasi Klaim.Apabila terdapat ketidaklengkapan persyaratan pengajuan klaim maka berkas tersebut dikembalikan ke pihak rumah sakit agar dilengkapi tanpa batas waktu yang ditentukan.untuk berkas klaim yang dinyatakan lengkap diajukan ke Kementrian Kesehatan bagian Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan. Untuk memperlancar proses pengajuan klaim jampersal sebaiknya dibuatkan prosedur tetap tentang pelaksanaan pengajuan klaim jampersal, dibuatkan papan petunjuk persyaratan klaim jampersal yang dipasang berdekatan dengan tempat pendaftaran, dan dilakukan sosialisasi sistem pelayanan jampersal terhadap petugas pendaftaran, kepala ruangan dan Dokter yang merawat pasien jampersal. Kata Kunci : Pelaksanaan Pengajuan Klaim Jampersal. Kepustakaan : 12 (1997-2011) PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal). Jaminan Persalinan yaitu jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas 78Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94

termasuk Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Jampersal merupakan program Pemerintah dalam rangka memantapkan penjaminan kesehatan bagi ibu dan anak untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak (AKA). Oleh karena itu, penjaminan dana pasien Jampersal yang berobat di tempat pelayanan kesehatan dilakukan dengan cara pengajuan klaim secara berkala tiap bulannya kepada pihak penanggung pencairan dana yaitu Kementerian Kesehatan. Dalam pengajuan klaim pihak rumah sakit harus melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak Kementrian Kesehatan agar tidak terjadi keterlambatan pengklaiman. Prosedur pengajuan klaim Jampersal bagi rumah sakit bertujuan untuk mempermudah pengajuan klaim sehingga pihak rumah sakit tidak mengalami kesulitan dalam melengkapi persyaratan atau dokumen-dokumen yang dibutuhkan baik oleh pihak rumah sakit sendiri maupun dari pihak pasien antara lain kelengkapan persyaratan yang meliputi fotokopi identitas pasien (Kartu Tanda Penduduk), surat rujukan, serta Surat Jaminan Pelayanan (SJP). Berdasarkan survey awal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soeroto Ngawi terjadi ketidaklengkapan persyaratan pengajuan klaim jampersal pada bulan april sebesar 5% (28 berkas) dari 607 berkas pengajuan klaim jampersal dan gagal klaim sebanyak 2% (10 berkas) dari 607 berkas pengajuan klaim jampersal. Selain itu RSUD Dr. Soeroto juga belum memiliki kebijakan dan prosedur tetap tentang prosedur pengajuan klaim Jampersal. Hal tersebut menyebabkan petugas mengalami kesulitan dalam pelayanan pengajuan klaim bagi pasien Jampersal rawat inap serta membuat keterlambatan pengklaiman pada Kementerian Kesehatan yang mengakibatkan penundaan pencairan dana. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim Jampersal bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi.Tujuan umum untuk mengetahui Pelaksanaan Pengajuan Klaim Jampersal bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi. A. Prosedur dan Klaim Prosedur merupakan elemen terstruktur yang membentuk sistem yang bersangkutan dan melakukan kegiatan secara teratur sesuai dengan metode yang ditunjukkan oleh sistem terkait untuk mencapai tujuan (Shofari, 2002). Klaim adalah tuntutan penggantian oleh perorangan atau perusahaan di bawah ketentuan atau pola atau tuntutan oleh seseorang kepada pihak tertanggung karena kerugian yang diakibatkan oleh bahayabahaya yang tercakup dalam polis yang dimiliki oleh pihak tertanggung.klaim adalah permohonan atau tuntutan seorang pemilik polis terhadap perusahaan asuransi untuk pembayaran santunan sesuai dengan pasal-pasal sebuah polis (Kamus Asuransi, 2002). Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim...(Aning W, Sri Sugiarsi, dk)79

B. Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) Menurut Kementerian Kesehatan (2011) Jaminan Persalinan yaitu jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.pengelolaan Jaminan Persalinan dilakukan pada setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan Jamkesmas.Kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan perluasan kepesertaan Jamkesmas yang terintegrasi dan dikelola mengikuti tata kelola dan manajemen Jamkesmas.Peserta Jaminan Persalinan yaitu seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan untuk pelayanan persalinan. METODE Jenis penelitian adalah deskriptif.dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah petugas verifikator independent jampersal di RSUD Dr. Soeroto Ngawi.Obyek penelitian adalah pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal pasien rawat inap di RSUD Dr. Soeroto Ngawi. Cara pengumpulan data dengan pedoamn wawancara dan pedoman observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan pengajuan klaim jampersal bagi pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi belum memiliki kebijakan tentang pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal bagi pasien rawat inap sehingga selama ini kebijakan tentang pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 631/Menkes/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 2011 yang kemudian direvisi dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 2562/MenKes/PER/XII/2011 yaitu tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 2011. Langkahlangkah pelaksanaan pengajuan klaim ini terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Prosedur pengajuan klaim menggunakan software INA- CBG dengan pola tarif. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan pelaksanaan pengajuan klaim dapat dilihat dari jawaban responden berikut ini: Kotak 1 Rumah sakit tidak mempunyai kebijakan tentang pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal. Selama ini kami berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 631/Menkes/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 2011 yang kemudian direvisi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian 80Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94

