Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

Manajemen Operasional. Metode EOQ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

Pengelolaan Persediaan

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

BAB 2 LANDASAN TEORI

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Aplikasi Metode EOQ Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN KIMIA DI GUDANG LABORATORIUM PT WILMAR NABATI INDONESIA

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Persedian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan.

BAB VI HASIL PENELITIAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

menghitung EOQ Menghitung EOQ

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UKM GRIYA TAS BOGOR

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN VOLUME GUDANG DI PT. SIM BEKASI. Basuki. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Metode ABC dan EOQ pada PT. X Fatimah (1), Syukriah (2), Nurul Annisa (3) (1), (2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh (1) fatimahjtind@gmail.com ABSTRAK PT X merupakan sebuah perusahaan peleburan aluminium yang memproduksi aluminium ingot. Saat ini PT tersebut dalam mengelola persediaan bahan baku termasuk bahan baku untuk WWTP dengan sistem Min - Max, yaitu dengan menentukan batas minimum dan maksimum stok yang tersedia di gudang. Namun metode yang diterapkan tersebut belum optimal, hal ini terlihat dari adanya material yang melebihi stok maksimal. Untuk mengatasi masalah persediaan tersebut, perusahaan perlu mengendalikan persediaannya dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bahan baku mana saja yang perlu dilakukan pengendalian dan berapa banyak kebutuhan dan berapa pesanan ekonomisnya. Adapun metode yang digunakan untuk pengendalian persediaan tersebut adalah analisis ABC dan Economic Order Quantity (EOQ). Melalui analisis ABC, terdapat 2 jenis barang kelompok A, 2 jenis barang kelompok B, dan 4 jenis barang kelompok C. Berdasarkan metode EOQ, PT X dapat menghemat total biaya persediaan sebesar 56% dari total biaya persediaan. Kata Kunci Pengendalian persediaan, Bahan Baku, Waste Water Treatment Plant (WWTP), Analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ). I. PENDAHULUAN PT X merupakan sebuah perusahaan peleburan aluminium yang memproduksi aluminium ingot secara make to stock. Sehingga dalam proses produksinya dibutuhkan tingkat persediaan yang selalu mencukupi agar kegiatan produksi tidak terhambat. Pengelolaan inventory atau persediaan berperan penting dalam memastikan kelancaran kegiatan produksi terutama dalam menghindarkan terjadinya kekurangan material (stock out). Namun, tingkat persediaan atau inventory yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penumpukan material (over stock) di gudang yang menghasilkan pemborosan berupa idle money dan gudang menjadi penuh. Saat ini PT X telah menggunakan metode pengendalian inventory Min Max, namun metode yang diterapkan tersebut belum optimal. Hal ini terlihat dari adanya material yang melebihi stok maksimal yang telah ditentukan oleh perusahaan seperti Polymer For Coagulant pada data konsumsi bahan baku 2016. Adanya persediaan material yang melebihi batas maksimal stok yang telah ditentukan menyebabkan terjadinya penimbunan material (over stock) sehingga biaya penyimpanan material meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap metode pengendalian inventory di PT X dengan tujuan untuk meminimasi biaya penyimpanan (holding cost) dan biaya modal (opportunity cost) yang hilang akibat idle money serta memastikan kebutuhan produksi terpenuhi. II. TINJAUAN PUSTAKA Persediaan (Inventory) didefenisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambahkan fleksibilitas operasi perusahaan. Fungsi persediaan (Rangkuti, 2007) yaitu: 1. Fungsi Decuopling, untuk membantu perusahaan agar bisa memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier barang.

Fatimah, Syukriah, Nurul Annisa 2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biayabiaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya) 3. Fungsi antisipasi, untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan musiman (seasonal inventories), menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan (safety stock) A. Economic Order Quantity (EOQ) Economi Order Quantity adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan kuantitas pembelian bahan supaya mendapatkan biaya pesan dan biaya simpan yang minimal (Rangkuti, 2007). EOQ dapat digunakan apabila kebutuhan-kebutuhan permintaan pada masa yang akan datang memiliki jumlah yang konstan dan relatif memiliki fluktuasi perubahan yang sangat kecil. Rumusan EOQ yang biasa digunakan (Handoko, 2008) adalah sebagai berikut: EOQ = {1} Dimana : D : Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu S : Biaya pemesanan H : Biaya penyimpanan per unit per tahun B. Waktu tunggu (lead time) Waktu tunggu (lead time) adalah tenggang waktu yang terjadi mulai saat pemesanan bahan baku sampai datangnya bahan baku di perusahaan yang memesannya. Waktu tunggu yang tepat dibarengi dengan saat membeli yang tepat pula, akan mengurangi resiko penumpukan persediaan atau kekurangan persediaan. C. Persediaan Pengaman (safety stock) Safety stock merupakan persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (out of stock) (Assauri, 2004). Adapun persamaan untuk menghitung safety stock adalah sebagai berikut: Safety Stock (SS) = Z x (2) Dimana : SS : Persediaan pengaman (Safety Stock) Z : Perhitungan pada tabel tabel Z kurva normal : Standar deviasi D. Titik Pemesanan Kembali (reorder point) Reorder point adalah saat di mana perusahaan harus mengadakan pemesanan kembali, sehingga datangnya pemesanan tepat dengan habisnya bahan baku yang dibeli. E. Analisis ABC Analisis ABC merupakan salah satu model yang digunakan untuk memecahkan masalah penentuan titik optimum, baik jumlah pemesanan maupun order point. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip Pareto, dikembangkan oleh Vilfredo Pareto ahli ekonomi Italia, yang menyatakan bahwa Terdapat sedikit hal yang penting dan banyak hal yang sepele. Tujuannya adalah membuat kebijakan persediaan yang memusatkan sumber daya pada komponen persediaan penting yang sedikit dan bukan pada yang banyak tetapi sepele. Analisis ABC mengklasifikasi persediaan dalam tiga kategori, yaitu A, B, dan C dengan basis volume penggunaan biaya persediaan dalam setahun (Heizer, J. 2006); (Indrajit, E. R,. 2003); (Rangkuti, Freddy. 2007). Adapun kriteria dari tiap klasifikasi adalah sebagai berikut: H-138

