PENDAMPING PENYUSUN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP NEGERI DI KOTA TABANAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP DI KOTA TABANAN

PEMBINAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) FISIKA SMP DI KECAMATAN MENGWI

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA/FMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEHNIK TARI BAMBU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X MA NW TERARA PADA MATERI POKOK TRIGONOMETRI

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL. oleh,

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODE PENELITIAN. aktivitas dan hasil belajar peserta didik, maka penelitian ini termasuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar pada Pembelajaran Geometri Melalui Pendekatan Matematika Realistik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Monika Rianti, Yanita dan Arrival Rince Putri 2

OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN ASESMEN OTENTIK PADA GURU MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN MESIN OTOMASI DASAR SMK SWASTA SE-KOTA MALANG

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATHEMATICAL PROBLEM POSING SISWA SMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN. Oleh :

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Mata Pelajaran Geografi ABSTRACT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

BAB II STUDI LITERATUR...

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

PELATIHAN PRAKTIKUM IPBA BAGI GURU SMP/SMA DI KOTA SINGARAJA MENUJU OLIMPIADE ASTRONOMI Oleh: Ni Made Pujani dan Ni Ketut Rapi

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Cirebon

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang telah diperoleh melalui angket, selanjutnya diolah

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PRAKATA. atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang. berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran Mind Mapping terhadap

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENDAMPING PENYUSUN ASESMEN FISIKA BERBASIS OSN BAGI GURU SMP NEGERI DI KOTA TABANAN A.A.Istri Agung Rai Sudiatmika Universitas Pendidikan Ganesha r_sudiatmika@yahoo.co.id Abstrak: Tujuan utama kegiatan P2M ini, mendiskripsikan 1) kemampuan guru pendamping pembina olimpiade OSN Fisika di SMP di kota Tabanan dalam menyusun dan mengembangkan asesmen fisika berbasis olimpiade, dan 2) respon para peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pendampingan penyusunan dan OSN, 3) keberhasilan pelaksanaan pendampingan penyusunan asesmen fisika berbasis OSN. Untuk mencapai tujuan di atas, telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pendampingan yang diselenggarakan pada tanggal 27 Oktober 2012 bertempat di SMP N 2 Tabanan. Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang guru (sains-fisika) SMP N Kota Tabanan. Data dikumpulkan teknik observasi, teknik pencatatan dokumen dan teknik angket dan wawancara, kemudian dianalisis secara deskriptif. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa 1) Guru pendamping pembina OSN fisika di SMP N di kota Tabanan memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun dan mengembangkan asesmen fisika berbasis olimpiade; 2) peserta pelatihan menunjukkan respon positif terhadap pelaksanaan kegiatan penyusunan dan OSN; 3) Pelaksanaan pendampingan penyusunan dan OSN berhasil. Beberapa hal positif yang diperoleh setelah kegiatan pendampingan ini adalah 1) para guru pendamping pembina olimpiade fisika memperoleh pendalaman materi-materi fisika dalam tataran OSN, 2) para guru peserta pelatihan mengetahui teknik penyusunan dan OSN yang secara langsung dapat diterapkannya dalam membina kegiatan olimpiade, dan 3) tersedianya asesmen fisika SMP berbasis OSN yang akan digunakan oleh para guru pembina dan para siswa sebagai salah satu acuan sumber belajar dalam persiapan menghadapi OSN. Kata-kata kunci : asesmen, fisika, pendampingan, OSN PENDAHULUAN Kabupaten Tabanan yang terletak di Bali Selatan memiliki cukup potensi dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia ditinjau dari segi input siswa, dukungan sarana dan prasarana pembelajaran, dan guru. Kenyataannya dibandingkan dengan kodya Denpasar, kabupaten Gianyar dan kabupaten Buleleng, perolehan tiket OSN Fisika yang mewakili Propinsi Bali dari kabupaten Tabanan untuk 2 tahun terakhir hanya diwakili oleh satu orang siswa (dari enam orang siswa pada OSN 2010 dan lima orang siswa pada OSN 2011) (Dikdispora,2010; 2011). Salah satu ditenggarai sebagai penyebabnya adalah siswa SMP di kabupaten Tabanan belum terbiasa mengerjakan soal-soal fisika berbasis olimpiade yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, bahkan lebih mengacu pada pendalaman materi tingkat lebih lanjut, seperti materi-materi fisika tingkat SMA dan materi perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena penyajian materi dalam pembinaan olimpiade fisika SMP kurang mengkaji lebih mendalam materi-materi teori dan praktek yang harus diberikan untuk menghadapi OSN. Masih kurangnya sumber belajar terutama materi fisika yang berorientasi OSN yang dilengkapi soal-soal serta pemecahannya kemungkinan disebabkan oleh masih kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan asesmen tersebut. Sebagai dampaknya guru dan siswa hanya mengendalkan buku-buku yang mereka miliki yang tak jauh beda dengan buku regular mereka di sekolah, tanpa pendalaman materi berorientasi OSN 471

