NILA TAMBAH AGROINDUSTRI UBI KAYU MENJADI TEPUNG TAPIOKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILA TAMBAH AGROINDUSTRI UBI KAYU MENJADI TEPUNG TAPIOKA"

Transkripsi

1 NILA TAMBAH AGROINDUSTRI UBI KAYU MENJADI TEPUNG TAPIOKA Dadeng Robby Kurnia 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Dedi Djuliansah 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Rina Nuryati 3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknis pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka dan nilai tambah agroindustri ubi kayu menjadi tepung tapioka. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kasus pada Agroindusti Ubi Kayu Menjadi Tepung Tapioka pada perusahaan Sumber Lengkong yang ada di Desa Karanglayung Kecamatan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya. Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan responden dan data sekunder yang diperoleh dari literatur-literatur dan studi pustaka melalui dokumen, terbitan ataupun hasil penelitian dari berbagai lembaga atau instansi yang berhubungan dengan topik penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan dari bulan April 2015 sampai dengan bulan Agustus Hasil penelitian menunjukan bahwa teknis pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka masih dilakukan secara tradisional yaitu proses pengeringannya masih menggunakan sinar matahari. Proses produksi meliputi tahapan proses pengupasan, pencucian, penggilingan, penyaringan, pengendapan, pengeringan dan pengemasan. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka sebesar Rp. 663,00 per kilogram dengan faktor konversi sebesar 0,28 serta koefisien tenaga kerja sebesar 0,036 dan nilai output sebesar Rp ,00 per kilogram. Kata kunci : Agroindustri, Ubi Kayu, Faktor Konversi, Nilai Tambah, Tepung Tapioka ABSTRACT This study aims to determine the technical processing of cassava into tapioca flour and added value agroindustrii cassava into starch. The method used is the case study method Agroindusty Cassava Being Tapioca Flour in company Sumber Lengkong it is in the Karanglayung Karangjaya Tasikmalaya. Data taken in this research consisted of primary data obtained through interviews with respondents and secondary data obtained from the literature and literature through the documents, publications or research results from various institutions or agencies related to the topic of the research conducted.this research was conducted during the five months from April 2015 until August ) Penulis 2) Pembimbing 3) Pembimbing 1

2 Results of research shows that the technical processing of cassava into tapioca flour is still done traditionally is still drying process using sunlight. The production process includes the stages of the process of stripping, washing, grinding, filtering, precipitation, drying and packaging. The added value obtained from processing cassava into tapioca flour Rp per kilogram with immediate conversion factor of 0.28 as wells as The Labour coefficient of and the output value of Rp per kilogram Keywords : Agroindustry, Cassava, Conversion Factor, Value Added, Tapioca Flour I PENDAHULUAN Sektor industri pengolahan di Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap Product Domestic Brutto (PDB). Hal tersebut sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2014), pada tahun 2014 PDB dari sektor industri pengolahan menduduki peringkat pertama dan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, yaitu sebesar 23,38 persen, sedangkan diperingkat kedua diduduki oleh sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 15,21 persen. PDB dari sektor industri pengolahan berada di atas PDB dari sektor pertanian, akan tetapi keberlangsungan sektor industri pengolahan ini tidak terlepas dari hubungannya dengan sektor pertanian. Karena produk pertanian dapat menjadi bahan baku utama untuk sektor industri pengolahan. Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan yang dapat dipertimbangkan dalam pembangunan nasional. Keunggulan tersebut antara lain nilai tambah pada agroindustri, misalnya dengan cara pengawetan produk pertanian menjadi produk olahan yang lebih tahan lama dan siap untuk dikonsumsi. Mengingat sifat produkpertanian yang tidak tahan lama maka peran agroindustri sangat diperlukan (Bustanul Arifin, 2004). Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin. Menurut Austin (1981) yang dimaksud agroindustri yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati atau hewani menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi yang siap langsung dikonsumsi. Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuanfisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Dan setelah adanya proses pada agroindustri ini dapat menciptakan nilai tambah bagi produk pertanian. Salah satu komoditas pertanian yang dapat meningkat nilai tambahnya melalui agroindustri yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi kayu merupakan salah satu hasil komoditas pertanian di Indonesia yang biasanya dipakai sebagai bahan makanan. Seiring 2

3 dengan perkembangan teknologi, maka ubi kayu ini bukan hanya dipakai sebagai bahan makanan saja tetapi juga dipakai sebagai bahan baku industri (Prasasto, 2008). Salah satu industri yang berbahan baku produk pertanian dari ubi kayu adalah tepung tapioka. Tepung tapioka didefinisikan sebagai produk setengah jadi yang dibuat dari ubi kayu yang melalui tahapan proses pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, penyaringan, pengendapan, pengeringan dan pengemasan (Ditrektorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2005). Sehubungan dengan hal tersebut maka salah satu tujuan pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka adalah untuk meningkatkan nilai tambah sehingga memperoleh nilai jual yang tinggi. Menurut data dari BPS Provinsi Jawa Barat (2013), di Jawa Barat terdapat beberapa kabupaten yang memiliki luas tanam ubi kayu terluas yaitu : pertama Kabupaten Garut dengan luas tanam Ha, kedua Kabupaten Sukabumi yaitu Ha, sedangkan urutan ketiga yaitu Kabupaten Tasikmalaya dengan luas tanam Ha. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya (2013) di Kabupaten Tasikmalaya ada 39 Kecamatan, terdapat luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi yang berbeda-beda pada setiap masing-masing Kecamatan. Salah satunya adalah Kecamatan Karangjaya, ubi kayu memiliki luas tanam 149 hektar, luas panen 230 hektar, produktivitas 196,75 kwintal/hektar dan produksi ton. Ini menunjukan bahwa di Kecamatan Karangjaya berpotensi untuk mendorong berkembangnya agroindustri ubi kayu. Di Kecamatan Karangjaya tepatnya di Desa Karanglayung terdapat agroindustri pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka. Dari pengolahan tersebut diharapkan ada peningkatan nilai tambah sehingga memperoleh nilai jual yang tinggi. Istilah nilai tambah (added value) merupakan pertambahan nilai yang terjadi karena satu komoditi serta korbanan lainya mengalami proses pengolahan dalam satu proses produksi (Armand Sudiyono, 2004). Adanya industri pengolahan yang mengubah bentuk bahan mentah menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses pengolahan, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena dikeluarkannya biayabiaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungannya lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses pengolahan. 1.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian padalatar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana teknis pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka? 2) Berapa besarnya nilai tambah ubi kayu setelah diolah menjaditepung tapioka? 3