Nomor 2562/MenKes/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 2011. dek, pada dasarnya secara umum pengklaiman Jampersal sama dengan pengklaiman Jamkesmas yang membedakan hanya pada sasaran yang berhak mendapatkan pelayanan. Langkah-langkah pelaksanaan pengajuan klaim terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. R 1 Keterangan R = Responden 2. Kelengkapan Persyaratan Jampersal bagi Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Kelengkapan persyaratan yang digunakan untuk pengajuan klaim Jampersal di RSUD Dr. Soeroto kepada pihak Verifikator Independen Jampersal terdapat dalam Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan yaitu: a. Fotokopi kartu identitas diri sasaran yang masih berlaku (KTP atau identitas lainnya). b. Fotokopi/tembusan surat rujukan dari Puskesmas, Fasilitas Kesehatan Swasta/Bidan Praktik Mandiri di tandatangani oleh sasaran atau keluarga sasaran. c. Bukti pelayanan untuk rawat jalan dan resume medis untuk rawat inap. Dalam pengajuan klaim Jampersal, rumah sakit memerlukan kelengkapan formulir sebagai persyaratan dalam pengajuan klaim ke pihak Verifikator Independen Jampersal, antara lain : a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) b. Surat Rujukan c. Surat Jaminan Pelayanan (SJP) Jampersal d. Lembar Resep e. Perincian Biaya f. Surat keterangan kelahiran untuk bayi baru lahir g. Rekapitulasi klaim rawat inap h. Formulir pasien rawat inap Sedangkan kelengkapan persyaratan Jampersal bagi pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi meliputi : 1) Fotokopi kartu indentitas pasien KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau kartu identitas yang lainseperti Surat Izin Mengemudi (SIM) atau Paspor. 2) Surat Rujukan dari Puskesmas. 3) Surat Jaminan Pelayanaan (SJP) yang dikeluarkan oleh petugas loket pendaftaran Rumah Sakit. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang persyaratan bagi pasien Jampersal seperti jawaban yang telah diberikan oleh responden dibawah ini: Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim...(Aning W, Sri Sugiarsi, dk)81

Kotak 2 Persyaratan yang harus dilengkapi oleh pasien hanya 2 dek, pertama fotokopi identitas (KTP) tapi yang KTP asli dek, bukan KTP sementara (surat keterangan) dari desa. Kalau memakai KTP sementara harus melengkapi dengan fotokopi KK (Kartu Kelurga) asli. Yang kedua surat rujukan. R 1 Persyaratan pasien Jampersal itu hanya 2 dek yaitu fotokopi identitas (KTP, SIM, Paspor) dan surat rujukan saja Keterangan R = Responden 4) Langkah-langkah pelaksanaan pengajuan klaim jampersal bagi pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi Pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal pada dasarnya sama dengan pengajuan klaim Jamkesmas yang membedakan hanya pada sasaran yang berhak mendapatkan pelayanan. Langkah-langkah pelaksanaan pengajuan klaim ini terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. R 2 Tata cara pengajuan klaim Jampersal adalah sebagai berikut: a) Pasien jampersal rawat inap melengkapi persyaratan jampersal Kotak 3 b) Pasien yang rawat inap dibuatkan resume medis atau biasa disebut dokumen rawat inap c) Berkas pasien Jampersal diserahkan ke petugas koder untuk di koding d) Berkas yang sudah dikoding kemudian dientri ke Software INA-CBG S oleh petugas administrasi klaim rumah sakit. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang data yang dimasukkan dalam software INA-CBG seperti jawaban yang telah diberikan oleh responden dibawah ini : Ini dek data yang dimasukkan dalam software INA-CBGAdmin Klaim rumah sakit meliputi nomor rekam medis, nama pasien, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor peserta, nomor SJP, jenis pelayanan (rawat inap atau rawat jalan), tanggal masuk dan tanggal keluar, status pulang, dokter penangungjawab, biaya riil rumah sakit, keterangan rujukan, severity level, diagnosa (diagnosa primer atau diagnosa sekunder), tindakan, dan untuk bayi ditambah dengan berat badan. Filenya dibuat dalam bentuk Txt file. Baru kemudian diajukan Verifikator Independen Jampersal. R 1, R 2 Keterangan R = Responden e) Petugas Verifikator Independen Jampersal di RSUD Dr. Soeroto Ngawi softwareverifikator menggunakan melakukan Verifikasi Administrasi Klaim. f) Setelah semua berkas dinyatakan lengkap oleh Verifikator Independen baru berkas tersebut 82Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94