dan strategi pemecahan masalah. Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembinaan adalah faktor pendidikan dan spesialisasi bidang studi guru Pembina. Hal ini sangat menentukan tingkat keberhasilan guru dalam pemahaman materi seminar ini. Banyak guru yang tidak berlatar belakang pendidikan fisika atau ilmu fisika membina olimpiade fisika sehingga proses pembelajaran tidak maksimal. Berkaitan dengan proses pembelajaran fisika di SMP di kabupaten Tabanan khususnya dalam pembinaan olimpiade fisika terdapat berbagai permasalahan yang berhasil diidentifikasi dan perlu dicermati, antara lain: 1) pihak sekolah (guru pembina) belum dapat menyediakan materi ajar, latihan soal-soal dan pemecahan masalahnya yang relevan dengan tuntutan OSN; 2) penyajian materi dalam pembinaan olimpiade sains kurang mengkaji lebih mendalam terhadap materi teori maupun praktek yang harus di berikan untuk menghadapi tahap pelaksanaan OSN; 3) kurangnya kemampuan akademik sebagian guru pendamping dalam menyelesaikan dan mengembangkan soal-soal OSN tahuntahun sebelumnya sehingga berpengaruh terhadap pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal OSN. Berkaitan dengan materi olimpiade fisika sesuai dengan silabus OSN lebih menitikberatkan pada pengoptimalan kapabilitas keterampilan intelektual siswa, terutama keterampilan pemecahan masalah yang bertujuan untuk melatih siswa berpikir tingkat tinggi mencakup (1) critical thinking meliputi kemampuan menguji, menghubungkan, mengevaluasi aspekaspek situasi atau menfokuskan masalah pada bagian-bagian masalah, mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi, menentukan jawaban yang rasional, menentukan simpulan yang valid, dan menganalisis serta mengadakan refleksi. (2) creative thinking meliputi kemampuan menghasilkan produk yang original, efektif dan komplek, mensintesis, menggeneralisasi, mengaplikasikan ideide. Berpikir kreatif merupakan kelanjutan dari proses berpikir kritis. Keterampilan berpikir ini akan berkembang dan bisa dimiliki oleh siswa apabila dalam kegiatan pembelajaran dilatih belajar dalam kegiatan pemecahan masalah. Oleh karena itu siswa hendaknya dilatihkan keterampilan memecahkan masalah untuk mengasah keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti keterampilan menganalisis, mengevaluasi dan keterampilan memetakan konsep. Untuk itu, diharapkan seorang guru Pembina olimpiade dapat menyediakan siswanya soal-soal yang mampu melibatkan siswa menggunakan metakognisi, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang dimiliki siswa untuk memahami fenomena dunia nyata. Terdapat berbagai strategi pemecahan masalah dalam fisika yang diusulkan oleh para ahli tetapi pada prinsipnya strategi yang diusulkan para ahli tersebut terdiri dari empat tahapan yaitu analisis masalah, merencanakan solusi, menyelesaikan rencana solusi dan mengevaluasi (Tao, 2001). Agar guru mampu menyusun asesmen fisika berbasis OSN dengan strategi pemecahan masalah maka perlu dilakukan pendampingan penyusunan asesmen fisika berasis OSN bagi guru SMP Negeri di kota Tabanan Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana kemampuan guru pembina olimpiade OSN Fisika di SMP di kota Tabanan dalam menyusun dan 472

