NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG MOCAF

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

NILA TAMBAH AGROINDUSTRI UBI KAYU MENJADI TEPUNG TAPIOKA

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

III. METODOLOGI PENELITIAN

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

EFISIENSI USAHA DAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI MODIFIED CASSAVA FLOUR

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

BAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG MOCAF

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MIE NON GANDUM SKALA UMKM DI SUBANG JAWA BARAT

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

PENDAHULUAN. terus melemah dan akhirnya tidak laku di pasaran. Menurut perkiraan United State Department of Agriculture (USDA)yang

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK. SALAK (Salacca Zalacca)

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Suyudi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) FERMENTASI SPONTAN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

MANISAN KERING BENGKUANG

PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN MODIFIED CASSAVA FLOUR

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI UBI KAYU (TAPIOKA) BERBASIS NERACA MASSA

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Lama Berusaha Status Keterangan. Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m 2 ) TKDK TKLK

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DENDENG IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Singkong (Manihot utilissima) atau yang biasa disebut juga dengan nama

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI JAGUNG (MAIZENA) BERBASIS NERACA MASSA

PELATIHAN PEMBUATAN TEPUNG MOCAF DAN MIE BASAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAM WONOGIRI ABSTRACT

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Konsumen. nilai-nilai perusahaan. Menurut Kuswadi (2004), Kepuasan pelanggan

TEKNOLOGI PRODUKSI TEPUNG KASAVA BIMO

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN MODIFIKASI STRUKTUR ROTI (MSR)

Transkripsi:

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG MOCAF LiaWiji Astuti 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi liawijiastuti7292@gmail.com Dedi Sufyadi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dedi_sufyadi@yahoo.co.id Dedi Djuliansah 3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ddjuliansah@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada seorang pengrajin tepung mocaf yang berlokasi di Jl. Plumbon Krakal Km 14 Desa Plumbon, Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen, dengan tujuan untuk mengetahui Nilai Tambah Agroindustri Tepung Mocaf. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus pada agroindustri Tepung Mocaf.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Proses produksi tepung mocaf semuanya dilakukan secara manual, sehingga industri tersebut tergolong kepada industri sederhana. Besar nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan singkong menjadi tepung mocaf yaitu sebesar Rp.4.627,06 Per kilogram. Tingkat keuntungan dari usaha tepung mocaf sebesar 29,73 persen. Kata Kunci : Nilai Tambah, Agroindustri, Tepung Mocaf ABSTRAC This research was conducted on a mocaf flour craftsman located on Jl. Plumbon - Krakal Km 14 Village Plumbon, District Karangsambung Kebumen, with the aim to know the Value Added Mocaf Flour Agroindustry. The method used is case study method on Mocaf Flour agroindustry. The results of this study indicate that the production process of mocaf flour is all done manually, so that the industry belongs to a simple industry. The value added from processing of cassava into mocaf flour is Rp.4.627,06 per kilogram. The profit rate of the mocaf flour business was 29.73 percent. Agroindustry is a part of agribusiness system, that is as a business activity processing raw material derived from plants and or animals, covering the processing and changing of the form from just selection and cleaning, packing, cooling, cooking, mixing, to physical and chemical treatment. Mocaf (modified cassava flour), is a flour product of cassavas processed using the principle of modifying cassava cells by fermentation using micro-organisms. Keyword: Value added, Agroindustri, Mocaf flour 1