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Metode ABC dan EOQ pada PT. X 1. Kelas A : Barang-barang dengan jumlah unit 10%-20% tetapi nilai investasinya 30% -70% dari total investasi tahunan persediaan. 2. Kelas B : Barang-barang dengan jumlah unit 20%-30% tetapi nilai investasinya 20% -30% dari total investasi tahunan persediaan. 3. Kelas C : Barang-barang dengan jumlah unit 30%-70% tetapi nilai investasinya 10% -20% dari total investasi tahunan persediaan. III. METODOLOGI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pengklasifikasian bahan dengan metode ABC dan perhitungan persediaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ), dengan tahapan-tahapan berikut: B. Metode Economic Order Quantity (EOQ) a. Menghitung Safety Stock dengan rencana service level yaitu 95% sehingga z = 1.64. Dengan Menggunakan persamaan : Safety stock (SS) = Z x = b. Menghitung Reorder Point ROP = LT +SS Di mana: ROP = Reorder point (titik pemesanan ulang) = Rata-rata jumlah kebutuhan (unit/bulan) LT = Lead time / waktu tunggu (bulan) SS = Safety Stock (persediaan pengaman) c. Menghitung Jumlah Persediaan Maksimum MI = SS + EOQ Di mana : MI = Maximum Inventory SS = Safetry stock / persediaan pengaman EOQ = Economic order quantity (jumlah pemesanan ekonomis) d. Menghitung total biaya persediaan dengan sistem jumlah pemesanan tetap atau Economic Order Quantity (EOQ). EOQ = IV PEMBAHASAN A. Analisis ABC Setelah melakukan perhitungan nilai investasi dan persentase nilai investasi maka terdapat pengklasifikasian jenis barang A, B, C yaitu : H-139

Fatimah, Syukriah, Nurul Annisa Tabel 1 Perhitungan Jenis barang WWTP PT INALUM Dengan Menggunakan Analisis ABC Persentase No Nama Item Material Nilai Investasi (Rp) Nilai Persentase Investasi Kumulatif (%) Kelompok (%) 1 Hydrochloric Acid 1.782.935.000.000 32,22 32,22 A 2 Aluminium Sulphate (AL2(SO4)3 1.691.052.000.000 30,56 62,78 A 3 Bleaching Powder 905.709.000.000 16,37 79,15 B 4 Quick Lime 530.469.000.000 9,59 88,74 B 5 Coustic Soda Flakes 313.025.000.000 5,66 94,4 C 6 7 Chlorine Liquid 900 Chlorine Liquid 100 155.925.000.000 2,82 97,22 C 153.840.000.000 2,78 100 C 8 Polymer for Coagulant 310.800.000 0,01 100 C Total 5.533.265.800.000 100 100 Berdasarkan hasil perhitungan ABC diatas diperoleh 2 jenis barang dalam Kelompok A, 2 jenis barang dalam Kelompok B, dan 4 jenis barang dalam Kelompok C dengan persentase nilai investasi dalam Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Klasifikasi Jenis Barang WWTP Dengan Menggunakan Analisis ABC Kelompok Jumlah Barang Nilai Investasi Persentase Nilai Persentase Jumlah (Rp) Investasi (%) Barang (%) A 2 3.473.987.000.000 62,78 25 B 2 1.436.178.000.000 25,96 25 C 4 623.100.800.000 11,26 50 Jumlah 8 5.533.265.800.000 100 100 Grafik Analisis ABC untuk jenis barang WWTP berdasarkan data dari tabel 2 diatas sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1 berikut : Gambar 1 Grafik Analisis ABC Pada PT X (Persero) Hasil perhitungan untuk Economic Order Quantity (EOQ), safety stock (SS), reorder point (ROP), maksimum inventori dan total biaya keseluruhan untuk setiap jenis bahan ditunjukkan pada Tabel 3. H-140

