ANALISIS DAN PERANCANGAN MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN HTB (HIERARCHICAL TOKEN BUCKET) PADA PERUM BULOG Lazuardi Nurfaiz Adli, Emiraldy Brama Alecxa, Andy Afrizal Abstrak Tujuan penelitian ialah mengetahui bagaimana cara kerja manajemen bandwidth apabila menggunakan HTB (Hierarchical Token Bucket) yang merupakan teknik QoS yang mampu memaksimalkan bandwidth yang tidak terpakai, sehingga kualitas pelayanan menjadi lebih meningkat., serta kekurangan dan kelebihan yang dimiliki HTB. Metode penelitian yang digunakan, yang pertama melalui analisis pada jaringan yang sudah ada, serta kebutuhan yang diminta oleh perusahaan. Kedua, menggunakan studi kepustakaan, berdasarkan analisa yang dihasilkan pada tahapan pertama, solusi apa yang dikira sesuai. Ketiga, merancang konfigurasi untuk manajemen bandwidth baru sesuai analisa. Hasil yang dicapsai, impelementasi manajemen bandwidth HTB telah berhasil dilakukan, dan serangkaian uji coba telah dilakukan untuk membandingkan performa jaringan sebelum dan setelah dilakukan impelementasi. Simpulan, manajemen bandwidth HTB cocok diimplementasikan pada Perum BULOG, dikarenakan HTB membuat limitasi bandwidth terhadap masing masing user serta memiliki fitur burst yang dapat memanfaatkan bandwidth yang tidak terpakai,tetapi tetap sesuai dengan yang dibatasi pada saat awal konfigursi, sehingga tidak akan ada saling rebut merebut bandwidth antar user serta dapat meningkatkan kinerja karyawan atau user yang menggunakan bandwidth yang berbeda-beda dengan kebutuhan masing-masing.sehingga menciptakan kondisi kerja yang efektif dan efisien dalam hal pemakaian bandwidth. Kata Kunci : Manajemen bandwidth, HTB, Perum BULOG PENDAHULUAN Hingga hari ini, ada begitu banyak perusahaan,baik yang berskala besar maupun kecil, yang telah memiliki jaringan komputer pada perusahaanya untuk memudahkan serta menunjang kegiatan kerja perusahaan tersebut. Adanya jaringan komputer sangat menunjang kinerja dari karyawankaryawan suatu perusahaan. Baik untuk mengakses informasi yang tersedia di dunia maya, untuk berkomunikasi dengan sesama rekan kerja mupun rekan bisnis dari perusahaan, dan juga untuk menjalankan kegiatan perusahaan itu sendiri yang berkaitan dengan dunia maya. Namun tak dapat dipungkiri, banyak jaringan komputer yang ternyata belum bisa bekerja secara maksimal karena kurang baiknya manajemen dari jaringan komputer tersebut. Hal itu menyebabkan turunnya performa karyawan yang ada sehingga akan mengganggu atau bahkan menghentikan kegiatan bisnis perusahaan. Perum BULOG adalah salah satu perusahaan pelayan publik yang bergerak di bidang logistik pangan. Tugas Perum BULOG adalah menjamin ketersedian jumlah pangan yang ada di Indonesia.
Perum BULOG selain memiliki kantor pusat yang berletak di kota Jakarta, juga memiliki kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor BULOG yang berada di Jakarta sendiri sudah memiliki jaringan komputer yang digunakan untuk menunjang kinerja para karyawannya, seperti untuk mendata jumlah bahan pokok, pendataan penyaluran bahan pokok, dan database mengenai informasi karyawan yang bekerja di BULOG. Pada beberapa kondisi, terkadang terjadi penurunan performa pada jaringan komputer di BULOG, sehingga menghambat proses kerja karyawankaryawannya dan juga tentu saja kegiatan bisnis BULOG. METODE PENELITIAN Metodelogi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Metode Analisis a. Menganalisis dan mempelajari jaringan yang sudah berjalan di dalam Perum BULOG. b. Menganalisa kebutuhan dari perusahaan. c. Menyesuaikan dengan apa yang akan dilakukan saat dilapangan. 2. Metode Studi Kepustakaan Mencari informasi mengenai aplikasi yang akan di instalasi dan perangkat keras serta semua aspek yang mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang bersumber dari buku, artikel dan juga dari situs internet. 3. Metode Perancangan Merancang konfigurasi untuk manajemen bandwidth sesuai kebutuhan pada Perum BULOG. HASIL DAN BAHASAN Pada tahapan ini, penulis akan memulai proses manajemen bandwidth dalam jaringan Perum BULOG. Manajemen bandwidth pada Perum BULOG akan dikonfigurasi menggunakan aplikasi bernama Winbox. Penulis akan menggunakan Winbox versi 2.2.18, yang mana ketika skripsi ini dibuat merupakan versi paling terakhir. Aplikasi Winbox dapat didapatkan secara gratis pada halaman web Mikrotik Indonesia (www.mikrotik.co.id). Cara penggunaanya, cukup eksekusi file.exe hasil unduhan, lalu
aplikasi Winbox akan langsung berjalan tanpa ada proses instalasi. Gambar 4.7 Halaman awal MikroTik WinBox Langkah berikutnya untuk dapat menggunakan WinBox adalah mengkoneksikan ke jaringan. Cukup tekan tombol di sebelah kanan atas, akan muncul ethernet yang ada di jaringan. Lalu pilih MAC Address dari Ethernet yang akan digunakan, lalu klik tombol Connect di sebelah kanan. Walaupun sebenarnya bisa juga dipilih IP Address dari Ethernet yang akan digunakan, lebih baik menggunakan MAC Address karena untuk berjaga jika IP Address dari Ethernet tersebut berubah. Gambar 4.8 Halaman WinBox setelah terhubung Setelah terhubung, langkah selanjutnya untuk melakukan konfigurasi manajemen bandwidth menggunakan HTB adalah mengatur queue.
