ANALISIS MASALAH-MASALAH SISWA DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KEUTUHAN KELUARGA DI MTs GUNUNG MULYA TAHUN PELAJARAN 212/213 Aida Laila 1) Zulfan Saam 2) Elni Yakub 3) Abstract The purpose of this study is: to know the problems of students in terms of parents' education level, and know the problems of students in terms of the family unit at Mount Mulya MTs. This study is a population of students, class I, class II and class III MTs Mountain Majesty by the number of 5 students. To gather data about students' problems used AUM. The results of this study are: the problem of students whose parents did not complete primary school in the high category with the dominant frequency of the number of 5 students 5 students (1%); problems of students whose parents had completed primary school dominant in the category by the number of frequency 17 students from 21 people students (8.95%); problems whose parents graduated from junior high school students in a category is the dominant frequency of the number 9 students from 12 students (75%); problems whose parents completed high school students in the high category with the dominant frequency of the number 6 students from 9 people students (66.67%); problems of students whose parents graduated from college in the category with the dominant frequency of the number of 3 students of 3 students (1%); problems of students whose families live together in the category with a dominant frequency of 19 the number of students from 21 the students (9.48%); problems students whose families do not live together in the dominant category with a number of high-frequency 2 students from 29 students (68.97%). Keywords: Analisis, Student Problem, Parents Education Famili Pendahuluan Mengingat betapa pentingnya peran keluarga untuk anak, maka atmosphere keluarga sangat menentukan kepribadian, perilaku, konsep diri, motivasi berprestasi, serta pandangan hidup anak tersebut. Maka, akan sangat fatal akibatnya apabila keluarga tidak lagi mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Membahas mengenai keberfungsian keluarga, hal ini pasti berkaitan dengan peran dari anggota keluarga itu sendiri terutama peran orang tua. Perceraian memberikan konsekuensi yang tidak ringan.selain menjadikan seorang istri menjadi janda dan suami menjadi duda, lebih jauh lagi hal tersebut berpengaruh sekali terhadap kondisi psikologis anak. Belum lagi ketika anak diharuskan mengambil 1 Aida Laila adalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 2 Prof.DR. Zulfan Saam.,SU adalah Dosen Pembimbing Bimbingan konseling FKIP Universitas Riau 3 Dra. Elni Yakub, M.Si adalah Dosen Pembimbing Bimbingan Konseling FKIP Universitas Riau 1
keputusan harus memilih tinggal bersama siapa: ayah atau ibu? Hal tersebut bukanlah hal yang sepele bagi seorang anak. Anak akan mengalami kebingungan, kelabilan secara emosional dan memiliki kecenderungan untuk menyalahkan orang tua atau bahkan menyalahkan dirinya sendiri. Tidak dapat dipungkiri kebutuhan ekonomi yang semakin sulit membuat setiap orang bekerja semakin keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Akan tetapi, orang tua seringkali tidak menyadari kebutuhan psikologis anak yang sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan hidup. Fenomena broken home ini memang tidak dapat dianggap sepele atau bukan untuk diabaikan dan dibiarkan berlalu begitu saja. Gejala yang ditemukan di MTs Gunung Mulia antara lain: 1) Sebagian siswa mengeluhkan bahwa mereka merasa tidak dapat mengiuti pelajaran dengan baik, terutama merasa kesuitan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru. 2) Sebagian siswa mengeluh sering merasa kesulitan dalam membayar uang untuk keperuan sekolah seperti uang SPP, untuk membeli buku dan peralatan dan perlengkapan sekolah lainnya, karena orang tuanya tidak memiliki pendapatan yang memadai. 3) Sebagian siswa yang orang tuanya dengan tingkat pndidikan yang rendah (tidak tamat SD) merasa kesulitan dalam mengerjakan PR, hal ini karena orang tuanya tidak dapat/tidak mampu untuk dimintai bimbingannya dalam mengerjakan PR tersebut. 