BAB I. interaktif. Internet secara fisik dianalogikan sebagai jaring laba-laba (the web)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan cepat dari Internet telah membawa perubahan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC)

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB II. Internet (Shim, Qureshi, Siegel, Siegel, 2000) dalam buku M. Suyanto (2003:11)

(passenger). Hal ini, menurut Radjasa (2006) bisa dilihat dari jumlah

TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang kian hari kian pesat, denga dilakukan oleh manusia dapat disebarkan secara

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan unik karena sikap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, manusia telah memasuki jaman yang mendunia,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan pada era modern ini. Dua

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TIKET PESAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. Amstrong, 2004). Dalam hal ini perusahaan pelayanan jasa travel dan tour yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan. Dimulai dari penerbangan berbiaya yang cukup tinggi (full service

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mobilitas masyarakat saat ini memang bisa dibilang sangat tinggi dan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat Indonesia khususnya di

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Citilink

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv Sistematika Pembahasan BAB III... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

2016 PENGARUH PENERBANGAN TARIF RENDAH MASKAPAI PENERBANGAN AIRASIA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE SINGAPURA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Komputer 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian path analysis

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dahulu, sarana transportasi laut menjadi pilihan utama bagi masyarakat menengah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan

BAB II PROFIL BISNIS. Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

Nama: Muhammad Kholishudin NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET. (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Rosdiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Seiring dengan kemajuan dalam berbisnis, teknologi internet yang

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. atau barang dari suatu merek dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor apapun

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 46,82 PERSEN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang melahirkan sejumlah konsep, cara berpikir, dan strategi baru dalam dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan sektor jasa di Indonesia berkembang dengan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 59,39

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global ini perkembangan internet telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan internet

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik

KARYA ILMIAH E-COMMERCE E-COMMERCE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERSAINGAN BISNIS PERUSAHAAN SI REKAM MEDIS. Disusun Oleh:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum, dan budaya, dimana dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif. Internet secara fisik dianalogikan sebagai jaring laba-laba (the web) yang menyelimuti bila dan terdiri dari titik-titik (node) yang saling berhubungan. Kehadiran internet telah membiaskan batas-batas ruang, waktu, dan tempat sehingga berbagai informasi penting dapat dengan cepat dan sangat mudah didistribusikan ke seluruh penjuru dunia. Dengan internet, semua orang di seluruh dunia (yang memiliki akses internet) dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dengan mudah. Berdasarkan catatan sejarah dari berbagai sumber, internet pertama kali hadir di dunia ketika ARPANET ( Advanced Research Project Agency Network) melakukan penyelidikan, ARPANET itu sendiri merupakan lembaga yang dibentuk oleh ARPA ( United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency), yang bernaung dibawah Departemen keamanan AS dengan tujuan utama meneliti dan mengembangkan konsep jaringan agar semua kegiatan transfer lebih efisien. Pada awalnya internet hanya digunakan untuk mendukung kegiatan militer, tetapi pada tanggal 01 januari 1983, ARPANET menukar koneksi dari NPC ke TCP/IP : metode

alamat yang terakhir ini lebih sering digunakan dari tahun 90-an hingga sekarang ( Madcoms, 2008:3). Salah satu jenis implementasi teknologi, yang sering digunakan untuk meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk, adalah dengan menggunakan electronic commerce (e- commerce). Penerapan e-commerce tidak terbatas pada pemasaran melalui jaringan internet, namun juga untuk memasarkan berbagai macam produk dan atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Pemanfaatan e-commerce digunakan dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan serta meningkatkan daya saing perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa penerapan teknologi e-commerce merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa perusahaan. Electronic Commerce (e-commerce) sangat mendukung dalam peningkatan, pengembangan suatu perusahaan. Dengan ini adanya e-commerce akan dapat memberikan suatu kelayakan bagi pihak menajemen dalam memproses berbagi sumber daya yang digunakan. Diantara sumberdaya tersebut, e-commerce merupakan pendukung manajemen dalam proses pemasaran untuk mencapai tujuan. Hal tersebut dikarenakan e-commerce dapat merubah bentuk pelayanan yang semula datang langsung kesuatu instansi yang di tuju ataupun melalui via telepon, tapi sekarang menjadi pelayanan yang online disetiap waktu dimanapun berada sehingga dapat memudahkan dalam menangani segala transaksi. E- commerce mempunyai beberapa manfaat yang dapat diperoleh, seperti memperluas market place hingga ke pasar nasional dan internasional,

menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, dan pencarian informasi yang menggunakan kertas, memungkinkan pengurangan inventory dan overhead, mengurangi antara outlay modal dan penerimaan produk dan jasa, mendukung upaya-upaya business processing reengineering, memperkecil biaya telekomunikasi dan akses informasi lebih cepat. Tampilan media e-commerce menjadikan pelanggan dapat leluasa melihat segala aktifitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk memasarkan produknya. Pemasaran terbentuk karena adanya asset yang unik sehingga menjadi sebuah jaringan pemasaran yang terdiri dari perusahaan dan pemegang saham (stake holder), karyawan, pemasok, distribusi, pengecer, agen periklanan dan sebagainya seiring dengan langkah perusahaan membangun hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. E-commerce merupakan terobosan baru dalam dunia informasi, karena dapat memberikan suatu informasi dalam bentuk lebih menarik, menyenangkan dan online setiap saat tanpa batas waktu, asalkan semua perangkat teknologi memenuhi. Berkaitan dengan itu, perusahaan yang sudah mapan menjadikan objek dalam penerapan pemasaran melalui e-commerce. Penggunaan teknologi diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif, dimana perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut bisa dikatakan sebagai perusahaan yang mampu untuk mengimplementasikan pengembangan dan pemanfataan teknologi ke dalam perusahaan/korporasi. Penggunaan internet di masa kini tentunya sudah mengalami perkembangan dan pemberian manfaat yang signifikan pada bidang bisnis. Hal

tersebut terutama dirasakan manfaatnya oleh perusahaan skala besar, karena implementasi penerapan internet mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan khususnya bagi kelancaran proses-proses bisnis. Salah satu jenis implementasi teknologi yang sering digunakan untuk meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce). Penerapan e-commerce tidak terbatas pada pemasaran melalui jaringan internet, namun juga untuk memasarkan berbagai macam produk dan atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Pemanfaatan e-commerce digunakan dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan serta meningkatkan daya saing perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa penerapan teknologi e-commerce merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa perusahaan. Selain memanfaatkan sistem e-commerce, untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis, sebuah perusahaan perlu mengidentifikasi kondisi pesaing di industri sejenis. Salah satu implementasi persaingan yang penting diperhatikan perusahaan adalah strategi para pesaing dan pendatang baru, perkembangan pangsa pasar yang dikuasai dan reaksi pasar terhadap produk pesaing. Langkah pertama yang perlu dilakukan perusahaan dalam identifikasi pesaing adalah menyusun daftar pesaing dan strategi yang mereka lakukan untuk memenangkan pasar. Menanggapi para pesaing di industri sejenis tersebut, perusahaan perlu mengambil keputusan manajemen yang handal dalam penyusunan strategi untuk

mempertahankan pangsa pasarnya. Terdapat berbagai jenis strategi bisnis untuk memenangkan persaingan, misalnya strategi harga, differensiasi produk dan inovasi. Memanfaatkan kemajuan teknologi serta sikap tanggap terhadap pesaing dan fokus pada strategi bisnis perusahaan merupakan hal-hal yang penting dilakukan dalam perusahaan untuk memenangkan persaingan. Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan maka dengan melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut kita dapat memanfaatkan suatu layanan secara online yang berupa e-commerce. Saat ini, mayoritas perusahaan mengenalkan dan memasarkan produknya pada masyarakat dengan memanfaatkan sistem e-commerce. Sistem ini terbilang efisien dan efektif digunakan dalam kegiatan bisnis. Salah satu perusahaan yang menggunakan sistem ini adalah perusahaan airline AirAsia. Melalui airasia.com, maka customer hanya perlu mengakses situs dari airasia.com untuk melakukan pembelian tiket pesawat. E-commerce yang diterapkan AirAsia termasuk dalam aplikasi Business to Consumer (B2C) adalah model e-commerce dimana pelaku bisnisnya melibatkan langsung antara penjual (penyedia jasa e-commerce) dengan pembeli. Dengan aplikasi ini, konsumen dapat langsung berhubungan dengan pihak perusahaan tanpa harus melalui perantara (travel agen). Datuk Tony Fernandes seorang Chief Executive Officer maskapai penerbangan AirAsia (yang bermarkas di Malaysia) yang melakukan perubahan revolusioner bisnis penerbangan di Asia, dimana sebelumnya bisnis penerbangan identik dengan prestis, gengsi dan imagenya hanya untuk kalangan atas karena mahal, dan sekarang berubah menjadi penerbangan murah sehingga hal ini

