Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Terung Ungu (Solanum Melongena L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

PEMBERIAN POC MARTOB DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI LADANG (Nasturtium montanum Wall.)

Pengaruh Abu Akar Resam (Pteridium aquilinum Linn.) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Hijau (Brassica sinensis, L.

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dengan masalah sampah,

Pemberian Pupuk Organik Granular Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogea,l) Pada Tanah Ultisol

BAB I PENDAHULUAN. sampah atau limbah baik rumah tangga, pabrik, maupun industri lainnya. Sampah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

BAHAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BOKASHI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

1. Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNG 2. Dosen Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNG

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. pelindung alam sekitar (Zain, 1998). Menurut sumber dari Direktorat Jendral

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

III. MATERI DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Wakifatul Hisani, Andi Muhammad Israwan Mallawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) MASAYU NPM.

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

II. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

Volume 11 Nomor 2 September 2014

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

1. PENDAHULUAN. Jagung manis merupakan tanaman hortikultura yang banyak disukai masyarakat,

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. BAHAN DAN METODE

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

JURNAL. FORMULA PEMBERIAN KAPUR DOLOMIT DAN KOMPOS KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

Transkripsi:

Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Ratri Yulianingsih Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email: ratriyulianingsih@yahoo.co.id Abstrak: Pengembangan tanaman terung ungu di Kalimantan Barat termasuk di Kabupaten Sintang cukup memberi harapan, mengingat lahannya masih cukup mempunyai keterbatasan antara lain ph tanah rendah dan kandungan hara rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air cucian beras terhadap pertumbuhan serta hasil terung ungu pada tanah PMK dan mendapatkan dosis air cucian beras yang akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil terung ungu tertinggi. Lingkup penelitian dalam penelitian ini adalah air cucian beras sebagai variabel bebas. Tinggi tanaman dan berat buah sebagai variabel terikat. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri atas satu faktor percobaan dan terdiri dari tujuh taraf dan diulang sebanyak empat kali. Taraf perlakuan terdiri dari; a0 = tidak di beri air cucian beras a1 = Diberi air cucian beras 200 ml, a2 = diberi air cucian beras 400 ml, a3 = diberi air cucian beras 600 ml, a4 = Diberi air cucian beras 800 ml, a5 = diberi air cucian beras 1000 ml, dan a6 = diberi air cucian beras 1200 ml. Data yang terkumpul dianalisis dengan sidik ragam kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air cucian beras tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, tetapi berpengaruh nyata terhadap hasil terung ungu, ditunjukkan oleh meningkatnya berat buah dengan hasil tertinggi pada perlakuan a5=1000 ml dengan rerata beratnya 69.17 gram per tanaman. Kata kunci: air cucian beras, terung ungu, pertumbuhan, hasil. PENDAHULUAN Terung ungu (Salonum melongena L) merupakan tanaman asli daerah tropis, tanaman ini berasal dari Asia Tenggara termasuk Indonesia. Terung ungu termasuk sayuran yang cukup tinggi kandungan gizinya, meliputi karbohidrat (5,50 g), serat (0,80 g), abu (0,60 g), kalsium (30,00 mg), fosfor (37,00 mg), zatbesi (0,60 mg), natrium (4,00 mg), kalium (223,00 mg), vitamin A (130,00 SI), vitamin B1 (10,00 mg), vitamin B2 (0,50 mg), vitamin C (5,00 g), niacin (0,60 mg), dan air (92,70 g) (Rukmana (1994) dalam Uluputty (2014)). Rerata produksi terung ungu di Kabupaten Sintang adalah 3,58 ton per ha, sedangkan rerata produksi terung ungu di Pontianak adalah 26,60 ton per ha (Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat, 2014:187). Terung ungu cukup tinggi kandungan gizinya, tetapi rerata produksi terung di Sintang masih PIPER No.24 Volume 13 April 2017 61

