TUGAS E-LEARNING KRITIS 2 NAMA : BESTYA NURIMA M.A NIM : KELAS : A-11 B

dokumen-dokumen yang mirip
Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

TUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial : dr. Nia Ayu Saraswati

Kegawatdaruratan Jantung

Informed Consent Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

DIAGNOSIS 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

PEMBAHASAN SINDROM KORONER AKUT

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sinyal ECG. ECG Signal 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI OPERASIONAL Formulir Data Indonesia STEMI

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat

ASKEP KEGAWATDARURATAN KARDIOVASKULAR. Yoani Aty

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. PERFUSI PARU - PARU

ACLS. 5 rantai kelangsungan hidup:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia maupun di negara-negara barat. Kematian akibat penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Infark adalah area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia lokal,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

BAB I PENDAHULUAN. menimpa populasi usia di bawah 60 tahun, usia produktif. Kondisi ini berdampak

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

Non ST Elevation Miocardial Infarction. Afifah ikhwan Fauzan muhammad Sari yunita Tiara ledita

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

Sindroma Koroner Akut dengan elevasi segmen ST ST Elevation Myocard Infacrt Acute Coronary Syndrome ( STEMI ACS) Dr.Muh A Sungkar, SpPD,KKV, SpJP

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. S DENGAN STEMI INFERIOR POSTERIOR POST PTCA DI ICCU RSUP

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

Introduction to Cardiology and Vascular Medicine. Cardiology and Vascular Medicine

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri 2, Malinda Meinapuri 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

[BAB.I PENDAHULUAN] 2012 BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

Pengantar Elektrofisiologi Jantung

LAPORAN KASUS ACUTE CORONARY SYNDROME. PEMBIMBING: dr. H. Syahrir Nurdin, Sp.JP. DISUSUN OLEH: Bellinda Paterasari

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

KEGAWATAN JANTUNG. T. Rahadiyan Sofyan. Bag-SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UNJA-RSUD Raden Mattaher

MANAJEMEN PASIEN ST ELEVASI MIOKARDIAL INFARK (STEMI) ST Elevasi Myocardial Infark (STEMI) Patient Management. Devi Darliana

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

Penyakit Jantung Koroner

BAB I PENDAHULUAN. Refreshing- Acute Coronary Syndrome Stase Interna BLUD SEKARWANGI Page 1

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

Pertolongan pertama pada Penyakit Jantung Koroner (serangan. jantung mendadak) Adaptasi dan modifikasi oleh : Mangatas SM Manalu

Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway

Transkripsi:

TUGAS E-LEARNING KRITIS 2 NAMA : BESTYA NURIMA M.A NIM : 131111093 KELAS : A-11 B KASUS IMA 1. Data Tambahan yang diperlukan kasus 1 dan kasus 2 a. Primary Survey 1) Airway Ada ada sumbatan jalan nafas? Apakah ada penumpukan sekret? 2) Breathing Terjadi distress pernafasan, hipoksemia berat 3) Circulation Terjadi perubahan tingkat kesadaran, apakah ada sianosis atau tidak? 4) Disability Apakah ada penurunan kesadaran? 5) Exposure Setelah mengurus prioritas-prioritas untuk menyelematkan jiwanya, pasien harus diperiksa mulai ubun-ubun sampai kaki. b. Secondary Survey 1) Identitas Pasien a. Agama b. Status Perkawinan c. Pendidikan d. Suku/Bangsa e. Pekerjaan 2) Riwayat penyakit dahulu Apakah pasien pernah mengalami nyeri dada seperti ini sebelumnya? 3) Riwayat penyakit keluarga Apakah anggota keluarga pasien pernah ada yang menderita penyakit ini sebelumnya? 4) Aktivitas fisik dan lifestyle Bagaimana aktivitas fisik sehari-hari pasien? Apakah sering olahraga? Apakah pasien merokok atau minum alkohol? 5) Pemeriksaan Fisik B1 (Breath) : bunyi nafas tambahan (krekels), RR: 22x/menit