menjadi falsafah bisnis AirAsia maskapai penerbangan murah yaitu now everyone can fly (sekarang setiap orang bisa terbang) dengan memfokuskan pada segmen menengah bawah. AirAsia adalah maskapai pertama di Asia yang memperkenalkan sistem pemesanan tiket melalui komputer yang tersambung dengan internet. Harga AirAsia lebih rendah dibandingkan maskapai lainnya. Layanan jasa seperti ini sangat cocok bagi penumpang yang hanya ingin terbang tanpa embel-embel makanan, tanpa layanan airport lounge, tanpa mengikuti program loyalty frequent flyer miles. Semua ini lebih baik ditukar dengan harga kursi yang 30% jauh lebih murah dibandingkan dengan mengikutsertakan layanan tersebut. Tidak memberikan makanan atau minuman. Namun AirAsia mempunyai Snack Attack, yang menyajikan berbagai macam pilihan lezat untuk makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau dan hanya untuk para tamu AirAsia dapat membelinya di dalam pesawat. PT. Indonesia AirAsia merupakan kerjasama gabungan dengan maskapai berbiaya rendah yang terkemuka Asia Tenggara, AirAsia Berhad - yang memiliki 49% sahamnya. Indonesia AirAsia diluncurkan kembali pada tanggal 8 Desember 2004 sebagai maskapai penerbangan berbiaya hemat dan mengusung konsep yang sama dengan Grup AirAsia. Indonesia AirAsia hadir dengan harga terjangkau dan konsep tanpa embel-embel (tanpa tiket, tempat duduk bebas dan tanpa penyediaan makanan). Indonesia AirAsia sekarang telah mengoperasikan sebelas armada Boeing 737-300 yang melayani delapan rute domestik, yaitu dari Jakarta ke Medan, Padang, Pekanbaru, Denpasar (Bali), Balikpapan, Surabaya, Batam dan Solo,

serta lima belas rute internasional dari Jakarta, Bandung, Bali, Medan, Padang, Pekanbaru, Surabaya ke Kuala Lumpur (Malaysia), dari Jakarta ke Johor Bahru, Bangkok, Kota Kinabalu, Kuching dan Penang, dari Medan ke Penang (Malaysia) dan dari Bali ke Kota Kinabalu dan Kuching. Hingga akhir tahun 2007, Indonesia AirAsia telah menerbangkan lebih dari 4,3 juta tamu. Bagi Indonesia AirAsia keselamatan penumpang merupakan hal terutama. Indonesia AirAsia selalu mengedepankan keselamatan penumpang beserta awak pesawat dan pilot. Tidak hanya saat di udara, tetapi juga saat pemesanan, check-in, boarding, terbang, hingga tiba di tempat tujuan. Indonesia AirAsia mempercayakan seluruh perawatan armadanya di Garuda Maintenance Facilities (GMF). Di tempat tersebut, dilakukan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan pemeliharaan tingkat rendah "A" check, hingga pemeliharaan tingkat tinggi "C"check. PT. Indonesia AirAsia (dahulu dikenal sebagai PT. AWAIR Internasional) dibentuk pada September 1999 sebagai perusahaan swasta lokal di Indonesia. Segera setelah itu, PT.AWAIR International diambil alih oleh sekelompok investor swasta yang dikepalai oleh UnnHarris dan Pin Harris yang kemudian secara penuh mengelola seluruh perusahaan sejak Maret 2000. AWAIR mengadopsi model bisnis maskapai penerbangan dengan pelayanan penuh dengan beragam kelas dan pelayanan cabin yang lengkap. AWAIR memperoleh ijin bisnis penerbangan udara berjadwal pada Mei 2000, dua armada A310-300 diantarkan ke AWAIR. AWAIR meluncurkan penerbangan perdananya dari Jakarta Ke Surabaya, Medan, dan Balikpapan pada Juni 2000. Pada Desember 2000, AWAIR menambah armada A310-300 yang ketiga dan kemudian membuka rute