PENDAHULUAN Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia. Pembangunan ekonomi menitik beratkan pada bidang pertanian dan industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Dalam sistem agribisnis, agroindustri adalah salah satu subsistem yang bersama-sama subsistem lain membentuk agribisnis. Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan yang dapat dipertimbangkan. Keunggulan tersebut antara lain nilai tambah pada agroindustri, misalnya dengan cara pengawetan produk pertanian menjadi produk olahan yang lebih tahan lama dan siap di konsumsi. Mengingat sifat produk pertanian yang tidak tahan lama maka peran agroindustri sangat diperlukan. Ubi kayu merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki banyak kelebihan. Pada saat cadangan makanan (padi-padian) mengalami kekurangan, ubi kayu masih dapat diandalkan sebagai sumber bahan pengganti karena ubi kayu merupakan tanaman yang tahan terhadap kekurangan air sehingga masih dapat di produksi di lahan kritis sekalipun dan cara penanaman ubi kayu yang mudah. Tujuan pengolahan ubi kayu itu sendiri adalah untuk meningkatkan keawetan ubi kayu sehingga layak untuk dikonsumsi dan memanfaatkan ubi kayu agar memperoleh nilai jual yang tinggi dipasaran. Indonesia memiliki tingkat permintaan yang tinggi terhadap tepung terigu, baik oleh industri atau rumah tangga. Sedangkan kapasitas produksi tepung terigu di Indonesia masih rendah, tingginya permintaan tepung terigu menyebabkan harga tepung terigu yang tinggi. Produksi gandum nasional belum mampu memenuhi total permintaan dalam negeri sehingga dari tahun ke tahun terjadi peningkatan impor gandum (Lina Ika, 2012). Indonesia merupakan penghasil ubi kayu yang cukup besar dan selama ini pemanfaatan ubi kayu sebagian besar diolah menjadi produk setengah jadi berupa pati 2

(tapioka), tepung ubi kayu, gaplek dan chips. Usaha diversifikasi dalam pengolahan ubi kayu yang lain adalah mocaf atau tepung ubi kayu yang dibuat dengan cara fermentasi (Ratna Yunita, 2010). Tepung mocaf merupakan komoditas tepung cassava dengan teknik fermentasi sehingga produk yang dihasilkan memiliki karakteristik mirip seperti terigu, yaitu putih, lembut, dan tidak berbau singkong. Dengan karakterisrik yang mirip dengan terigu, tepung mocaf dapat menjadi komoditas subtitusi tepung terigu (Lina Ika, 2012). Perbedaan antara tepung mocaf, tepung singkong dan tepung gaplek terletak pada proses pengolahannya. Tepung singkong atau tepung cassava dibuat dari singkong yang dikupas, dipotong-potong menjadi chips, dikeringkan, kemudian ditepungkan. Sedangkan tepung gaplek dibuat dari singkong yang dibuat gaplek terlebih dahulu, kemudian ditepungkan. Sementara itu, tepung mocaf dibuat dengan cara singkong dipotong-potong menjadi chips, kemudian difermentasikan terlebih dahulu, dikeringkan, dan digiling (Alfiah, 2012). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodes tudi kasus pada seorang pengrajin tepung mocaf yang berlokasi di Jl. Plumbon Krakal Km 14 Desa Plumbon, Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan pengrajin yang sudah lama mengolah tepung mocaf di daerah tersebut. Kerangka Analisis Analisis kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2003), digunakan untuk menjelaskan aspek ekonomis dari kegiatan agroindustri olahan singkong menjadi tepung di lokasi penelitian. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis nilai tambah dengan metode Hayami. Penelitian ini dihitung nilai tambah tepung mocaf untuk satu kali proses produksi. 3

Tabel 1. Analisis Nilai Tambah Variabel Nilai I. Output, Input dan Harga 1. Output (kg) (1) 2. Input (kg) (2) 3. Tenaga Kerja (JKO) (3) 4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 5. Koefisien Tenaga Kerja (JKO/kg) (5) = (3) / (2) 6. Harga Output (Rp/kg) (6) 7. Upah Tenaga Kerja (Rp/JKO) (7) II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku (Rp/kg) (8) 9. Sumbangan Input lain (Rp/kg) (9) 10. Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6) 11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) (11a) = (10) (9) (8) b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a/10) x 100% 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7) b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a/11a) x 100% 13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = (11a) (12a) b. Tingkat Keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100% III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/kg) (14) = (10) (8) a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) (14a) = (12a/14) x 100% b. Sumbangan Input lain (%) (14b) = (9/14) x 100% c. Keuntungan Pengusaha (%) (14c) = (13a/14) x 100% Sumber: Hayami at all, 1987 HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Pembuatan Tepung Mocaf Proses pembuatan tepung mocaf sama seperti pembuatan tepung pada umumnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan tepung mocaf adalah singkong. Diagram alir pembuatan tepung mocaf dapat dilihat pada gambar 1. Singkong/Ubi Kayu Pengupasan Pemotongan Pencucian dan Perendaman Penjemuran Penggilingan Pengayakan dan Pengemasan 4