B2 (Blood) B3 (Brain) B4 (Bladder) B5 (Bowel) B6 (Bone) : penurunan tekanan darah (hipotensi ), nadi tidak teratur, defisit nadi, kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis. : Klien gelisah : Penurunan haluan urin : Nafsu makan menurun, mual/muntah. : kelemahan 6) Hasil pemeriksaan laboratorium (terutama enzim jantung): a. LDL, HDL, Kolestrol total b. Enzim Jantung : CK/CKMB, Troponin T a) CK (Creatinine Kinase) Pasien IMA (pria > 35 g/ml; wanita > 25 g/ml) b) CK-MB (Creatinine Kinase Myocardial Band) Pada pasien IMA ( > 24 U/L 3 ) pada 40-60 menit setelah cedera miokard terjadi dan kembali dalam batas normal selama 8-12 jam. c) Troponin T (ctnt) dan Troponin I (ctni) Pasien IMA (Troponin T 0,1 ng/ml; Troponin I 0,5 ng/ml). 2. Interpretasi EKG kasus 1 Pada gambaran hasil EKG Tn.R terdapat ST elevasi pada lead II,III, dan AVF dimana hasil itu menunjukkan ada gangguan di area inferior dan mengalami infark lalu juga terdapat T inversi. Berdasarkan hasil tersebut Tn.R dicurigai mengalami IMA jenis STEMI (ST Elevation Myocardial Infarction) 3. Urutan Intervensi pasien kasus 1 dan 2 (Gara et al., 2013; Morris & Brady, 2002 1) Segera setelah pasien datang, lakukan pemeriksaan EKG 12 lead. 2) Pasang infus IV: dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% 3) Berikan aspirin dosis 160-325 mg secara oral 4) Berikan oksigen nasal canul 2-4 lpm selama 2-3 jam untuk meningkatkan oksigenasi darah 5) Berikan Nitroglycerin sublingual atau IV untuk mengurangi nyeri dada kecuali bila tekanan sistolik di bawah 90 mmhg atau frekuensi jantung < 50 x/menit atau > 100 x/menit. Dosis Nitroglycerin sublingual 0,3-0,4 mg tablet setiap 5 menit hingga mencapai 3 dosis. Dosis Nitroglycerin translingual spray sebanyak 1-2 semprotan setiap 5 menit hingga mencapai

3 dosis; atau juga bisa memberikan pasien Nitroglycerin IV dengan dosis 10 g/menit 6) Berikan pasien Morphin suflfate dengan dosis 2-4 mg IV setiap 5-15 menit hingga nyeri dada hilang 7) Terapi fibrinolitik IV kepada pasien yang mengalami nyeri dada selama minimal 30 menit dan mencapai rumah sakit dalam waktu 12 jam sejak awitan gejala serta hasil EKG LBBB (left bundle branch block) yang baru, ST elevasi paling tidak 1-2 mm 8) Berikan heparin pada pasien yang telah mendapatkan terapi fibrinolitik untuk meningkatkan peluang patensi (lumen membuka) pada arteri koronaria yang terkena 9) Segera lakukan terapi reperfusi pada pasien. Bila pada RS tersebut tersedia PCI (Percutaneus Coronary Intervention), segera lakukan PCI. 10) Bila di RS tersebut tidak tersedia PCI, lakukan reperfusi dengan farmakologis menggunakan agen fibrinolitik seperti, tenecteplase (TNTKASE), streptokinase, alteplase (Activase), reteplase (Retavase) dalam 30 menit dan bila gagal segera rujuk pasien untuk dilakukan tindakan PCI. 4. Mengapa gejala kasus 1 berbeda dengan kasus 2? Pada kasus 1, nyeri yang di rasakan bersifat atipikal atau tidak khas ditandai dengan adanya nyeri dada anterior dan tidak ada penyebaran. Dan nyeri memberat ketika aktifitas naik tangga, membaik saat duduk. Pada kasus 1, arteri mengalami oklusi keseluruhan yang disebut nyeri STEMI. Sedangkan pada kasus 2, nyeri yang dialami pasien bersifat khas pada penyakit jantung yaitu nyeri hebat yang menjalar hingga ke epigastrium, berlangsung lama, disertai dengan diaphoresis, dan mual muntah. Tanda nyeri pada kasus 2 merupakan nyeri NSTEMI dimana arteri mengalami oklusi sebagian. 5. Pendidikan kesehatan untuk pasien kasus 1 dan 2 (Duksta & Younker, 2012; Antman et al., 2004) 1) Pasien perlu diedukasi mengenai obat-obatan yang harus dikonsumsi dan rencana program kepatuhan pengobatan. 2) Rencana perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, memperbanyak olahraga, dan diet makanan.

