Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi"

Transkripsi

1 Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas undangan, kartu nama, sertifikat, alas piring dan sebagainya. Kertas seni ini berasal dari TKS (Tandan kosong kelapa sawit) yang merupakan limbah padat yang berasal dari proses pengolahan minyak sawit (CPO). Kertas seni ini diolah dengan sangat sederhana, yang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi limbah padat yang terdapat pada perkebunan sawit. Kertas seni ini diharapkan mampu mengurangi TKS yang dihasilkan dan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi penggangguran. Kata kunci : TKS, kertas seni, serat I. PENDAHULUAN Kertas merupakan media dalam komunikasi tertulis, sebagai alat penyebaran informasi. Saat ini pemanfaatannya tidak terbatas untuk itu saja, tetapi juga untuk halhal yang berkaitan dengan industri seperti pengepakan, pengemasan, pembersih, penyekat maupun dunia fotografi. Bahan baku pembuatan kertas dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat. Serat yang terdiri dari selulosa dapat dijumpai pada tanda kosong kelapa sawit (TKS). Perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah padat yang cukup melimpah sepanjang tahun dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu limbah padat kelapa sawit yang tersedia adalah tandan kosong, pada hal selama ini Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) juga dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk. Tandan kosong kelapa sawit (TTKS) merupakan limbah industri kelapa sawit yang banyak mengandung serat, yang dapat berfungsi sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas (Kompas, 29 November, 2003). Dewasa ini Indonesia merupakan salah satu negara yang memproduksi pulp dan kertas yang potensial. Salah satu kendala yang dihadapi industri pulp dan kertas adalah isu lingkungan yang berkaitan dengan proses pembuatannya, sehingga dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah perkebunan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pulp dan kertas (Kompas, 29 November, 2003). Oleh sebab 1

2 itu, TKS yang merupakan limbah padat dari perkebunan kelapa sawit dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas seni. Karena TKS tersusun atas selulosa dan lignin sebagai serat yang digunakan pada pembuatan pulp. Kertas seni yang dihasilkan berasal dari pulp tandan kosong kelapa sawit. Sehingga pulp yang dihasilkan dapat dimanfaatkan menjadi kertas seni yang berguna dan bernilai tambah. Masalah-masalah yang dihadapi untuk pembuatan kertas seni adalah penggunaan bahan-bahan yang cocok, bagaimana menjadikan pulp dan bagaimana membentuknya supaya menjadi sebuah kertas yang kuat atau awet serta wujudnya menarik. II. TINJAUAN PUSTAKA Kertas adalah suatu bahan yang dibuat dalam bentuk lembaran-lembaran tipis dari jerami, kulit, kayu, rami dan lain-lain. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai kertas yang sebenarnya maka lembaran-lembaran tipis tersebut harus dibuat dari serat (fiber) yang masing-masing seratnya merupakan unit yang terpisah. Penggunaan kertas telah menambah berbagai segi kehidupan manusia. Berdasarkan pemanfaatannya, kertas terbagi atas kertas budaya, industri dan konsumsi. Kertas budaya merupakan produk kertas yang dipakai dalam dunia tulis cetak dan semacamnya. Sedangkan kertas industri banyak digunakan dalam hal pengemasan dan pengepakan. Kertas konsumsi sendiri merupakan produk kertas yang memang penggunaannya untuk konsumsi rumah tangga atau industri seperti tissue, sigaret, kertas seni dan lain sebagainya. 2.1 Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Saat ini, Indonesia dan Malaysia merupakan produsen utama minyak kelapa sawit dunia. Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit sekitar 3,5 juta hektar, jauh lebih luas dari Malaysia (Kompas, 29 November, 2003). Perkebunan kelapa sawit yang dibangun didalam proses pengolahannya akan menghasilkan limbah. Limbah industri kelapa sawit yang terdiri dari tiga jenis yaitu padat, cair dan gas. Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKS). Limbah padat kelapa sawit merupakan salah satu sumber bahan baku pembuatan pulp. Tandan kosong kelapa sawit (TKS) terdiri dari 23% buah segar yang mengandung bahan lignoselulosa sebesar 55-60% berat kering. Dengan produksi puncak kelapa sawit per hektar sebesar ton tandan buah segar per tahun akan menghasilkan 2,5-3,3 ton bahan ligninselulosa sebagai bahan baku pembuatan kertas seni. Selama ini tandan kosong kelapa sawit diolah sebagai pakan ternak dan bahan baku penghasil energi panas di pabrik kelapa sawit (Seminar Nasional, 2003, Mengantisipasi Regenerasi Pertama, Bali). 2