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Singkong Menjadi Tepung Mocaf. Diagram alir di atas dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Singkong/Ubi Kayu Ubi kayu yang digunakan untuk produksi tepung mocaf saat ini diperoleh dari hasil panen warga sekitar Kecamatan Karangsambung. Pada dasarnya semua varietas singkong dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung mocaf, namun singkong ideal yang sebaiknya digunakan adalah, varietas singkong yang bisa dimakan, berumur sekitar 8-12 bulan, masih segar, tidak busuk, dan tidak bercak-bercak hitam. 2. Pengupasan Ubi kayu yang digunakan untuk produksi tepung mocaf adalah ubi kayu segar dengan batas penyimpanan selama dua hari setelah panen. Ubi kayu yang telah dipanen pun dipilih terlebih dahulu, apabila ada ubi kayu yang busuk maka tidak bisa digunakan untuk produksi tepung mocaf. Pengupasan singkong dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau atau alat pengupas jenis lainnya. Singkong dikupas hingga ke bagian kulit dalam dan diusahakan tidak banyak daging singkong yang terbuang, karena akan mengurangi rendemen yang dihasilkan. Ubi kayu yang telah terkupas diletakkan pada box yang telah disediakan. 3. Pemotongan Pemotongan dilakukan dengan menggunakan pisau dengan ketebalan irisan 1.0 1.5 mm. Pemotongan ini dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan dan penggilingan. Ketajaman pisau menjadi salah satu faktor untuk menghasilkan chip yang baik dan tidak mudah hancur. 4. Pencucian dan Perendaman Singkong yang telah dipotong sesegera mungkin dimasukkan ke dalam bak pencucian agar tidak mengalami kerusakan. Singkong dicuci dengan air sampai bersih untuk 5

menghilangkan kotoran-kotoran maupun lendir-lendir yang melekat pada permukaan singkong. Singkong direndam dalam waktu 2 x 24 jam untuk proses fermentasi dan menghentikan pertumbuhan mikroba tanpa menggunakan bahan tambahan apapun, hal inilah yang membedakan proses perendaman yang dilakukan oleh pengrajin. 5. Penjemuran Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air chips singkong sampai batas tertentu dengan jalan penguapan tanpa merusak jaringan aslinya, sehingga aman untuk disimpan. Proses pengeringan dapat melalui beberapa tahap tergantung dari efisiensi proses dan ketersediaan fasilitas pengeringan. Selama proses pengeringan sebaiknya dihindarkan dari debu dan kotoran. Chips ubi kayu yang sudah dijemur langsung disimpan ke sebuah wadah berupa bak atau karung. Dalam hal ini, pengeringan dilakukan dengan penjemuran (pengeringan dengan sinar matahari). Cara ini terbukti dapat menghasilkan mocaf dengan mutu yang lebih baik dibandingkan menggunakan mesin pengering. Tepung mocaf yang dikeringkan menggunakan mesin pengering akan menghasilkan warna tepung mocaf yang agak kuning. Tepung mocaf yang dikeringkan menggunakan mesin tidak sepenuhnya kering secara merata akibat perbedaan suhu yang diterima pada setiap rak mesin pengering. 6. Penggilingan Chips kering digiling menggunakan dish mill hingga menjadi tepung. Proses penggilingan hanya menggunakan satu buah dish mill dengan satu orang tenaga kerja yaitu Pak Slamet. Waktu yang diperlukan dalam proses penepungan bisa mencapai 1-2 jam untuk menghasilkan sekitar 40 Kg tepung mocaf. Chips singkong digiling hingga menghasilkan ukuran partikel/butiranyang kecil dan tekstur yang cukup halus. 6