Kotak 4 dinyatakan layak bayar (dapat diklaimkan). Dalam bulan april terdapat berkas pengajuan klaim yang tidak layak bayar atau tidak dapat diklaimkan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang banyaknya klaim yang tidak layak bayar seperti jawaban yang telah diberikan oleh responden dibawah ini : Disini ada berkas yang tidak layak bayar juga dek, pada bulan april ini sebesar 2%..ada 10 berkas yang gagal klaim dari 607 berkas yang diajukan pada bulan ini dek.. g) Apabila terdapat ketidaklengkapan persyaratan pengajuan klaim maka petugas Verifikator Independen Jampersal mengembalikan berkas tersebut ke pihak rumah sakit agar melengkapi persyaratan yang belum lengkap. h) Untuk berkas klaim yang dinyatakan lengkap maka diajukan ke Kementrian Kesehatan bagian Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan (PPJK). Alur pengajuan klaim Jampersal yang tidak lengkap adalah sebagai berikut : R1 a. Setelah dilakukan verifikasi oleh petugas verifikator dan dinyatakan tidak lengkap maka formulir pengajuan klaim Jampersal tersebut dikembalikan ke pada Pihak Rumah Sakit Daerah Dr. Soeroto Ngawi. b. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi meneliti dan melengkapi kembali kekurangan dari pengajuan ketidaklengkapan klaim. c. Setelah kelengkapan persyaratan Jampersal tersebut dinyatakan lengkap kembali, pihak admin klaim Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi menyerahkan berkas tersebut kepada petugas Verifikator Independen. d. Petugas Verifikator melakukan verifikasi ulang, baru kemudian diajukan ke Kementrian Kesehatan bagian Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan (PPJK) Untuk mengetahui lebih lanjut tentang alur pengajuan klaim yang tidak lengkap seperti jawaban yang telah diberikan oleh responden dibawah ini : Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim...(Aning W, Sri Sugiarsi, dk)83

Kotak 5 Formulir pengajuan klaim yang tidak lengkap maka dikembalikan ke rumah sakit agar dilengkapi tanpa batas waktu tetapi diharapkan secepatnya dek. Baru setelah dilengkapi oleh pihak admin RS baru kemudian diberikan ke petugas verifikator. Petugas verifikator Jampersal menverifikasi ulang berkas klaim tersebut, baru setelah dinyatakan lengkap kembali diajukan ke Kementerian Kesehatan bagian Pusat Pembiayann Jaminan Kesehatan dek.. R 1 Keterangan R = Responden Yang berhak mempersiapkan dan melakukan pengumpulan formulir kelengkapan Jampersal serta bertanggung jawab dalam menyusun kelengkapan persyaratan klaim Jampersal tersebut adalah petugas admin klaim rumah sakit. Di RSUD Dr. Soeroto Ngawi terjadi ketidaklengkapan persyaratan pengajuan klaim antara lain identitas pasien berbeda antara KTP dengan SJP, tidak adanya fotokopi asli KTP (surat keterangan dari desa), Surat Jaminan Pelayanan (SJP) yang tidak ada serta tidak adanya nomor SJP, kode diagnosis kurang tepat, tidak adanya surat lahir bayi dan tidak adanya tanda tangan dokter yang merawat. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ketidaklengkapan persyaratan bagi pasien Jampersal seperti jawaban yang telah diberikan oleh responden dibawah ini : Kotak 6 Disini terjadi faktor penyebab ketidaklengkapan pengajuan klaim sebesar 5% (28 berkas) dari 607 berkas pengajuan klaim dek, yaitu terjadi karena identitas pasien berbeda antara KTP dengan SJP, tidak adanya fotokopi asli KTP (surat keterangan dari desa), tidak ada Surat Jaminan Pelayanan (SJP) serta tidak adanya nomor SJP, kode diagnosis kurang tepat, tidak adanya surat lahir bayi, dan tidak adanya tanda tangan dokter yang merawat. R 1, R2 Keterangan R = Responden. Kotak 7 Batas waktu pengajuan klaim Jampersal yaitu pada tanggal 10 bulan berikutnya. Di RSUD Dr. Soeroto dalam pengajuan klaim Jampersal mengalami keterlambatan yaitu menjadi akhir tanggal pada bulan berikutnya. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keterlambatan pengajuan klaim Jampersal seperti jawaban yang telah diberikan oleh responden dibawah ini : Sebenarnya batas waktu pengajuan klaim itu tanggal 10 bulan berikutnya, tetapi disini terlambat dek menjadi akhir bulan. Kenapa bisa begitu pak? Ya karena berkas pasiennya itu terlambat dek,..seharusnya sebelum tanggal 10 itu berkas harus terkumpul. Keterlambatan itu terjadi karena apa pak? Ya karena ada persyaratan yang gak lengkap dek..sehingga menghambat proses pengajuan klaim. Keterangan R = Responden R1 84Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94

