TUGAS E-LEARNING KRITIS 2 NAMA : BESTYA NURIMA M.A NIM : 131111093 KELAS : A-11 B KASUS IMA 1. Data Tambahan yang diperlukan kasus 1 dan kasus 2 a. Primary Survey 1) Airway Ada ada sumbatan jalan nafas? Apakah ada penumpukan sekret? 2) Breathing Terjadi distress pernafasan, hipoksemia berat 3) Circulation Terjadi perubahan tingkat kesadaran, apakah ada sianosis atau tidak? 4) Disability Apakah ada penurunan kesadaran? 5) Exposure Setelah mengurus prioritas-prioritas untuk menyelematkan jiwanya, pasien harus diperiksa mulai ubun-ubun sampai kaki. b. Secondary Survey 1) Identitas Pasien a. Agama b. Status Perkawinan c. Pendidikan d. Suku/Bangsa e. Pekerjaan 2) Riwayat penyakit dahulu Apakah pasien pernah mengalami nyeri dada seperti ini sebelumnya? 3) Riwayat penyakit keluarga Apakah anggota keluarga pasien pernah ada yang menderita penyakit ini sebelumnya? 4) Aktivitas fisik dan lifestyle Bagaimana aktivitas fisik sehari-hari pasien? Apakah sering olahraga? Apakah pasien merokok atau minum alkohol? 5) Pemeriksaan Fisik B1 (Breath) : bunyi nafas tambahan (krekels), RR: 22x/menit
B2 (Blood) B3 (Brain) B4 (Bladder) B5 (Bowel) B6 (Bone) : penurunan tekanan darah (hipotensi ), nadi tidak teratur, defisit nadi, kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis. : Klien gelisah : Penurunan haluan urin : Nafsu makan menurun, mual/muntah. : kelemahan 6) Hasil pemeriksaan laboratorium (terutama enzim jantung): a. LDL, HDL, Kolestrol total b. Enzim Jantung : CK/CKMB, Troponin T a) CK (Creatinine Kinase) Pasien IMA (pria > 35 g/ml; wanita > 25 g/ml) b) CK-MB (Creatinine Kinase Myocardial Band) Pada pasien IMA ( > 24 U/L 3 ) pada 40-60 menit setelah cedera miokard terjadi dan kembali dalam batas normal selama 8-12 jam. c) Troponin T (ctnt) dan Troponin I (ctni) Pasien IMA (Troponin T 0,1 ng/ml; Troponin I 0,5 ng/ml). 2. Interpretasi EKG kasus 1 Pada gambaran hasil EKG Tn.R terdapat ST elevasi pada lead II,III, dan AVF dimana hasil itu menunjukkan ada gangguan di area inferior dan mengalami infark lalu juga terdapat T inversi. Berdasarkan hasil tersebut Tn.R dicurigai mengalami IMA jenis STEMI (ST Elevation Myocardial Infarction) 3. Urutan Intervensi pasien kasus 1 dan 2 (Gara et al., 2013; Morris & Brady, 2002 1) Segera setelah pasien datang, lakukan pemeriksaan EKG 12 lead. 2) Pasang infus IV: dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% 3) Berikan aspirin dosis 160-325 mg secara oral 4) Berikan oksigen nasal canul 2-4 lpm selama 2-3 jam untuk meningkatkan oksigenasi darah 5) Berikan Nitroglycerin sublingual atau IV untuk mengurangi nyeri dada kecuali bila tekanan sistolik di bawah 90 mmhg atau frekuensi jantung < 50 x/menit atau > 100 x/menit. Dosis Nitroglycerin sublingual 0,3-0,4 mg tablet setiap 5 menit hingga mencapai 3 dosis. Dosis Nitroglycerin translingual spray sebanyak 1-2 semprotan setiap 5 menit hingga mencapai
3 dosis; atau juga bisa memberikan pasien Nitroglycerin IV dengan dosis 10 g/menit 6) Berikan pasien Morphin suflfate dengan dosis 2-4 mg IV setiap 5-15 menit hingga nyeri dada hilang 7) Terapi fibrinolitik IV kepada pasien yang mengalami nyeri dada selama minimal 30 menit dan mencapai rumah sakit dalam waktu 12 jam sejak awitan gejala serta hasil EKG LBBB (left bundle branch block) yang baru, ST elevasi paling tidak 1-2 mm 8) Berikan heparin pada pasien yang telah mendapatkan terapi fibrinolitik untuk meningkatkan peluang patensi (lumen membuka) pada arteri koronaria yang terkena 9) Segera lakukan terapi reperfusi pada pasien. Bila pada RS tersebut tersedia PCI (Percutaneus Coronary Intervention), segera lakukan PCI. 10) Bila di RS tersebut tidak tersedia PCI, lakukan reperfusi dengan farmakologis menggunakan agen fibrinolitik seperti, tenecteplase (TNTKASE), streptokinase, alteplase (Activase), reteplase (Retavase) dalam 30 menit dan bila gagal segera rujuk pasien untuk dilakukan tindakan PCI. 4. Mengapa gejala kasus 1 berbeda dengan kasus 2? Pada kasus 1, nyeri yang di rasakan bersifat atipikal atau tidak khas ditandai dengan adanya nyeri dada anterior dan tidak ada penyebaran. Dan nyeri memberat ketika aktifitas naik tangga, membaik saat duduk. Pada kasus 1, arteri mengalami oklusi keseluruhan yang disebut nyeri STEMI. Sedangkan pada kasus 2, nyeri yang dialami pasien bersifat khas pada penyakit jantung yaitu nyeri hebat yang menjalar hingga ke epigastrium, berlangsung lama, disertai dengan diaphoresis, dan mual muntah. Tanda nyeri pada kasus 2 merupakan nyeri NSTEMI dimana arteri mengalami oklusi sebagian. 5. Pendidikan kesehatan untuk pasien kasus 1 dan 2 (Duksta & Younker, 2012; Antman et al., 2004) 1) Pasien perlu diedukasi mengenai obat-obatan yang harus dikonsumsi dan rencana program kepatuhan pengobatan. 2) Rencana perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, memperbanyak olahraga, dan diet makanan.
