BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati merupakan 5 organ

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUPLEMENTASI ALFA TOKOFEROL TERHADAP STOMATITIS TERKAIT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA INVASIF

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan. yang jarang ditemukan di sebagian besar negara, namun

PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kranial klavikula, kecuali kanker otak dan sumsum tulang belakang. KKL

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker kepala dan leher merupakan salah satu tumor ganas yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. limfoid, dan sel neuroendocrine. Dari beberapa sel-sel tersebut dapat berubah

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009). Kanker menjadi penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

ABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Insidensi diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. kematian akibat kanker yang sangat tinggi. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau sering disebut juga sebagai tumor ganas (maligna) atau neoplasma adalah istilah umum yang mewakili sekumpulan besar penyakit yang bisa mengenai bagian manapun dari tubuh. Pembentukan sel yang sangat cepat di atas kecepatan normal pada kanker menyebabkan invasi pada jaringan di sekitar dan bisa juga menyebar ke organ lain. Kematian karena kanker biasanya disebabkan oleh metastasis ke organ vital lainnya. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Pada tahun 2012, terdapat kurang lebih 14 juta kasus baru di dunia dan diantaranya terdapat 8,2 juta kematian yang berhubungan dengan penyakit kanker. Paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati merupakan 5 organ yang paling sering menjadi tempat terjadinya kanker pada pria, sedangkan pada wanita yaitu payudara, kolorektal, paru, servix, dan lambung. 1 Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita. Angka kejadian kanker payudara di dunia menurut WHO pada tahun 2012 tercatat sebanyak 1.671.000 kasus baik pria maupun wanita dan dari sekian banyak banyak kasus, 522.000 di antaranya meninggal. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2012, terdapat 48.998 kasus kanker payudara pada wanita dan 19.750 di antaranya meninggal 1

2 Penatalaksanaan pada kanker ditujukan untuk meningkatkan survival rate, menghilangkan gejala, dan untuk meningkatkan kualitas hidup. Tatalaksana dari kanker payudara bermacam macam, tergantung dari staging kanker tersebut. Tiga modalitas utama dalam penanganan pasien dengan kanker payudara yaitu dengan pembedahan, radiasi, dan juga kemoterapi. Kemoterapi dapat dilakukan sebelum pembedahan, sesudah pembedahan, atau dapat juga dilakukan jika kanker sudah tidak memungkinkan dilakukan pembedahan (Stadium 4 dan sudah metastasis). Kemoterapi juga biasa dilakukan bersama terapi hormonal dan radioterapi. 2 Kemoterapi adalah salah satu tatalaksana yang sering dipilih karena terbukti memperpanjang survival rate pasien. Supresi sumsum tulang dan penurunan sistem kekebalan tubuh merupakan efek yang mungkin terjadi setelah pasien menerima kemoterapi. Selain itu, kemoterapi juga membawa beberapa efek samping ke berbagai organ seperti pada hati, kulit, sistem saraf pusat, traktus urinarius, dan juga traktus digestivus seperti inflamasi pada mulut ataupun mukosa usus. Stomatitis atau mukositis oral adalah efek samping yang tidak jarang ditemukan dan cukup serius. Sebanyak 10 % dari pasien yang menerima kemoterapi sebagai terapi ajuvan mengalami stomatitis. Hal yang sama juga terjadi pada 40 % pasien yang diberi kemoterapi sebagai terapi neoajuvan (terapi yang diberikan dalam rangka memperkecil tumor primer, sehingga perawatan tambahan lebih efektif) dan juga pada 80 % pasien yang diberikan terapi dengan menggunakan stem sel. 3 Stomatitis yang disebabkan oleh kemoterapi biasanya lebih agresif daripada yang disebabkan oleh radioterapi, terutama pada mukosa oral yang mempunyai epitel skuamus kompleks non keratin seperti pada bukal, bibir, palatum mole, dasar mulut, dan permukaan ventral dan lateral dari lidah. Mukosa pada gusi dan palatum durum