3 2.2 Serat tandan kosong kelapa sawit (TKS) Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah industri perkebunan kelapa sawit yang banyak mengandung serat, dimana serat tersebut yang berpotensi menjadi produk yang bernilai tambah ekonomi. Tandan kosong kelapa sawit mempunyai kekhasan pada komposisinya. Komponen terbesar adalah selulosa 40%, disamping hemiselulosa 24% dan lignin 21%. a. Selulosa Selulosa merupakan senyawa organik yang paling banyak, karena struktur tumbuh-tumbuhan sebagian besar terdiri dari selulosa. Di dalam selulosa terdapat bentuk serat-serat, selulosa termasuk dalam polisakarida yang mempunyai rumus (C 6 H 10 O 5 ) n dimana n berkisar antara Adapun sifat-sifat dari selulosa adalah sebagai berikut: 1. Tidak berwarna 2. tidak larut dalam NaOH 3. Hidrolisa sempurna dalam suasana asam menghasilkan glukosa, dan 4. Hidrolisa tak sempurna menghasilkan maltosa b. Lignin Lignin adalah polimer yang komplek dengan berat molekul yang tinggi dan tersusun atas unit-unit fenil propana. Meskipun tersusun atas karbon, hydrogen, dan oksigen, tetapi lignin bukan karbohidrat. Lignin terdapat diantara sel-sel dan didalam dinding sel. Diantara dinding sel-sel, lignin berfungsi sebagai pengikat untuk mengikat sel-sel secara bersamaan. Di dalam dinding sel, lignin sangat erat hubungannya dengan selulosa dan berfungsi memberikan ketegaran pada dinding sel. 2.3 Proses pembuatan kertas seni dari bahan tandan kosong kelapa sawit a. Prose pembuatan pulp Kertas biasanya dibuat dari serat selulosa yang berasal dari kayu yang berasal dari TKS yang dijadikan pulp lebih dahulu. Ada tiga cara pembuatan pulp, yakni mekanik, suphite dan kraft. Cara mekanik tidak memakai bahan kimia dengan membiarkan lignin berada dalam pulp. Terkadang direbus dahulu dengan tekanan tinggi selama beberapa menit sebelum dilakukan tindakan mekanik (thermomechanical pulping). Hasil akhir yang diperoleh berupa kertas dengan kualitas rendah (seperti kertas koran). Sedangkan teknologi sulphite dan kraf menggunakan bahan kimia untuk memisahkan lignin dari serat selulosa, yang dikenal dengan proses pemutihan (bleaching). Lignin adalah bahan alami yang mengikat serat-serat selulosa menjadi struktur kayu atau TKS. Bila tidak dipisahkan dengan baik maka warna kertas tak putih. Pada proses kraft, serat TKS dimasak bersama campuran sodium sulfat dan sodium hidroksida dengan uap bertekanan tinggi. Pemutihan dilakukan dengan memakai zat pemutih seperti chlorine dan senyawa turunannya. Dalam proses sulphite dihasilkan pulp untuk memproduksi rayon, serat asetat dan film, filler plastik dan cellophane (Slamet, 1997). 3

4 b. Proses pembuatan kertas seni 1. Persiapan pembuatan serat. Serat yang dihasilkan berasal dari TKS yang banyak mengandung serat, terlebih dahulu TKS dilakukan proses awal yaitu pembuatan pulp. Pulp yang dihasilkan ini berasal dari limbah padat kelapa sawit yaitu TKS dilakukan proses penggilingan terlebih dahulu. Proses ini dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi serat yang optimum sebelum dibuat lembaran kertas. Penggilingan dilakukan dengan alat penghancur (blander) atau ditumbuk dengan perbandingan 1,5 gr serat kering dalam 98,5 ml air. 2. Pencampuran Setelah pengilingan dilakukan pencampuran dengan bahan-bahan lain yaitu: tapioka sesuai dengan kebutuhan, pewarna sesuai dengan kebutuhan dan bahan pembentuk corak atau motif yang diinginkan. 3. Pembentukan lembaran Bubur kertas hasil pencampuran dibuat lembaran menggunakan cetakan dari kasa 100 s/d 200 mesh dengan ukuran panjang serat lebarnya sesuai dengan yang diinginkan. Berat kertas yang dibuat dinyatakan dalam gram/m 2 luas lembaran kertas. Bubur kertas hasil pencampuran dituangkan dalam bak dan diaduk merata. Selanjutnya bubur diangkat dengan menggunakan kawat kasa dan ditempelkan pada triplek dan dilakukan pengeringan dengan panas matahari. Pulp limbah TKS Penghancuran Pencampuran Bahan kimia Pembentukan lembaran Pengepresan Pengeringan Kertas Seni Gambar 3.1 Blok diagram proses pembuatan kert 4