3) Pasien dan keluarga perlu diberi edukasi mengenai pengenalan gejala SKA (Sindrom Koroner Akut) dan bagaimana penatalaksanaan awal yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga. 4) Edukasi pasien dan keluarga mengenai agen trombolitik dan tindakan PCI. 5) Anggota keluarga pasien disarankan mengikuti training untuk belajar dan memahami penggunaan AED (Automatic External Defibrillator) dan cara melakukan RJP, sehingga anggota keluarga bisa menolong pasien sambil menunggu petugas kesehatan datang. 6. Peta Konsep a) Peta konsep kasus 1 Etiologi: a. Riwayat DM b. Usia c. Jenis Kelamin Tn. R usia 60 tahun datang ke IRD dengan keluhan nyeri dada pada bagian anterior sejak 4 jam yang lalu, nyeri memberat saat aktivitas naik tangga, membaik saat duduk Hasil Pemeriksaan: a. S: 36,9 o C, N: 95x/menit, TD: 84/56 mmhg, RR: 22x/menit, SaO2: 99% b. EKG: ST Elevasi pada lead II, III, avf
MK: Nyeri Akut MK: Penurunan Cardiac Output Terapi farmakologis: a. Nitroglycerin sublingual tablet, atau b. Nitroglycerin translingual spray, atau c. Nitroglycerin IV, atau d. Morphin sulfate a. Posisikan semi fowler b. Monitoring: rate, ritme, dan adanya perubahan PR interval, kompleks QRS, dan ST pada EKG. 1. Nyeri hilang/berkurang 2. Skala nyeri berkurang 1. Irama teratur 2. RR pasien normal
b) Peta konsep kasus 2 Etiologi: a. Obesitas b. Usia c. Jenis Kelamin Ny.W (56thn) datang ke IGD RSUA dengan keluhan nyeri epigastrum dengan karakteristik seperti terbakar. Klien mengatakan ini merupakan keluhan gastritis yang paling parah yang pernah dia alami yang tidak hilang dalam waktu lama. Hasil Pemeriksaan: TD 122/78 mmhg, N 82 x/menit, RR 20x/menit, T36,7 o C, TB 170 cm, BB 85 kg. c) d) MK: Nyeri MK: Penurunan Cardiac Output e) f) Terapi g) farmakologis: a. Nitroglycerin h) sublingual tablet, i) atau b. Nitroglycerin translingual spray, atau c. Nitroglycerin IV, atau d. Morphin sulfate 1. Nyeri hilang/berkurang 2. Skala nyeri berkurang a. Posisikan semi fowler b. Monitoring: rate, ritme, dan adanya perubahan PR interval, kompleks QRS, dan ST pada EKG. 1. Irama teratur 2. RR pasien normal
ARITMIA 1. Gambar C yaitu Atrial Flutter 1) Penyebab Atrial Flutter : a. IMA b. Hipoksia c. Emboli paru d. Kelebihan obat-obatan seperti quinidin dan digoxin e. Ketidakseimbangan elektrolit 2) Heart rate : tidak dapat dihitung a. Rhythm : Reguler b. Gelombang P : jumlahnya banyak 3) Peta Konsep : Penyebab Atrial Flutter : a. IMA b. Hipoksia c. Emboli paru d. Kelebihan obat-obatan seperti quinidin dan digoxin e. Ketidakseimbangan elektrolit Gambaran EKG a. Rhythm : Reegular b. Gelombang P : jumlahnya banyak Penatalaksanaan: 1. Jika symptom parah dan onset sering, pasien bias membutuhkan direct-current (DCC) untuk segera mengembalikan ritme sinus 2. Jika simtom bisa ditolerir, obat yang memperlambat konduksi dan meningkatkan refractoriness pada AV node sebaiknya digunakan untuk terapi awal