BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

BOOK WITH NATURAL COVER

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

PENGEMBANGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAMI PADA KERAJINAN SERAT ALAMI DI CV BHUMI CIPTA MANDIRI SENTOLO, KULON PROGO, YOGYAKARTA

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Kerajinan dari Limbah Organik

BAB II METODE PERANCANGAN

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

Kerajinan Fungsi Hias

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) DI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK ( BBKB ) YOGYAKARTA. Oleh : M. MA SUM AMIRUDIN NIM :

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

Desain dan Mutu Kria ( Kerajinan Tangan) Eceng Gondok Drs Yaya Sukaya,M.pd Nip

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:

BAB III PERANCANGAN PROSES

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

Pot Bunga dari Botol Plastik Bekas

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

NAMA : WIRO FANSURI PUTRA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan

MATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd.

Kerajinan Batik Tulis

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

PELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU. Wahyu Indriyani D3TI 2B. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

BAB III STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh

BAB I PENDAHULUAN. negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apakah botol air mineral bekas dapat dijadikan lampu hias?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di

lilin masih dalam bentuk bongkahan padat. Untuk membuatnya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang yang memiliki nilai tambah dan dapat mendatangkan keuntungan. Chantiqa Handycraft didirikan oleh Bapak Komar. Beliau merupakan penggagas bergeraknya dunia seni di Sumatera. Lulus dari Jurusan Seni tahun 1973 kemudian beliau menyeberang dari Pulau Jawa, tepatnya di daerah Tasikmalaya ke daerah Sumatera Utara untuk menyalurkan ilmu seni yang dimilikinya. Bapak Komar mulai mengajar dari satu tempat ke tempat yang lain sebagai penyuluh, beliau kemudian diangkat menjadi pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara. Setelah menjadi pegawai beliau lebih disibukkan untuk menyuluh di berbagai tempat mengenai kerajinan seni. Kemudian pada tahun 1980 beliau diangkat menjadi Ketua Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) sampai beliau pensiun saat ini. Chantiqa Handycraft terletak di Jalan Medan-Binjai Km 10 Gang Damai. Usaha ini sebenarnya merupakan suatu workshop yang didirikan oleh Bapak Komar untuk menuangkan inovasi-inovasi baru yang diciptakannya, kemudian beliau berbagi hasil inovasi barunya kepada mayarakat sekitar. Kemudian bagi masyarakat sekitar

yang menjalankan inovasi ini akhirnya menjadi suatu usaha bagi mereka. Pada usaha ini tidak hanya mengolah sapu lidi saja, akan tetapi banyak sekali bahan kerajinan lain yang diolah, antara lain bambu, rotan, eceng gondok, sabut kelapa, batok kelapa, pandan dan lain-lain. Semua sumber alam tersebut dapat diolah menjadi suatu benda yang memiliki nilai seni tinggi. Sapu lidi hias merupakan satu inovasi baru yang diciptakan oleh Bapak Komar untuk meningkatkan nilai jual dari suatu sapu lidi. Sapu lidi biasanya dijual dengan warna alami dari lidi sendiri. Akan tetapi dengan keterampilan yang dimiliki oleh Bapak Komar, beliau mencoba untuk menberi suatu sentuhan seni dengan menambahkan warna pada sapu lidi tersebut sehingga terkesan lebih hidup, lebih bernilai dari sekedar sapu lidi biasa. Bahan baku yang mudah dijumpai dan terkadang dianggap oleh sebagian orang sebagai sampah membuat Bapak Komar berpikir untuk mengolah hasil limbah dari tanaman sawit yang setiap 2 minggu sekali harus di kikis batang daunnya. Untuk hal pemasarannya, sapu lidi hias ini telah mendapatkan pesanan tetap dari supermarket-supermarket dengan sistem konsinasi. Sapu lidi hias juga dipasarkan jika ada pesanan khusus yang datang. Sapu lidi hias digunakan untuk membersihkan ruangan dalam rumah dan tempat tidur. Dalam menjalankan usaha produksi sapu lidi hias ini Chantiqa Handycraft juga sering menemui kendala-kendala yang menghambat perkembangan usahanya. Salah satunya karena Chantiqa Handycraft tidak memiliki tempat produksi yang

terpusat di suatu tempat melainkan menyebar di rumah-rumah penduduk sekitar yang berprofesi sebagai pengrajin dalam rangka menggalakkan industri rumah tangga, hal ini yang menyebabkan timbulnya biaya transportasi yang relatif tinggi akibat terjadinya back tracking transportation. Fasilitas pendukung yang kurang memadai juga turut menjadi kendala karena sering menimbulkan keluhan musculoskeletal pada para pekerja serta memperlama proses produksi. Kendala lain akibat tidak terpusatnya lokasi produksi ini adalah kurangnya pengawasan pemilik Chantiqa Handycraft terhadap para pengrajin dalam menjalankan proses produksinya. Semua hal ini pada akhirnya menyebabkan waktu proses produksi menjadi semakin lama sehingga Chantiqa Handycraft sering menolak pesanan sapu lidi hias dalam jumlah yang besar karena kekhawatiran tidak mampu memenuhi waktu permintaan. 2.2. Proses Produksi 2.2.1. Bahan yang digunakan Bahan yang dipakai dibagi menjadi 3 bagian yaitu bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong. 1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah lidi kelapa sawit. Untuk memperoleh bahan baku dalam proses produksi sapu lidi hias, Chantiqa Handycraft tidak mengalami kesulitan karena bahan baku yang selalu tersedia. Bahan baku lidi kelapa sawit diperoleh dari pengumpul di perkebunan kelapa sawit dimana setiap dua