rendah dibandingkan Pontianak, maka perlu adanya peningkatan produksi terung ungu di Kabupaten Sintang. Budidaya terung ungu di Kabupaten Sintang umumnya menggunakan pupuk anorganik, karena pupuk anorganik lebih mudah didapat dan mudah diaplikasikan, namun harganya relatif mahal. Salah satu alternatif penganti pupuk anorganik tanpa harus mengeluarkan biaya adalah menggunakan air cucian beras. Air cucian beras selama ini belum dimanfaatkan, padahal air cucian beras banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh. Menurut Leonardo (2009), air cucian beras berpengaruh terhadap peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman tomat dan terung. Salah satu kandungan air cucian beras adalah fosfor. Fosfor berperan dalam pembentukan bunga dan buah, bahan pembentuk inti sel dan dinding sel, mendorong pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji pembentukan klorofil, penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan klorofil, dan berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman (Liferdi, 2008). Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui : 1) Pengaruh air cucian beras terhadap pertumbuhan dan hasil terung ungu; 2) Dosis air cucian beras yang akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil terung ungu tertinggi. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuan ini adalah pemberian air cucian beras (a) yang terdiri dari 7 taraf perlakuan dan 4 kali pengulangan. Adapun taraf perlakuan air cucian beras terdiri dari : a0 = Kontrol (tidak diberi air beras) a1 = Pemberian air cucian beras 200 ml per tanaman a2 = Pemberian air cucian beras 400 ml per tanaman a3 = Pemberian air cucian beras 600 ml per tanaman a4 = Pemberian air cucian beras 800 ml per tanaman a5 = a6 = Pemberian air cucian beras 1000 ml per tanaman Pemberian air cucian beras 1200 ml per tanaman Jumlah satuan percobaan sebanyak 112 tanaman, yaitu terdiri dari 7 taraf air cucian beras x 4 ulangan x 4 62 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

tanaman pengamatan = 112 tanaman. Satuan pengamatan adalah seluruh jumlah satuan percobaan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: air cucian beras digunakan sebagai percobaan dalam penelitian; benih terung ungu Solanum melongena var. depressum Bailey digunakan untuk tanaman percobaan; daun pisang digunakan untuk menutup benih pada persemaian; pupuk kandang kotoran sapi sebagai pupuk dasar; daun alangalang kering sebagai atap persemaian; tanah PMK sebagai media tumbuh tanaman; polybag ukuran 5 kg sebagai wadah media tanam. Alat yang digunakan terdiri dari: parang dan cangkul digunakan untuk mengolah lahan percobaan dan pembersihan lahan; meteran sebagai alat ukur jarak tanaman; handsprayer digunakan untuk menyemprot air cucian beras; gembor digunakan untuk menyiram tanaman; timbangan sebagai alat untuk mengukur berat; gelas ukur digunakan untuk mengukur air cucian beras; pensil, pulpen dan kertas sebagai alat untuk mencatat hasil penelitian; kalkulator untuk menghitung dalam pengolahan data; kamera digunakan untuk mengambil gambar visual penelitian; papan, paku, kayu, dan cat sebagai bahan untuk membuat plang penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur pada saat tanaman berbunga pada umur 77 hari setelah tanam, tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman. Hasil pengamatan pengaruh air cucian beras terhadap tinggi tanaman diperlihatkan dalam Tabel 1. PIPER No.24 Volume 13 April 2017 63

Tabel 1. Data Tinggi Tanaman (Cm) Air cucian Kelompok beras (ml) I II III IV Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jumlah Rerata a 0 = 0 24.00 25.00 26.00 25.00 100.00 25.00 a 1 = 200 26.00 25.00 26.00 27.00 104.00 26.00 a 2 = 400 27.00 25.00 25.00 27.00 104.00 26.00 a 3 = 600 25.00 27.00 26.00 26.00 104.00 26.00 a 4 = 800 27.00 25.00 26.00 26.00 104.00 26.00 a 5 = 1000 27.00 25.00 27.00 25.00 104.00 26.00 a 6 = 1200 27.00 25.00 26.00 26.00 104.00 26.00 183.00 177.00 182.00 182.00 724.00 155.00 Sumber: Hasil pengamatan, 2016 Hasil pengamatan tinggi tanaman menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada tanaman yang diberi 1000 ml air cucian beras dengan rata-rata 26.25 cm dan rata-rata tinggi tanaman yang paling rendah terdapat pada tanaman yang tidak diberi air cucian beras dengan tinggi tanaman rata-rata tanaman 25.00 cm. Untuk melihat pengaruh air cucian beras terhadap tinggi tanaman dilakukan analisis sidik ragam, yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Tinggi Tanaman (Cm) SK DB JK KT F hitung F tabel 0.05 0.01 Kelompok 3 3.14 1.05 1.27 tn 3.01 5.72 Perlakuan 6 3.43 0.57 0.69 tn 2.51 3.67 Galat 18 14.86 0.83 Total 27 21.43 0.73 Keterangan: tn = tidak berpengaruh nyata. Hasil analisis ragam dalam Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan air cucian beras tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman terung ungu, sehingga tidak dilakukan uji lanjutan. Berat Buah Hasil pengamatan pengaruh air cucian beras terhadap berat buah diperlihatkan dalam Tabel 3. 64 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