4 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang telah diungkapkan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Teknis pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka. 2) Besarnya nilai tambah ubi kayu setelah diolah menjadi tepung tapioka 1.3 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi peneliti, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman. 2) Bagi produsen tepung tapioka, sebagai informasi mengenai nilai tambah yang diperoleh dari usaha yang dijalankan serta sebagai bahan informasi dan masukan untuk menunjang aktivitasnya dalam melaksanakan kegiatan produksi. 1.4 Pendekatan Masalah Ubi kayu segar yang selama ini dihasilkan oleh petani dari kegiatan budi daya memiliki sifat mudah rusak, volume besar, dan mengambil ruang yang banyak sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan yang disebut agroindustri, dapat meningkatkan guna bentuk ubi kayu.menurut Ditrektorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2005), tepung tapioka adalah produk setengah jadi yang dibuat dari ubi kayu melalui tahapan pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, penyaringan, pengendapan, dan pengeringan lalu pengemasan. Teknologi yang digunakan dalam pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: Perbedaan teknologi pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbedaan Teknologi Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Tapioka Secara Tradisional, Semi Moderen dan Moderen Proses Tradisional Semi Modern Modern Pengupasan Manual Manual Mesin Pencucian Mesin Mesin Mesin Penggilingan Mesin Mesin Mesin Penyaringan Mesin Mesin Mesin Pengendapan Manual Manual Mesin Pengeringan Sinar Matahari Oven Mesin Pengemasan Manual Manual Mesin Sumber : Ditrektorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2005) 4

5 Analisis nilai tambah yang dapat digunakan adalah metode Hayami. Hal ini dikarenakan metode ini cocok digunakan untuk proses pengolahan produk pertanian. Menurut Sudiyono (2004) kelebihan lain dari penggunaan analisis nilai tambah metode ini, antara lain : a. Dapat diketahui besarnya produktivitas hasil, nilai produk, nilai tambah, beserta besarnya rasio nilai tambah, besar pendapatan tenaga kerja, serta keuntungan bagi perusahaan. b. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik faktor produksi II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Metode Studi Kasus. Pemilihan responden dan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). 2.2 Jenis dan Sumber Pengumpulan Data Berdasarkan jenis dan sumber pengumpulan data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. 2.3 Operasionalisasi Variabel 1. Output adalah hasil olahan ubi kayu berupa tepung tapioka dalam satu kali proses produksi dihitung dalam satuan Kg. 2. Input adalah bahan baku berupa ubi kayu dalam satu kali proses produksi dihitung dalam satuan Kg. Asumsi Bahan baku yang digunakan jenisnya sama atau tidak membedabedakan varietas. 3. Tenaga kerja adalah tenaga yang bekerja di bagian produksi dan mempunyai andil secara langsung dalam proses produksi untuk menghasilkan produk, dihitung dalam satuan Jam Kerja Orang (JKO). 4. Faktor konversi adalah banyaknya output yang dapat dihasilkan dari satu satuan input, yaitu banyaknya produk tepung tapioka yang dihasilkan dari satu kilogram bahan baku. 5. Koefisien tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input, dalam hal ini untuk mengolah satu kilogram bahan baku utama ubi kayu. 6. Harga output adalah nilai atau harga jual produk tepung tapioka dihitung dalam satuan Rp/Kg. 7. Pendapatan tenaga kerja adalah upah yang diterima tenaga kerja untuk mengolah satu satuan input, dalam hal ini adalah untuk mengolah satu kilogram bahan baku utama yang dihitung dalam satuan rupiah. 8. Harga input adalah nilai atau harga beli ubi kayu dihitung dalam satuan Rp/Kg. 5

