BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

PENDAHULUAN Latar Belakang

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Menurut laporan Education for all (EFA ) Global

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

MENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo *

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ARSIPARIS DI INDONESIA DAN TANTANGANNYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Kurniatun. Abstrak

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

BAB V PENUTUP. pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi Piagam ASEAN kedalam. hukum nasional Indonesia dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB V KESIMPULAN. mengalami peningkatan dengan prakira total jumlah wisatwan akan mencapai 10.3 %

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan informasi kesehatan di Indonesia telah mengalami tiga pembagian masa yaitu dari Era

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing

PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS SEBAGAI DALAM MENYONGSONG ASEAN COMMUNITY 2015

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

I. Pendahuluan Bahasa adalah salah satu alat perhubungan paling utama untuk berkomunikasi karena dengan adanya bahasa seseorang akan mampu

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMART WAY TO GET A JOB

Idham: Kajian kritis pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan dalam perspektif otonomi..., USU e-repository 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini disahkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

KESIAPAN SDM HORTIKULTURA MENYAMBUT ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ROEDHY POERWANTO DEWAN PEMBINA PERHORTI

Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06)

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL GUGUS KENDALI MUTU-INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (GKM-IKM)

KAJIAN YURIDIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA DALAM PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

Pusat Penelitian Ekonomi. Latif Adam. 26 April. Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha di Indonesia beberapa tahun terakhir

TERM OF REFERENCE (TOR)

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kemenkeu mencatat kurang lebih dari enam

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara

KOMPETENSI TENAGA KERJA LULUSAN TEKNIK ELEKTRO DI ERA MEA

2015/06/08 07:12 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERIKANAN DI ERA MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?

Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Mathieson, 2006). Pariwisata diyakini menjadi salah satu primadona

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN.... ABSTRAK... ABSTRACT... i iii v vi vii viii ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 7 1.3 Batasan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat Penelitian.. 8 1.6 Sistematika Penulisan... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka... 11 2.2 Kerangka Konseptual... 16 2.2.1 Administrasi Publik... 16 2.2.2 Implementasi Kebijakan Publik... 17 2.2.2.1 Konsep Implementasi... 17 2.2.2.2 Model Implementasi Kebijakan... 19 2.2.2.3 Konsep Kebijakan Publik... 23 2.2.3 Pembangunan Sumber Daya Manusia... 26 2.2.3.1 Pengertian Pembangunan Sumber Daya Manusia... 26 2.2.3.2 Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia... 27 2.2.3.3 Jenis Pengembangan Sumber Daya Manusia... 28 2.2.3.4 Sumber Daya Manusia Pariwisata... 29 2.2.3.5 Peranan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kemampuan SDM Kepariwisataan... 31 2.2.3.6 Penguasaan Dan Peningkatan Bahasa Asing... 33 2.2.4 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)... 34 2.2.4.1 Konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN... 34 2.2.4.2 Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN... 35 2.3 Kerangka Pemikiran... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 39 3.2 Sumber Data... 40

3.3 Unit Analisis... 40 3.4 Teknik Penentuan Informan... 41 3.5 Teknik Pengumpulan Data... 42 3.6 Teknik Analisis Data... 43 3.7 Teknik Penyajian Data... 44 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 45 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Badung.. 45 4.1.1.1 Kependudukan... 46 4.1.2 Profil Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung... 47 4.1.2.1 Visi dan Misi... 47 4.1.2.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Disosnaker... 48 4.1.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi... 49 4.2 Hasil Temuan dan Analisa... 52 4.2.1 Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung... 52 4.2.2 Manfaat Dari Adanya Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean... 57 4.3 Analisis Penelitian... 63 4.3.1 Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung... 63 4.3.2 Manfaat Dari Adanya Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean... 67 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 72 5.2 Saran... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1. Jumlah SDM Pariwisata yang tercatat di Kabupaten Badung Tahun 2011-2016. 3 4.1. Persentase Rasio Angkatan Kerja Berpendidikan Tinggi (Diploma/Universitas) terhadap Total Angkatan Kerja Tahun 2008-2012. 60

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Alur Sistem Administrasi... 17 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Menurut Merilee S. Grindle... 23 2.3 Kerangka Pemikiran... 38

