CURRICULUM VITAE Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam Email: nurahmad_59@yahoo.co.id Jabatan: Ketua Divisi Pulmonologi Dept. Ilmu Penyakit Dalam/ Ketua Departemen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi Riwayat pendidikan : Dokter Umum FK UNHAS (1985) Spesialis Penyakit Dalam FK UNHAS (2000) Spesialis Paru FKUI (2008) Konsultan Paru (2010) S3 Ilmu Kedokteran FK UNHAS (2015) FK UNHAS 1
TATALAKSANA PPOK NUR AHMAD TABRI Subdivisi Pulmonologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UNHAS
DEFINISI PPOK Penyakit umum yang bisa dicegah dan diobati, dengan karakteristik gejala respirasi dan hambatan aliran udara persisten akibat kelainan saluran napas dan/atau alveolar setelah terpapar partikel atau gas berbahaya. Eksaserbasi dan faktor komorbid berperan terhadap derajat berat penyakit 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 3
PREVALENS 11,7 % secara global 384 juta kasus PPOK di seluruh dunia
8 7 6 5 4 3 2 1 0 PREVALENS PPOK ASIA PASIFIK 6,5 4,7 3,5 Prevalens (%) 6,3 5,6 6,1 4,7 3,5 5,9 5,4 5 6,7 COPD regional working grup 2003
ETIOLOGI, PATOBIOLOGI DAN PATOLOGI PPOK ETIOLOGI Merokok dan polutan Faktor pejamu PATOBIOLOGI Gangguan pengembangan paru Progresivitas cepat memburuk Jejas paru Inflamasiparu dan sistemik PATOLOGI Gangguan/abnormalitas saluran napas kecil Emfisema Efek sistemik HAMBATAN ALIRAN UDARA Persisten MANIFESTASI KLINIS Gejala Eksaserbasi Komorbiditas 6
FAKTOR RISIKO PPOK Nutrition Infections Socio-economic status Aging Populations GOLD Update 2011
DIAGNOSIS PPOK Pasien dengan keluhan sesak napas, batuk kronik atau produksi sputum dan/atau memiliki riwayat terpajan dengan faktor risiko penyakit. Pemeriksaan spirometri dibutuhkan untuk diagnosis Post BD VEP1/KVP <70% GOLD 2017
DIAGNOSIS PPOK 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 9
KLASIFIKASI DERAJAT OBSTRUKSI ALIRAN UDARA Klasifikasi derajat obstruksialiran udara berdasarkan FEV1 post bronkodilator Pada pasien dengan rasio FEV1/FVC <0.70: GOLD 1 Ringan FEV1 >80% dari prediksi GOLD 2 Moderat 50% <FEV1<80% dari prediksi GOLD 3 Berat 30% <FEV1<50% dari prediksi GOLD 4 Sangat berat FEV1 <30% dari prediksi 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 10
PILIHAN AMBANG BATAS (CHOICE OF TRESHOLD) COPD Assessment Test (CAT TM ) Modified Medical Research Council (mmrc) questionnaire Kuisioner mmrc 0 Saya sesak hanya jika melakukan aktivitas sangat berat 1 Saya sesak ketika berjalan cepat atau mendaki bukit 2 Saya berjalan lebih lambat dibandingkan orang seusia saya karena sesak atau harus berhenti untuk menarik napas saat berjalan dengan kecepatan saya sendiri 3 Saya harus menarik napas setiap berjalan sekitar 100 meter atau beberapa menit 4 Saya terlalu sesak untuk keluar rumah atau saya sesak bahkan saat memakai baju 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 11
PENILAIAN KLASIFIKASI ABCD PADA PPOK 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 12
TATALAKSANA PPOK STABIL: TUJUAN TERAPI Memperbaiki gejala memperbaiki toleransi aktivitas Memperbaiki status kesehatan Reduce symptoms Mencegah progrevitas penyakit Mencegah dan mengobati eksaserbasi Menurunkan angka kematian Reduce risk GOLD Revision 2017
MANAJEMEN NON FARMAKOLOGIK PPOK STABIL Berhenti merokok Rehabilitasi Paru Aktivitas fisik setiap hari Vaksinasi flu Vaksinasi pneumonia Oksigen GOLD 2017
TATALAKSANA PPOK STABIL GRUP A Riwayat eksaserbasi 0 atau 1 Gejala mmrc 0-1, CAT <10 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 15
TATALAKSANA PPOK STABIL GRUP B Riwayat eksaserbasi 0 atau 1 Gejala mmrc >2, CAT >10 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 16
TATALAKSANA PPOK STABIL GRUP C Riwayat eksaserbasi >2 atau >1 yang harus rawat inap Gejala mmrc 0-1, CAT <10 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 17