6 9. Sumbangan input lain adalah biaya pemakaian input lain selama proses produksi berlangsung dihitung dalam satuan Rp/Kg. Input lain untuk pembuatan tepung tapioka, antara lain sebagai berikut: - Solar dihitung dalam satuan Rp/Lt. - Karung dihitung dalam satuan Rp/Unit, ukuran karung isi bersih 50 Kg/Unit. - Tali rapia dihitung dalam satuan Rp/Unit 10. Nilai output adalah faktor konversi dikali harga output dihitung dalam satuan Rp/Kg. 11. Nilai tambah adalah selisih antara nilai output yaitu tepung tapioka dengan harga bahan baku dan sumbangan input lain dalam satu kali proses produksi, diukur dalam satuan rupiah. 12. Rasio nilai tambah adalah presentase nilai tambah terhadap nilai output dalam satuan persen. 13. Pendapatan tenaga kerja adalah koefisien tenaga kerja dikali upah tenaga kerjadihitung dalam satuan Rp/JKO. 14. Pangsa tenaga kerja adalah presentase pendapatan tenaga kerja terhadap nilai tambah dihitung dalam satuan persen. 15. Keuntungan adalah selisih antara nilai tambah dengan pendapatan tenaga kerja dihitung dalam satuan Rp/Kg. 16. Tingkat keuntungan adalah presentase keuntungan terhadap nilai tambah dihitung dalam satuan persen. 17. Marjin adalah seisih nilai output dengan harga bahan baku atau besarnya kontribusi pemilik faktor-faktor produksi selain bahan baku yang digunakandihitung dalam satuan Rp/Kg. 18. Marjin pendapatan tenaga kerja adalah presentase pendapatan tenaga kerja terhadap marjin dalam satuan persen. 19. Marjin sumbangan input lain adalah presentase sumbangan input lain terhadap marjin dalam satuan persen. 20. Marjin keuntungan perusahaan adalah presentase keuntungan perusahaan terhadap marjin dalam satuan persen. 2.4 Kerangka Analisis Format (prosedur) perhitungan nilai tambah menurut metode Hayami secara lengkap disajikan pada Tabel 2. 6

7 Tabel 2. Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami No. Variabel Keterangan I. Output, Input dan Harga Output (Kg) Input Bahan Baku (Kg) Input Tenaga Kerja (JKO) Faktor Konversi Koefisien Tenaga Kerja (JKO) Harga Output (Rp/Kg) Upah Tenaga Kerja (Rp/JKO) (1) (2) (3) (4) = (1) : (2) (5) = (3) : (2) (6) (7) II. Penerimaan dan Keuntungan Harga Input Bahan Baku (Rp/Kg) Sumbangan Input Lainnya (Rp/Kg) Nilai Output (Rp/Kg) a. Nilai Tambah (Rp/Kg) b. Rasio Nilai Tambah (%) a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Jam) b. Pangsa Tenaga Kerja (%) a. Keuntungan (Rp/Kg) b. Tingkat Keuntungan (%) (8) (9) (10) = (4) x (6) (11a) = (10) - (8) - (9) (11b) = (11a)/(10) x 100 (12a) = (5) x (7) (12b) = (12a)/(11a) x 100 (13a) = (11a) (12a) (13b) =(13a) / (11a) x 100 III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) b. Sumbangan Input Lain (%) c. Keuntungan Perusahaan (%) Sumber : Yujiro Hayami at all (1987) 2.5 Waktu dan Tempat Penelitian (14) = (10) (8) (14a) = (12a) / (14) x 100 (14b) = (9) / (14) x 100 (14c) = (13a) / (14) x 100 Penelitian dilaksanakan selamalimabulan dari bulan April 2015 sampai dengan bulan Agustus 2015, di Kampung Pananjung Desa Karanglayung Kecamatan Karangaya Kabupaten Tasikmalaya. III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Teknis Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Tapioka Alur proses produksi pada agroindustri ubi kayu menjadi tepung tapioka pada perusahaan milik responden sebagai berikut : 7

8 Pengupasan kulit ubi kayu Pencucian ubi kayu Penggilingan ubi kayu Penyaringan Pengendapan Pengeringan Pengemasan Teknis pengolahan agroindustri ubi kayu menjadi tepung tapioka di lokasi penelitian adalah sebagai berikut : 1. Pengupasan Dalam satu kali proses produksi responden rata-rata menggunakan bahan baku berupa ubi kayu sebanyak kilogram, untuk proses pengupasan dibutuhkan waktu selama 5 jam dan dikerjakan oleh 5 orang tenaga kerja. Sehingga satu orang tenaga kerja rata-rata mengerjakan proses pengupasan sebanyak 500 kilogram. 2. Pencucian Pada proses pencucian ini, dalam satu kali proses produksi menggunakan bahan baku rata-rata sebanyak kilogram maka membutuhkan waktu 2 jam dan dikerjakan oleh satu orang tenaga kerja. Jadi alat pencucian ini mampu mencuci sebanyak kilogram per jam. 3. Penggilingan Dalam proses penggilingan ini, dalam satu kali proses produksi menggunakan bahan baku ubi kayu rata-rata sebanyak kilogram akan memakan waktu 2,5 jam dan dikerjakan oleh 2 orang tenaga kerja. Jadi alat penggilingan ini mampu menggiling ubi kayu sebanyak kilogram per jam dan membutuhkan 2 orang tenaga kerja. 4. Penyaringan Proses penyaringan ini dalam satu kali pres produksi menggunakan bahan baku ratarata sebanyak kilogram maka dari alat penyaringan ini memerlukan waktu 2,5 jam. 5. Pengendapan 8