3) Pasien dan keluarga perlu diberi edukasi mengenai pengenalan gejala SKA (Sindrom Koroner Akut) dan bagaimana penatalaksanaan awal yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga. 4) Edukasi pasien dan keluarga mengenai agen trombolitik dan tindakan PCI. 5) Anggota keluarga pasien disarankan mengikuti training untuk belajar dan memahami penggunaan AED (Automatic External Defibrillator) dan cara melakukan RJP, sehingga anggota keluarga bisa menolong pasien sambil menunggu petugas kesehatan datang. 6. Peta Konsep a) Peta konsep kasus 1 Etiologi: a. Riwayat DM b. Usia c. Jenis Kelamin Tn. R usia 60 tahun datang ke IRD dengan keluhan nyeri dada pada bagian anterior sejak 4 jam yang lalu, nyeri memberat saat aktivitas naik tangga, membaik saat duduk Hasil Pemeriksaan: a. S: 36,9 o C, N: 95x/menit, TD: 84/56 mmhg, RR: 22x/menit, SaO2: 99% b. EKG: ST Elevasi pada lead II, III, avf

MK: Nyeri Akut MK: Penurunan Cardiac Output Terapi farmakologis: a. Nitroglycerin sublingual tablet, atau b. Nitroglycerin translingual spray, atau c. Nitroglycerin IV, atau d. Morphin sulfate a. Posisikan semi fowler b. Monitoring: rate, ritme, dan adanya perubahan PR interval, kompleks QRS, dan ST pada EKG. 1. Nyeri hilang/berkurang 2. Skala nyeri berkurang 1. Irama teratur 2. RR pasien normal

b) Peta konsep kasus 2 Etiologi: a. Obesitas b. Usia c. Jenis Kelamin Ny.W (56thn) datang ke IGD RSUA dengan keluhan nyeri epigastrum dengan karakteristik seperti terbakar. Klien mengatakan ini merupakan keluhan gastritis yang paling parah yang pernah dia alami yang tidak hilang dalam waktu lama. Hasil Pemeriksaan: TD 122/78 mmhg, N 82 x/menit, RR 20x/menit, T36,7 o C, TB 170 cm, BB 85 kg. c) d) MK: Nyeri MK: Penurunan Cardiac Output e) f) Terapi g) farmakologis: a. Nitroglycerin h) sublingual tablet, i) atau b. Nitroglycerin translingual spray, atau c. Nitroglycerin IV, atau d. Morphin sulfate 1. Nyeri hilang/berkurang 2. Skala nyeri berkurang a. Posisikan semi fowler b. Monitoring: rate, ritme, dan adanya perubahan PR interval, kompleks QRS, dan ST pada EKG. 1. Irama teratur 2. RR pasien normal

ARITMIA 1. Gambar C yaitu Atrial Flutter 1) Penyebab Atrial Flutter : a. IMA b. Hipoksia c. Emboli paru d. Kelebihan obat-obatan seperti quinidin dan digoxin e. Ketidakseimbangan elektrolit 2) Heart rate : tidak dapat dihitung a. Rhythm : Reguler b. Gelombang P : jumlahnya banyak 3) Peta Konsep : Penyebab Atrial Flutter : a. IMA b. Hipoksia c. Emboli paru d. Kelebihan obat-obatan seperti quinidin dan digoxin e. Ketidakseimbangan elektrolit Gambaran EKG a. Rhythm : Reegular b. Gelombang P : jumlahnya banyak Penatalaksanaan: 1. Jika symptom parah dan onset sering, pasien bias membutuhkan direct-current (DCC) untuk segera mengembalikan ritme sinus 2. Jika simtom bisa ditolerir, obat yang memperlambat konduksi dan meningkatkan refractoriness pada AV node sebaiknya digunakan untuk terapi awal