B. Pembahasan 1. Kebijakan Rumah Sakit Tentang Pelaksanaan Pengajuan Klaim Jampersal Rawat Inap di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi belum memiliki kebijakan tentang pelaksanaan pengajuan klaim jampersal, sehingga berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 2562/MenKes/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 2011. Pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal pada dasarnya sama dengan pengajuan klaim Jamkesmas. Yang membedakan hanya pada sasaran yang berhak mendapatkan pelayanan. Sedangkan untuk langkah-langkah pelaksanaan pengajuan klaim berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Adapun kebijakan tentang Jaminan Jampersal tersebut sebagai berikut : a. Pengelolaan Jaminan Persalinan merupakan bagian integral dari Jamkesmas dan dikelola mengikuti tata kelola Jamkesmas. b. Jaminan Persalinan adalah perluasan kepesertaan dari Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja. c. Manfaat yang diterima oleh penerima manfaat jaminan persalinan terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. d. Penerima manfaat jaminan persalinan mencakup seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan persalinan dan didorong untuk mengikuti program KB pasca persalinan. e. Penerima manfaat jaminan persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di puskesmas atau rumah sakit pemerintah dan swasta(berdasarkan rujukan) di rawat inap kelas III. f. Fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta yang berkeinginan ikut serta dalam program ini harus mempunyai perjanjian kerja sama (PKS) dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku Tim Pengelola Jamkesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) atas nama Pemerintah Daerahsetempat yang mengeluarkan ijin praktiknya. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan tingkat lanjutan baik pemerintah maupun swasta harus mempunyai Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim...(Aning W, Sri Sugiarsi, dk)85

dinaskesehatan kabupaten/kota selaku tim pengelola jamkesmas dan BOK kabupaten/kota yang diketahui oleh tim pengelola jamkesmas dan BOK provinsi. g. Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan mengacu pada standarpelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). h. Pembayaran atas pelayanan jaminan persalinan dilakukan dengan cara klaim. i. Fasilitas kesehatan yang melayani sasaran jaminan persalinan dari luar wilayah, tetap melakukan klaimkepada tim pengelola/dinas kesehatan setempat dan bukan pada daerah asal sasaran jaminan persalinan tersebut. j. Pelayanan jaminan persalinan diselenggarakan denganpelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan danprinsip portabilitas dengan demikian jaminan persalinan tidakmengenal batas wilayah. Adanya kebijakan tersebut memudahkan dan membantu petugas dalam memenuhi persyaratan kelengkapan pengajuan klaim Jampersal ke pihak Verifikator Independen Jampersal.Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi yang bertanggung jawab dalam pemberian pelayanan administrasi pada pasien adalah petugas pendaftaran di loket Jampersal. Hal ini akan mempermudah pelayanan pada pasien rawat inap untuk memberikan petunjuk serta syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pihak pasien tidak mengalami kesulitan. Apabila pasien Jampersal datang dalam keadaan gawat darurat (emergency) maka pasien tersebut mendapatkan tindakan medis terlebih dahulu, sedangkan untuk melengkapi persyaratan Jampersal dilakukan oleh pihak keluarga dengan batas waktu 2 24 jam.selain itu bila pasien Jampersal menjalani rawat inap, maka harus menyerahkan persyaratan jampersal yaitu fotokopi asli identitas pasien dan surat rujukan.pasien rawat inap dirawat sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 2562/MenKes/PER/XII/2011 yaitu di kelas III. Kebijakan kelengkapan pengajuan klaim Jampersal disosialisasikan sejak dikeluarkannya Surat Dinas Kesehatan Jawa Timur untuk Direktur Rumah Sakit seluruh Jawa Timur agar menerapkan di Rumah Sakit yang dipimpin. RSUD Dr. Soeroto Ngawi mulai melakukan program Jampersal tanggal 1 maret 2011. 2. Kelengkapan Persyaratan Pengajuan Klaim Jampersal bagi Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Soeroto Ngawi 86Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94