3 lebih tahan dengan paparan kemoterapi mengingat epitel penyusunnya yaitu epitel skuamus kompleks berkeratin. Pasien yang mengalami stomatitis akan lebih sulit untuk makan dan minum, padahal dalam proses penyembuhan penyakit diperlukan asupan gizi dan hidrasi yang cukup. Kondisi stomatitis juga memberikan masalah psikologi karena penderita akan sulit untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Kondisi stomatitis atau mukositis oral pada pasien juga akan menambah biaya pengobatan. 4 Stomatitis menyebabkan terjadinya perubahan struktur pada mukosa dan menjadi port d entree meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi sistemik yang dapat mengancam jiwa pasien. 5 Dalam rangka mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh kemoterapi, pemberian vitamin C dosis tinggi merupakan salah satu suplemen yang standar diberikan bersamaan dengan kemoterapi karena sifat antioksidannya. Pemberian vitamin C dosis tinggi biasanya dilakukan dengan jalur intravena. Pemberian vitamin C terbukti meminimalkan efek samping kemoterapi dan meningkatkan kualitas hidup dari penderita kanker. 6 Selain vitamin C, vitamin E sangat poten dalam melindungi sel dari stress oksidatif dan kerusakan sel karena sifat antioksidannya. Salah satu vitamin E yang paling signifikan dalam kemampuannya sebagai antioksidan yang mampu memutus cincin struktur kimia dan mencegah penyebaran radikal bebas yaitu Alfa Tokoferol. 7 Alfa tokoferol, unsur pokok dari Vitamin E merupakan antioksidan alami yang paling penting dalam tubuh manusia. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya dalam mengeluarkan sisa sisa radikal bebas pada membran sel dari tubuh manusia. Alfa tokoferol juga terbukti mempunyai efek protektif terhadap sel epitel mukosa usus besar. Dalam penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, alfa tokoferol mampu mengurangi kerusakan DNA yang disebabkan oleh kemoterapi bleomisin. 8-10 Selain

4 itu, alfa tokoferol juga mempunyai efek protektif terhadap epitel mukosa bukal dan mencegah timbulnya sel limfosit dengan mikronukleus. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu diadakan penelitian tentang Pengaruh Suplementasi Alfa Tokoferol terhadap Stomatitis Terkait Kemoterapi pada Penderita Kanker Payudara Invasif. Peneliti ingin membuktikan bahwa suplementasi alfa tokoferol dapat memberikan perbaikan klinis terhadap stomatitis terkait kemoterapi pada penderita kanker payudara invasif. 1.2 Masalah Penelitian 1.2.1 Masalah Umum Apakah ada efek pemberian vitamin E pada penderita kanker payudara invasif terhadap stomatitis terkait kemoterapi? 5, 11 1.2.2 Masalah Khusus Apakah ada efek pemberian vitamin E pada penderita kanker payudara invasif terhadap perbaikan klinis stomatitis terkait kemoterapi dilihat dari skoring stomatitis? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Membuktikan adanya efek pemberian vitamin E pada penderita kanker payudara invasif terhadap stomatitis terkait kemoterapi. 1.3.2 Tujuan Khusus Membuktikan adanya efek pemberian vitamin E pada penderita kanker payudara invasif terhadap perbaikan klinis stomatitis terkait kemoterapi dilihat dari skoring stomatitis. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat untuk Pengetahuan

5 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang efek pemberian vitamin E pada penderita kanker payudara invasif yang diberi kemoterapi. Apabila hasil penelitian ini menunjukkan vitamin E dapat mengurangi keluhan dan memberikan perbaikan gejala klinis stomatitis terkait kemoterapi pada penderita kanker payudara invasif, maka vitamin E dapat diberikan pada kelompok pasien kanker payudara invasif yang mendapat kemoterapi. 1.4.2 Manfaat untuk Masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat meringankan penderitaan penderita kanker payudara invasif dengan keluhan stomatitis terkait kemoterapi sehingga kualitas hidup penderita menjadi lebih baik. 1.4.3 Manfaat untuk Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang efek pemberian vitamin E pada penderita kanker payudara invasif yang diberi kemoterapi. 1.5 Orisinalitas Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka pada database Pubmed (www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed) penelitian tentang pengaruh suplementasi vitamin E terhadap stomatitis terkait kemoterapi pada pasien karsinoma payudara invasif belum pernah dilaporkan sebelumnya, beberapa penelitian terkait adalah sebagai berikut: Tabel 1. Daftar Penelitian Sebelumnya No. Judul Metode Hasil 1. Skubitz, K. M. and P. M. Anderson (1996). "Oral dengan desain Bahwa perbaikan terjadi yang