9 Setelah sari pati tapioka terpisah dari ampasnya, kemudian proses pengendapan. Fungsi dari pengendapan ini yaitu agar tapioka terpisah dengan air. Proses pengendapan ini memerlukan waktu hingga 4 jam. Jika pengendapan kurang dari 4 jam maka tapioka belum seluruhnya mengendap dan masih menyatu dengan air. 6. Pengeringan Pengeringan ini memerlukan waktu sekitar 10 jam dengan pengeringan menggunakan bantuan sinar matahari. Proses pengeringan ini dikerjakan oleh 5 orang tenaga kerja. 7. Pengemasan Tepung tapioka yang sudah kering kemudian dikemas menggunakan karung dengan berat bersih 50 kilogram per karung. Pengemasan dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja. Agroindustri ubi kayu menjadi tepung tapioka di lokasi penelitian diketahui melalui tahapan proses pengupasan kulit ubi kayu, pencucian, penggilingan, penyaringan, pengendapan, pengeringan dan pengemasan. Dari hasil penelitian diketahui agroindustri ini masih dilakukan dengan cara tradisional, yaitu dilihat dari proses pengeringan yang masih menggunakan sinar matahari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ditrektorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2005) bahwa agroindustri ubi kayu menjadi tepung tapioka yang dikatakan tradisional yaitu industri pengolahan tapioka pada proses pengeringannya masih mengandalkan bantuan sinar matahari. 3.2 Nilai Tambah Ubi Kayu Menjadi Tepung Tapioka Ubi kayu adalah bahan baku utama dalam proses pembuatan tepung tapioka. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, dalam memilih kualitas ubi kayu yang digunakan tidak membeda-bedakan varietas, namun yang membedakan kualitas ubi kayu yang digunakan yaitu ubi kayu yang berasal dari tanaman yang sudah berumur antara 10 bulan sampai dengan 12 bulan dan harus diolah dalam masih keadaan segar agar menghasilkan tepung tapioka yang berkualitas baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ditrektorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2005) bahwa ubi kayu yang dipanen antara umur 10 sampai 12 bulan akan menghasilkan tepung tapioka berkualitas baik. Selama proses produksi tersebut tidak terlepas dari sumbangan input lain. Sumbangan input lain terdiri dari solar, karung dan tali rapia. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, tepung tapioka yang berkualitas baik itu dilihat dari warna tepung tapioka. Tepung tapioka yang berkualitas baik yaitu tepung tapioka yang berwarna putih terang seperti warna ubi kayu mentah yang masih segar. Responden menyatakan tepung tapioka berwarna putih terang memiliki kualitas baik yaitu 9

10 sesuai dengan standarisasi dan permintaan dari pedagang pengumpul tepung tapioka, bahwa tepung tapioka yang berwarna putih terang memiliki kualitas baik. Besarnya analisis nilai tambah agroindustri ubi kayu menjadi tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Menjadi Tepung Tapioka Variabel Keterangan I.Output, Input dan Harga 1. Output (Kg) 2. Input (Kg) 3. Tenaga Kerja (JKO) 4. Faktor Konversi 5. Koefisien Tenaga Kerja (JKO) 6. Harga Output (Rp/Kg) 7. Upah Tenaga Kerja (Rp/JKO) ,5 0,28 0, , II.Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/Kg) 9. Sumbangan input lain (Rp/Kg) 10. Nilai Output (Rp/Kg) 11. a.nilai Tambah (RpKg) b.rasio Nilai Tambah (%) 12. a.pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Kg) b.pangsa Tenaga Kerja (%) 13. a.keuntungan (Rp/Kg) b.tingkat Keuntungan (%) 1.000,00 17, ,00 663,00 39,46 169,45 25,55 493,55 74,44 III.Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/kg) a.pendapatan tenaga kerja (%) b.sumbangan Input Lain (%) c.keuntungan pengusaha (%) 680,00 24,91 2,5 72,58 Sumber : Data Primer Diolah (2015) Diketahui bahwa rata-rata bahan baku yang digunakan dalam satu kali proses produksi sebanyak kilogram ubi kayu. Dari bahan baku sebanyak kilogram menghasilkan output sebanyak 700 kilogram tepung tapioka sehingga diperoleh faktor konversi sebesar 0,28. Hal ini berarti bahwa setiap 1 kilogram ubi kayu akan menghasilkan 0,28 kilogram tepung tapioka. Jumlah output yang dihasilkan dari kilogram ubi kayu adalah 700 kg, dimana harga jual rata-rata output per kilogram adalah Rp ,00. Dimana harga tersebut telah ditetapkan oleh pedagang pengumpul tepung tapioka. 10

11 Jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah 10 orang tenaga kerja. Tenaga kerja pada agroindustri ini ada yang bersifat harian, dan borongan sesuai dengan banyak sedikitnya volume pekerjaan yang harus dilakukan. Sehingga banyaknya jam kerja selama satu kali proses produksi adalah 90,5 jam atau 90,5 JKO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kegiatan, Jam Kerja Aktif, Tenaga Kerja, Jam Kerja Orang Pada Agroindusti Ubi Kayu Menjadi Tepung Tapioka Milik Responden Kegiatan Jam Kerja Aktif (a) Tenaga Kerja (orang) (b) Jam Kerja Orang (JKO) (a x b) Pengupasan Pencucian Penggilingan 2,5 2 5 Penyaringan 2,5 1 2,5 Pengendapan Pengeringan Pengemasan Jumlah 90,5 Sumber : Data primer diolah (2015) Besarnya upah tenaga kerja pada semua kegiatan saat produksi adalah Rp ,18 per JKO; nilai tersebut diperoleh dengan membagi total upah tenaga kerja dengan jumlah jam kerja orang selama periode analisis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.Kegiatan, Jam Kerja Orang, Upah per Kegiatan dan Upah Tenaga Kerja Pada Agroindusti Ubi Kayu Menjadi Tepung Tapioka Milik Responden Kegiatan Jam Kerja Upah per Upah Tenaga Kerja Orang Kegiatan (Rp/JKO) (JKO) (Rp) Pengupasan ,00 Pencucian ,00 Penggilingan ,00 Penyaringan 2, ,00 Pengendapan ,00 Pengeringan ,00 Pengemasan ,00 Jumlah 90, , ,18 Keterangan : Upah Tenaga Kerja = upah per kegiatan : JKO Sumber : Data primer diolah (2015) Berdasarkan nilai JKO tersebut, maka diperoleh koefisien tenaga kerja sebesar 0,036. Koefisien tenaga kerja merupakan nilai pembagian dari jumlah jam kerja tenaga kerja dengan banyaknya bahan baku utama yang diperlukan dalam proses pengolahan. Dengan kata lain, pada proses pengolahan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk mengolah setiap satu 11