Persyaratan kelengkapan pengajuan klaim jampersal yang telah ditentukan oleh pihak rumah sakit, sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 2562/MenKes/PER/XII/2011. Hal ini akan mempermudah petugas Verifikator Independen dalam melakukan verifikasi terhadap kelengkapan pengajuan klaim jampersal. Rumah Sakit Umum Dr. Soeroto Ngawi dalam pengajuan klaim Jampersal ke pihak Verifikator Independen Jampersal memerlukan kelengkapan formulir antara lain : a Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang berisikan Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, status perkawinan, masa berlaku dan tanda tangan atau sidik jari pemegang KTP. b Surat rujukan yang berisikan nama pasien, umur, alamat, kode puskesmas, diagnosa sementara, therapy atau tindakan yang telah dilakukan, therapy atau tindakan yang diinginkan puskesmas, tanda tangan dan nama terang dokter pengirim. c Surat Jaminan Pelayanan (SJP) Jampersal yang berisikan nomor KTP, nama peserta, tanggal lahir, identitas kunjungan, jenis kunjungan, nomor SJP, jenis kelamin, dan asal peserta. d Lembar Resep yang berisikan tanggal, dokter, poli/ruang, nomor SJP, nomor rekam medis, nomor SKTM, pro, umur, dan tanda tangan penerima obat. e Perincian biaya yang berisikan poli, nama, umur, alamat, diagnosa, tanggal pelayanan, nomor jamkesmas/jampersal, nomor register, jenis periksa (laboratorium, radiologi, Ultra Sono Grafi (USG), Electro Cardigraph (ECG) / Elektro Kardigraph (EKG), tindakan, konsultasi), total biaya, tanda tangan pasien dan tanda tangan dokter. f Surat keterangan kelahiran untuk bayi baru lahir yang berisikan nama ibu, jenis kelamin, hari lahir, tanggal/jam, berat badan/panjang badan, linkar kepala/lingkar dada, anak yang ke, dan tanda tangan dokter atau bidan yang merawat. g Rekapitulasi klaim rawat inap yang digunakan untuk merekap data pasien jampersal rawat inap dalam 1 bulan yang berisikan periode, nama PPK, kode PPK, kelas PPK, kelas tarif pelayanan umum, kelas tarif pelayanan khusus, nomor, tanggal, nomor Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim...(Aning W, Sri Sugiarsi, dk)87

rekam medis, nama, kode, Length Of Stay (LOS), tarif, AMHP, cost/day, lain-lain, dan total. h Formulir pasien rawat inap yaitu formulir yang digunakan untuk pengajuan klaim Jampersal bagi pasien rawat inap yang terdiri dari formulir ringkasan masuk, anamneses, perjalanan penyakit, grafik, ringkasan penyakit, askep, pemantauan infeksi nosokomial, formulir pemberian informasi, perencanaan pulang, lembar DPJP (Dokter Penaggungjawab Pasien), perincian visite, konsule dan tindakan dokter dan catatan pemakaian obat-obatan. Sedangkan kelengkapan persyaratan Jampersal bagi pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi meliputi : a Fotokopi kartu indentitas pasien KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau kartu identitas yang lainyaitu Surat Izin Mengemudi (SIM) atau Paspor. Jika pasien tidak atau belum memiliki KTP dan masih menggunakan surat keterangan dari desa maka harus menyertakan fotokopi Kartu Keluarga (KK) sebagai pelengkap surat keterangan dari desa. b Surat Rujukan dari Puskesmas, Fasilitas Kesehatan Swasta/Bidan Praktik Mandiri. Surat Rujukan ini harus terbaru dan ditanda tangani oleh dokter yang mengirim pasien. c Surat Jaminan Pelayanaan (SJP) yang dikeluarkan oleh petugas loket pendaftaran Rumah Sakit. Surat Jaminan Pelayanan dikeluarkan setelah pasien melengkapi fotokopi kartu tanda penduduk dan surat rujukan. Persyaratan pasien Jampersal harus lengkap pada saat pasien dilayani di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI).Oleh karena itu, pihak rumah sakit bertanggung jawab penuh kepada pasien jampersal yang telah melengkapi persyaratan tersebut. Jika terdapat persyaratan bagi pasien rawat inap yang tidak lengkap maka pasien/keluarga pasien diberi waktu 2 24 jam untuk melengkapi persyaratan pasien rawat inap. Setiap persyaratan yang dilengkapi oleh pasien dilakukan verifikasi untuk mengetahui ketidaklengkapan dan apabila dinyatakan lengkap maka mempermudah pengajuan klaim ke Verifikator Independen. Apabila setelah diverifikasi oleh petugas vetifikator terjadi ketidaklengkapan seperti identitas pasien berbeda antara KTP dengan SJP, Surat Jaminan Pelayanan (SJP) yang tidak ada serta tidak adanya nomor SJP, tidak adanya fotokopi KTP, kode diagnosis 88Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94