6 No. Judul Metode Hasil glutamine to prevent chemotherapy induced stomatitis: a pilot study." J Lab Clin Med 127(2): 223-228. 2. Sugisaki, T., et al. (2011). "[Preventive effect of polaprezinc suspension dispersed in sodium alginate solution (P-AG) for stomatitis induced by Docetaxel/Cisplatin/Fluoro uracil (DCF) chemotherapy in patients with head and neck cancer]." Gan To Kagaku Ryoho 38(5): 783-787. 3. Ferreira, P. R., et al. (2004). "Protective effect of alphatocopherol in head and neck cancer radiation-induced mucositis: a double-blind randomized trial." Head Neck 26(4): 313-321. 10 randomized control trial. 24 pasien menerima glutamin atau plasebo. di Jepang dengan desain time series Dengan menggunakan 17 pasien yang sama dibagi menjadi 2 gelombang. Gelombang pertama, P-AG diberikan setelah kemoterapi DCF (Docetaxel, Cisplatin, Fluorouracil). Gelombang kedua, pemberian P-AG dilakukan sebelum siklus kemoterapi DCF berikutnya dilakukan dengan desain double blind randomized trial. 54 pasien dengan kanker di rongga mulut dan oropharynx secara acak berkumur dengan larutan minyak yang mengandung Vitamin E atau placebo setiap sebelum dilakukan radioterapi 2 Gy dan signifikan pada kelompok pasien yang diberi glutamin secara oral setelah kemoterapi. Hasil menunjukan durasi nyeri mulut 4,5 hari lebih singkat dari kelompok yang diberi plasebo Insidensi stomatitis yang melebihi Grade 1 pada P-AG yang diberikan setelah kemoterapi adalah 17 dari 17 pasien (100%), sedangkan hanya 15 dari 17 pasien (88.2%) pada pemberian P-AG sebelum kemoterapi (profilaksis). Jadi grading stomatitis yang terjadi dapat menurun secara signiffikan jika pemberian P-AG sebagai profilaksis sebelum dilakukan kemoterapi dibandingkan jika diberikan setelah kemoterapi Hasil menunjukan ada 54 kejadian dari 161 (33,5%) pasien yang mengalami mukositis pada grup yang berkumur dengan placebo dan 36 kejadian dari 167 pasien yang berkumur dengan vitamin E (21,6%), maka p=0.03. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam survival rate pasien.

7 No. Judul Metode Hasil 4. Shivakumar, P., et al. (2012). "A study on the toxic effects of Doxorubicin on the histology of certain organs." Toxicol Int 19(3): 241-244. 12 berkumur lagi 8-12 jam setelahnya dalam kurun waktu 5 7 minggu selama radioterapi dilakukan. dengan sampel tikus wistar Kyoto albino 200-250 g. 4 kelompok dari 8 tikus masing masing. Grup pertama diberi plasebo, grup kedua diberi doksorubisin 2mg/kgBB intraperitoneal, grup ketiga diberi doksorubisin 2 mg/kgbb intraperitoneal dan vitamin e 150 mg/kgbb, dan grup keempat diberi doksorubisin 2 mg/kgbb intraperitoneal dan vitamin E 500 mg/kgbb oral. Ini dilakukan setiap hari selama 4 minggu dan setelah 4 minggu, organ dikumpulkan dalam formalin 10% Pemberian vitamin e berhasil memberikan gambaran histopatologi yang lebih baik, terutama dengan dosis 500 mg/kgbb. Penelitian yang akan dilakukan, mempunyai perbedaan dengan penelitianpenelitian sebelumnya dalam hal variabel, baik variabel bebas maupun tergantung. Dibandingkan dengan sebelumnya, variabel tergantung penelitian ini juga lebih spesifik yaitu penderita kanker payudara invasif yang diberi kemoterapi dengan harapan hasil yang didapatkan bisa lebih spesifik dan akurat.