12 kilogram ubi kayu adalah 0,036 JKO atau setara dengan 2 menit 16 detik, dengan asumsi 1 JKO adalah 1 jam. Nilai output yang dicapai pada pada pengolahan ubi kayu adalah Rp ,00 per kilogram. Nilai ini merupakan hasil perkalian antara faktor konversi bahan baku menjadi produk dengan nilai produk yang dihasilkan, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui penerimaan yang dihasilkan dari pengolahan setiap satu kilogram bahan baku utama. Nilai output ini dialokasikan untuk bahan baku sebesar Rp ,00 per kilogram dan sumbangan input lain sebesar Rp. 17,00 per kilogram. Nilai sumbangan input lain yang terdiri atas biaya bahan baku penolong dan pembebanan biaya pada sumbangan input. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka adalah sebesar Rp. 663,00 untuk setiap satu kilogram ubi kayu, merupakan selisih antara nilai output dengan harga bahan baku dan sumbangan input lain. Sedangkan rasio nilai tambah yang diperoleh adalah 39,46 persen menunjukkan persentase nilai tambah terhadap nilai output, artinya setiap Rp. 100,00 nilai output yang dikeluarkan akan mendapatkan nilai tambah sebesar Rp. 39,46. Nilai tambah yang dihasilkan masih mengandung bagian untuk pendapatan tenaga kerja. Besarnya nilai pendapatan tenaga kerja dari setiap produksi satu kilogram tepung tapioka adalah Rp. 169,45. Pendapatan tenaga kerja tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara nilai koefisien tenaga kerja dengan upah tenaga kerja. Besarnya bagian tenaga kerja dalam proses produksi satu kilogram tepung tapioka yaitu 25,55 persen. Nilai tersebut mempunyai arti bahwa untuk setiap Rp. 100,00 dari nilai tambah, besarnya bagian untuk tenaga kerja adalah Rp. 25,55. Besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan dari nilai tambah yang dihasilkan adalah Rp. 493,55. Keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh dari pengolahan setiap satu kilogram bahan baku ubi kayu. Besarnya bagian keuntungan yang diperoleh perusahaan sangat besar yaitu mencapai 74,44 persen. Artinya, setiap Rp. 100,00 yang diperoleh dari nilai tambah, Rp. 74,44 merupakan bagian untuk keuntungan perusahaan. Hal ini berarti proses produksi tepung tapioka lebih memberikan keuntungan atau pendapatan yang lebih besar kepada perusahaan dari pada tenaga kerja. Karena tenaga kerja hanya mendapat bagian sebesar 25,55 persen. Artinya, setiap Rp. 100,00 yang diperoleh dari nilai tambah, Rp. 25,55 merupakan bagian untuk tenaga kerja. Nilai tambah yang diperoleh merupakan balas jasa untuk masing-masing faktor produksi yang digunakan. Untuk mengetahui berapa besar balas jasa yang diberikan dari nilai tambah yang diperoleh, maka terlebih dahulu harus diketahui marjin antara nilai output yang 12

13 dihasilkan dengan bahan baku yang digunakan. Besarnya marjin yang diperoleh adalah Rp. 680,00 per kilogram bahan baku. Marjin merupakan kontribusi faktor-faktor produksi selain bahan baku dalam menghasilkan output produksi. Marjin tersebut kemudian didistribusikan kepada pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain, dan keuntungan perusahaan. Besarnya distribusi marjin untuk pendapatan tenaga kerja 24,91 persen, sumbangan input lain 2,5 persen, dan keuntungan perusahaan 72,58 persen. IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkanhasilpenelitiandan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Teknis pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka yaitu masih secara tradisional. Dengan proses produksinya meliputi tahapan pengupasan kulit ubi kayu, pencucian, penggilingan, penyaringan, pengendapan, pengeringan dan pengemasan. 2) Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka sebesar Rp. 663,00 per kilogram dengan faktor konversi sebesar 0,28, koefisien tenaga kerja sebesar 0,036 dan nilai output sebesar Rp ,00 per kilogram. 4.2 Saran Saran dari hasil penelitian dan pembahasan nilai tambah ubi kayu menjadi tepung tapioka adalahsebagaiberikut: 1) Bagi Responden harus menjaga kualitas dan kuantitas produk dengan cara memperhatikan kualitas bahan baku dan pengoptimalan pada setiap tahapan proses. 2) Bagipenelitiselanjutnyadiharapkanadanyapenelitianlebihmendalammengenai usaha produksi tepung tapioka, karena disamping menghasilkan tepung tapioka juga menghasilkan ampas atau produk sampingan yang mempunyai nilai ekonomis. Dan bisa dilakukan pula penelitian dari segi pemasaran, analisis usaha, dan lain-lain yang berhubungan dengan usaha tepung tapioka. DAFTAR PUSTAKA Armand Sudiyono, Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Austin April 2015). Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Jawa Barat Dalam Angka (diunduh 1 Mei 2015). 13