yang kurang tepat, surat lahir bayi yang belum ada, dan tanda tangan dokter yang merawat, maka berkas pasien rawat inap tersebut dikembalikan ke pihak rumah sakit untuk dilengkapi tanpa batas waktu tetapi diharapkan secepatnya agar pelaksanaan pengajuan klaim tidak terlambat. 3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pengajuan Klaim Jampersal bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi Pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal di RSUD Dr. Soeroto sudah sesuai dengan langkah yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Adapuntata cara pengajuan klaim Jampersal adalah sebagai berikut: a. Pasien Jampersal rawat inap melengkapi persyaratan jampersal (persyaratan tersebut meliputi: fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan surat rujukan) yang telah ditetapkan oleh pihak RSUD Dr. Soeroto dan menyerahkannya ke loket pendaftaran untuk mendapatkan Surat Jaminan Pelayanan (SJP). b. Berkas pasien yang telah selesai pelayanan kemudian dibuatkan rincian Resume Medis atau biasa disebut formulir rawat inap yang meliputi: formulir ringkasan masuk, anamneses, perjalanan penyakit, grafik, ringkasan penyakit, askep, pemantauan infeksi nosokomial, formulir pemberian informasi, perencanaan pulang, lembar DPJP (Dokter Penaggungjawab Pasien), perincian visite, konsule dan tindakan dokter dan catatan pemakaian obat-obatan. c. Berkas pasien Jampersal diserahkan ke petugas koder untuk di koding dengan menggunakan buku ICD-10 dan ICD-9CM. d. Berkas yang sudah dikoding kemudian dientry ke Software INA-CBG S oleh petugas administrasi klaim rumah sakit. Data yang dientri meliputi nomor rekam medis, nama pasien, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor peserta, nomor SJP, jenis pelayanan (rawat inap atau rawat jalan), tanggal masuk dan tanggal keluar, status pulang, dokter penangungjawab, berat lahir (khusus untuk bayi baru lahir atau bayi dengan umur kurang dari 1 (satu) bulan, biaya riil rumah sakit, keterangan rujukan, severity level, diagnosa (diagnosa primer atau diagnosa sekunder), dan tindakan. Setelah semua berkas Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim...(Aning W, Sri Sugiarsi, dk)89

pasien selama 1 (satu) bulan selesai dientri kemudian dibuatkan rekap txt file dan excel klaim. Kemudian dilakukan verifikasi oleh petugas admin klaim. Setalah semua berkas lengkap baru diajukan ke verifikator independen. e. Petugas Verifikator Independen Jampersal di RSUD Dr. Soeroto Ngawi dengansoftwareverifikator melakukan Verifikasi Administrasi Klaim. Proses verifikasi meliputi verifikasi kepesertaan, verifikasi pelayanan, verifikasi pendanaan. Verifikasi dengan mencocokan berkas Data Resume Medisdengan excel klaim dan txt file. f. Selain itu Petugas Verifikator juga melakukan verifikasi terhadap berkas klaim Jampersal yang meliputi persyaratan administrasi kepesertaan yaitu fotokopi asli Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat rujukan, dan nomor SJP. Serta persyaratan administrasi pelayanan meliputi nama pasien, umur pasien, nama dokter pemeriksa, tanggal masuk dan keluar, jenis pelayanan (rawat inap/rawat jalan), cara pulang, diagnosa, tindakan, kode ICD diagnosa dan tindakan harus sesuai dengan berkas resume medis dan deskripsi dalam software verifikator. Dari verifikasi berkas ini maka dapat ditentukan berkas tersebut lengkap atau tidak. Setelah semua berkas dinyatakan lengkap oleh Verifikator Independen baru berkas tersebut dinyatakan layak bayar (dapat diklaimkan). Di RSUD Dr. Soeroto terdapat gagal klaim (tidak layak bayar) pada bulan april sebesar 2% (10 berkas) dari 607 berkas pengajuan klaim jampersal. Hal ini terjadi karena terdapatnya double klaim pada pasien. Double klaim ini dikarenakan pada bulan yang sama pasien periksa ke poli kandungan dan selang waktu beberapa hari pasien melahirkan dan di rawat inap. Sehingga pasien mempunyai 2 berkas yaitu berkas rawat jalan dan berkas rawat inap. Untuk mengantisipasi hal ini maka rumah sakit mengambil kebijakan untuk berkas yang diajukan klaim yaitu berkas pasien rawat inap. g. Apabila terdapat ketidaklengkapan persyaratan pengajuan klaim seperti identitas pasien berbeda antara 90Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94