5 III. PEMBAHASAN Jenis produk kertas mudah hancur secara biologis dan dapat didaur ulang, karena terbuat dari bahan yang berpotensi untuk diperbaharui. Kertas sendiri berawal dari pulp (bubur kertas) yang diolah dari berbagai sumber seperti kayu, bambu, jerami, merang, serat rosela, kapas maupun tandan kosong kelapa sawit. Namun bebeerapa abad sebelumnya, kain sudah menjadi bahan dasar pembuatan kertas yang dikenal dengan keawetannya (hhtp. Kertas seni yang dihasilkan terbuat dari TTKS banyak manfaatnya selain untuk mengurangi limbah padat yang terdapat di pabrik kelapa sawit dengan pengolahan yang sangat sederhana. Kertas seni dapat di buat bentuk sesuai dengan keingginan pembuat yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan kartu undangan, kartu nama, sampel album photo, serifikat, atas piring dan gelas untuk perhotelan serta produk-produk souvenir (Anonymous, 1998). Kertas seni yang dihasilkan memiliki sifat-sifat yang unik seperti tahan lama, kertas kasar, tidak mudah koyak Faktor-faktor yang mempengaruhi kertas seni adalah bahan baku baku, bahan kimia, panjang serat, struktur maupun kekuatan serat, proses pengeringan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kekuatan dan keindahan kertas seni yang dihasilkan. IV. PENUTUP Kesimpulan: Kertas yang dihasilkan bersifat tahan lama, kuat dan wujudya menarik. DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 1998, Pembuatan Kertas Seni, Balai Industri, Banda Aceh Anonymous, 1996, Menteri Riset dan BPPT, Jakarta Anonymous, 1995, Pidato Presiden RI, Jakarta Kompas, 29 November 2003, Kelapa sawit, Fokus Program RUT XI, Jakarta Slamet, 1997, Daur Ulang Kertas, Pancaroba, 10:88-92 Seminar Nasional, 2003, Mengantisipasi Regenerasi Pertama, Bali WWW. Warintek progressio.com,

6 6

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas seni merupakan salah satu produk yang semakin diminati baik di dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri, umumnya merupakan hasil produk buatan tangan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Furfural merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai pelarut dalam memisahkan senyawa jenuh dan tidak jenuh pada industri minyak bumi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia. Hal ini ditunjukan dari tingkat konsumsinya yang makin

Lebih terperinci

PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI

PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI KULIAH UMUM 2010 29 Desember 2010 PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI Oleh: Ir. Yusup Setiawan, M.Eng. Balai Besar Pulp dan KertasBandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan 11 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) dari famili Arecaceae merupakan salah satu sumber minyak nabati, dan merupakan primadona bagi komoditi perkebunan. Potensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomassa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Biomassa meliputi semua bahan yang bersifat organik ( semua makhluk yang hidup atau mengalami pertumbuhan dan juga residunya ) (Elbassan dan Megard, 2004). Biomassa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di daerah Sleman, Yogyakarta banyak sekali petani yang menanam tanaman salak (Zalacca edulis, Reinw.) sebagai komoditas utama perkebunannya. Salak adalah tanaman asli

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066

BAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066 BAB I PENGANTAR Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama dari industri pengolahan kelapa sawit yang belum termanfaatkan secara optimal. Dari pengolahan buah kelapa sawit, dihasilkan limbah berupa

Lebih terperinci

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang bisa dibuat dari

Lebih terperinci

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 2 (November 2015) 36-50 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ic.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal Pembuatan Pulp dari Batang Pisang Syamsul

Lebih terperinci

SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI

SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI Suryani Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Buketrata - Lhokseumawe Email : suryani_amroel@yahoo.com Abstrak Pati (khususnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri kelapa sawit yang cukup potensial sebagai penghasil devisa negara menyebabkan luas areal dan produksi kelapa sawit di Indonesia semakin meningkat. Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit jagung merupakan bagian tanaman yang melindungi biji jagung, berwarna hijau muda saat masih muda dan mengering pada pohonnya saat sudah tua. Tongkol jagung merupakan