TATALAKSANA PPOK STABIL GRUP D Riwayat eksaserbasi >2 atau >1 yang harus rawat inap Gejala mmrc >2, CAT >10 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 18
PPOK EKSASERBASI
PPOK EKSASERBASI PPOK eksaserbasi merupakan kondisi akut yang ditandai dengan memburuknya keluhan respirasi diluar variasi normal sehari-hari dan memerlukan perubahan terapi Diagnosis PPOK eksaserbasi berdasarkan manifestasi klinis akut pasien seperti sesak yang bertambah, produksi sputum meningkat dan perubahan warna sputum menjadi purulen. GOLD 2017
PPOK EKSASERBASI
PPOK EKSASERBASI Tujuan utama terapi eksaserbasi PPOK adalah mengurangi dampak eksaserbasi saat ini dan mencegah eksaserbasi berikutnya Prinsip tata laksana PPOK eksaserbasi adalah segera mengatasi eksaserbasi yang terjadi dan mencegah gagal napas. GOLD 2017
EKSASERBASI LEBIH SERING PADA VEP1 YANG RENDAH Thorax 2006
TAHAPAN EVALUASI PPOK EKSASERBASI Step 1 Step 2 Step 3 Diagnosis PPOK eksaserbasi yang tepat Evaluasi beratnya eksaserbasi Etiologi penyebab eksaserbasi Emergencias 2013
DIAGNOSIS EKSASERBASI Emergencias 2013
INDIKASI RAWAT INAP PPOK EKSASERBASI Peningkatan intensitas gejala PPOK berat Tampak tanda fisis yang baru seperti sianosis atau edema perifer Gagal terhadap terapi inisiasi awal eksaserbasi Komorbid yang serius seperti gagal jantung atau aritmia Frekuensi eksaserbasi sering Usia tua Dukungan lingkungan rumah yang tidak cukup Hiperkapnia memburuk disertau asidosis respiratorik Perubahan status mental GOLD 2017
INDIKASI RAWAT ICU Indikasi perawatan ICU pada pasien eksaserbasi adalah sesak napas berat yang tidak berespons terhadap terapi gawat darurat, perubahan status mental (koma, bingung, gelisah), hipoksemia yang persisten atau mengalami perburukan (PaO2 <40 mmhg) dan/atau asidosis respirasi yang berat (ph <7,25) walaupun dengan suplementasi oksigen dan ventilasi noninvasif, membutuhkan ventilasi mekanis invasif dan hemodinamik yang tidak stabil (membutuhkan vasopressor) GOLD 2017
TERAPI PPOK EKSASERBASI Oxygen support Oksigen harus diberikan untuk meningkatkan oksigenasi pada pasien dengan hipoksemia dengan target saturasi 88-92%. Bronkodilator Bronkodilator merupakan tatalaksana eksaserbasi PPOK yang penting dan harus diberikan secara agresif Bronkodilator yang digunakan agonis ẞ-2 kerja singkat, antikolinergik kerja singkat dan metilxantin GOLD 2017
TERAPI PPOK EKSASERBASI Antibiotik Pada kondisi eksaserbasi, disarankan penggunaan antibiotik pada pasien dengan sputum yang purulen Antibiotik yang disarankan adalah aminopenicillin, makrolide atau tetrasiklin dan atau mengikuti pedoman mikrobiologi Lama penggunaan antibiotik 5-10 hari Kortikosteroid Penggunaan prednisolone 30 mg setiap hari selama 5 hari terutama pada pasien dengan peningkatan sesak napas dan peningkatan nilai eosinofil darah atau riwayat eksaserbasi sebelumnya. GOLD 2017
TERAPI PPOK EKSASERBASI Manajemen asidosis respiratorik dan hipoksemia yang berat Penggunaan Non-invasive ventilation (NIV) Penggunaan invasive ventilation GOLD 2017
RINGKASAN Tatalaksana kondisi stabil yang tepat sangat membantu dalam pencegahan admisi berulang pada penyandang PPOK Terapi yang bisa diberikan adalah LABA, LAMA dan kortikosteroid inhalasi 31
KASUS Pasien Laki 56 tahun datang ke klinik paru dengan keluhan sesak napas yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu. Pasien harus berhenti jalan untuk mengambil napas karena sesak. Batuk kadang-kadang berdahak sudah dirasakan 8 bulan terakhir. Pasien sudah ke dokter umum,dikatakan menderita asma kemudian diberikan salbutamol 3x4 mg dan metil prednisolone 3x4 mg namun sesak tidak membaik. Tidak ada riwayat asma sewaktu kecil. 8 bulan yang lalu pernah ke IGD RS karena keluhan yang sama. Pasien perokok, 24 batang/hari selama 30 tahun. Pekerjaan pedagang
PERTANYAAN Apa yang selanjutnya dikerjakan terhadap pasien?