4) Sebagian siswa yang berasal orang tuanya berpendidikan rendah, merasa tidak nyaman belajar di rumah, hal ini dikarenakan keadaan rumah yang tidak teratur. Menurut pendapat Abdul Zaky (29: 57) yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung resiko. Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus. Banyak mengalami berbagai hambatan dan rintangan.lebih-lebih bagi siswa sekolah menengah yang berada dalam fase perkembangan remaja, masa dimana individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun secara psikis. Terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada masa remaja menurut Alfin Fauzan (212) yaitu: 1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pad masa remaja awal; 2. yang cepat secara fisik yang diserta kematangan seksual; 3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain; 4. Perubahan nilai, apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui masalah-masalah siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua pada MTs Gunung Mulya Tahun Pelajaran 212/213 2. Untuk mengetahui masalah-masalah siswa ditinjau dari keutuhan keluarga pada MTs Gunung Mulya Tahun Pelajaran 212/213. 2
Metode Peneitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.metode penelitian deskriptif (descriptiveresearch) adalah suatu penelitian yang bertujuan membuat suatu penyanderaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik angket alat ungkap masalah (AUM) yang dikembangkan oleh Prayitno (24). 1. Data tentang masalah-masalah siswa ditinjau dari pendidikan orang tua di MTs Gunung Mulya T.P 212/213. 2. Data tentang masalah-masalah siswa ditinjau dari keutuhan kelurga di MTs Gunung Mulya T.P. 212/213. Untuk menjaring data dari kedua kelompok (jenis) data tersebut, dipergunakan beberapa instrument. TABEL 1 KISI-KISI ANGKET PENELITIAN TENTANG MASALAH-MASALAH SISWA No Indikator Sebaran Item Jumlah 1. Bidang permasalah hubungan social 1,2,3,4,5,6,7,8 8 2. Bidang permasalahan 9,1,11,12,13,14,15, 8 kesehatan/pertumbuhan 16 3. Bidang permasalahn kepribadian yang 17,18,19,2,21,22,23 8 menyangkut sifat dan sikap, 24 4. Bidang permasalahan pengisian waktu 25,26,27,28,29,3,31 8 luang,32 5. Bidang permasalahan kehidupan 33,34,35,36,37,38,39 8 keluarga,4 6. Bidang permasalahan studi/belajar 41,42,43,44,45,46,47 8,48 7. Bidang permasalahan masa depan 49,5,51,52,53,54,55 8,56 8. Bidang permasalahan moral agama 57,58,59,6,61,62,63 8,64 Jumlah 64 Sumber: (Prayitno, 24) Untuk menganalisa data yang diperoleh dari penelitian ini digunakan: 1. Teknik persentase menurut Anas Sudijono (21: 4) yaitu dengan rumus berikut: P = F N x 1% P = persentase (%) F = (orang) N = Jumlah sampel 3
Hasil dan Pembahasan 1. Gambaran Masalah-Masalah Siswa Ditinjau Dari Pendidikan Orang Tua di MTs Gunung Mulya Berdasar pada perhitungan diatas dapat diperoleh kategori masalah-masalah siswa berdasarkan pendidikan orang tua di MTs Gunung Mulya pada tabel berikut : TABEL 1 TOLAK UKUR TINGKAT MASALAH SISWA DITINJAU DARI PENDIDIKAN ORANG TUA DI MTs GUNUNG MULYA NO KATEGORI PERSENTASE (%) 1. Tinggi 66.67-1 2. Sedang 33.33 66.66 3. Rendah.33 33.32 Sumber: Data Olahan Penelitian (213) Berdasarkan tabel tolak ukur tingkat masalah siswa di atas, dan dengan berkonsultasi pada tabel persentase skor pada setiap siswa, maka selanjutnya dapat diketahui distribusi tingkat masalah siswa ditinjau dari pendidikan orang tua di MTs Gunung Mulya. 1. Pendidikan Orang Tua Yang Tidak Tamat SD Skor mentah masalah siswa yang orang tuanya tidak tamat SD dapat dilihat pada tabel 3 dan persentase skor masalah siswa yang orang tuanya tidak tamat SD dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan tolak ukur masalah siswa pada tabel 5, maka dapat diketahui distribusi frekuensi pada pada setiap tingkatan masalah siswa.berikut tabel distribusi frekuensi tingkat masalah siswa yang orang tuanya tidak tamat SD. TABEL 2 TINGKAT MASALAH SISWA YANG PENDIDIKAN ORANGTUA TIDAK TAMAT SD DI MTs GUNUNG MULYA No Kategori Rentangan Skor 1. Tinggi 66.67-1 5 1 2. Sedang 33.33 66.66 3. Rendah.33 33.32 Jumlah - 5 1 Sumber: Data Olahan Penelitian (213) 4