Tabel 3. Data Berat Buah (Gram) Air cucian beras (ml) Kelompok I II III IV Jumlah Rerata a 0 = 0 63.33 63.33 60.00 63.33 249.99 62.50 a 1 = 200 70.00 65.00 70.00 63.33 268.33 67.08 a 2 = 400 65.00 63.33 63.33 70.00 261.66 65.42 a 3 = 600 63.33 65.00 66.67 63.33 258.33 64.58 a 4 = 800 70.00 66.67 66.67 65.00 268.34 67.09 a 5 = 1000 70.00 70.00 70.00 66.67 276.67 69.17 a 6 = 1200 66.67 70.00 70.00 66.67 273.34 68.34 Jumlah 468.33 463.33 466.67 458.33 1,856.66 74.27 Sumber: Hasil pengamatan, 2016 Hasil analisis sidik ragam berat buah dalam Tabel 4. Tabel 4. Analisis Berat Buah (Gram) SK DB JK KT F hitung F table 0.05 0.01 Kelompok 3 8.34 2.78 0.47 tn 3.01 5.72 Perlakuan 6 127.13 21.19 3.61* 2.51 3.67 Galat 18 105.57 5.87 Total 27 241.05 2.81 Keterangan: tn=tidak berpengaruh nyata; *= pengaruh nyata Hasil analisis ragam dalam Tabel 4 diketahui bahwa perlakuan air cucian beras berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah. Untuk mengetahui taraf perlakuan air cucian beras yang menghasilkan berat buah yang berat maka dilakukan dengan uji BNJ. PIPER No.24 Volume 13 April 2017 65

Tabel 5. Uji BNJ Air Cucian Beras Terhadap Berat Buah Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Air cucian beras (ml) Rerata Beda a0 = 0 a3 = 600 62.50 a 64.58 a - 2.08 - a2 = 400 65.42 a 2.92 0.84 - a1 = 200 67.08 a 4.58 2.50 1.66 - a4 = 800 67.09 a 4.59 2.51 1.67 0.01 - a6 = 1200 68.34 b 5.84* 3.76 2.92 1.26 1.25 - a5 = 1000 69.17 b 6.67* 4.59 3.75 2.09 2.08 0.83 BNJ 0,5=5,65 BNJ 0,1= 7,01 Keterangan: * =berbeda nyata Hasil uji BNJ memperlihatkan bahwa tanaman yang diberi 1000 ml dan 1200 ml air cucian beras menghasilkan berat buah yang paling berat dari berat buah yang diberi 200 ml, 400 ml, 600 ml, 800 ml, dan yang tidak diberi air cucian beras. Pembahasan Air cucian beras merupakan pupuk organik yang berasal dari limbah rumah tangga yang diendapkan, air cucian beras merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan untuk mendukung peningkatan hasil produksi tanaman, meningkatkan ketersediaan hara, merangsang pertumbuhan akar tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Kandungan unsur hara pada air cucian beras adalah 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial (Anonim, (2011) dalam Ikhwadi, (2005)). Setyamijaya (1986) dalam Ikhwadi, (2005)), mengatakan bahwa kekurangan unsur nitrogen mampu mempengaruhi pertumbuhan meristem apikal untuk dapat berkembang. Zubachtirodin dan Subandi (2008) dalam Ikhwadi, (2005)) juga mengatakan bahwa tinggi tanaman dipengaruhi oleh pemberian nitrogen yang dapat meningkatkan tinggi tanaman. Pada parameter tinggi tanaman (Tabel 4.1) menunjukkan bahwa air cucian beras tidak ada pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, rerata tinggi tanaman pada tanaman terung ungu 77 hari setelah tanam terdapat pada perlakuan a5 dengan dosis 1000 ml per 66 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