Lebih terperinci

INDUSTRI PULP DAN KERTAS. 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC

INDUSTRI PULP DAN KERTAS. 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC INDUSTRI PULP DAN KERTAS 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC 1 A. BAHAN BAKU Selulosa (terdapat dalam tumbuhan berupa serat) Jenis-jenis selulosa : 1. α-selulosa untuk pembuatan kertas 2. β-selulosa

Lebih terperinci

Pengolahan Limbah Pabrik Kertas

Pengolahan Limbah Pabrik Kertas A. Latar Belakang Pengolahan Limbah Pabrik Kertas Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Kompresi merupakan pemberian tekanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri dan teknologi sangat menunjang kebijakan yang telah disusun pemerintah. Salah satu kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Industri pulp dan kertas merupakan industri yang cukup penting untuk keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. Kebutuhan pulp

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 1. Tempat. Penelitian ini akan di lakukan di Kampus STIPAP Beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan seperti diperlihatkan pada tabel 3.1. No Tabel 3.1. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut

Lebih terperinci

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS Padil, Silvia Asri, dan Yelmida Aziz Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Riau, 28293 Email : fadilpps@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi permintaan. Artinya, kebijakan energi tidak lagi mengandalkan pada ketersediaan pasokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia. Selain menghasilkan produksi utamanya berupa minyak sawit dan minyak inti sawit, perkebunan kelapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta isu pelestarian lingkungan telah meningkatkan pamor biomassa sebagai salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delignifikasi bahan baku industri pulp sehingga didapat

Lebih terperinci

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta 0931010021 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yaitu untuk berkomunikasi dan berkreasi. Industri pulp dan kertas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis bahan bakar minyak merupakan salah satu tanda bahwa cadangan energi fosil sudah menipis. Sumber energi fosil yang terbatas ini menyebabkan perlunya pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit Komoditas kelapa sawit memiliki berbagai macam kegunaan baik untuk industri pangan maupun non pangan/oleochemical serta produk samping/limbah. Limbah

Lebih terperinci

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE) PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE) Padil, Sunarno. Tri Andriyasih Palm Industry and Energy Research Group (PIEReG) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit jagung dan bulu ayam merupakan contoh limbah hasil pertanian dan peternakan yang jumlahnya sangat melimpah. Tanaman jagung dapat tumbuh hampir diseluruh daratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkebunann kelapa sawit berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara, Malaysia,

I. PENDAHULUAN. Perkebunann kelapa sawit berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara, Malaysia, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunann kelapa sawit berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara, Malaysia, dan Indonesia secara bersamaan menghasilkan lebih dari 80% minyak sawit dunia (Koh & Wilcove,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah

Lebih terperinci

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A KARAKTERISTIK KERTAS SENI DARI RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI NaOH DAN PEWARNA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A 420 100 059 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Advisory (FAR), mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penyumbang

BAB I PENDAHULUAN. Advisory (FAR), mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penyumbang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Permasalahan Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Rabobank, Pawan Kumar, Rabobank Associate Director

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL PULP DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI

KAJIAN AWAL PULP DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI KAJIAN AWAL PULP DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI Oleh : MUTHAHAR MAHDI ALAYDRUS NPM. 0631010054 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku. PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan akan kayu semakin meningkat dengan semakin berkembangnya pembangunan di Indonesia. Fakta menunjukkan, besarnya laju kerusakan hutan di Indonesia menyebabkan industri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penggunaan polimer dan komposit dewasa ini semakin meningkat di segala bidang. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan. Sisa hasil produksi tersebut jika tidak dimanfaatkan kembali akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack) termasuk produk yang banyak diminati oleh investor karena nilai ekonominya cukup tinggi. Para investor menanam modalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan bahan pakan yang terjamin kualitas dan kuantitasnya secara kontinu dengan harga yang relatif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah TINJAUAN PUSTAKA Ampas Sagu Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi pemanfaatan yang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Selama ini Indonesia menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai sumber daya energi primer secara dominan dalam perekonomian nasional.pada saat ini bahan bakar minyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu spesies jamur yang dapat dikonsumsi. Selain rasanya yang lezat, ternyata jamur merang juga merupakan sumber protein dan mineral yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis, mencetak, menggambar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Oleh : RINDA CAHYA PRATIWI A420110067 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia saat ini. Minyak sangat dibutuhkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu produk turunan selulosa yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang produksi bahan bakar minyak (BBM) semakin menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak mentah nasional menipis produksinya.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat

Lebih terperinci

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT Padil, Sunarno, Komalasari, Yoppy Widyandra Jurusan Teknik Kimia Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia mencapai 21,22 juta kiloliter pada

