ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

HUBUNGAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERSENTASE PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI RSUD SRAGEN PERIODE TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed)

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. (1) pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun

BAB III METODE PENELITIAN

Tinjauan Keakuratan Data pada Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Khusus Bedah Banjarmasin Siaga

BAB III. METODyE PENELITIAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan ahli serta

ANALISIS TREND PASIEN RAWAT INAP BRONCHITIS DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI PERIODE TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

SISTEM PENGOLAHAN DATA RAWAT INAP DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN BERBASIS MULTIUSER

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH ANALISA TREND INDIKATOR RAWAT INAP MENURUT BANGSAL TAHUN DI RSUD RA KARTINI JEPARA DI SUSUN OLEH

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Pesryaratan. Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KARTASURA 2011 ABSTRAK

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA WORK LOAD INDICATOR STAFF NEED ATAU WISN BAGIAN TPPRJ RSUD KABUPATEN SRAGEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

Edi Susilo, Nopriadi, Efisiensi Pendayagunaan Tempat Tidur Dengan Metode Grafik Barber-Johnson Di Rs Lancang Kuning Pekanbaru Tahun 2011

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan pusat penelitian medik, dan dapat berguna sebagai alat. kesehatan di rumah sakit untuk perencanaan masa depan.

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

Transkripsi:

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI UNIT PELAYANAN PENYAKIT DALAM DI BANGSAL CEMPAKA 1 DAN CEMPAKA 2 BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 Nanang Sukma Kurniawan 1, Tri Lestari 2, Riyoko 3 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1,Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar 2,3 Nanangsk@yahoo.com 1, Fitri.Apikesmitra@yahoo.co.id 2, Riyoko_mithus@yahoo.com 3 ABSTRAK Penghitungan empat parameter Grafik Barber Johnson sangat diperlukan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit dimana jumlah Tempat Tidur yang tersedia sebanyak 62, dengan jumlah pasien masuk 3145, dan pasien keluar 3142 periode triwulan I-IV tahun 2012. Angka BOR naik turun dibangsal cempaka 1 dan cempaka 2 Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur tahun 2012 berdasarkan Grafik Barber Johnsondi bangsal cempaka 1 dan cempaka 2di RSUD kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Cara pengumpulan data dengan observasi dengan menghitung secara langsung Sensus Harian Rawat Inap. Populasi adalah Rekapitulasi Laporan RL 1 Tahun 2012 di RSUD kabupaten Sukoharjo dengan teknik pengambilan sampel teknik sampling jenuh dan analisisdeskriptif. BOR dalam periode Triwulan Tahun 2012 dibangsal Cempaka 1 berkisar 65,46 % - 77,02 %. Nilai AvLOS berkisar antara 4,05 4,74 hari. Nilai TOI berkisar antara 1,23 2,37 hari. Nilai BTO bangsal paling tinggi yaitu Triwulan I 16,86 kali, dan di bangsal Cempaka 2 Nilai BOR berkisar 45,90 % - 62,44 %. Nilai AvLOS berkisar antara 3,75 4,70 hari. Nilai TOI berkisar antara 2,83 4,98 hari. Nilai BTO periode Triwulan Tahun 2012 di bangsal cempaka 2 paling tinggi yaitu Triwulan I 12,37 kali. Analisis efisiensi bahwa dibangsal Cempaka 1 Triwulan I dan IV berada didalam daerah efisiensi, untuk Triwulan II, III berada diluar daerah efisiensi, dan untuk bangsal cempaka 2 dari Triwulan I IV berada diluar daerah efisiensi. Disarankan sebaiknya Untuk memperbaiki itu perlu kebijakan dari pihak Rumah Sakit untuk menambah atau merelokasi tempat tidur pada Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2. Kepustakaan : 11 (1991 2010) PENDAHULUAN Rumah sakit berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan setinggi-tingginya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (permenkes 269/MENKES/ Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur 59