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masalah siswa yang orangtuanya tidak tamat SD dominan pada kategori tinggi dengan jumlah frekuensi 5 orang siswa dari 5 orang siswa (1%), dan tidak ada siswa yang masalahnya berada pada kategori sedang dan rendah (%). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang tinggi ditinjau dari pendidikan orang tua yang tidak tamat SD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini. 1 5 1 Histogram 1. Gambaran Masalah Siswa Yang Pendidikan Orang Tuanya Tidak Tamat SD di MTs Gunung Mulya 2. Pendidikan Orang Tua Yang Tamat SD Berdasarkan tolak ukur masalah siswa pada tabel 5, maka dapat diketahui distribusi frekuensi pada pada setiap tingkatan masalah siswa.berikut tabel distribusi frekuensi tingkat masalah siswa yang orang tuanya tamat SD. TABEL 3 TINGKAT MASALAH SISWA YANG PENDIDIKAN ORANGTUA TAMAT SD DI MTs GUNUNG MULYA No Kategori Rentangan Skor 1. Tinggi 66.67 1 4 19.5 2. Sedang 33.33 66.66 17 8.95 3. Rendah.33 33.32 Jumlah - 21 1 Sumber: Data Olahan Penelitian (213) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masalah siswa yang orangtuanya tamat SMP dominan pada kategori sedang dengan jumlah frekuensi 17 orang siswa dari 21 orang siswa (8.95%), dan siswa yang masalahnya pada kategori tinggi terdapat 3 siswa (25%) dan tidak ada siswa yang masalahnya berada pada kategori rendah (%). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari pendidikan orang tua yang tamat SD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini. 5
1 5 75 25 Histogram 2. Gambaran Masalah Siswa Yang Pendidikan Orang Tuanya Tamat SD di MTs Gunung Mulya 3. Pendidikan Orang Tua Yang Tamat SMP Skor mentah masalah siswa yang orang tuanya tamat SMP dapat dilihat pada tabel 3 dan persentase skor masalah siswa yang orang tuanya tamat SMP dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan tolak ukur masalah siswa pada tabel 5, maka dapat diketahui distribusi frekuensi pada pada setiap tingkatan masalah siswa.berikut tabel distribusi frekuensi tingkat masalah siswa yang orang tuanya tamat SMP. TABEL 4 TINGKAT MASALAH SISWA YANG PENDIDIKAN ORANGTUA TAMAT SMP DI MTs GUNUNG MULYA No Kategori Rentangan Skor 1. Tinggi 66.67-1 3 25 2. Sedang 33.33 66.66 9 75 3. Rendah.33 33.32 Jumlah - 12 1 Sumber: Data Olahan Penelitian (213) Berdasarkan tabel tingkat masalah siswa yang pendidikan orang tuanya tamat SMP di MTs Gunung Mulya di atas dapat diketahui bahwa masalah siswa yang orangtuanya tamat SMP dominan pada kategori sedang dengan jumlah frekuensi 9 orang siswa dari 12 orang siswa (75%), dan siswa yang masalahnya pada kategori tinggi terdapat 3 siswa (25%) dan tidak ada siswa yang masalahnya berada pada kategori rendah (%). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari pendidikan orang tua yang tamat SMP.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini. 6
8 6 4 2 75 25 Histogram 3. Gambaran Masalah Siswa Yang Pendidikan Orang Tuanya Tamat SMP di MTs Gunung Mulya 4. Pendidikan Orang Tua Yang Tamat SMA Berdasarkan tolak ukur masalah siswa pada tabel 5, maka dapat diketahui distribusi frekuensi pada pada setiap tingkatan masalah siswa.berikut tabel distribusi frekuensi tingkat masalah siswa yang orang tuanya tamat SMA. TABEL 5 TINGKAT MASALAH SISWA YANG PENDIDIKAN ORANGTUA TAMAT SMA DI MTs GUNUNG MULYA No Kategori Rentangan Skor 1. Tinggi 66.67-1 6 66.67 2. Sedang 33.33 66.66 3 33.33 3. Rendah.33 33.32 Jumlah - 9 1 Sumber: Data Olahan Penelitian (213) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masalah siswa yang orangtuanya tamat SMA dominan pada kategori tinggi dengan jumlah frekuensi 6 orang siswa dari 9 orang siswa (66.67%), dan siswa yang masalahnya pada kategori sedang terdapat 3 siswa (33.33%) dan tidak ada siswa yang masalahnya berada pada kategori rendah (%). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang tinggi ditinjau dari pendidikan orang tua yang tamat SMA.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini. 7