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM. 0931010056 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbulnya kelangkaan bahan bakar minyak yang disebabkan oleh ketidakstabilan harga minyak dunia, maka pemerintah mengajak masyarakat untuk mengatasi masalah energi

Lebih terperinci

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit. BOKS LAPORAN PENELITIAN: KAJIAN PELUANG INVESTASI PENGOLAHAN LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI JAMBI I. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan areal perkebunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para peternak selayaknya memanfaatkan bahan pakan yang berasal dari hasil ikutan produk sampingan olahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah padi dan singkong. Indonesia dengan luas area panen ha

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah padi dan singkong. Indonesia dengan luas area panen ha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai Negara agraris memiliki produk pertanian yang melimpah, diantaranya adalah padi dan singkong. Indonesia dengan luas area panen 13.769.913 ha dan produktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kini memiliki 8,9 juta hektar perkebunan kelapa sawit, dari luas tanaman tersebut rakyat memiliki 3,7 juta hektar, BUMN 616.575 hektar dan perkebunan swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan plastik semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena memiliki banyak kegunaan dan praktis. Plastik merupakan produk polimer sintetis yang terbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Indonesia sedang berkembang menjadi sebuah negara industri. Sebagai suatu negara industri, tentunya Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar. Dan saat

Lebih terperinci

Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk

Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam. Selain untuk

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Secara garis besar penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu pembuatan kertas dengan modifikasi tanpa tahap penghilangan lemak, penambahan aditif kitin, kitosan, agar-agar, dan karagenan,

Lebih terperinci

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) 1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Masalah. Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Masalah. Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan energi ini disebabkan oleh pertambahan penduduk yang sangat pesat dan peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kertas Kertas adalah bahan berbentuk lembaran tipis dari suspensi air yang berasal dari serat dan tidak sedikit produksi kertas berasal dari penambahan bukan serat. Kertas digunakan

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR LIGNIN DARI KULIT BUAH COKLAT MENGGUNAKAN ETANOL PADA PROSES PEMISAHAN SELULOSA SKRIPSI

PENURUNAN KADAR LIGNIN DARI KULIT BUAH COKLAT MENGGUNAKAN ETANOL PADA PROSES PEMISAHAN SELULOSA SKRIPSI PENURUNAN KADAR LIGNIN DARI KULIT BUAH COKLAT MENGGUNAKAN ETANOL PADA PROSES PEMISAHAN SELULOSA SKRIPSI OLEH : SAVITRY KURNIASTITI 0831010034 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Di pasaran, terdapat beberapa macam kertas

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet. BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. Sendok 2. Ember 3. Pipet 2 buah 4. Pengaduk 5. Kertas ph Secukupnya 6. Kaca arloji 2 buah 7. Cawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah

I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan penting, mulai dari dunia pendidikan, sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan

I. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan kebutuhan energi (khususnya energi dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi yang ramah lingkungan. Selain dapat mengurangi polusi, penggunaan bioetanol juga dapat menghemat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi berupa bahan bakar minyak (BBM) berbasis fosil seperti solar, bensin dan minyak tanah pada berbagai sektor ekonomi makin meningkat, sedangkan ketersediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan diindonesia oleh pemerintah kolonial belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada 4 batang bibit kelapa

Lebih terperinci

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI BATANG ECENG GONDOK

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI BATANG ECENG GONDOK SKRIPSI PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI BATANG ECENG GONDOK Disusun Oleh : RIKA INDAH FEBRIANTI 0831010015 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kulit pisang merupakan bagian pisang terluar yang tidak dapat dikonsumsi secara langsung sehingga kulit pisang menjadi limbah organik jika dibuang ke lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan salah satu sumber hayati, yang diketahui hidup liar di alam. Selama ini, jamur banyak di manfaatkan sebagai bahan pangan, dan dapat di manfaatkan sebagai

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan didaerah tropik dan subtropik. Jamur tiram ini juga termasuk dalam kelompok jamur yang sering

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah, BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arang Arang adalah residu yang berbentuk padat hasil pada pembakaran kayu pada kondisi terkontrol. Menurut Sudrajat (1983) dalam Sahwalita (2005) proses pengarangan adalah pembakaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan benda yang sering kita temukan sehari-hari dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia. Kertas didefinisikan sebagai lembaran yang relatif tipis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada lima puluh tahun terakhir, produk-produk yang dibuat dari bahan plastik telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Bahan plastik ini mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biogas Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari perombakan bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob). Bahan organik dapat

Lebih terperinci