7. Pengayakan dan Pengemasan Selanjutnya tepung tersebut diayak secara manual menggunakan ayakan berukuran 1x1 meter untuk memperoleh hasil tepung yang lebih halus, tepung mocaf yang sudah selesai diayak lalu disimpan ke beberapa wadah berupa bak yang berbeda. Mocaf dikemas dengan plastik kemasan, menggunakanbahan yang baik, bersih, dan cukup memenuhi syarat penjualan. Dalam setiap kemasan berisi 0,5 kg tepung mocaf. Bagian luar kemasan diberi label atau tulisan dengan bahan yang tidak mudah luntur, dengan mencantumkan identitas produkyang jelas terbaca. Semuanya dilakukan serba manual, industri tersebut tergolong kepada industri sederhana. Tepung mocaf yang telah dikemas kemudian disimpan di tempat yang bersih dan kering. Adapun alat-alat yang digunakan untuk pembuatan agroindustri tepung mocaf sebagai berikut : Pisau, digunakan untuk proses pengupasan dan pemotongan. Box, digunakan untuk menampung singkong yang sudah dikupas. Bak besar untuk proses pencucian dan perendaman. Loyang ukuran besar untuk proses penjemuran, Mesin penggiling untuk proses penggilingan (dish mill). Sendok Ayakan berukuran 1x1 meter Timbangan Alat press plastik (hand sealer) untuk proses pengemasan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi tepung mocaf serta alat-alat yang dipergunakan. Adapun perbedaan dalam pembuatan tepung mocaf pada pengrajin tersebut dibandingkan dengan pengrajin lainnya, 7

mulai dari proses pengupasan sampai dengan proses pengemasan, misalnya saja dalam proses pengupasan dan pemotongan ubi kayu. Proses pengupasan dan pemotongan yang hanya menggunakan pisau dapur biasa tanpa menggunakan alat kupas (pisau satinles steel) dan alat pemotong yang modern. Proses perendaman yang hanya menggunakan air bersih tanpa bantuan mikro organisme membutuhkan waktu selama 2x24 jam dalam satu kali proses produksi ubi kayu sebanyak 100 Kg. Sedangkan proses perendaman yang menggunakan jasa mikro organisme yang hanya membutuhkan waktu 1x24 jam untuk satu kali proses produksi ubi kayu menjadi tepung mocaf. Untuk proses pengeringan, pengrajin masih mengandalkan sinar matahari karna dengan cara tersebut terbukti dapat menghasilkan mocaf dengan mutu yang lebih baik dibandingkan menggunakan mesin pengering. Tepung mocaf yang dikeringkan menggunakan mesin pengering akan menghasilkan warna tepung mocaf yang agak kuning. Tepung mocaf yang dikeringkan menggunakan mesin tidak sepenuhnya kering secara merata akibat perbedaan suhu yang diterima pada setiap rak mesin pengering. Selanjutnya proses penggilingan chips kering menjadi tepung, pengrajin masih menggunakan mesin yang sederhana dibandingkan dengan mesin modern yang mampu melakukan penggilingan kapasitas besar dan dalam waktu singkat serta menghasilkan tepung yang lebih lembut. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan tepung mocaf yang dijalani oleh pengrajin tergolong kepada industri sederhana. Dilihat dari segi alat-alat yang digunakan dan alir proses pembuatan tepung mocaf. Nilai Tambah Agroindustri Tepung Mocaf Analisis nilai tambah digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambahdari pengolahan singkong menjadi tepung mocaf. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan singkong adalah metode menurut Hayami. Peneliti mengkonversikan output yang dihasilkan menjadi satuan kilogram, untuk 8