mengembangkan asesmen fisika berbasis olimpiade, setelah dilakukan pendampingan? 2) Bagaimana respon guru peserta pelatihan OSN fisika SMP N di kota Tabanan memberikan respon positif terhadap pelaksanaan pelatihan penyusunan dan pengembangan asesmen fisika berbasis OSN ; 3) Bagaimana hasil pelaksanaan pendampingan penyusunan asesmen fisika berasis OSN bagi guru SMP negeri di kota Tabanan? METODE PENELITIAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk pendampingan penyusunan asesmen fisika berbasis OSN ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi soal-soal OSN fisika untuk lima tahun terakhir sebagai bahan dan acuan penyusunan asesmen 2. Mengkaji silabus OSN 3. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator capaian hasil belajar yang lebih ditekankan pada penggunaan konsep, teori, hokum untuk memecahkan masalah 4. Membuat kisi-kisi dan kartu soal berdasarkan cakupan materi dalam silabus OSN. 5. Melakukan uji (tentang kelayakan soal) oleh teman sejawat dan nara sumber 6. Memilih soal yang telah teruji 7. Membuat solusi dari soal yang telah teruji 8. Mendokumentasikan soal dan solusinya Tahapan-tahapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah 1) informasi, tanya jawab dan diskusi, 2) latihan dan praktek. Metode informasi, tanya jawab dan diskusi dimaksudkan untuk memperdalam pemahaman wawasan guru Pembina tentang tipe-tipe soal-soal fisika berbasis OSN dan cara pemecahannya dengan strategi pemecahan masalah. Metode latihan dan praktek dimaksudkan untuk merealisasikan teori yang diperoleh melalui informasi, tanya jawab dan diskusi sehingga keterampilan guru pembina dapat ditingkatkan. Dalam pelaksanaannya, peserta secara bersamasama dalam bentuk kerja kelompok menyusun soal-soal tipe olimpiade fisika dan solusinya. Khalayak sasaran yang strategis dan tepat untuk dilibatkan dalam kegiatan ini adalah semua guru Pembina OSN fisika SMP N kota Tabanan yang berjumlah 15 orang. Data yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah kompetensi pengembangan produkasesmen fisika. Data dikumpulkan teknik observasi, teknik pencatatan dokumen dan teknik angket dan wawancara. Semua data dalam kegiatan ini dianalisis secara deskriptif dan interpretatif. Penyimpulan didasarkan pada kreteria keberhasilan yang diacu sebagai dasar mengambil keputusan dalam kegiatan ini didasari oleh standar penilaian yang digunakan untuk masingmasing data yang dikumpulkan. Data kompetensi guru Pembina OSN fisika dalam mengembangkan materi ajar dan soal-soal olimpiade fisika serta pengembangannya dianalisis secara deskriptif dengan jenjang kualifikasi yang dikatagorikan berdasarkan rerata skor, mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) dengan lima kategori : sangat baik (A), baik (B), Cukup Baik (C), kurang baik (D), Sangat Kurang (E) (Nurkancana & Sunartana, 1992); dengan rubrik penilaian ditunjukkan pada tabel 1. 473

Tabel 1. Rubrik Penilaian Pengembangan Asesmen Fisika Skor Kriteria 5 Lengkap, referensis, ilmiah, menekankan pemecahan masalah 4 Lengkap, referensis, ilmiah, kurang menekankan pemecahan masalah 3 Lengkap, referensis, tidak ilmiah, menekankan pemecahan masalah 2 Lengkap, tidak referensis, tidak ilmiah, menekankan pemecahan masalah 1 Tidak lengkap, tidak referensis, tidak ilmiah, menekankan pemecahan masalah Data respon peserta pelatihan dianalisis secara deskriptif dengan jenjang kualifikasi berdasarkan rerata skor, mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) dengan lima kategori : sangat positif (A), positif (B), cukup positif (C), Kurang Positif (D), Sangat Kurang Positif (E) (Nurkancana & Sunartana,1992). Kualifikasi Kompetensi dan Respon Guru dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kualifikasi Kompetensi dan Respon Guru No Kriteria Kualifikasi Kompetensi Guru Respon Guru 1 (M i + 1,5 s) A A = sangat baik A = sangat positif 2 (M i + 0,5 s) B < (M i + 1,5 s) B = baik B = positif 3 (M i - 0,5 s) C < (M i + 0,5 s) C = cukup baik C = cukup positif 4 (M i - 1,5 s) D < (M i - 0,5 s) D = kurang baik D = kurang positif 5 E < (M i - 1,5 s) E = sangat kurang E = sangat kurang positif Dalam kegiatan pendampingan, peserta pelatihan ditugaskan menyusun lima soal yang lengkap, referensis, ilmiah, menekankan pemecahan masalah. Dengan demikian skor maksimum = 25 dan skor minimum 5. Mi = (skor maksimum + skor minimum)/2 = 15, sedangkan s = 1/3 x Mi = 5. Angket respon siswa yang akan disebarkan kepada guru peserta pelatihan sebanyak 10 butir, maka skor maksimum = 50 dan skor minimum = 10. Mi = (skor maksimum + skor minimum)/2 = 30, sedangkan s = 1/3 x Mi = 10. Dari perhitungan Mi dan s, maka distribusi kualifikasi kompetensi dan respon guru dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Kualifikasi Kompetensi dan Respon Guru Kompetensi Guru Respon Guru No Kriteria Kualifikasi Kriteria Kualifikasi 1 22,5 A A = sangat baik 45 A A = sangat positif 2 17,5 B < 22,5 B = baik 35 B < 45 B = positif 3 12,5 C < 17,5 C = cukup baik 25 C < 35 C = cukup positif 4 7,5 D < 12,5 D = kurang 15 D < 25 D = kurang positif 5 E < 7,5 E = sangat kurang E < 15 E = sangat kurang positif 474