Gambar 4.9 Queue list masih kosong Seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.3 bahwa queue list nya masih kosong. Kita hanya perlu menekan tombol + pada menu Queue untuk menambahkan list Queue sesuai konfigurasi. Langkah pertama adalah menambahkan Parent terlebih dahulu. Pada kolom Name dimasukkan nama divisi yang diinginkan serta target ip address. Kolom max limit untuk upload dan download juga dimasukkan untuk melimitasi pengggunaan bandwidth maksimal yang dapat digunakan melebihi batas limit penggunaan normal. Gambar 4.10 Menu penambahan queue - general Berpindah ke tab advanced, langkah berikutnya adalah memasukkan limit bandwidth untuk membatasi akses bandwidth secara penggunaan normal.
Gambar 4.11 Menu penambahan queue advanced Lalu langkah berikutnya, memasukkan Child ke dalam Queue, langkah- langkahnya mirip sekali dengan memasukkan Parent ke dalam Queue. Perbedaannya adalah, pada menu Add Queue tab Advanced, saat memasukkan Child harus mencantumkan Parent dari Child tersebut. Gambar 4.12 Menu Penambahan Queue untuk child tab Advanced Ketika selesai menambahkan queue, baik Child maupun Parent, kira kira hasilnya akan seperti ini :
Gambar 4.13 Hasil penambahan queue list beserta limitasi bandwidth max limit dan limit at Pengaturan Burst dapat mengakibatkan kenaikan performa pada saat awal browsing atau menggunakan jaringan internet,dimana user dapat merasakan perasaan browsing dengan kecepatan jaringan internet yang cepat sehingga user merasakan perasaan yang puas saat browsing.berikut adalah pengaturan burst pada HTB. Gambar 4.17 Konfigurasi bandwidth untuk burst
Langkah berikutnya, penulis mencoba mengatur bandwith dengan burst. Mulai dari mengatur burst limit yaitu 1500kbps. Alasannya telah penulis jelaskan sebelumnya, yaitu agar user merasakan internet cepat saat sedang browsing. Gambar 4.18 Konfigurasi bandwidth untuk burst Tidak hanya mengatur Burst Limit, penulis juga harus mengatur Burst Threshold dan Burst Time agar burst dapat berjalan. Penulis mengatur burst threshold menjadi 450kbps dengan burst time 10s agar user mendapatkan kecepatan bandwidth 1500kbps selama 3detik, pada saat awal memulai browsing. Hasil dari pengaturan HTB beserta Burst menghasilkan manajemen bandwidth yang dapat membagi kebutuhan yang user butuhkan serta dapat meminjam bandwidth yang tidak terpakai yang mana dapat mengefisiensikan ataupun memanfaatkan bandwidth yang ada saat ini.
Gambar 4.31 Traffic jaringan ketika 3 user mengakses bandwidth dalam jumlah besar Gambar 4.31 menunjukan kondisi trafik pada jaringan di Perum BULOG setelah menggunakan HTB. 3 user dari divisi ADM UMUM, yaitu staf ADM UMUM 01, staf ADM UMUM 02, dan staf ADM UMUM 03 sedang menggunakan bandwidth dalam jumlah besar. Setelah menggunakan HTB, masing masing user mendapatkan bandwidth dengan sama rata, tanpa ada saling rebut merebut bandwidth antar user ketika sedang menggunakan bandwidth.