KTP dengan SJP, Surat Jaminan Pelayanan (SJP) yang tidak ada serta tidak adanya nomor SJP, tidak adanya fotokopi KTP, kode diagnosis yang kurang tepat, surat lahir bayi yang belum ada, dan tanda tangan dokter yang merawat. h. Petugas Verifikator Independen Jampersal mengembalikan berkas tersebut ke pihak rumah sakit khususnya bagian pelayanan admin klaim Rumah Sakit agar melengkapi persyaratan yang belum lengkap tanpa batas waktu yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit. i. Untuk berkas klaim yang dinyatakan lengkap dan layak bayar, untuk selanjutnya petugas verifikator membuat laporan pertanggungjawaban klaim yang ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit dan Verifikator Independen Jampersal yang bertugas di RSUD Dr. Soeroto Ngawi. Laporan pertanggungjawaban tersebut dikirim ke Kementrian Kesehatan bagian Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan (PPJK) dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Kabupaten setempat, Dinas Kesehatan Propinsi setempat dan arsip untuk realisasi pencairan dana klaim jampersal. Alur pengajuan klaim Jampersal yang tidak lengkap adalah sebagai berikut : a. Setelah dilakukan verifikasi oleh petugas verifikator dan dinyatakan tidak lengkap maka formulir pengajuan klaim Jampersal tersebut dikembalikan kepada Pihak Admin Klaim Rumah Sakit Daerah Dr. Soeroto Ngawi. b. Pihak Admin klaim Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi meneliti dan melengkapi kembali kekurangan dari pengajuan ketidaklengkapan klaim dengan administrasi petugas bangsal pasien dirawat. c. Setelah kelengkapan persyaratan Jampersal tersebut dinyatakan lengkap kembali, pihak admin klaim Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi menyerahkan persyaratan tersebut kepada petugas verifikator independen. d. Verifikator Independen melakukan verifikasi ulang terhadap berkas yang sudah dilengkapi pihak admin klaim rumah sakit. Setelah semua berkas dinyatakan lengkap dan layak bayar petugas Verifikator Independen membuat laporan Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim...(Aning W, Sri Sugiarsi, dk)91

pertanggungjawaban klaim yang ditandatangani Direktur Rumah Sakit dan Verifikator Independen. Laporan pertanggungjawaban tersebut diajukan kepada Kementrian Kesehatan bagian Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan dengan tembusan kepada Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten dan arsip. Di RSUD Dr. Soeroto Ngawi terdapat ketidaklengkapan klaim sebesar 5% (28 berkas) dari 607 berkas pengajuan klaim jampersal pada bulan april. Ketidaklengkapan ini terjadi pada identitas pasien berbeda antara KTP dengan SJP hal ini terjadi karena petugas pendaftaran kurang teliti dalam menerima berkas dari pasien dan kurang teliti dalam membuatkan surat jaminan pelayanan. Tidak adanya fotokopi asli KTP hal ini terjadi karena pasien belum mempunyai/kehilangan KTP sehingga menggunakan surat keterangan dari desa demi memperlancar pengklaiman maka pasien harus menyertakan fotokopi KK sebagai pelengkap surat keterangan. Tidak ada Surat Jaminan Pelayanan (SJP) serta tidak adanya nomor SJP hal ini terjadi karena kurang teliti dan hati-hati petugas dalam pembuatan SJP sehingga terselip berkas yang belum dibuatkan SJP.Kode diagnosis yang kurang tepat hal ini terjadi karena kurang telitinya petugas koding dalam mengkode diagnosis pasien sehingga kode yang dihasilkan kurang spesifik bahkan tidak sesuai. Tidak adanya surat keterangan kelahiran bayi hal ini terjadi karena kurang telitinya petugas bangsal besalin yang lupa tidak menyertakan surat keterangan lahir pada dokuumen rekam medis bayi, dan tidak adanya tanda tangan dokter yang merawat hal ini terjadi karena dokter kurang teliti dalam mengisi rekam medis medis pasien. Untuk menangani petugas dan dokter yang kurang teliti dan kurang hatihati sebaiknya pihak rumah sakit melakukan sosialisasi terhadap sistem pelayanan dengan petugas pendaftaran jampersal, kepala ruangan serta dokter yang merawat pasien agar lebih hati-hati dan teliti dalam mengisi berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pasien Jampersal. Dalam pengajuan klaim jampersal pasien diharapkan membawa persyaratan berupa fotokopi KTP dan surat rujukan dari puskesmas atau dokter keluarga dan meminta Surat Jaminan Pelayanan (SJP) ke petugas pendaftaran sehingga mempermudah petugas pendaftaran di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto dalam melakukan pelayanan persyaratan pengajuan klaim dan pihak rumah sakit dapat 92Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94