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Informan Lampiran 2 : Pedoman Wawancara Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian Lampiran 4 : Surat-surat

DAFTAR SINGKATAN UU : Undang-Undang SDM : Sumber Daya Manusia MEA : Masyarakat Ekonomi ASEAN ASEAN : Association of South East Asian Nations AEC : Asean Economic Community LSP : Lembaga Sertifikasi Profesi DISOSNAKER : Dinas Sosial Tenaga Kerja LATTAS : Pelatihan Dan Produktivitas HRD : Human Resources and Development PUSPEM : Pusat Pemerintah MoU : Memorandum of Understanding WEF : World Economic Forum SKKNI : Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia PNS : Pegawai Negeri Sipil KADIN : Kamar Dagang Industri Nasional

ABSTRAK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Kasus di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung) Permasalahan implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam merealisasikan program yang belum dilaksanakan merupakan permasalahan yang harus diatasi. Dalam prakteknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Akan tetapi masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung seperti masih terbatasnya sumber daya manusia pengelola baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, kurangnya kesadaran SDM akan pentingnya sertifikasi, kurangnya penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris, dan minimnya daya saing tenaga kerja kita yang siap pakai dan benarbenar mampu bekerja sesuai dengan standar kerja. Kebijakan Pemerintah Daerah bagi pariwisata untuk mendukung Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah meningkatkan pengetahuan dan keahlian (kompetensi) bagi pelaku kepariwisataan untuk terpenuhinya standarisasi pelayanan dan penanganan wisatawan melalui uji kompetensi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh penulis dengan melakukan observasi untuk dapat melihat secara langsung fenomena yang terjadi dilapangan dan melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang berhubungan dengan implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi SDM di era MEA. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pertama Implementasi kebijakan sertifikasi SDM pariwisata di era MEA ini belum optimal dalam pelaksanaanya. Kedua, Manfaat dari adanya Sertifikasi Kompetensi SDM pariwisata di era MEA belum dapat dirasakan manfaatnya. Implikasi dari penelitian ini adalah agar implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) perlu ditingkatkan untuk dapat merealisasikan program yang akan dilaksanakan dan tujuan yang diharapkan tercapai. Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

ABSTRACT POLICY IMPLEMENTATION CERTIFICATION OF COMPETENCE HUMAN RESOURCES (HR) TOURISM IN THE ERA OF ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (Case Study in Social Service Workers Badung) The problems of policy implementation competence certification Human Resources (HR) Tourism in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is in the realization of the program has not been implemented, that problem must be addressed. In practice, the implementation of policy is a dynamic process that will eventually get a result consistent with the objectives or goals of the policy. However, there are still some constraints faced by the Social Department of Labor Badung such as the limitation of human resources managers both in terms of quantity and quality, such as lack of awareness of human resources to the importance of certification, lack of mastery of foreign languages, especially English, and the lack of competitiveness of labor we are ready to use and actually being able to work in accordance with standard work. Government policy on tourism to support the ASEAN Economic Community (AEC) is to increase knowledge and skills (competencies) for perpetrators of tourism for the fulfillment of the standardization of services and tourist management through competency test. This study used a qualitative method with descriptive approach. The data obtained by the authors by making observation to be able to see directly the phenomena that occur in the field and conduct in-depth interviews with informants related to the implementation of HR competency certification policy in the era of the MEA. The conclusion of this research is, the first implementation of HR certification policy era of tourism in the MEA is not optimal in practice. Second, the benefits of the HR Competency Certification era of tourism in MEA has not been perceived benefits. The implication of this study is that policy implementation competence certification Human Resources (HR) Tourism in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) should be increased in order to realize the program to be implemented and achieved the expected goals. Keywords: Implementation, Certification of Competency Human Resources (HR) of Tourism, the ASEAN Economic Community (AEC).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian implementasi sangat berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk dapat merealisasikan program, dimana pada posisi ini seorang eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang dilaksanakan. ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi Asean adalah hasil kerja sama negara-negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Thailand, Laos, Myanmar dan Kamboja) untuk mempermudah memperjual belikan barang atau jasa lintas negara dengan membentuk pasar tunggal yang mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara. Tujuan dari diciptakannya MEA ini, berdasarkan piagam ASEAN adalah dalam upaya meningkatkan perekonomian kawasan dengan meningkatkan daya saing di kancah regional dan internasional agar ekonomi tumbuh merata. Juga meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN. Demikian sebaliknya, Indonesia dapat menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Tidak hanya itu, MEA juga membuka pasar tenaga kerja profesional. Ada delapan profesi yang dibuka saat MEA mulai bergulir yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan. Pada awal tahun 2016, Indonesia telah resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) termasuk juga Bali. Implementasi MEA yang meliputi arus bebas barang, arus bebas jasa,