Gambar 4.32 Traffic jaringan ketika 2 user mengakses bandwidth dalam jumlah besar Gambar 4.32 menunjukan kondisi trafik pada jaringan di Perum BULOG setelah menggunakan HTB. 2 user dari divisi ADM UMUM, yaitu staf ADM UMUM 01 dan staf ADM UMUM 02 sedang menggunakan bandwidth dalam jumlah besar. Setelah menggunakan HTB, kedua user mendapatkan tersebut mendapatkan bandwidth dengan sama rata yaitu 3,7 Mbps. Kedua user tersebut bisa mendapatkan bandwidth sebesar 3,7 Mbps, diatas Limit At, karena masih ada kelebihan bandwidth yang tersedia dikarenakan staf ADM UMUM 03 sedang tidak menggunakan bandwidth, sehingga bisa dialihkan ke user yang sedang aktif menggunakan bandwidth, yaitu staf ADM UMUM 01 dan staf ADM UMUM 02, selama tidak melebihi Max-Limit yang diberikan pada divisi ADM UMUM.
Gambar 4.33 Traffic Jaringan ketika 1 user menggunakan bandwidth dalam jumlah besar Gambar 4.33 menunjukan kondisi trafik pada jaringan di Perum BULOG setelah menggunakan HTB. 1 user dari divisi ADM UMUM, yaitu staf ADM UMUM 02 sedang menggunakan bandwidth dalam jumlah besar. Setelah menggunakan HTB, user mendapatkan tersebut mendapatkan bandwidth dengan sama rata yaitu 3,7 Mbps. Kedua user tersebut bisa mendapatkan bandwidth sebesar 6 Mbps, diatas Limit At, karena masih ada kelebihan bandwidth yang tersedia dikarenakan staf ADM UMUM 01 dan ADM UMUM 03 sedang tidak menggunakan bandwidth, sehingga bisa dialihkan ke user yang sedang aktif menggunakan bandwidth, yaitu staf ADM UMUM 02, selama tidak melebihi Max-Limit yang diberikan pada divisi ADM UMUM. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah proses uji coba dan evaluasi yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Konfigurasi HTB yang telah penulis rancang akan cocok apabila diimplementasikan pada Perum BULOG. Hal tersebut dikarenakan implementasi HTB akan membuat tidak ada saling merebut bandwidth antar user didalam jaringan Perum BULOG, sehingga bandwidth yang didapat setiap user akan rata, sesuai limit yang diberikan. Ditambah, konfigurasi Burst membuat user akan merasakan performa internet yang lebih cepat. Fitur Burst akan mengakibatkan user
mendapatkan kenaikan bandwdith sebesar 300 persen (atau sebanyak 1500kbps) dalam waktu 3s pada saat browsing pertama kali. Saran Saran yang dapat penulis berikan setelah proses evaluasi ini adalah : 1. Saat menggunakan konfigurasi HTB, karyawan IT di perum BULOG yang menangani jaringan akan memerlukan usaha dan kesabaran yang sedikit lebih besar karena harus memberi limit bandwidth terhadap masing masing user yang ada. Namun setelah implementasi HTB dilakukan, hal tersebut akan menjamin kinerja dari pembagian bandwidth di Perum BULOG. 2. Apabila ditambahkan Mangle dan Firewall yang digunakan secara maksimal akan meningkatkatkan performa jaringan di Perum BULOG menjadi 100 persen. REFERENSI Adiputra Pandypta, Sony Setianegara, Handoko Salim (2009). Analisis dan Perancangan Aplikasi Manajemen Bandwidth menggunakan Algoritma Hierarchical Token Bucket (Studi Kasus pada ISP KINGKONGZNET). Skripsi S1. BINUS University, Jakarta Behrouz A. Forouzan (2007). Data Communications and Networking Fourth Edition. New York : MCGraw-Hill Behrouz A. Forouzan (2010). TCP/IP Protocol Suite Fourth Edition. New York : MCGraw-Hill Citraweb Nusa Informedia (2012). Mikrotik Training Special. Jakarta : Citraweb Nusa Informedia Feldy Ashari, Michael Saputera, Kwik Tonny Hermawan (2013). Analisis Manajemen Bandwidth pada PC ROUTER Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket di PD MEDELLIN. Skripsi S1. BINUS University, Jakarta Iwan Sofana (2011). Teori & Modul Praktikum Jaringan Komputer. Bandung : Modula Iwan Sofana (2010). Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Bandung : Informatika Iwan Sofana (2013). Membangun Jaringan Komputer. Bandung : Informatika Jonathan Lukas (2006). Jaringan Komputer. Yogyakarta : Graha Ilmu Moch. Linto Herlambang & Azis Catur L (2008). Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik Router os. Yogyakarta : Andi Rendra Towidjojo (2013). MikroTik KUNGFU kitab 1. Jakarta : Jasakom MUM Czech Republic (2009). MikroTik RouterOS Workshop QoS Best Practice. Valens Riyadi. Mendalami HTB pada QoS RouterOS Mikrotik. Retrived January 10, 2015 from http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29. RIWAYAT PENULIS 1. Lazuardi Nurfaiz Adli lahir di kota Jakarta pada 15 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2015.
2. Emiraldy Brama Alecxa lahir di kota Jakarta pada 29 April 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2015. 3. Andy Afrizal lahir di kota Jakarta pada 22 April 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2015.