Pemeriksaan fisis : TD: 120/80 nadi: 88 x/menit RR 20x/menit Ditemukan retraksi otot napas interkostalis. Auskultasi paru : ronki dan wheezing tidak ada Foto toraks: Gambaran emfisema paru Spirometri : VEP1/KVP prediksi post BD: 67% VEP1 % prediksi: 40% Kenaikan VEP1 post BD : 8%
DIAGNOSIS Berdasarkan pemeriksaan diagnosis pasien apa?
DIAGNOSIS PPOK gr D GOLD 3 36
TATALAKSANA PPOK STABIL GRUP D Riwayat eksaserbasi >2 atau >1 yang harus rawat inap Gejala mmrc >2, CAT >10 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 37
TERIMA KASIH 38
39
40
TATALAKSANA PASIEN EKSASERBASI PPOK BERAT TIDAK MENGANCAM NYAWA Lakukan penilaian gejala, analisa gas darah, foto toraks Berikan terapi oksigen, periksa oksimetri berkala Bronkodilator: Naikkan dosis atau frekuensi SABA Kombinasi SABA dan anti kolinergik Gunakan LABA jika pasien stabil Jika tersedia gunakan spacer atau nebulizer untuk terapi inhalasi Pertimbangkan kortikosteroid oral, hati-hati jika ada infeksi bakteri Pertimbangkan ventilasi non invasif Monitor keseimbangan cairan, identifikasi komorbiditas 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 41
RINGKASAN Tatalaksana kondisi stabil yang tepat sangat membantu dalam pencegahan admisi berulang pada lansia penyandang PPOK Terapi yang bisa diberikan adalah LABA, LAMA dan kortikosteroid inhalasi, sedangkan pilihan oral adalah β1-bloker selektif 42
Gejala PPOK Gejala khas PPOK adalah sesak napas kronik dan progresif, batuk,dan produksi sputum. Sesak : Progresif, persisten dan diperberat oleh aktivitas. Batuk kronik: bisa bersifat intermitten dan bisa tidak produktif. Produksi sputum kronik: Pasien PPOK cumumnya disertai batuk dengan produksi sputum.
THE COMORBIDOME IN COPD PATIENTS 44
FAKTOR TERKAIT READMISI PASIEN PPOK Ann Am Thorac Soc. 2013;10 (6):680 684 45
PRINSIP TERAPI EKSASERBASI PPOK SABA dengan atau tanpa SAMA direkomendasikan sebagai bronkodilator awal Terapi pemeliharaan LABA harus dimulai segera sebelum pasien dipulangkan Kortikosteroid sistemik bisa memperbaiki fungsi paru, oksigenasi dan mengurangi waktu rawat inap (sebaiknya 5-7 hari) Antibiotik, sesuai indikasi, durasi 5-7 hari, bisa mempercepat penyembuhan Metilxantin tidak direkomendasikan karena berbagai efek samping Ventilasi non invasif diberikan jika gagal napas akut 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 46
KLASIFIKASI EKSASERBASI PPOK Ringan diterapi dengan SABA Moderat diterapi SABA + antibiotik dan/atau kortikosteroid oral Berat masuk UGD atau memerlukan rawat inap dan sering terjadi gagal napas akut 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 47
KLASIFIKASI PASIEN RAWAT INAP AKIBAT EKSASERBASI PPOK Tanpa gagal napas Laju napas 20-30 x/mnt; tidak menggunakan otot bantu napas; sadar; hipoksemia membaik dengan terapi oksigen; PaCO 2 normal Gagal napas tidak mengancam nyawa Laju napas >30 x/mnt; menggunakan otot bantu napas; sadar; hipoksemia membaik dengan terapi oksigen; hiperkarbia PaCO 2 50-60 mmhg Gagal napas mengancam nyawa Laju napas >30 x/mnt; menggunakan otot bantu napas; kesadaran menurun; hipoksemia tidak membaik dengan terapi oksigen; hiperkarbia PaCO 2 meningkat >60 mmhg atau jika ada asidosis (ph < 7.25) 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 48