PER/III/2008) data rekam medis yang dihasilkan oleh pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan untuk penghitungan statistik rumah sakit. Untuk melakukan penghitungan statistik rumah sakit pelayanan rawat inap dapat dinilai melalui indikator pelayanan seperti Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur suatu rumah sakit standar efisiensi 75% - 85%.Length Of Stay (LOS) adalah jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap dirumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap hingga keluar dari rumah sakit standar efisiensi 3-12 hari. Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak terisi, yaitu waktu antara sebuah tempat tidur ditinggalkan pasien sampai dengan saat ditempati lagi oleh pasien berikutnya standar efisiensi 1-3 hari. Bed Turn Over (BTO) angka yang menujukkan tingkat penggunaan sebuah tempat tidur selama satu tahun dengan ratarata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam tahun yang bersangkutan standar efisiensi minimal 30 kali. Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo diperoleh bahwa pada tahun 2012 jumlah tempat tidur yang tersedia dibangsal cempaka 1 sebanyak 22 dimana bangsal cempaka 1 untuk kelas 1, 2, dan 3 dan cempaka 2 sebanyak 40 untuk kelas 3, dengan jumlah pasien masuk 3145, dan pasien keluar 3142 pada Triwulan I Triwulan IV Tahun 2012. Angka BOR Dibangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 naik turun mulai bulan Triwulan II yaitu 65,83% dan 45,90%. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur Di Unit Pelayanan penyakit Dalam Di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Berdasarkan Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. (Sugiyono, 2010)Pendekatan penelitian yang digunakan adalah retrospektif.pendekatan retrospektif adalah penelitian yang dilakukan terhadap objek yang diukur atau dikumpulkan pada masa lampau. Populasi dari penelitian ini adalah Rekapitulasi Laporan RL 1 Triwulan I-IV Periode Tahun 2012.Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu sampling jenuh.sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample. 1. Teknik Pengolahan Data a. Collecting b. Editing c. Klasifikasi d. Tabulasi e. Penyajian Data 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif, penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.peneliti melakukan penelitian dengan menganalisis dan memaparkan hasil penelitian sesuai dengan keadaan sebenarnya pada saat penelitian berlangsung dan selanjutnya hasil penelitian dibandingkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan Grafik Barber Johnson yang kemudian diambil kesimpulan dari data tersebut. 60 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014

HASIL 1. Empat Parameter Grafik Barber Johnson Pada Unit Pelayanan Penyakit Dalam Di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012. a. Data Kunjungan Rawat Inap Di Bangsal Cempaka 1 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012 : Tabel 4.1Data Kunjungan Rawat Inap di Unit Pelayanan Penyakit Dalam Di Bangsal Cempaka 1 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo 2012 TW H M TW I 1542 1828 353 13 91 22 TW II 1318 1650 316 9 91 22 TW III 1325 1469 286 14 92 22 1524 1787 314 7 92 22 Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap Berdasarkan table 1 dapat diketahui bahwa untuk triwulan I di Bangsal Cempaka 1 tahun 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo merupakan jumlah hari perawatan yang tertinggi sebanyak 1.542 hari, untuk jumlah lama dirawat tertinggi triwulan I sebanyak 1828 hari, jumlah pasien keluar hidup dan mati tertinggi untuk triwulan I sebanyak 366 pasien dan jumlah tempat tidur tersedia di unit pelayanan penyakit dalam 22. b. Data Kunjungan Rawat Inap Di Bangsal Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012: Tabel 2 Data Kunjungan Rawat Inap di Unit Pelayanan Penyakit DalamDi Bangsal Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo 2012 TW H M TWI 2210 2714 481 14 91 40 TW II 1671 2077 423 22 91 40 TW III 1701 2075 367 30 92 40 2298 2764 455 33 92 40 Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk triwulan IV di Bangsal Cempaka 2 tahun 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo merupakan jumlah hari perawatan yang tertinggi sebanyak 2.298 hari, untuk jumlah lama dirawat tertinggi triwulan IV sebanyak 2764 hari, jumlah pasien keluar hidup dan mati tertinggi untuk triwulan I sebanyak 495 pasien dan jumlah tempat tidur tersedia di unit pelayanan penyakit dalam 40. 2. Hasil penghitungan empat parameter Grafik Barber Johnson Berdasarkan tabel 1 penghitungan empat parameter grafik barber johnson di Bangsal Cempaka 1 sebagai berikut: Triwulan I 1542 22 91 1542 2002 = 77,02% 1542 AvLOS = = 4,15 hari 371 22 91-1542 = 1,23hari 371 371 16,86 kali 22 Triwulan II 1318 22 91 1318 2002 = 65,83% Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur 61