tanaman yaitu dengan tinggi tanaman rerata 26.25 cm dan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan n0 dengan tanpa pemberian cucian beras dengan rerata 25.00 cm. Air cucian beras tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, hal ini ini diduga penanaman dilakukan 2 hari setelah persiapan media tanam yang dicampur dengan pupuk kandang sapi sehingga masa inkubasi pupuk kandang sapi belum maksimal. Perlakuan air cucian beras memberikan pengaruh terhadap parameter berat buah per tanaman terung ungu karena fosfor bertujuan untuk pembentukan buah, Hal ini dijelaskan oleh (Rinsema (1986:66) dalam Ikhwadi, (2005)) bahwa fosfor mempunyai pengaruh yang positif dalam mendorong tanaman menjadi masak dengan baik. Perlakuan air cucian beras dengan dosis 1000 ml lebih baik dibandingkan dengan dosis lain karena pada level tersebut tanaman terung ungu berkembang lebih efektif terutama pada berat buah (Tabel 4.3). Perlakuan air cucian beras yang berpengaruh yang nyata dari perlakuan (a5) menunjukkan berat buah per tanaman terung ungu tertinggi seberat 69.17 gram dan yang terendah diperoleh oleh perlakuan tanpa air cucian beras (a0) yaitu seberat 62.50 gram. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Air cucian beras tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, tetapi berpengaruh terhadap hasil tanaman terung ungu, ditunjukkan oleh meningkatnya berat buah. 2. Dosis air cucian beras yang menghasilkan berat buah tertinggi adalah 1000 ml. Saran 1. Dosis air cucian beras 1000 ml dapat diterapkan untuk skala petani dalam meningkatkan hasil terung. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan air cucian beras yang berbeda untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, H. 2007. Pengaruh air cucian beras pada Adenium. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta. www.ums.co.id. Diakses tanggal 16 Juni 2015. Ariwibowo, F. 2012. Pemanfaatan Kulit Telur Ayam dan Air Cucian Beras Pada Pertumbuhan Tanaman PIPER No.24 Volume 13 April 2017 67

Tomat (Solanum licopersicum) dengan Media Tanam Hidroponik. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. www.ums.co.id Diakses tanggal 16 Juni 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang. 2014. Kabupaten Sintang Dalam Angka. Sintang : BPS Kalimantan Barat. Dudal dan Soepraptohardjo. 1957. Klasifikasi Tanah. Jurnal Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bandung. www.ipb.ac.id. Diakses tanggal 24 Juni 2015. Edi dan Yusri. 2010. Budidaya Sawi Hijau. Jurnal Agrisistem. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi. Jambi. www.usu.ac.id. Diakses tanggal 16 Juni 2015. Istiqomah, N. 2012. Efektivitas Pemberian Air Cucian Beras Coklat terhadap Produktivitas Tanaman Kacang Hijau (Phasealus radiates L) pada Lahan Rawa Lebak. Jurnal. Amuntai. www. uniska-bjm.ac.id. Diakses tanggal 19 Juni 2015. Ikhwadi. 2005. Pengaruh Pupuk SULFOMAG PLUS Dan Pupuk KCI Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Leonardo, M. 2009. Pengaruh Air Cucian Beras terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat dan Terung. www.portalgaruda.org. Diakses tanggal 16 Juni 2015. Liferdi, L. 2009. Korelasi Kadar Hara Fosfor Daun dengan Produksi Tanaman Manggis. J. Hort. 18(3):283-292. www.portalgaruda.org. Diakses tanggal 29 September 2015. Nazaruddin, 1993. Morfologi Terung Ungu. www. unila.ac.id Diakses tanggal 29 September 2015. Rachmat, A. & Agustina, F. 2009. Pembuatan Nata De Coco Dengan Fortifikasi Limbah Cucian Beras Menggunakan Acetobacter Xylinum. Universitas Diponogoro Semarang. www.uinsuka.ac.id. Diakses tanggal 16 Juni 2015. Uluputty, M. R. 2004. Gulma Utama Pada Tanaman Terung Di Desa Wanakarta Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Ambon. Jurnal. Agrologia. Edisi III Hal: 11-35. Yayu, S, N. 2011. Kandungan Air Cucian Beras. Skripsi. Fakultas Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. www.ums.ac.id. Diakses tanggal 21 Juni 2015. 68 PIPER No.24 Volume 13 April 2017