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Metode ABC dan EOQ pada PT. X No Tabel 3. Nilai EOQ, SS, ROP, Maksimum Inventori Dan Total Biaya Dari Setiap Jenis Bahan Reorder Persediaan Maksimum EOQ Point Nama Item Material Pengaman persediaan (Kg) (ROP) (SS) (Kg) (Kg) (Kg) Total Biaya Persediaan (Rp) 1 Quick Lime 64629 23022 28996 87651 11.439.324 2 Hydrochloric Acid 80183 32337 39091 112520 12.508.605 3 Polymer for Coagulant 58 27 29 85 28.014.859 4 Bleaching Powder 8579 2793 3586 11372 11.436.431 5 Aluminium Sulphate (AL2(SO4)3 28881 4072 6741 32953 11.436.910 6 Coustic Soda Flakes 7758 2441 3127 10199 11.946.809 7 Chlorine Liquid 100 2209 840 1007 3049 14.007.908 8 Chlorine Liquid 900 2200 1174 1305 3374 17.718.391 Sumber: Hasil perhitungan B. Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku Perbandingan biaya persediaan bahan baku dengan hasil perusahaan dan metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Data Perbandingan Biaya Bahan Baku Perusahaan dengan Metode (EOQ) Nama Item Material Biaya Menurut Biaya Menurut Perusahaan Metode EOQ (Rp) (Rp) Quick Lime 19.699.419 11.439.324 Hydrochloric Acid 22.778.210 12.508.605 Polymer for Coagulant 97.047.711 28.014.859 Bleaching Powder 19.697.280 11.436.431 Aluminium Sulphate (AL2(SO4)3 19.697.634 11.436.910 Coustic Soda Flakes 21.104.951 11.946.809 Chlorine Liquid 100 27.433.000 14.007.908 Chlorine Liquid 900 41.355.825 17.718.391 JUMLAH 268.814.031 118.509.237 Sumber : Data Perhitungan H-141

Fatimah, Syukriah, Nurul Annisa Dari tabel di atas didapat selisih biaya persediaan menurut rumusan yang digunakan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar Rp 150.304.794 Dengan demikian, dapat dihitung persentase penghematan biaya persediaan bahan baku sebagai berikut : Penghematan = X 100% = 56% V PENUTUP Dari hasil pembahasan menurut analisis ABC dan hasil EOQ dapat disimpulkan bahwa Kelas A memiliki nilai investasi rupiah sebesar 62,78 % dari total persediaan, yang memerlukan pengendalian secara ketat terdiri dari 2 item (25%) persediaan yaitu : Hydrochloric Acid dan Aluminium Sulphate (AL2(SO4)3. Kelas B memiliki nilai investasi rupiah sebesar 25,96 % dari total persediaan, yang memerlukan pengendalian secara moderat terdiri dari 2 item (25%) persediaan yaitu : Bleaching Powder dan Quick Lime. Kelas C memiliki nilai investasi rupiah sebesar 11,27 % dari total persediaan, yang memerlukan pengendalian secara longgar terdiri dari 4 item (50%) persediaan yaitu : Coustic Soda Flakes, Chlorine Liquid 900, Chlorine Liquid 100, dan Polymer for Coagulant. Banyaknya jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) yaitu Quick Lime sebanyak 64629 Kg, Hydrochloric Acid sebanyak 80183 Kg, Polymer For Coagulant sebanyak 58 Kg, Bleaching Powder sebanyak 8579 Kg, Aluminium Sulphate (AL2(SO4)3 sebanyak 28881 Kg, Coustic Soda Flakes sebanyak 7758 Kg, Chlorine Liquid 100 sebanyak 2209 Kg, Chlorine Liquid 900 sebanyak 2200 Kg. Sedangkan titik pemesanan kembali (ROP) yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu Quick Lime sebanyak 28996 Kg, Hydrochloric Acid sebanyak 39091 Kg, Polymer For Coagulant sebanyak 29 Kg, Bleaching Powder sebanyak 3586 Kg, Aluminium Sulphate (AL2(SO4)3 sebanyak 6741 Kg, Coustic Soda Flakes sebanyak 3127 Kg, Chlorine Liquid 100 sebanyak 1007 Kg, Chlorine Liquid 900 sebanyak 1305 Kg. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan. 2004, Manajemen Produksi dan Operasi, (Edisi Revisi), Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Heizer, J. dan B. Render, 2006, Manajemen Operasi (Terjemahan), Jakarta: Salemba Empat,. Handoko, T.H, 2008, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Indrajit, E. R dan Djokopranoto, 2003, Manajemen Persediaan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Rangkuti, Freddy, 2007, Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. H-142