1318 AvLOS = = 4,05 hari 325 22 91-1318 = 2,10 hari 325 325 14,77 kali 22 Triwulan III 1325 22 92 1318 2024 = 65,46% 1325 AvLOS = = 4,41hari 300 22 92-1325 = 2,37 hari 300 300 13,63 kali 22 Triwulan IV 1524 22 92 1524 2024 = 75,29% 1524 AvLOS = = 4,74 hari 321 22 92-1524 = 1,55 hari 321 321 14,59 kali 22 3. Hasil penghitungan empat parameter grafik barber johnson, Berdasarkan tabel 2 penghitungan empat parameter grafik barber johnson di Bangsal Cempaka 2 sebagai berikut: Triwulan I 2210 91 2210 3640 = 60,71% 2210 AvLOS = 495 = 4,46 hari 91-2210 = 2,88 hari 495 495 12,37 kali 40 Triwulan II 1671 91 1671 3640 = 45,90% 1671 AvLOS = = 3,75 hari 445 91-1671 = 3,75 hari 445 445 11,12 kali 40 Triwulan III 1701 92 1701 3680 = 46,22% 1701 AvLOS = = 4,28 hari 397 92-1701 = 4,98 hari 397 397 9,92 kali 40 Triwulan IV 2298 92 2298 3680 = 62,44% 2298 LOS = = 4,70 hari 488 92-2298 = 2,83hari 488 488 12,2 kali 40 Rumus yang digunakan dalam proses penghitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO adalah rumus dari Depkes RI. Dari hasil penghitungan tersebut di atas, diperoleh hasil penghitungan empat parameter sebagai berikut: 62 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014

Tabel 3 Hasil penghitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO Unit PelayananPenyakit Dalam Di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2di RSUD SukoharjoTahun 2012 Bangsal Cempaka I dan II Bangsal Cempaka 1 dan 2 BOR (%) (hari) TOI (hari) BTO (kali) TW I 77,02 4,15 1,23 16,86 TW II 65,83 4,05 2,10 14,77 TW III 65,46 4,41 2,37 13,63 75,29 4,74 1,55 14,59 TW I 60,71 4,46 2,88 12,37 TW II 45,90 3,75 4,42 11,12 TW III 46,22 4,28 4,98 9,92 62,44 4,70 2,83 12,2 Sumber: Hasil penghitungan Table 4 Koordinat Titik Bantu Empat Parameter Grafik Barber Johnson di unit pelayanan penyakit dalam Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo tahun 2012 Titik Koordinat BOR TOI BTO (7,70;2,3) 0;4,15 (1,23;0) (0;5,39);(5,39;0) (6,58;3,42) 0;4,05 (2,10;0) (0;6,16);(6,16;0) (6,54;3,46) 0;4,41 (2,37;0) (0;6,74);(6,74;0) (7,52;2,48) 0;4,74 (1,55;0) (0;6,30);(6,30;0) (6,07;3,93) 0;4,46 (2,88;0) (0;7,35);(7,35;0) (4,59;5,41) 0;3,75 (4,42;0) (0;8,18);(8,18;0) (4,62;5,38) 0;4,28 (4,98;0) (0;9,27);(9,27;0) (6,24;3,76) 0;4,70 (2,83;0) (0;7,54);(7,54;0) Sumber: Hasil penghitungan Berdasarkan penghitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO maka dapat diperoleh hasil koordinat titik bantu empat parameter grafik Barber Johnson di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo yang terdapat pada tabel 4 pada Bangsal Cempaka 1 BOR tertinggi Triwulan I 77,02 untuk koordinat titik bantu berada antara (7,70;2,3), AvLOS 4,15 koordinat titik bantu (0;4,15), TOI 1,23 koordinat titik bantu (1,23;0), dan BTO 16,86 untuk koordinat titik bantu (0;5,39);(5,39;0) dan untuk Bangsal Cempaka 2 BOR tertinggi Triwulan IV BOR 62,44 untuk koordinat titik bantu berada antara (6,24;3,76), AvLOS 4,70 koordinat titik bantu (0;4,70), TOI 2,83 koordinat titik bantu (2,83;0), dan BTO 12,2 untuk koordinat titik bantu (0;7,54);(7,54;0). 4. Analisis Grafik Barber Johnson di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012 Tabel 5 Titik Pertemuan Empat Parameter Dalam Di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012 Periode Bangsal Analisis Triwulan I Cempaka I Cempaka II Triwulan II Cempaka I Cempaka II Triwulan III Cempaka I Cempaka II Cempaka I Cempaka II Berdasarkan tabel 5 efisiensi pelayanan rawat inap berdsarkan Grafik Barber Johnson di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2012 tersebut, dari keempat Triwulan di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur 63