8 6 4 2 66,67 33,33 Histogram 4. Gambaran Masalah Siswa Yang Pendidikan Orang Tuanya Tamat SMA di MTs Gunung Mulya 5. Pendidikan Orang Tua Yang Tamat Perguruan Tinggi (PT) Berdasarkan tolak ukur masalah siswa pada tabel 5, maka dapat diketahui distribusi frekuensi pada pada setiap tingkatan masalah siswa.berikut tabel distribusi frekuensi tingkat masalah siswa yang orang tuanya tamat perguruan tinggi. TABEL 6 TINGKAT MASALAH SISWA YANG PENDIDIKAN ORANGTUA TAMAT PERGURUAN TINGGI DI MTs GUNUNG MULYA No Kategori Rentangan Skor 1. Tinggi 66.67 1 2. Sedang 33.33 66.66 3 1 3. Rendah.33 33.32 Jumlah - 3 1 Sumber: Data Olahan Penelitian (213) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masalah siswa yang orangtuanya tamat perguruan tinggi dominan pada kategori sedang dengan jumlah frekuensi 3 orang siswa dari 3 orang siswa (1%), dan tidak terdapat siswa yang masalahnya pada kategori tinggi dan rendah (%). Jadi dapat disimpulkan bahwa ratarata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari pendidikan orang tua yang tamat perguruan tinggi.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini. 1 5 1 8
Histogram 5. Gambaran Masalah Siswa Yang Pendidikan Orang Tuanya Tamat Perguruan Tinggi (PT) di MTs Gunung Mulya 2. Gambaran Masalah-Masalah Siswa Ditinjau Dari Keutuhan Keluarga di MTs Gunung Mulya Berdasarkan tabel tolak ukur tingkat masalah siswa, dan dengan berkonsultasi pada tabel persentase skor pada setiap siswa, maka selanjutnya dapat diketahui distribusi tingkat masalah siswa ditinjau dari keutuhan keluarga di MTs Gunung Mulya. 1. Keluarga yang Tinggal Bersama Skor mentah masalah siswa yang keluarganya tinggal bersama dapat dilihat pada tabel 11 dan persentase skor masalah siswa yang keluarganya tinggal bersama dapat dilihat pada tabel 11. Berdasarkan tolak ukur masalah siswa pada tabel 12, maka dapat diketahui distribusi frekuensi pada pada setiap tingkatan masalah siswa.berikut tabel distribusi frekuensi tingkat masalah siswa yang keluarganya tinggal bersama. TABEL 7 TINGKAT MASALAH SISWA YANG KELUARGANYA TINGGAL BERSAMA DI MTs GUNUNG MULYA No Kategori Rentangan Skor 1. Tinggi 66.67 1 2 9.52 2. Sedang 33.33 66.66 19 9.48 3. Rendah.33 33.32 Jumlah - 21 1 Sumber: Data Olahan Penelitian (213) Berdasarkan tabel tingkat masalah siswa yang keluarganya tinggal bersama di MTs Gunung Mulya di atas dapat diketahui bahwa masalah siswa yang keluarganya tinggal bersama dominan pada kategori sedang dengan jumlah frekuensi 19 orang siswa dari 21 orang siswa (9.48%), dan masalah siswa yang termasuk kategori tinggi sebanyak 2 siswa (9.52%) dan tidak terdapat siswa yang masalahnya pada kategori rendah (%). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari keluarga yang masih tinggal bersama.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini. 1 8 6 4 2 9,48 9,52 9
Histogram 6. Gambaran Masalah Siswa Yang Keluarganya Tinggal Bersama di MTs Gunung Mulya 2. Keluarga yang Tidak Tinggal Bersama Skor mentah masalah siswa yang keluarganya tidak tinggal bersama dapat dilihat pada tabel 11 dan persentase skor masalah siswa yang keluarganya tinggal bersama dapat dilihat pada tabel 11. Berdasarkan tolak ukur masalah siswa pada tabel 12, maka dapat diketahui distribusi frekuensi pada pada setiap tingkatan masalah siswa.berikut tabel distribusi frekuensi tingkat masalah siswa yang keluarganya tidak tinggal bersama. TABEL 8 TINGKAT MASALAH SISWA YANG KELUARGANYA TIDAK TINGGAL BERSAMA DI MTs GUNUNG MULYA No Kategori Rentangan Skor 1. Tinggi 66.67 1 2 68.97 2. Sedang 33.33 66.66 9 31.3 3. Rendah.33 33.32 Jumlah - 29 1 Sumber: Data Olahan Penelitian (213) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masalah siswa yang keluarganya tidak tinggal bersama dominan pada kategori tinggi dengan jumlah frekuensi 2 orang siswa dari 29 orang siswa (68.97%), dan masalah siswa yang termasuk kategori sedang sebanyak 9 siswa (31.3%) dan tidak terdapat siswa yang masalahnya pada kategori rendah (%). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang tinggi ditinjau dari keluarga yang tidak tinggal bersama.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini. 1 5 68,97 31,3 Histogram 7. Gambaran Masalah Siswa Yang Keluarganya Tidak Tinggal Bersama di MTs Gunung Mulya Pembahasan Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa masalah siswa yang pendidikan orang tuanya tidak tamat SD berada pada tingkatan masalah yang tinggi.artinya pendidikan orang tua berpengaruh terhadap siswa.pendidikan yang kurang yang dimiliki orang tua siswa merupakan salah satu bagian dari masalah siswa. 1
Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa masalah siswa yang pendidikan orang tuanya tamat SMP dan SMA termasuk dalam kategori sedang.hal ini berarti tingkat masalah siswa yang pendidikan orangtuanya tamat SMP dan tamat SMA termasuk dalam kategori sedang.artinya orang tua sudah semakin mengerti dengan masalah yang dihadapi siswa.sedangkan masalah siswa yang pendidikan orang tuanya tamat perguruan tinggi rata-rata masalahnya berada pada tingkat sedang. Temuan penelitian tentang masalah-masalah siswa dari keluarga yang tinggal bersama termasuk dalam kategori sedang. Lebih dari separuh jumlah siswa yang dari keluarga yang tinggal bersama mempunyai masalah pada kategori sedang.namun jika dibandingkan dengan masalah pada siswa yang keluarganya tidak tinggal bersama, lebih rendah dari masalah yang dari keluarga yang tinggal bersama.masalah siswqa yang keluarganya tidak tinggal bersama termasuk dalam tingkat tinggi. Artinya siswa yang orangtuanya berpisah atau bercerai, akan mempengaruhi kondisi siswa baik dari fisik maupun mental. Karena dari perhatian, pola asuh yang kurang dari salah satu orang tuanya. Kesimpulan 1. rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang tinggi ditinjau dari pendidikan orang tua yang tidak tamat SD; rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari pendidikan orang tua yang tamat SD; rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari pendidikan orang tua yang tamat SMP; rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang tinggi ditinjau dari pendidikan orang tua yang tamat SMA; rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari pendidikan orang tua yang tamat perguruan tinggi 2. masalah siswa yang keluarganya tinggal bersama di MTs Gunung Mulya yaitu ratarata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari keluarga yang masih tinggal bersama; rata-rata masalah siswa tersebut memiliki tingkat masalah yang sedang ditinjau dari keluarga yang tidak tinggal bersama Saran 1. Kepada siswa diharapkan agar lebih bersikap dewasa dan tidak terpengaruh dengan pendidikan orang tua, sehingga masalah yang dihadapi siswa tidak berlebihan, khususnya pada siswa yang pendidikan orang tuanya di bahwa sekolah menengah. 2. Kepada siswa diharapkan agar tidak membawa masalah keluarga dalam meningkatkan belajarnya karena siswa belum cukup mengerti dengan keadaan keluarga, khususnya bagi siswa kelas I yang keluarganya tidak tinggal bersama. 3. Kepada guru di sekolah agar supaya lebih memperhatikan siswa mengenai masalah-masalah yang dihadapi siswanya, dan diharapkan agar guru memberikan bimbingan individu bagi siswa yang mengalami masalah. 4. Kepada peneliti berikutnya agar dapat melakukan penelitian lanjutan yang berjudul pengaruh keutuhan keluarga terhadap masalah siswa di MTs Gunug Mulya 11
DAFTAR PUSTAKA.Abdul Zaky (29). Psikologi Umum. Alumni: Bandung. Anas Sudijono (21). Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Asri (21). Sebab-sebab perceraian wanita karier di Jakarta.Skripsi.UNJ. Jakarta. Elizabeth B. Hurlock (198). Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta. (26). Psikologi Perkembangan Anak Jilid 4. Erlangga: Jakarta. Handanbakran (24).Masalah-Masalah Anak-Anak. Rineka Cipta. Jakarta. John W. Santrock (22).Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja Rosda Karya : Bandung..Khaidir Jalal (21). Psikologi Kepribadian. Pustaka Tani : Semarang. Dewa Ketut Sukardi (25).Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Rineka Cipta: Jakarta..Listiyono Budi (211).Bimbingan dan Konseling. Gramedia: Jakarta. Mudjiono (22).Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Prayitno (24).Masalah-Masalah Siswa. Rineka Cipta: Jakarta..Timothy Wibowo (21). Cara Jitu Dlam Membentuk Karakter Anak. Gramedia: Jakarta. Winkel (1991).Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Gramedia : Jakarta..Zaifbio (212).Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. 12