Indikator lain sebagai keberhasilan pelaksanaan kegiatan P2M ini adalah: 1. Kemampuan guru Pembina OSN fisika SMP N di kota Tabanan dalam menyusun dan mengembangkan asesmen fisika berbasis olimpiade yang dilengkapi pemecahannya minimal berkategori cukup baik (CB) sebesar 70% 2. Respon guru pendamping peserta pelatihan yang memiliki respon minimal berkategori positif (P) terhadap pelaksanaan kegiatan sebesar 70% HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan kegiatan ini merupakan momen yang sangat penting bagi guru untuk meningkatkan kemampuannya sebagai calon Pembina olimpiade fisika SMP agar dapat dihasilkan siswa yang cerdas dan kompetitif yang mampu bersaing baik di tingkat nasional dan internasional, mengingat propinsi Bali adalah salah satu propinsi yang sangat diperhitungkan mutu lulusannya di tingkat nasional. Momen melalui seminar lokakarya seperti ini sangat jarang dilakukan sehingga para guru dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, dan nantinya pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan untuk mengembangkan diri mereka tentunya sebagai calon-calon Pembina olimpiade fisika SMP di sekolah masing-masing. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan penyajian informasi oleh narasumber dengan menekankan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun asesmen fisika berbasis olimpiade. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Setelah itu dilakukan diskusi dan tanya jawab. Dari diskusi tersebut tampak suasana sangat kekeluargaan dan para peserta pelatihan mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang ditemui selama sebagai pembina olimpiade. Adanya kesulitan dalam menyusun dan mengembangkan soal-soal fisika berorientasi OSN oleh para guru karena beberapa alasan: 1) masih sulitnya para guru memperoleh/mengakses informasi seputar soal-soal fisika, 2) sulitnya memprediksi soal-soal olimpiade yang memang memiliki karakteristik berbeda dan tingkat kesukaran yang lebih dibandingkan dengan soal-soal fisika umumnya, dan 3) keterbatasan kemampuan guru dalam pemahaman materi aplikasi. Selanjutnya dilakukan kegiatan latihan dan praktek menyusun soal-soal olimpiade yang berbasis pemecahan masalah. Setelah para guru latihan menyusun soal-soal olimpiade kemudian ditugaskan untuk menyusun lima soal uraian dengan syarat harus lengkap, referensis, ilmiah, dan menekankan pada pemecahan masalah. Setelah itu para peserta pelatihan diberikan angket tentang respon terhadap pelaksanaan pelatihan penyusunan dan OSN. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis, skor total kompetensi guru = 264, dengan rerata skor 17,6 berada pada kategori baik. Respon para peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan penyusunan dan OSN skor totalnya 609 dengan rerata skor 40,6 berada pada kategori baik. Secara individu, masing-masing peserta pelatihan memiliki kompetensi dan memberikan respon terhadap pelaksanaan pelatihan penyusunan dan OSN seperti yang tertera pada Tabel 4. 475