memudahkan dalam proses perhitungan akhir yang disesuaikan dengan alat analisis yang dipakai. Tabel 6. Nilai Tambah Pengolahan Singkong Menjadi Tepung Mocaf Per Satu Kali Proses Produksi. Variabel Nilai Output, Input dan Harga 1. Output (kg) 40,00 2. Input (kg) 100,00 3. Tenaga Kerja (JKO) 168,00 4. Faktor Konversi 0,4 5. Koefisien Tenaga Kerja (JKO/kg) 0,36 6. Harga Output (Rp/kg) 16.000,00 7. Upah Tenaga Kerja (Rp/JKO) 8.888,88 II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku (Rp/kg) 1.600,00 9. Sumbangan Input lain (Rp/kg) 172,94 10. Nilai Output (Rp/kg) 6.400,00 11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) 4.627,06 b. Rasio Nilai Tambah (%) 72,29 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/kg) 3.199,99 b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 69,15 13. a. Keuntungan (Rp/kg) 1.427,07 b. Tingkat Keuntungan (%) 30,84 III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/kg) 4.800,00 a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) 66,66 b. Sumbangan Input lain (%) 3,60 c. Keuntungan Pengusaha (%) 29,73 Sumber:Data Primer diolah, 2017 Berdasarkan hasil analisis nilai tambah pada Tabel 6 dengan rincian perhitungan dapat dilihat di Lampiran 2, menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku berupa singkong dalam proses pembuatan tepung mocaf adalah 100 Kg per proses produksi menghasilkan tepung singkong sebanyak 40 Kg. Nilai faktor konversi yaitu perbandingan antara output dengan input menunjukkan bahwa setiap penggunaan satu kilogram singkong mampu menghasilkan 0,4 Kg tepung mocaf. Proses produksi ubi kayu menjadi tepung mocaf membutuhkan waktu selama 4 hari dan menyerap tenaga kerja sebesar 36 JKO. Koefisien tenaga kerja pada proses pengolahan tepung mocaf ialah 0,36JKO/Kg. Artinya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah satu kilogram singkong menjadi tepung singkong sebanyak 0,36 JKO. Sedangkan besarnya pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja adalah sebesar Rp 3.199,99/Kg dengan pangsa 9

tenaga kerja 69,15 persen. Artinya pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja untuk mengolah satu kilogram singkong menjadi tepung mocaf sebesar Rp 3.199,99. Sumbangan input lain yaitu biaya bahan selain bahan baku (singkong) dan tenaga kerja menunjukkan bahwa biaya sumbangan input lain yang digunakan untuk proses pengolahan tepung mocaf sebesar Rp 172,94,00. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan singkong menjadi tepung mocaf sebesar Rp 4.627,06 /Kg. Rasio nilai tambah adalah presentase nilai tambah dari nilai output menunjukkan bahwa rasio nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan singkong menjadi tepung mocaf sebesar 72,29 persen. Keuntungan yang diperoleh pengusaha dari pengolahan singkong menjadi tepung mocaf sebesar Rp 1.427,07 dengan tingkat keuntungan sebesar 31,84 persen. Perhitungan balas jasa bagi pemilik faktor produksi (marjin) dari pengolahan tepung mocaf diperoleh sebesar Rp 4.800,00 /Kg. Yang terbagi pada 3 komponen yaitu pendapatan tenaga kerja sebesar 66,66 persen, sumbangan input lain sebesar 3,60 persen dan keuntungan sebesar 29,73 persen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses produksi tepung mocaf semuanya dilakukan secara manual, sehingga industri tersebut tergolong kepada industri sederhana. 2. Berdasarkan perhitungan analisis nilai tambah metode Hayami, besar nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan singkong menjadi tepung mocaf yaitu sebesar Rp 4.680,00 Per kilogram. Tingkat keuntungan dari usaha tepung mocaf sebesar 30,83 persen. 10

Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disarankan sebagai berikut : Pengrajin harus dapat mencari solusi bagaimana cara meningkatkan kuantitas dan kualitas produk tepung mocaf supaya dapat memenuhi kebutuhan khususnya masyarakat di Kabupaten Kebumen. DAFTAR PUSTAKA Alfiah. 2012. Pembuatan Tepung Mocaf Melalui Penambahan Starter dan Lama Fermentasi (Modified Cassava Flour). Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan. Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, dan Masdjidin S, 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java A Prospectif from A Sunda Village. Bogor. Lina Ika. 2012. Pembuatan Mocaf (Modified Cassava Flour) Dengan Proses Fermentasi Menggunakan Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae, dan Rhizopus oryzae. Jurnal Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya. Ratna Yunita. 2010. Kajian Penggunaan Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) Sebagai Subtitusi Terigu Yang Difortifikasi Dengan Tepung Kacang Hijau Dan Prediksi Umur Simpan Cookies. Jurnal Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. 11