14 Bustanul Arifin Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. PT Kompas Media. Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya Laporan Tahun 2013 Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya. Ditrektorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Pengembangan Usaha Pengolahan Tepung Tapioka. 1 Mei 2015). Moehar Daniel Metode Penelitian Sosial Ekonomi. PT Bumi Aksara. Jakarta. Jakarta. Prasasto Aspek Produksi Keripik Singkong. (diunduh 1 Mei 2015). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin PDB Sektor Pertanian. (diunduh 20 April 2015). Rizki Rosyanni Pohan Analisis Pendapatan Uasha Tani, Pemasaran dan Nilai Tambah Ubi Kayu di Desa Cikeas Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Said Rusli Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3S. Jakarta Yujiro Hayami, Toshihiko Kawagoe, Yoshinori Marooka, and Masdidin Siregar Agricultural Marketing and Procesing in Upland Java. A Perspective From A Sunda Village. CGPRT. Bogor. 14

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI Cici Aulia Permata Bunda 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi ciciaulia@rocketmail.com Unang 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG Sani Selviani Sevira 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi saniselviani@gmail.com Eri Cahrial 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA (Studi Kasus Pada Seorang PengusahaAgroindustri Tepung Tapioka di Desa Negaratengah Kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Kasus : Desa Bajaronggi, Kec. Dolok Masihul dan Kec. Sei Rampah) Henni Febri

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH KULIT KERBAU MENJADI KRECEK DAN KERUPUK

NILAI TAMBAH KULIT KERBAU MENJADI KRECEK DAN KERUPUK NILAI TAMBAH KULIT KERBAU MENJADI KRECEK DAN KERUPUK Mey Camelia Puspita Putri 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi meycamelia@gmail.com Dedi Djuliansyah 2) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK. SALAK (Salacca Zalacca)

KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK. SALAK (Salacca Zalacca) KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK SALAK (Salacca Zalacca) Reynaldy Kharisma Pratama 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi re_khatama21@yahoo.co.id Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Business Performance of Kelanting Agroindustry in Karang Anyar Village, Gedongtataan District, Pesawaran

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG MOCAF

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG MOCAF NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG MOCAF LiaWiji Astuti 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi liawijiastuti7292@gmail.com Dedi Sufyadi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (4) : 353-360, Oktober 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU Analysis Added Value Of Local Palu Onions To Become Fried

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu) Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN Mohammad Wahyu Agang Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan Email: wahyoe_89@ymail.com ABSTRAK Agroindustri minyak kayu

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP 1 DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa (1) ; Awiyanto (2) ; Amir Hamzah (3) Alamat Penulis :(1,2,3) Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) Haifa Victoria Silitonga *), Salmiah **), Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program

Lebih terperinci

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK ANALISIS NILAI TAMBAH KELAPA DALAM DAN PEMASARAN KOPRA DI KECAMATAN NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Kartika Retno Palupi 1, Zulkifli Alamsyah 2 dan saidin Nainggolan 3 1) Alumni Jurusan Agribisnis

Lebih terperinci

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) 3.405.545,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 Tabel 11. Rata-rata Nilai Tambah per Tenaga Kerja Industri

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI ANALISIS NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) BUAH PISANG MENJADI KRIPIK PISANG DI KELURAHAN BABAKAN KOTA MATARAM (Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga Kripik Pisang Cakra ) 1) IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG 1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,

Lebih terperinci

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) (Studi Kasus : Desa Baja Ronggi Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai) Steffi

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU Tian Septian 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi tian_zoe@ymail.com Hj.Tenten Tedjaningsih 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Nenengirma11@yahoo.com Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi enoksumarsih@yahoo.com Fakultas

Lebih terperinci

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi negara. Pengaruh agroindustri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 2 (5) : 510-516, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU Added Value Analysis of Banana Fruit

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI JURNAL ELSA FITRIDIA JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Kualu Nenas Keeamatan Tambang Kabupaten Kampar, Riau. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purfiosive),

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MARKISA (Fassiplora edulis) Aas Asroriah 1)

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MARKISA (Fassiplora edulis) Aas Asroriah 1) NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MARKISA (Fassiplora edulis) Aas Asroriah 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi aazrorie@yahoo.com Tedi Hartoyo, Ir., M.sc 2) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 267-273, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH KERIPIK NANGKA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA TIARA DI KOTA PALU Analysis of Income and Added Value of Jackfruit

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN Aminah Nur *), Liliy Fauzia **) dan Siti Khadijah **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI Vagar Basma Laksagenta¹ Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi vagargenta@yahoo.co.id Riantin Hikmah Widi² Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh 22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu) Habitat Volume XXIV, No. 3, Bulan Desember 2013 ISSN: 0853-5167 ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu) BUSINESS ANALYSIS OF CASSAVA

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS Jurnal Pertanian ISSN 2087 4936 Volume 6 Nomor 1, April 2015 1 ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP 147 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP Eka Nofidayanti Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura ABSTRAK Melalui

Lebih terperinci

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA Angel Zesikha Purba 1), Lamun Bathara 2), dan Darwis AN 2) Angelzesikha09@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 PERAN INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN DALAM MENINGKATKAN NILAi TAMBAH SINGKONG DI KABUPATEN KEBUMEN Maunatul Itsnainiyah, Dyah Panuntun Utami Universitas Muhammadiyah Purworejo monatulagb@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU AN ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING OF PROCESSED