Tabel 4. Hasil Analisis Data Kompetensi dan Respon Guru terhadap Penyusunan dan Pengembangan Asesmen Fisika Berbasis OSN No Kompetensi Guru Respon Guru Skor Persentase Kualifikasi Skor Persen- Kualifikasi (%) tase (%) 1 23-25 13,33 sangat baik 45-50 13,33 sangat positif 2 18-22 33,33 baik 35-44 86,67 positif 3 13-17 53,33 cukup baik 25-34 0 cukup positif 4 8-12 0 kurang 15-24 0 kurang positif 5 5-7 0 sangat kurang 10-14 0 sangat kurang positif Hasil analisis data yang ditampilkan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan P2M telah berhasil, karena kemampuan guru peserta pelatihan dalam menyusun dan mengembangkan asesmen fisika berbasis olimpiade yang dilengkapi pemecahannya > 70% berada pada kategori cukup baik, dan respon guru terhadap pelaksanaan pelatihan > 70 % memberikan respon positif. Berdasakan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan secara umum kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun asesmen fisika berorientasi OSN berada pada katagori baik. Hal ini terlihat dari hasil diskusi selama penyajian makalah, hampir sebagian besar peserta pelatihan mengungkapkan mereka sangat senang diberikan teknik dalam penyusunan asesmen fisika berorientasi OSN dan dari respon peserta, 86, 67 % responnya positif dan 13, 33 % responnya sangat positif terhadap pelaksanaan pelatihan ini. Dalam menyelesaikan soal-soal yang diajarkan pada siswa, guru sudah seharusnya mengubah cara penyelesaian soal secara konvensional dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, dan jawab tanpa pernah mengajak siswa untuk memaknai soal lebih lanjut, tetapi akan lebih baik jika siswa diajak dalam menggolongkan soal-soal tersebut ke dalam masalah akademik dan masalah dunia nyata. Seorang guru Pembina olimpiade seharusnya dapat menyediakan siswanya soal-soal yang mampu melibatkan siswa menggunakan metakognisi, keterampilan berpikir inti dan menghubungkan pengetahuan isi dengan berpikir untuk memahami fenomena dunia nyata. Ungkapan-uangkapan ini sangat relevan dengan hasil perolehan data kemampuan peserta pelatihan dalam teknik penyusunan asesmen fisika berorientasi OSN, terutama dalam tahap membuat penyelesaian soal-soal dan tahap pengembangannya. Peserta pelatihan sudah cukup baik dalam mengembangkan soal-soal yang telah dibuat setelah mengetahui teknik ini diberikan. Hasil pelaksanaan kegiatan ini diharapkan memberikan imbas positif tehadap pelaksanaan pembinaan olimpiade fisika di sekolah masingmasing sehingga diharapkan wakil Bali dalam bidang fisika makin banyak kuantitas dan kualitas yang mampu berperan baik di tingkat nasional dan internasional. Hal positif yang diperoleh setelah kegiatan pendampingan ini adalah 1) para guru pendamping pembina olimpiade fisika memperoleh pendalaman materi-materi fisika dalam tataran OSN, 2) para guru peserta pelatihan mengetahui teknik penyusunan dan pengembangan asesmen fisika berbasis OSN yang secara langsung dapat diterapkannya dalam membina kegiatan olimpiade, dan 3) tersedianya 476

asesmen fisika SMP berbasis OSN yang akan digunakan oleh para guru pembina dan para siswa sebagai salah satu acuan sumber belajar dalam persiapan menghadapi OSN. SIMPULAN Simpulan Dari hasil analisis data dan pelaksanaan kegiatan P2M ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Guru pendamping pembina OSN fisika di SMP N di kota Tabanan memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun dan mengembangkan asesmen fisika berbasis olimpiade; 2) peserta pelatihan menunjukkan respon positif terhadap pelaksanaan kegiatan penyusunan dan OSN; 3) Pelaksanaan pendampingan penyusunan dan pengembangan asesmen fisika berbasis OSN berhasil. Saran Beberapa hal yang disarankan dari hasil kegiatan ini sebagai berikut: 1. Guru-guru pendamping Pembina olimpiade fisika hendaknya lebih memantapkan pemahaman tentang materi fisika berorientasi OSN dan lebih mengajarkan strategi pemecahan masalah dalam pembinaan olimpiade fisika anak didiknya. 2. Melihat antusias keikutsertaan para peserta, perlu diupayakan langkah yang lebih konkrit terutama oleh dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan dengan bekerjasama dengan Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Undiksha untuk melakukan kegiatan pelatihan model imi secara terprogram dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas siswa-siswa SMP meraih tiket sebagai peserta olimpiade tingkat nasional dan internasional. DAFTAR RUJUKAN Disdikpora. 2010. Laporan Pelaksanaan OSN 2010. Denpasar : Propinsi Bali. Disdikpora. 2011. Laporan Pelaksanaan OSN 2011. Denpasar : Propensi Bali. Nurkancana, W. dan Sunartana, 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional. Tao. Ping-Kee. 2001. Confronting Student Wilyh Multiple Solutions to Qualitative Physics Problem. Physics Education Vol 37, No. 2, March. 2001. 477