dari Jakarta ke Singapura, Denpasar dan Ujung Pandang. AWAIR secara bertahap menurunkan kegiatan operasinya pada awal 2001 karena ketatnya kompetisi di Indonesia mengikuti kebijakan sektor penerbangan Indonesia. Pada pertengahan 2004, AA International Limited ( AAIL ), sebuah perusahaan yang 99.8 % sahamnya dimiliki oleh AirAsia Berhad, menunjukkan ketertarikannya terhadap AWAIR dan memulai pembicaran dengan para pemegang saham AWAIR untuk mengambil alih 49 % sahamawair. Sebagai informasi, AirAsia, maskapai penerbangan bertarif murah dan tanpa embel-embel yang terkemuka di Asia Tenggara, berhasil bekerjasama dengan Shin Corporation dithailand untuk pengoperasian rute domestik dan penerbangan internasional dari Bangkok International Airport. Pada 30 Agustus 2004, AAIL memasuki kerjasama penjualan dan pembayaran untuk pengambilalihan saham AWAIR. Pada September 2004, AWAIR memperoleh ijin dari Badan Koordinasi Penanam Modal untuk mempengaruhi rencana perubahan kepemilikan saham AWAIR. Para pemegang saham AWAIR menyetujui masuknya AAIL sebagai pemegang saham baru, begitu juga penunjukkan Tony Fernandes, Group Chief ExecutiveOfficer AirAsia dan Kamarudin Bin Meranun, Executive Director, Corporate Finance and Strategic Planning AirAsia, sebagai anggota baru dari dewan komisaris AWAIR. Pada bulan Desember 2004 dengan tim manajemen yang baru, AWAIR telah dibentuk ulang mengikuti model bisnis penerbangan berbiaya rendah dan diluncurkan kembali sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah dan tanpa embel-embel untuk melayani rute domestik di Indonesia.

Kemudian pada tanggal 1 Desember 2005, PT. AWAIR International mengganti nama perusahaannya menjadi PT. Indonesia AirAsia. Penerbangan berkonsep Low Cost Carrier sudah menjadi tren pada dunia penerbangan. Penerbangan Asia berkonsep murah yang sudah masuk ke pasar Indonesia antara lain AirAsia (Malaysia) dengan PT. Indonesia AirAsia. Sedangkan perusahaan penerbangan nasional di Indonesia yang juga sudah menerapkan konsep Low Cost Carrier antara lain : Lion Air (Padang, Medan, P.Baru, Palembang, Yogyakarta, Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Manado, Kualalumpur, Singapura, Malacca, Penang, Ho Chi Minh City), Sriwijaya Air (Jakarta, Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makasar, Batam, Singapura, Malaysia). Lion Air dan Sriwijaya Air adalah pesaing untuk PT. Indonesia AirAsia. Tarif-tarif rendah tersebut tentunya menjadi berita baik untuk banyak orang, yang rata-rata belum pernah berpergian dengan pesawat terbang. Berita baik ternyata benar-benar tersebar dengan cepat, setiap hari mereka bertemu pelanggan-pelanggan baru. AirAsia kemudian melebarkan sayap dari tujuan penerbangan domestik ke tujuan penerbangan internasional, membangun markas-markas baru di Johor Baru, Bangkok, dan Indonesia, dan juga terbang ke Thailand, Indonesia, Macau (Cina), Singapura dan Philipina, mengembangkan jasa penerbangan agar makin banyak orang dapat menikmati tarif-tarif rendah dan terbang bersama AirAsia. Sehubungan dengan maskapai penerbangan AirAsia menerapkan sistem tiket secara online dan persaingan diantara maskapai penerbangan di Indonesia yang semakin ketat maka penulis mengangkat masalah ini kedalam bentuk skripsi

dengan judul Pengaruh E-Commerce Terhadap Kemampuan Bersaing Pada Perusahaan Airline PT. Indonesia AirAsia Untuk Pelanggan Fakultas Ekonomi USU. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat Pengaruh E-Commerce Terhadap Kemampuan Bersaing Pada Perusahaan Airline PT. Indonesia AirAsia Untuk Pelanggan Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti adanya Pengaruh E- Commerce Terhadap Kemampuan Bersaing Pada Perusahaan Airline PT. Indonesia AirAsia Untuk Pelanggan Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. 1.4 Manfaat Penelitian manfaat bagi : Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan dapat memberikan 1. Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan si penulis mengenai manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh e-commerce terhadap persaingan bisnis pada perusahaan airline, sehingga penulis dapat membandingkan teori-teori

tersebut dengan penerapan yang sebenarnya dilingkungan dunia usaha yang nyata. 2. Bagi Pihak Lain, Penelitian ini dapat bermanfaat menambah pengetahuan serta dapat memberikan informasi sebagai referensi atau perbandingan bagi peneliti lain dalam penelitian mengenai pengaruh e-commerce pada perusahaan airline. 3. Bagi Perusahaan, diharapkan melalui penelitian ini dapat digunakan sebagai alat untuk memperlancar kegiatan bisnis perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan manajemen perusahaan dalam mengambil kebijakan.