minggu sekali pelepah kelapa sawit harus dipotong sehingga ketersediaan bahan baku terjamin. 2. Bahan Tambahan Bahan tambahan yang digunakan pada proses ini adalah pewarna tekstil, plastik, benang emas, pita dan lem yang digunakan untuk memperindah tampilan sapu lidi hias. 3. Bahan Penolong Bahan penolong yang digunakan pada proses ini adalah air yang digunakan untuk mencairkan pewarna yang digunakan untuk mewarnai lidi. 2.2.2. Uraian Proses Produksi Pada pengolahan proses produksi sapu lidi hias tidaklah menggunakan teknologi modern ataupun metode kerja yang ilmiah akan tetapi semua dikerjakan dengan seni secara manual. Dalam proses produksi sapu lidi hias hanya sedikit sentuhan teknologi yang digunakan yaitu pada saat proses pewarnaan batang lidi dimana proses ini tidak menggunakan pewarna alami, melainkan menggunakan pewarna tekstil.

Adapun proses produksi sapu lidi hias tidak terlalu berbeda dengan pembuatan sapu lidi biasa, hanya berbeda pada proses pemberian warna saja. Berikut adalah tahapan dalam pembuatan sapu lidi hias. Block diagram proses pembuatan sapu lidi hias dapat dilihat pada Gambar 1. Penyerutan Lidi Pewarnaan Penjemuran Penyortiran Penganyaman Finishing Gambar 1. Block Diagram Proses Pembuatan Sapu Lidi Hias 1. Penyerutan Lidi Pada proses ini tulang lidi yang telah diperoleh kemudian dikikis lagi satu persatu menggunakan pisau (cutter) dengan tujuan agar serat warna bisa diserap dan melekat pada batang lidi nantinya. Pada proses ini operator sering mengalami keluhan musculoskeletal dan iritasi pada jari-jari tangan. Biasanya operator menggunakan kain lapis untuk mengurangi iritasi tersebut. Proses penyerutan yang dilakukan secara

manual membutuhkan waktu yang relatif lama dengan kecepatan sekitar 10 detik per lidi. Padahal proses penyerutan ini dapat dijadikan dasar yang baik dalam waktu proses produksi sapu lidi hias. 2. Pewarnaan Pada proses ini lidi yang telah kering diikat menjadi satu kemudian dicelupkan dengan menggunakan zat pewarna yang diinginkan. Proses pewarnaan menggunakan pewarna tekstil yang dicampur dengan air dan dipanaskan menggunakan kompor minyak tanah. 3. Penjemuran Pada proses ini seluruh lidi dijemur di bawah sinar matahari untuk mengeringkan air yang terdapat pada lidi tersebut. Proses penjemuran ini bertujuan agar warna yang diinginkan melekat dengan sempurna pada lidi dan dapat mengantisipasi berkembangnya jamur. 4. Penyortiran Pada proses ini seluruh lidi disortir berdasarkan panjang lidi yang hampir sama agar panjang lidi yang akan dianyam sama panjang. Penyortiran juga dilakukan secara manual.

5. Penganyaman Pada proses ini batang lidi disatukan menjadi 10 lidi setiap ikatan, kemudian dianyam yang terdiri dari 5 buah ikatan sesuai dengan warna, menggunakan tali berwarna emas dengan tujuan untuk menyatukan/mengikat batang lidi, serta memberi kesan artistik pada produk. 6. Finishing Pada proses ini anyaman tersebut ditutup kembali dengan sarung yang dipesan dari ibu-ibu penjahit di sekitar daerah usaha, kemudian diberi tambahan pita berwana merah putih sebagai lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2.3. Mesin dan Peralatan Adapun mesin dan peralatan yang digunakan adalah : 1. Pisau (cutter) yang digunakan menyerut lidi. 2. Karet digunakan untuk mengikat lidi yang akan dianyam. 3. Gunting digunakan untuk memotong pita dan meratakan hasil anyaman. 2.4. Aliran Proses CV Chantiqa Handycraft Adapun aliran proses pembuatan sapu lidi hias ini adalah pada Gambar 2 sebagai berikut.

Gambar 2. Aliran Proses Pembuatan Sapu Lidi Hias Adapun tata letak komponen aktual stasiun penganyaman yang diamati dari pabrik pembuatan sapu lidi hias ini adalah pada Gambar 3 sebagai berikut. Gambar 3. Tataletak Komponen Aktual Stasiun Penganyaman