BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PERUM PERHUTANI SALATIGA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi tidak akan lepas dari keberadaan serta

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Perusahaan dengan kualitas SDM yang tinggi

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja yang menantang dan kompleks serta semakin cepatnya perubahan menuntut

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga perusahaan melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hasibuan (2007) Byars dan Rue Sutrisno (2009)

STRESS DALAM PEKERJAAN. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Kedokteran Komunitas/Keluarga FKIK Unja

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA TELLER DAN CUSTOMER SERVICE BANK

BAB I PENDAHULUAN. jika dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan ketegangan emosi serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA. Sumberdaya manusia merupakan investasi yang. sangat penting dalam suatu organisasi.

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KONFLIK INTERPERSONAL DAN STRES KERJA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan stress kerja. Cikmat (dalam Nawawi, 2003:292) menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

DAFTAR ISI. INTISARI i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL. ix DAFTAR GAMBAR xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan. Wujud nyata perusahaan yang secara langsung berpengaruh. terhadap keberadaan karyawan yaitu masalah stress karyawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penggunaan tembakau, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian dari. manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perindustrian tentunya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan organisasi lain sehingga dapat terus mengembangkan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang. untuk menghadapi lingkungan. Stress banyak merugikan diri individu

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

BAB I LATAR BELAKANG. trading diartikan sistem perdagangan secara online yaitu lewat perangkat teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya mengganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 2001), bahkan dijaman sekarang ini bukan lagi perusahaan besar mengalahkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Malasah

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memilih produk perbankan. Hal tersebut menjadikan para pelaku industri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. pekerja sering kali melakukan pekerjaan di luar keinginan individu pekerja itu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. judul Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Hotel Trio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

PERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN. Skripsi

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER TRADA MOTOR CABANG BANDAR LAMPUNG. Oleh Nia Nur Arini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan

HUBUNGAN ANTARA JOB STRESS DENGAN KINERJA KARYAWAN

BAB I. PENDAHULUAN. karyawan mulai dari pimpinan puncak hingga ke lapisan paling bawah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan ataupun kegagalan suatu organisasi atau unit kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Beban..., Dyah, Fakultas Psikologi 2016

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi yang semakin maju di Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki ketrampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan nasional, oleh karena itu kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Berbicara mengenai SDM sebenarnya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek kualitas dan aspek kuantitas. Aspek kuantitas mencakup jumlah SDM yang tersedia, sedangkan aspek kualitas mencakup kemampuan SDM baik fisik maupun non fisik. Dalam mewujudkan misi dan visi perusahaan maka organisasi dapat memanfaatkan SDM yang dimilikinya seoptimal mungkin, oleh karena itu untuk mewujudkannya, diperlukan SDM yang terampil dan handal di bidangnya. Faktor yang menjadi perhatian dalam manajemen SDM adalah manusianya itu sendiri. Saat ini sangat disadari bahwa SDM merupakan masalah perusahaan yang paling penting, karena dengan SDM menyebabkan sumber daya yang lain dalam perusahaan dapat berfungsi atau dijalankan, disamping itu SDM dapat menciptakan efisiensi, efektivitas dan produktivitas perusahaan. SDM yang efektif mengharuskan manajer atau pimpinan dapat menemukan cara terbaik dalam pendayagunaan orang-orang yang ada dalam lingkungan perusahaannya agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat tercapai. 1

2 Setiap perusahaan menginginkan SDM yang memiliki daya tahan yang baik dengan manajemen stres sehingga tidak mengganggu kemampuan berfikir saat menjalankan tuntutan pekerjaan dan saat dihadapkan pada permasalahan pekerjaan. Namun pada kenyataanya tidak sedikit karyawan sering mengalami beberapa kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dalam ruang lingkup pekerjaannya, seperti merasakan ketegangan dengan tuntutan kerja sehingga konsentrasi berkurang, dan menyebabkan stres kerja. Hal ini dapat disebabkan karena adanya serangkaian tuntutan yang berkaitan dengan pekerjaan seperti beban kerja yang berlebihan, keterbatasan waktu, adanya konflik peran, hubungan yang kurang harmonis dengan rekan kerja, perubahan gaya manajerial yang kurang sesuai dan hal-hal lain yang dapat membuat seseorang menjadi tertekan. Pada dasarnya setiap individu sebagai manusia selalu menerima berbagai macam stimulus dari lingkungan sekitar melalui alat indera yang dimilikinya. Diyakini pula bahwa tiap orang memiliki ambang batas tertentu untuk menerima stimulus tersebut. Apabila stimulus yang masuk kedalam diri seseorang terlampau besar melebihi ambang batasnya, terjadilah ketidakseimbangan. Gejala yang lazim disebut dengan stres ini, dalam situasi kerja secara spesifik dinamakan dengan stres kerja. Banyak karyawan yang tidak dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya, baik itu masalah pribadi maupun masalah di perusahaan, sehingga hal ini akan mengganggu konsentrasinya dalam bekerja. SDM yang berkualitas bukan hanya memiliki intelektualitas tinggi semata melainkan juga memiliki kemampuan untuk bekerja dengan orang lain dan