mengirimkan klaim ke Kementrian Kesehatan melalui Verifikator independen sesuai batas waktu yang disepakati. Batas waktu pengklaiman yaitu tanggal 10 bulan berikutnya.di RSUD Dr. Soeroto dalam pengajuan klaim Jampersal mengalami keterlambatan yaitu menjadi akhir tanggal pada bulan berikutnya.hal ini terjadi karena pengumpulan berkas rekam medis pasien rawat inap ke pihak koder dan admin klaim terlambat.seharusnya sebelum tanggal 10 berkas rekam medis pasien harus sudah terkumpul.ini disebabkan karena terdapat ketidaklengkapan persyaratan pengajuan klaim Jampersal. Dalam proses pengajuan klaim terdapat kendala yaitu keterlambatan pengumpulan berkas/formulir rekam medis pasien rawat inap ke bagian koder dan admin klaim Rumah Sakit. Hal ini disebabkan terdapatnya berkas rekam medis yang tidak lengkap sehingga berkas rekam medis tersebut perlu dilengkapi kembali. Dalam melengkapi berkas rekam medis yang tidak lengkap ini tidak ditentukan batas waktu namun diharapkan secepatnya agar tidak menghambat proses pengklaiman. Pengajuan klaim jampersal ini dilakukan setiap sebulan sekali.jika terdapat berkas rekam medis pasien rawat inap yang tidak lengkap dan melebihi batas pengajuan klaim pada bulan tersebut maka rumah sakit membayar klaim pasien tersebut yang berakibat rumah sakit merugi. Untuk itu diperlakukan kedisiplinan dari semua petugas yang terkait dengan klaim jampersal sehingga semua proses klaim dapat berjalan lancar dan tidak ada lagi keterlambatan klaim jampersal. SIMPULAN Dari hasil penelitian di RSUD Dr. Soeroto Ngawi diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Kebijakan pelaksanaan pengajuan klaim Jampersal bagi pasien rawat inap di RSUD Dr. Soeroto Ngawi belum ada sehingga berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor 2562/MenKes/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 2011. Sedangkan untuk langkahlangkah pelaksanaan pengajuan klaim terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. 2. Kelengkapan persyaratan formulir rumah sakit dalam pengajuan klaim Jampersal ke pihak Verifikator Independen Jampersal antara lain fotokopi KTP, surat rujukan, SJP, resep, perincian biaya, rekapitulasi klaim rawat inap, surat keterangan Tinjauan Pelaksanaan Pengajuan Klaim...(Aning W, Sri Sugiarsi, dk)93

kelahiran untuk bayi dan formulir pasien rawat inap. Sedangkan kelengkapan persyaratan Jampersal bagi pasien Rawat Inap adalah foto copy KTP, surat rujukan dan SJP. 3. Langkah-langkah pengajuan klaim jampersal sudah sesuai dengan langkah yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 903/Menkes/Per/V/2011 Nomor tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Arief Mohammad TQ. 2003. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik )Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. DepDikNas. 2001. Kamus Bahasa Indonesia Edisi ke 3. Jakarta: Balai Pustaka. DepKes RI. 1997. Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia Revisi I. Jakarta: Depkes RI.. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi II. Jakarta: Depkes RI. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/Menkes/Per/III/2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.. 2011. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.. 2011. Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562/Menkes/Per/XII/2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Narbuko C. 2008. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Notoadmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. PerMenkes. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan No 269 PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: PerMenkes. Shofari B. 2002. PSRK 01 Buku 2 Modul Pembelajaran Sistem dan Prosedur Pelayanan Rekam Medis. Semarang: PORMIKI. Tidak dipublikasikan. 94Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VI. NO.1, MARET 2012, Hal78-94