yang memiliki titik pertemuan berada di dalam daerah efisiensi adalah di Bangsal Cempaka 1 pada Triwulan I, Triwulan IV dan yang berada diluar daerah efisiensi di Bangsal Cempaka 1 adalah Triwulan II, III untuk ke empat Triwulan di Bangsal Cempaka 2 berada di luar daerah efisiensi PEMBAHASAN 1. Sumber data sensus harian rawat inap di Rumah sakit Umum Daerah Sukoharjo berasal dari sensus harian dari bangsal cempaka 1 dan cempaka 2 kemudian di olah di unit rekam medis, Angka kunjungan pasien di unit pelayanan penyakit dalam di bangsal cempaka 1 dan Cempaka 2 tahun 2012 dengan biaya Umum Sebesar 1180 pasien, Askes PNS sebesar 223 pasien, kartu sehat 1341 pasien dan jamkesda 386 dan untuk unit pelayanan penyakit dalam di bangsal cempaka 1 dan cempaka 2 memiliki 62 tempat tidur yang terdapat dibangsal Cempaka 1 ada 22, Cempaka 2 ada 40 untuk kelas perawatan Bangsal Cempaka 1 untuk kelas 1, 2, dan 3 dan untuk bangsal cempaka 2 khusus untuk perawatan kelas 3. 2. Pada gambar 1 dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam pada Triwulan I diketahui bangsal Cempaka 1 Angka BOR sebesar 77,02 %, Angka AvLOS 4,15 hari, untuk nilai TOI 1,23 hari dan nilai BTO 16,86 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson pada Gambar 1 titik koordinat (1,23;4,15) menunjukkan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak didalam daerah efisiensi karena nilai BOR memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 75-85 %, nilai BOR yang memenuhi standar ideal berpengaruh pada TOI, karena semakin besar nilai BOR maka nilai TOI akan rendah, tetapi nilai BOR yang memenuhi standar ideal, nilai TOI pun memenuhi standar ideal 1-3 hari, nilai AvLOS telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, garis BTO sudah memasuki daerah efisiensi, nilai BTO telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun dan untuk bangsal Cempaka 2 angka BOR 60,71 %, Angka AvLOS 4,46 hari, untuk nilai TOI 2,88 hari dan nilai BTO 12,37 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson Gambar 1 titik koordinat (2,88;4,46) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal, standar ideal BOR menurut Barber Johnson yakni 75-85 %. Karena semakin rendah nilai BOR semakin tinggi nilai TOI, standar ideal nilai TOI 1-3 hari, dan untuk nilai AvLOS telah telah sesuai standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, untuk nilai BTO standar ideal menurut Barber Johnson kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun. Pada gambar 2 dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam pada Triwulan II diketahui bangsal Cempaka 1 Angka BOR sebesar 65,83 %, Angka AvLOS 4,05 hari, untuk nilai TOI 2,10 hari dan nilai BTO 14,77 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson pada Gambar 4.2 titik koordinat (2,10;4,05) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 75-85 %, untuk nilai TOI telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson 1-3 hari, nilai AvLOS telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, nilai BTO telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun dan untuk bangsal Cempaka 2 angka BOR 45,90 %, Angka AvLOS 3,75 hari, untuk nilai TOI 4,42 hari dan nilai BTO 11,12 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson Gambar 2 titik koordinat (4,42;3,75) menunjukan bahwa titik pertemuan 64 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014

empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal, standar ideal BOR menurut Barber Johnson yakni 75-85 %, untuk nilai TOI melebihi standar ideal, standar ideal menurut Barber Johnson nilai TOI 1-3 hari, dan untuk nilai AvLOS telah sesuai standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, untuk nilai BTO standar ideal menurut Barber Johnson kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun. Pada gambar 3 dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam pada Triwulan III diketahui bangsal Cempaka 1 Angka BOR sebesar 65,46 %, Angka AvLOS 4,41 hari, untuk nilai TOI 2,37 hari dan nilai BTO 13,63 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson pada Gambar 3 titik koordinat (2,37;4,41) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 75-85 %, untuk nilai TOI telah memenuhi standar ideal, menurut Barber Johnson standar ideal yakni 1-3 hari, nilai AvLOS telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, nilai BTO telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun dan untuk bangsal Cempaka 2 angka BOR 46,22 %, Angka AvLOS 4,28 hari, untuk nilai TOI 4,98 hari dan nilai BTO 9,92 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson Gambar 3 titik koordinat (4,98;4,28) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal, standar ideal BOR menurut Barber Johnson yakni 75-85 %, nilai AvLOS telah sesuai standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, untuk nilai TOI melebihi standar ideal, standar ideal nilai TOI menurut Barber Johnson yakni 1-3 hari dan untuk nilai BTO standar ideal menurut Barber Johnson kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun Pada gambar 4 dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam pada Triwulan IV diketahui bangsal Cempaka 1 Angka BOR sebesar 75,29 %, Angka AvLOS 4,74 hari, untuk nilai TOI 1,55 hari dan nilai BTO 14,59 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson pada Gambar 4.4 titik koordinat (1,55;4,74) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak didalam daerah efisiensi karena nilai BOR memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 75-85 %, nilai BOR yang memenuhi standar ideal berpengaruh pada TOI, karena semakin besar nilai BOR maka nilai TOI akan rendah, tetapi nilai BOR yang memenuhi standar ideal, nilai TOI pun memenuhi standar ideal 1-3 hari, nilai AvLOS telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, garis BTO sudah memasuki daerah efisiensi, nilai BTO telah memenuhi standar ideal menurut Barber Johnson yakni kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun dan untuk bangsal Cempaka 2 angka BOR 62,44 %, Angka AvLOS 4,70 hari, untuk nilai TOI 2,83 hari dan nilai BTO 12,2 kali, dilihat dari Grafik Barber Johnson Gambar 4 titik koordinat (2,83;4,70) menunjukan bahwa titik pertemuan empat parameter terletak diluar daerah efisiensi karena nilai BOR belum memenuhi standar ideal, standar ideal BOR menurut Barber Johnson yakni 75-85 %. TOI telah memenuhi standar ideal, standar ideal nilai TOI 1-3 hari, dan untuk nilai AvLOS telah telah sesuai standar ideal menurut Barber Johnson yakni 3-12 hari, untuk nilai BTO standar ideal menurut Barber Johnson kunjungan minimal 30 kali dalam periode satu tahun. 3. Analisis Efisiensi pada gambar Triwulan I - IV dapat di ketahui di unit pelayanan penyakit dalam Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Untuk nilai Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur 65

BOR secara statistik semakin tinggi nilai BOR maka semakin tinggi pula penggunaan Tempat tidur yang ada untuk perawatan pasien. Namun semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya pasien bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat. Pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi justru menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai BOR maka semakin sedikit tempat tidur yang digunakan pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang telah tersedia. Dengan kata lain, penggunaan tempat tidur yang rendah menyebabkan kesulitan pada aspek pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. (Sudra, 2010) Nilai AvLOS secara Aspek medis, semakin panjang nilai AvLOS maka bisa menunjukkan kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama. Aspek ekonomis, semakin panjang nilai AvLOS berarti semakin tinggi biaya yang nantinya yang harus dibayar oleh pasien, jadi perlu adanya keseimbangan antara sudut pandang medis dan ekonomis untuk menentukan nilai AvLOS yang ideal. (Sudra, 2010) Untuk nilai TOI, semakin besar nilai TOI berarti semakin lama hari dimana tempat tidur kosong yakni tidak digunakan oleh pasien. Hal ini membuat tempat tidur semakin tidak produktif, kondisi ini tentu tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit. Dan semakin kecil angka TOI, berarti semakin singkat saat tempat tidur akan digunakan pasien berikutnya. Hal ini menyebabkan tempat tidur sangat produktif, sehingga bisa menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit, tapi bisa merugikan dikarenakan tempat tidur belum disiapkan secara baik. Akibatnya kejadian infeksi nosokomial mungkin bisa meningkat dan beban kerja tim medis meningkat, sehingga kepuasan dan keselamatan pasien terancam. (Sudra, 2010) Untuk nilai BTO, semakin tinggi angka BTO berarti periode penggunaan tempat tidur yang tersedia digunakan oleh banyak pasien secara bergantian. Hal ini merupakan kondisi yang menguntungkan bagi pihak rumah sakit, karena Tempat Tidur yang tesedia aktif menghasilkan pemasukan. Namun, semakin rendah angka BTO berarti periode penggunaan Tempat Tidur yang tersedia digunakan oleh sedikit pasien secara bergantian. Hal ini merupakan kondisi yang merugikan bagi pihak rumah sakit, karena Tempat Tidur yang tesedia kurang aktif menghasilkan pemasukan. (Sudra, 2010) 4. Analisis tingkat efisiensi pelayanan rawat inap melalui grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo pada bangsal Cempaka 1 Triwulan I dan Triwulan IV berada di dalam daerah efisiensi dan Triwulan II, III di Bangsal Cempaka 1 berada luar daerah efisiensi sebab BOR terlalu rendah, dan untuk bangsal Cempaka 1 ini merupakan bangsal penyakit dalam kelas 1, 2, 3 dengan kapasitas 22 tempat tidur, bangsal ini untuk pasien penyakit dalam dengan jenis pelayanan pasien Askes, Umum, jamkesmas, jamkesda dan untuk bangsal Cempaka 2 Triwulan I - IV berada di luar daerah efisiensi disebabkan nilai BOR yang terlalu rendah yaitu berkisar antara 45,90% - 62,44%, dikarenakan pada bangsal cempaka 2 ini merupakan bangsal penyakit dalam kelas 3 dengan kapasitas 40 tempat tidur, bangsal ini untuk pasien penyakit dalam dengan jenis pelayanan pasien umum, jamkesmas, jamkesda, jampersal. Untuk memperbaiki itu perlu kebijakan dari pihak Rumah Sakit untuk menambah atau merelokasi tempat tidur pada Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2. 66 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014