3 mengelola diri sendiri untuk beradaptasi dengan tuntutan dan permasalahan kerja yang muncul, namun pada kenyataannya sering terjadi ketegangan dengan tuntutan tersebut sehingga menyebabkan stres kerja. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) stres kerja tidak dapat dihindari, namun stres kerja dapat dikurangi dan dikelola. Stres kerja apabila dikelola dengan baik dapat menjadi pendorong dan meningkatkan intensitas kerja, sedangkan apabila tidak dikelola dengan baik stres kerja akan menimbulkan permasalahan yang berdampak negatif bagi individu dan perusahaan. Permasalahan stres kerja dapat saja disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah lingkungan pekerjaan, diri individu, persaingan antar devisi, dan maupun organisasi. Menurut Leka, dkk (2003) bahwa stres kerja merupakan respon individu saat dihadapkan pada tuntutan dan tekanan pekerjaan yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki serta kemampuan mengatasi tantangan. Kondisi fisik karyawan dalam bekerja juga mempengaruhi hasil pekerjaanya, seperti terlalu lelah karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, sakit dan tidak mendapatkan ijin untuk istirahat, atau tidak puas dengan gaji dan jabatan yang diperolehnya. Setiap orang pasti pernah mengalami stres saat bekerja. Akibat stres, sering kali apa yang dikerjakan hasilnya menjadi tidak maksimal, bahkan bisa berantakan. Penelitian yang pernah dilakukan Program Studi Magister Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) terhadap para pekerja kantor di Indonesia pada tahun 1990-an menunjukkan, sekitar 30 persen karyawan pernah mengalami stres di tempat kerja dengan beragam keluhan mulai dari yang ringan sampai berat. Menurut Dewi, faktor risiko stres kerja dapat dipengaruhi

4 dari lingkungan kerja (bising, tata ruang, suhu, pencahayaan), beban kerja, peran individu dalam organisasi dan faktor individu itu sendiri, dan itu memang sudah terbukti, di beberapa tempat memang stres itu ada. (dalam http://www.kompas.com/ html.). Salah satu penyebab stres kerja diantaranya beban kerja (Overload). Sebenarnya overload ini dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam "tegangan tinggi". Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit, sehingga menyita kemampuan teknis dan kognitif karyawan. Seseorang yang stres bisa juga menunjukkan sikap apatis atau bosan dalam bekerja. Biasanya stres kerja ini ditampakkan dalam gejala-gejala perilaku karyawan, seperti kinerja rendah, naiknya tingkat kecelakaan kerja, salah dalam mengambil keputusan, tingkat absensi kerja tinggi, dan agresi di tempat kerja. Stres kerja cenderung melibatkan pihak organisasi dan karyawan, dan biasanya berdampak merugikan bagi keduanya. Stres kerja juga dapat menghasilkan konsekuensi psikologis. Hal ini dapat berupa kegelisahan, frustasi, apatis, percaya diri yang rendah, agresi, dan depresi. Perum Perhutani adalah sebuah perusahaan yang sebagian besar tugas karyawannya yaitu merealisasikan rencana-rencana sesuai target perusahaan secara tepat waktu. Namun pada kenyataanya, Transtoto Handadhari (mantan Direktur Utama Perum Perhutani) mengatakan bahwa strategi memasarkan produk