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA J. Agroland 21 (2) : 115-121, Agustus 2014 ISSN : 0854-641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Nurul Fitry, 2 Dedi Herdiansah, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG Endang Sriningsih, Tatang Widjojoko, Ari Purwaningsih Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman,

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH HASIL OLAHAN NIRA AREN

NILAI TAMBAH HASIL OLAHAN NIRA AREN 1 NILAI TAMBAH HASIL OLAHAN NIRA AREN Risni Mustika ramdaniyati 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi risniemustika@yahoo.co.id Dedi Darusman 2) Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK 69 adalah biaya yang ditanggung masing-masing saluran perantara yang menghubungkan petani (produsen) dengan konsumen bisnis seperti PPT dan PAP. Sebaran biaya dan keuntungan akan mempengarhui tingkat rasio

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG 1 ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG Analysis of Value Added Palm Sugar Processing Business at Suka Maju Village Sibolangit District

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL Jurnal AgribiSains ISSN 2442-5982 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 33 ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL (Daucus carota L) (Kasus di KWT Citeko Asri

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG Volume 01, No 02- Maret 2017 ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG ECONOMICS ANALYSIS OF FERMENTED FEED BASED ON BANANA AGROINDUSTRY WASTE

Lebih terperinci

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) Income and Value Added of Robusta Ground Coffee in North Lebong Subdistrict Lebong

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin JSAI Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Sabaruddin Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo, Jambi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MANGROVE PADA KELOMPOK PEREMPUAN MUARA TANJUNG

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MANGROVE PADA KELOMPOK PEREMPUAN MUARA TANJUNG ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MANGROVE PADA KELOMPOK PEREMPUAN MUARA TANJUNG Shella Fitriani *), Salmiah **), Rahmanta Ginting ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (6) :739-747, Desember 2015 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU Analysis of Pia Cake Value Added at An-Nur Home Industry

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KRIPIK PISANG DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KRIPIK PISANG DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KRIPIK PISANG DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS Altri Mulyani 1), Dindy Darmawati Putri 2), Ratna Satriani 3) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Arif Budiman, Jum atri Yusri, Ermi Tety Agriculture faculty of Universitas Riau arifbudiman_agb08@yahoo.com (085278306914) ABSTRACT

Lebih terperinci

Lama Berusaha Status Keterangan. Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m 2 ) TKDK TKLK

Lama Berusaha Status Keterangan. Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m 2 ) TKDK TKLK Lampiran 1a. Karakteristik Responden Tepung Mocaf di Daerah Penelitian (Tahun 2013) No Umur Lama Pendidikan Jumlah Tanggungan Lama Berusaha Status Keterangan Luas Lokasi Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun)

Lebih terperinci

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan I PUTU RIDIA PRAMANA, I MADE SUDARMA, NI WAYAN PUTU ARTINI Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor) Jurnal AgribiSains ISSN 2550-1151 Volume 3 Nomor 2, Desember 2017 17 ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor) Eka

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (4) : 370-376, Oktober 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU Analysis Of Cattle Abon Added Value In Home Industry

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG [ECONOMICS ANALYSIS OF FERMENTED FEED BASED ON BANANA AGROINDUSTRY WASTE IN DISTRICT OF LUMAJANG] Shanti

Lebih terperinci

Suyudi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Suyudi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI ABON LELE Sonna Cahyadi Nugraha 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi sonna_alphanet@yahoo.com Suyudi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TEPUNG UMBI GARUT, UBI UNGU DAN UBI KAYU KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI DI KABUPATEN KULON PROGO Siti Hamidah 1, Vini Arumsari 2 Prodi Agribisnis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH KACANG TELUR PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OHARA DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KACANG TELUR PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OHARA DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU e-j. Agrotekbis 2 (2) : 217-223, April 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH KACANG TELUR PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OHARA DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Analysis added value of

Lebih terperinci

KOMPARASI MARGIN PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH UBI KAYU ANTARA PETANI NON MITRA DENGAN PETANI MITRA

KOMPARASI MARGIN PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH UBI KAYU ANTARA PETANI NON MITRA DENGAN PETANI MITRA 38 Muhsin et al Komparasi margin pemasaran KOMPARASI MARGIN PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH UBI KAYU ANTARA PETANI NON MITRA DENGAN PETANI MITRA MARKETING MARGIN AND VALUE ADDED COMPARATION ON CASSAVA COMODITY

Lebih terperinci

Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango

Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4, April-Juni 2014 ISSN: 2338-4603 Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango Supriyo Imran, Amelia Murtisari,

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DODOL SIRSAK. Sheena Darma Al-Hamidy 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanin Universitas Siliwangi

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DODOL SIRSAK. Sheena Darma Al-Hamidy 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanin Universitas Siliwangi NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DODOL SIRSAK Sheena Darma Al-Hamidy 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanin Universitas Siliwangi Sheenaayank@gmail.com Unang 2) Unang17@yahoo.com Hj. Rina Nuryati 3) rinarudi@ymail.com

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ±3 bulan dimulai dari Februari sampai April 2013 yang berlokasikan di Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