arus bebas investasi, arus modal yang lebih bebas, dan arus bebas tenaga kerja terampil disikapi dengan antusias oleh masing masing negara. Sektor ketenagakerjaan mendapat perhatian khusus dari masing masing negara ASEAN karena sektor ini membutuhkan langkah persiapan yang matang untuk membangun SDM berkualitas. Dalam hal ini, sektor pariwisata sangat proaktif berkoordinasi dengan ketenagakerjaan dalam mengembangkan kualitas SDM. Dan beberapa persyaratan umum yang harus dimiliki sebuah negara supaya produk barang dan jasa bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya yakni negara-negara ASEAN harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, cerdas, dan kompetitif. Berikut daftar tabel SDM Pariwisata yang telah mengikuti uji kompetensi yang tercatat di Kabupaten Badung. Tabel 1.1 Jumlah SDM Pariwisata yang tercatat di Kabupaten Badung tahun 2011-2016 TAHUN JUMLAH 2011 50 orang 2013 200 orang 2014 400 orang 2015 800 orang 2016 1640 orang Total 3090 Orang Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah bagi pariwisata untuk mendukung Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah meningkatkan pengetahuan dan keahlian (kompetensi) bagi pelaku kepariwisataan untuk terpenuhinya standarisasi pelayanan dan penanganan wisatawan melalui uji kompetensi. Sehubungan dengan hal tersebut dengan adanya implementasi kebijakan

sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era MEA merupakan suatu kajian yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam prakteknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata. Sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap kompetensi tenaga kerja, dan sekaligus meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja. Sementara sertifikasi usaha pariwisata dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepariwisataan, dan produktivitas usaha pariwisata. Sertifikat tenaga kerja bidang pariwisata diberikan kepada tenaga kerja pariwisata yang telah memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yang disusun oleh instansi pemerintah bidang pariwisata bersama-sama asosiasi usaha pariwisata, asosiasi profesi dan akademisi. Sertifikat ini diberikan melalui uji kompetensi sesuai SKKNI, standar nasional dan/atau standar khusus. Pelaksana sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang Pariwisata, yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, hasil pembelajaran, atau hasil pengalaman kerja di usaha pariwisata. Bagi usaha pariwisata kegiatan sertifikasi profesi membantu dunia usaha kepariwisataan dalam meningkatkan standar kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki. Persaingan tenaga kerja menuntut persyaratan keahlian dan keterampilan yang profesional yang dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi. Unsur Sumber daya manusia sangat dominan dalam pengembangan kepariwisataan sehingga penyediaan, pembinaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang kompeten menjadi perhatian utama. Salah satu tujuan mewajibkan sertifikasi untuk menyiapkan tenaga kerja pariwisata dalam negeri menghadapi persaingan di era Masyarakat