5 Perhutani serta mendapatkan keuntungan sesuai dengan target-target yang telah dicanangkan merupakan hal yang tidak mudah. Sebagai gambaran, Perhutani beberapa waktu gagal melakukan transaksi pasar yang optimal. Gagal membuat kegiatan diversifikasi produk dan pasar yang telah merugikan perusahaan. Saat ini pun terlihat Perhutani kesulitan mencapai target pendapatannya, dan banyak produk Perhutani melimpah di persediaan. Persoalan pemasaran yang rumit di Perhutani jelas bertautan dengan masalah teknis kehutanan, sistem perdagangan dalam dan luar negeri, mafia pasar yang sangat kompleks, pengembangan produktivitas bahan baku non kayu, penguasaan masalah internal, bahkan masalah psikologi pengusaha dan masyarakat. Hal ini merupakan akibat kondisi pemasaran produk yang sedang tidak baik (penurunan kinerja). (www. Petakhutan.wordpress.com) Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 28 Januari 2013 dengan salah seorang kepala urusan umum Perum Perhutani Salatiga, mengatakan bahwa sekitar 25% karyawan mengalami penurunan kinerja dan melakukan kesalahan kerja, sebagai contoh tidak tercapainya target kerja, terdapat karyawan yang datang terlambat dan absen kerja, namun karyawan tersebut titip absen ke teman yang lain. Interview juga dilakukan dengan salah satu staf bagian lapangan, yang mengatakan bahwa subjek merasa lelah dalam bekerja dan memiliki waktu yang kurang untuk bertemu keluarga, karena selama 20 hari subjek bekerja di hutan. Masalah lain yang dialami adalah subjek ditugaskan untuk membantu pekerjaan staf lain (double job) yang sebenarnya bukan tugas dan kemampuan yang

6 dimiliknya. Sehingga tidak jarang subjek bekerja secara kejar target untuk dapat memenuhi target dari kedua kerjaan yang ditugaskan. Hal ini mengakibatkan subjek pusing dan lelah secara fisik maupun pikiran. Stres merupakan hal yang berbeda bagi individu yang berbeda. Tiap individu belum tentu mengalami stres terhadap suatu stresor yang sama, hal tersebut disebabkan karena beberapa perbedaan individual. Salah satu perbedaan individual yang diduga mempengaruhi stres kerja adalah emosi. Emosi memegang peranan penting sehingga perlu dikelola dengan baik karena dapat menimbulkan hal-hal positif maupun negatif. Individu yang mampu mengelola emosi dengan baik akan dapat meningkatkan prestasi dan produktifitas kerja, hal ini identik dengan kecerdasan emosi. Menurut Cooper dan Sawaf (1999) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengakui dan menghargai perasaan pada diri sendiri dan orang lain, menanggapinya dengan tepat, menerapkan emosi secara efektif dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, kemampuan untuk mencari potensi unik diri, mengaktifkan gagasan dan nilai-nilai seseorang, mengubahnya dari apa yang dipikirkan menjadi apa yang dilakukan. Berdasarkan definisi tersebut, maka kecerdasan emosi ini sangat mempengaruhi seseorang dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari termasuk pekerjaan. Ditambahkan oleh Goleman (1999) bahwa orang bekerja kini dinilai tidak hanya didasarkan pada tingkat kepandaian dan pengalaman, tetapi juga berdasarkan seberapa baik orang mengelola diri sendiri dan berhubungan dengan orang lain.

7 Mengingat beban dan tanggungjawab pekerjaan di Perhutani yang tinggi, maka kecerdasan emosi memiliki peran yang sangat penting untuk membantu karyawan dalam menghadapi beban dan tanggungjawab pekerjaan. Karyawan Perhutani yang memiliki kecerdasan emosi diharapkan akan memiliki daya tahan yang baik dan manajemen stres, sehingga tidak menggangu kemampuan berpikir saat menjalankan tuntutan pekerjaan dan saat dihadapkan pada permasalahan pekerjaan. Berdasarkan latar belakang diatas timbul permasalahan apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan stres kerja pada karyawan Perum Perhutani Salatiga?, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Stress Kerja pada Karyawan Perum Perhutani Salatiga? B. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis hubungan antara kecerdasan emosi dengan stress kerja pada karyawan Perum Perhutani Salatiga. 2. Untuk mengidentifikasi peran kecerdasan emosi terhadap stres kerja pada karyawan Perum Perhutani Salatiga. 3. Untuk mengidentifikasi kondisi kecerdasan emosi pada karyawan Perum Perhutani Salatiga

8 4. Untuk mengidentifikasi kondisi stress kerja pada karyawan Perum Perhutani Salatiga C. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan perusahaan sebagai alat untuk melihat bagaimana kondisi karyawan baik itu dari tingkat kecerdasan emosi dan stres kerja karyawan, dengan demikian perusahaan dapat melakukan usaha-usaha untuk suatu program yang dapat mencegah terjadinya stres dengan membuat suatu tindakan pencegahaan serta dapat mengevaluasi sejauh mana kecerdasan emosi karyawan terhadap masalah pekerjaan yang dihadapinya. 2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu karya ilmiah yang layak dipercaya dan dapat menjadi bahan acuan maupun pertimbangan pembaca untuk dijadikan langkah awal bagi penulis karya ilmiah lainnya.