SIMPULAN 1. Data kunjungan rawat inap di unit pelayanan penyakit dalam di bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo tahun 2012 sebagai berikut: a. Bangsal Cempaka I Triwulan Hidup Mati Triwulan I 1542 1828 353 13 22 Triwulan II 1318 1650 316 9 22 Triwulan III 1325 1469 286 14 22 1524 1787 314 7 22 a. Bangsal Cempaka II Triwulan Hidup Mati Triwulan I 2210 2714 481 14 40 Triwulan II 1671 2077 423 22 40 Triwulan III 1701 2075 367 30 40 2298 2764 455 33 40 2. Empat Parameter Grafik Barber Johnson BOR, AvLOS, TOI, dan BTO di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo tahun 2012 sebagai berikut: Bangsal Cempaka I Cempaka II BOR (hari) TOI (hari) BTO (kali) 77,02 4,15 1,23 16,86 65,83 4,05 2,10 14,77 65,46 4,41 2,37 13,63 75,29 4,74 1,55 14,59 60,71 4,46 2,88 12,37 45,90 3,75 4,42 11,12 46,22 4,28 4,98 9,92 62,44 4,70 2,83 12,2 3. Koordinat titik bantu empat parameter Grafik Barber Johnson di Unit Pelayanan Penyakit Dalam di Bangsal Cempaka 1 dan Cempaka 2 di Rumah Sakit Uumum Daerah Sukoharjo tahun 2012: Bangsal Cempaka I Cempaka II Titik Koordinat BOR TOI BTO (7,70;2,3) (0;4,15) (1,23;0) (5,39;5,39) (6,58;3,42) (0;4,05) (2,10;0) (6,16;6,16) (6,54;3,46) (0;4,41) (2,37;0) (6,74;6,74) (7,52;2,48) (0;4,74) (1,55;0) (6,30;6,30) (6,07;3,93) (0;4,46) (2,88;0) (7,35;7,35) (4,59;5,41) (0;3,75) (4,42;0) (8,18;8,18) (4,62;5,38) (0;4,28) (4,98;0) (9,27;9,27) (6,24;3,76) (0;4,70) (2,83;0) (7,54;7,54) DAFTAR PUSTAKA Chandra, B. 1995.Pengantar Administrasi Kesehatan, cetakan I, Palembang. Depkes RI. 1991. Buku Pedoman Pencatatan Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Hal. 3 4 2004.Undang UndangNo.29 Tahun 2004. Tentang Rumah Sakit. Jakarta. DepKes RI. 2006.Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia, Revisi II. Jakarta: Depkes RI. Hal 13 68 2008.PerMenKes.No. 269/MenKes/Per/ III/2008.Tentang Rekam Medis, Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Jakarta: DepKes RI. hal. 2 Ery R. 2010. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal 56 58 Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur 67

Huffman EK. 1992. Health Information Management. Phisichian Record Company Berwin Illionis, USA Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Hal 27 Sudra, 2010. Statistik Rumah Sakit (Dari Sensus Pasien Dan Grafik Barber Johnson Hingga Statistik Kematian dan Otopsi). Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 2 57 Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hal 124-125 Taufiqurohman, MA. 2003. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press 68 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014