Ekonomi ASEAN. Selain dalam pelaksanaan sertifikasi profesi di industri pariwisata diharapkan menggalakkan penyuluhan bagi masyarakat lokal yang menjadi ujung tombak pariwisata. Masyarakat lokal dianggap menjadi faktor sumber daya manusia pendukung penting dalam penyelenggaraan kepariwisataan khususnya Bali dan diharapkan masyarakat lokal di sekitar destinasi wisata juga memiliki wawasan sadar wisata sehingga menjadi lebih tanggap terhadap potensi pariwisata di lingkungannya serta mampu melestarikannya dalam bentuk kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata favorit Indonesia, perlu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) handal untuk menuju persaingan diantara anggota Negara ASEAN agar tidak kalah saing dengan kualitas tenaga dari luar. Dimana, Bali disini merupakan magnet terbesar Indonesia untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Bahkan Bali sudah terkenal di seluruh dunia daripada Indonesia sendiri. Bali sudah diakui dunia dengan keindahan alam dan budaya yang dimilikinya. Berlakunya pasar tunggal berbasis produksi yang dinamis dan kompetitif dalam ASEAN Economic Community (AEC) yang dimulai pada awal tahun 2016 merupakan sebuah tantangan dalam memajukan sektor pariwisata. Kualitas tenaga kerja yang terampil di sektor pariwisata menjadi tantangan selanjutnya. Kegiatan yang sudah tampak dilakukan oleh Pemerintah Daerah Bali sendiri untuk mendukung MEA seperti melakukan lokakarya, seminar sosialisasi MEA, pelatihan-pelatihan tenaga kerja, menerapkan standarisasi-standarisasi pekerja, dan lain sebagainya, yang semua itu ditujukan agar Indonesia khususnya Bali mampu bersaing dalam MEA. Meskipun sejumlah upaya-upaya sudah dilakukan, akan tetapi MEA ini tetap menimbulkan kekhawatiran pada industri pariwisata Bali, yang dibuktikan dengan wacana masyarakat yang melihat fenomena ini lebih banyak menimbulkan ancaman dari pada peluang. Dalam bayangan

masyarakat pada Industri Pariwisata akan terdapat aliran tenaga kerja luar yang akan merebut peluang kerja di Indonesia khususnya Bali, karena di Bali merupakan tujuan pariwisata turis dan sangat menggiurkan bagi pekerja luar untuk bekerja di Bali. Sedangkan tenaga kerja kita malah masih sibuk dengan permasalahan sertifikat kompetensi untuk bekerja di luar negeri. Dengan kata lain, tenaga kerja luar lebih siap. (http://www.hukumpedia.com/indraprasetya/kesiapan-industripariwisata-bali-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean). Selain itu, berdasarkan hasil observasi awal yang saya lakukan di lapangan dengan Ibu Ni Luh Putu Miarmi selaku kepala Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi Tenaga Kerja di Bidang Pelatihan Dan Produktivitas Tenaga Kerja (LATTAS) di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung, Juni 2016, menyatakan bahwa memang terdapat beberapa masalah pada SDM Pariwisata di Bali seperti masih terbatasnya sumber daya manusia pengelola baik dari sisi kuantitas maupun kualitas seperti kurangnya penguasaan teknologi informasi (IT), kurangnya penguasaan bahasa asing terutama Inggris, dan minimnya daya saing tenaga kerja kita yang siap pakai dan benar-benar mampu bekerja sesuai dengan standar kerja industri. Beliau menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan SDM pariwisata kita, hal-hal tersebut harus menjadi fokus perhatian. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Kasus di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung). 1.2 Rumusan Masalah yaitu Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah

1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung? 2. Apa manfaat dari adanya Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN? 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini terfokus dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ingin diteliti, maka penelitian ini penulis fokuskan pada implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN, sedangkan pada sektor lainnya tidak dibahas. Data yang diperoleh dari penelitian ini ialah dari Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta manfaat dari adanya sertifikasi kompetensi SDM pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a) Mengetahui implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta manfaat dari adanya sertifikasi kompetensi tersebut.

b) Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN. 2. Manfaat Praktis a) Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan tambahan gambaran mengenai implementasi kebijakan pemerintah di era masyarakat ekonomi ASEAN, khususnya pada SDM pada sektor pariwisata. b) Bagi para akademisi diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan. c) Bagi Pemerintah daerah, kontribusi penelitian ini tidak hanya dalam memperkaya khasanah teori, tetapi dapat sebagai sarana monitoring dalam pelaksanaan program pemerintah. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi kedalam 5 (lima) bab. Masing-masing bab tersebut diuraikan sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini mencakup kajian pustaka yang menjelaskan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan tema dalam penelitian ini, kerangka konseptual serta kerangka pemikiran. BAB III: METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian data, serta keterbatasan penelitian. BAB IV: PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas mengenai gambaran umum subyek/obyek penelitian yakni menyangkut implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta membahas hasil temuan dan analisa. BAB V: PENUTUP Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta berisikan saran yang bersifat membangun bagi subyek maupun obyek penelitian.