Yonda Defrianti Putri 1), Lamun Bathara 2), Hendrik 2) ABSTRAK

Yonda Defrianti Putri 1), Lamun Bathara 2), Hendrik 2)   ABSTRAK 1 NILAI TAMBAH IKAN PATIN ASAP (Pangasius sutchi) (KASUS PENGOLAHAN IKAN PATIN DI DESA KOTO MASJID KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU) Yonda Defrianti Putri 1), Lamun Bathara 2),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN ANALISIS NILAI TAMBAH KOPI LUWAK BUBUK PADA AGROINDUSTRI BUANA PUTRA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Muhammad Fikri Siregar 1, Zulkifli Alamsyah 2 dan Adlaida Malik 2 1) Alumni Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki perbedaan

Lebih terperinci

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RENTABILITAS AGROINDUSTRI TAHU BULAT (Studi Kasus Pada Perusahaan Tahu Bulat Asian di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito

Lebih terperinci

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU Ubi kayu menjadi salah satu fokus kebijakan pembangunan pertanian 2015 2019, karena memiliki beragam produk turunan yang sangat prospektif dan berkelanjutan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Singkong (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan, kemudian dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan

BAB I PENDAHULUAN. umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ubi kayu atau ketela pohon adalah salah satu komoditas pertanian jenis umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan maupun sumber pakan. Hal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau 32 II. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

PERBANDINGAN POLA KEMITRAAN DAN NON KEMITRAAN PEMASARAN USAHATANI UBIKAYU DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN

PERBANDINGAN POLA KEMITRAAN DAN NON KEMITRAAN PEMASARAN USAHATANI UBIKAYU DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN Jurnal AgribiSains ISSN 2442-5982 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 39 PERBANDINGAN POLA KEMITRAAN DAN NON KEMITRAAN PEMASARAN USAHATANI UBIKAYU DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN (Kasus Kelompok Tani Nanggeleng

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU Rahmat Oktafia 1), Alfayanti 2), Novitri Kurniati dan Dwi Fitriani 3)

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DENDENG IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus)

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DENDENG IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DENDENG IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) Asri Lestari Garwati 1) Jurusan Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi alestari431@gmail.com Dedi Darusman 2) Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Sunarti, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU 1 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU ANALYSIS OF INCOME AND VALUE ADDED OF CASSAVA TAPAI AGROINDUSTRY IN PEKANBARU CITY Ari Nurhayati Praptiwi 1, Ermi Tety

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan dalam pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa negara,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN BOLU DAN BROWNIES RAMBUTAN

ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN BOLU DAN BROWNIES RAMBUTAN ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN BOLU DAN BROWNIES RAMBUTAN (Studi Kasus : Industri Royyan Bakery, Kota Binjai) Eka Syaputra*), Satia Negara Lubis**), Iskandarini**) *) Alumni Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI JAGUNG (MAIZENA) BERBASIS NERACA MASSA

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI JAGUNG (MAIZENA) BERBASIS NERACA MASSA EMBRYO VOL. 7 NO. 1 JUNI 2010 ISSN 0216-0188 ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI JAGUNG (MAIZENA) BERBASIS NERACA MASSA Iffan Maflahah Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perekonomian nasional tidak terlepas dari berkembangnya sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 4 (5) : 579-586, Oktober 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU Analysis of The Value Added Cake Pia at Home Industry Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di negara-negara berkembang. Peranan atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian di dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang

Lebih terperinci

Tabel I.1 Luas Panen dan Jumlah Produksi Singkong Provinsi Jawa Barat Tahun

Tabel I.1 Luas Panen dan Jumlah Produksi Singkong Provinsi Jawa Barat Tahun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan adalah kebutuhan primer yang harus terpenuhi. Salah satu kebutuhan pangan yang paling banyak di konsumsi adalah kebutuhan pokok beruapa karbohidrat.

Lebih terperinci

ANALSIS NILAI TAMBAH KERIPIK BUAH DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALSIS NILAI TAMBAH KERIPIK BUAH DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR Analisis Nilai Tambah Keripik Buah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar (Ermi Tety & Samsul Kamal) ANALSIS NILAI TAMBAH KERIPIK BUAH DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR Ermi Tety & Samsul Kamal Jurusan

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA Muhammad Sujudi 1) Dhyvhy29@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Enok Sumarsih 2) sumarsihenok@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (5) : 495-499, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI Analysis of Income and

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PROSPEK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI DODOL TOMAT. Abstrak

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PROSPEK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI DODOL TOMAT. Abstrak ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PROSPEK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI DODOL TOMAT Nathalie Elfriyani 1),Zulkifli Alamsyah 2) dan Elwamendri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu J. Agroland 22 (2) : 169-174, April 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises

Lebih terperinci

Oleh. Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK

Oleh. Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK Analisis Nilai Tambah Ikan Lele Asap Di Nagari Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat (Kasus: Usaha Pengasapan Panca Usaha) Oleh Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2)

Lebih terperinci

SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI (Glycine Max (L) Merill) DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR. Oleh :

SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI (Glycine Max (L) Merill) DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR. Oleh : 1 SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI (Glycine Max (L) Merill) DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR Oleh : Nurnidya Btari Khadijah Rita Nurmalina DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN Shofia Nur Awami*, Masyhuri**, Lestari Rahayu Waluyati** * Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim

Lebih terperinci

Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak. Lampiran 2. Biaya Bahan Penunjang Dodol Salak

Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak. Lampiran 2. Biaya Bahan Penunjang Dodol Salak Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak Uraian Dodol Kurma Keripik Frekuensi Pembuatan (hari) Mgu Bl n Kebutuhan salak Harga Beli (Rp/K g) Total Harga Beli Thn Hr

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 5, Nomor 1, Juli 2014 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN

Lebih terperinci